Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Griselda Puspitasari Sumenang Lawo
Abstrak :
Masalah asupan gizi merupakan salah satu masalah kesehatan pada penerbang di Indonesia. Asupan gizi yang tidak seimbang dapat mengakibatkan berat badan yang meningkat dan dapat menimbulkan gangguan pada kesehatan yang ujungnya akan dapat menyebabkan penurunan kemampuan penerbang. Kelebihan berat badan mempunyai risiko penyakit kardiovaskular, sindroma metabolik dan penyakit degeneratif lainnya, serta dapat mempengaruhi kapasitas penerbang dalam menjalankan tugas terbangnya. Pada penelitian ini dikaji mengenai jumlah asupan nutrisi para penerbang sebelum dan selama melakukan tanggungjawabnya mengendalikan pesawat terbang. Penelitian ini dilakukan secara deskriptif dengan desain potong lintang. Sembilan puluh enam orang penerbang yang memenuhi kriteria inklusi telah diwawancara serta diminta mencatat jenis dan jumlah makanan yang dikonsurnsinya dalam 3 jam sebelum dan selama dalam penerbangan. Analisa asupan nutrisi dilakukan oleh tenaga ahli gizi untuk menghitung jumlah asupan kalori, karbo hidrat, protein dan lemak. Nilai median asupan kalori pra penerbangan 394,6 Kal (90,5 sampai 1378), selama penerbangan nilai median asupan kalori 357,7 Kal (25,8 sampai 1946,0). Asupan nutrisi penerbang sebelurn melakukan penerbangan dan selama penerbangan masih dalam batas kecukupan gizi bila dibandingkan dengan kebutuhan untuk sekali asupan. Uji kemaknaan statistik menghasilkan nilai p>0,05 untuk semua faktor penentu terhadap tingkat asupan kalori sebelurn dan selama penerbangan. Tidak ditemukan adanya perbedaan tingkat asupan gizi pra dan intra penerbangan menu rut faktor usia, tingkat pendidikan, status gizi, adanya risiko penyakit, dan kegiatan olahraga. Diketahui bahwa sering kali para penerbang tidak mengkonsumsi menu makanan yang disediakan oleh pihak perusahaan airline caterer. Hal ini menunjukkan bahwa jenis menu inflight yang ada saat ini belum dapat diterima secara baik oleh para penerbang. ......Nutrient intake is one of the issues for pilots' health problem in Indonesia. Unbalanced nutritional intake may result in increased body weight. This will lead to health problems and decrease their capabilities as aviators. Overweight will increase the risk of cardiovascular disease, metabolic syndrome and other degenerative diseases, furthermore it could affect the pilot's capacity in perfonning their duties. This research aims to study the preflight and inflight nutritional intake. This research is a descriptive study using cross-sectional design. Ninety six pilots were interviewed and asked to record types and amount of consumed food 3 hourrs before and during flight. Nutritional analysis was performed by nutritionist to calculate calory, carbohidrate, protein, and fat. Median of preflight calory intake was 394.6 Cal (90.5 to 1,278), while inflight calory intake was 357.7 cal (25.8 to 1,946) .The result shows that preflight intake and inflight intake of these pilots are still within the nutritional adequacy limit, compared to the one time need's intake. Statistical analysis show p>0.05 for relationship of all factors to preflight and inflight calory intake. There were no differences in levels of preflight and inflight nutrient intake when categorized by age, education level, nutritional status, potential risk of diseases, and sport activities. It is known that often the pilots do not consume the food provided by the Airline 's caterer. It means that the current available inflight menu is not yet well received by aviators.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2018
T57602
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ellvina Kandiawan
Abstrak :
Proses pengadaan bahan baku makanan merupakan salah satu proses vital dalam industri inflight catering. Seiring dengan peningkatan permintaan akan inflight meals, perusahaan dihadapkan pada tantangan untuk mengoptimalkan proses pengadaan bahan baku makanan. Salah satu cara untuk mengoptimalkan proses pengadaan bahan baku makanan adalah dengan merekayasa ulang proses bisnis. Rekayasa ulang proses bisnis dilakukan dengan pemetaan proses bisnis dan mengidentifikasi akar permasalahan. Permasalahan pada proses pengadaan bahan baku tersebut kemudian diselesaikan dengan merancang proses baru, meningkatkan sistem informasi perusahaan, dan menerapkan strategi perbaikan. Untuk memprediksi hasil dari rekayasa ulang tersebut, dibangun sebuah model simulasi menggunakan Oracle BPM. Dengan menggunakan pengukuran kinerja waktu, hasil simulasi dalam penelitian tersebut menunjukkan penurunan waktu proses pengadaan bahan baku makanan yang dramatis.
Food raw material procurement process is one of vital processes in inflight catering industry. Along with the growing number of customers and the demand for inflight meals, companies are faced with the challenge of optimizing the raw material procuring process. One way to optimize the food raw material procurement process is by reengineering the business processes. Business process reengineering is done by mapping business processes and identifying the root problems. Problems in the food raw material procurement are then solved by designing new processes; improving enterprise information systems; and implementing improvement strategies. To predict the outcome of this reengineering, a simulation model using Oracle BPM is built. By using the time performance measurement, the simulation results in the study showed a dramatic decrease in the food raw material procurement lead time.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S54113
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Robinsar Zevanya
Abstrak :
ABSTRACT
Dalam industri penerbangan, pelayanan perlu diukur secara terus-menerus untuk mengetahui adanya kenaikan atau penurunan kualitas, terlebih pelayanan pada saat penerbangan berlangsung inflight service di mana pelayanan ini cenderung menjadi penilaian pelanggan terhadap keseluruhan kualitas pelayanan sebuah maskapai. Tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan pengaruh antara inflight service quality terhadap loyalitas pelanggan melalui kepuasan pelanggan. Penelitian kuantitatif ini dilakukan dengan survei terhadap 162 responden yang telah menggunakan jasa Garuda Indonesia sebanyak minimal dua kali dalam kurun waktu enam bulan terakhir, sedangkan hasil survei diolah dengan menggunakan teknik analisis jalur. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh antara inflight service quality terhadap loyalitas pelanggan baik secara langsung maupun tidak langsung melalui kepuasan pelanggan dengan tingkat signifikansi yang berbeda.
ABSTRACT
In the aviation industry, service needs to be measured by the airline continuously to know if there is an increase or decrease in terms of quality, moreover the service during a flight inflight service because this kind of service tends to be the customer rsquo s evaluation for the airline rsquo s overall service. The purpose of this research is to explain the impact between inflight service quality towards customer loyalty. This qualitative research is conducted by doing a survey to 162 respondents which has flown with Garuda Indonesia at least twice in the last six months, while the result from the survey is processed by using path analysis. The result shows that inflight service quality has a direct impact towards customer loyalty and indirect impact as well through customer satisfaction with different level of signification.
2017
S69756
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Raissa Salsabilla
Abstrak :

Skripsi ini membahas tentang pelaksanaan upaya pencegahan kejahatan terhadap pencurian barang inflight service milik PT X. Penelitian ini merupakan hasil dari studi kasus terhadap tindak pencurian barang inflight service milik PT X oleh pegawai perusahaan. PT X merupakan maskapai penerbangan termuka di Indonesia yang memberikan layanan penumpang melalui penyediaan barang inflight service. Fenomena tindak pencurian oleh pegawai terhadap barang inflight service mengindikasikan bahwa terdapat kelalaian dalam pelaksanaan upaya pencegahan kejahatan oleh aktor pencegah. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif melalui teknik wawancara mendalam kepada anggota Unit Corporate Security PT X dan Divisi Security PT W selaku anak perusahaan di bidang pengelolaan barang inflight service. Selain itu, dilakukan observasi langsung dan pengumpulan data sekunder. Analisis data menggunakan pendekatan pencegahan kejahatan situasional oleh Clarke, serta modifikasinya pada kejahatan kerah putih oleh Benson dan Madensen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat kelemahan dalam upaya pencegahan kejahatan yang sudah dilaksanakan oleh PT X. Hasil penelitian menekankan pada rekomendasi strategi pencegahan kejahatan yang lebih baik, serta meningkatkan kinerja dari aktor pencegah dengan harapan bahwa pencurian barang inflight service milik PT X dapat dicegah di kemudian hari.

 


This thesis discusses the crime prevention strategies against theft of PT X's inflight service goods. This research is the result of a case study of employee theft involving inflight service goods owned by PT X. PT X is the leading airline in Indonesia which provides passenger services through the use of inflight service goods. By the occurrence of employee theft involving inflight service goods, there definitely is negligence in the implementation of crime prevention measures by crime-preventing actors. This study uses qualitative approach with in-depth interview technique, the interviews were held towards staffs of the Corporate Security Unit from PT X and the Security Division from PT W as the company’s subsidiary regarding inflight services goods management. In addition, direct observation and secondary data were also carried out. The data analysis used Clarke's situational crime prevention approach, as well as modifications by Benson and Madensen incorporating elements of white-collar crime. The results showed that there were several weaknesses in the crime prevention measures that had been implemented by PT X. Thus, recommendations for crime prevention strategies are given to better and improve the performance of crime-prevention actors, with the hope that the theft of PT X's inflight service goods can be prevented in the future.

 

Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia , 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andisti Sekar Pramesti
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran penerapan HACCP dan higiene sanitasi makanan pada pengolahan makanan di PT. Aerofood Indonesia Bandara Soekarno Hatta Tangerang, Banten tahun 2017. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif untuk mengetahui gambaran penerapan HACCP, dan metode kuantitatif dengan desain studi cross sectional untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan praktik higiene sanitasi makanan. Data penelitian didapatkan dengan melakukan observasi pengolahan makanan, telaah dokumen, wawancara mendalam, dan pengisian kuesioner. Informan penelitian ini adalah 5 orang pegawai dari departemen QHSE dan Production, sedangkan responden dari penelitian ini adalah 90 orang staff pengolahan makanan di PT. Aerofood Indonesia bagian production. Hasil penelitian menunjukkan PT Aerofood Indonesia sudah menerapkan sistem HACCP dengan baik, namun perlu dilakukan perbaikan pada proses pengawasan, verifikasi, pemorsian, dan diagram alir. Selain itu, perlu juga ditambahkan informasi pada CCP pemasakan, di mana tidak ada ketentuan mengenai durasi pemasakan. Hasil penelitian juga menunjukkan adanya hubungan antara pengetahuan dan praktik higiene sanitasi makanan X2 hitung > X2 tabel . Namun, tingkat hubungan antara pengetahuan dan praktik higiene sanitasi makanan termasuk pada kategori rendah R=0.379. ......This study aims to determine the overview of the application of HACCP and food hygiene sanitation on food processing at PT. Aerofood Indonesia Soekarno Hatta Airport Tangerang, Banten in 2017. This research uses descriptive qualitative method to discover the overview of HACCP application, and quantitative method with cross sectional study design to find out the association of knowledge and practice of food hygiene sanitation. Research data was obtained by observation of food processing, document review, in depth interview, and filling questionnaire. Informant of this research is 5 employees from QHSE department Production department, while respondents from this research is 90 food processing staffs at PT. Aerofood Indonesia in the production section. The results showed PT. Aerofood Indonesia has implemented HACCP system well, but it still needs improvements on the monitoring process, verification, portioning, and flowchart. In addition, it is also necessary to add information on the CCP for cooking, where there is no provision of cooking duration. The results also indicate a relationship between knowledge and practice of food hygiene sanitation X2 count X2 table. However, the level of relationship between knowledge and practice of food hygiene sanitation included in the low category R 0.379.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
S69131
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rafi Muhammad Akbar
Abstrak :
Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) merupakan metode yang dapat menstrukturisasi permasalahan yang bersifat multikriteria dan mengevaluasi beberapa alternatif untuk dipilih melalui pembentukan hierarki dan penilaian perbandingan berpasangan. Akan tetapi, kelemahan metode AHP dalam memperhitungkan faktor ketidaktepatan dari penilaian yang diberikan menyebabkan metode AHP perlu dilengkapi dengan pendekatan fuzzy atau dikenal dengan Fuzzy AHP. Metode Technique Order of Preference Similarity to Ideal Solution (TOPSIS) merupakan metode pemeringkat dan pemilihan alternatif berdasarkan jarak terdekat dengan solusi ideal positif dan jarak terjauh dengan solusi ideal negatif. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan kriteria beserta bobot kriteria yang digunakan untuk mengevaluasi pemasok dan menentukan pemasok yang terbaik bagi perusahaan inflight catering services di Indonesia. Metode Fuzzy AHP digunakan dalam pembobotan kriteria dan subkriteria evaluasi sedangkan metode TOPSIS digunakan dalam pembuatan peringkat alternatif pemasok. Terdapat tiga barang yang menjadi fokus penelitian yaitu Aluminium Mealdish, Paper Cup, dan Headrest Cover Turquoise. Berdasarkan hasil perhitungan Fuzzy AHP, kriteria harga merupakan kriteria dengan bobot terbesar yaitu 0,348, dilanjutkan dengan kriteria kualitas (0,260), pelayanan (0,209), relationship (0,116), dan manajemen perusahaan pemasok (0,067). Berdasarkan hasil perhitungan TOPSIS, untuk barang Aluminium Mealdish, pemasok AM2 menjadi peringkat pertama dengan nilai CCi sebesar 0,729 dilanjutkan dengan AM3 (0,425) dan AM1 (0,337). Untuk barang Paper Cup, pemasok PC1 menjadi peringkat pertama dengan nilai CCi sebesar 0,880 dilanjutkan dengan PC2 (0,374) dan PC3 (0,219). Untuk barang Headrest Cover Turquoise, pemasok HC2 menjadi peringkat pertama dengan nilai CCi sebesar 0,703 dilanjutkan dengan HC3 (0,613) dan HC1 (0,120). ...... The Analytical Hierarchy Process (AHP) method is a method that can structure multi-criteria problems and evaluate several alternatives to choose from through the formation of a hierarchy and pairwise comparison assessment. However, the weakness of the AHP method in calculating the impreciseness factor of the given assessment causes the AHP method to be equipped with a fuzzy approach or known as Fuzzy AHP. The Technique Order of Preference Similarity to Ideal Solution (TOPSIS) method is a ranking method and alternative selection based on the closest distance to a positive ideal solution and the farthest distance from a negative ideal solution. This study aims to obtain the criteria and the weight of the criteria used to evaluate suppliers and determine the best suppliers for in-flight catering services company in Indonesia. The Fuzzy AHP method is used in weighting the evaluation criteria and sub-criteria, while the TOPSIS method is used in ranking alternative suppliers. There are three items that are the focus of research, namely Aluminium Mealdish, Paper Cup, and Headrest Cover Turquoise. Based on the results of Fuzzy AHP calculations, the price criterion is the criterion with the largest weight, namely 0.348, followed by the quality criteria (0.260), service (0.209), relationship (0.116), and supplier company management (0.067). Based on the results of TOPSIS calculations, for Aluminium Mealdish, the supplier of AM2 is ranked first with a CCi value of 0.729 followed by AM3 (0.425) and AM1 (0.337). For Paper Cup, supplier PC1 ranks first with a CCi value of 0.880 followed by PC2 (0.374) and PC3 (0.219). For Headrest Cover Turquoise, the supplier of HC2 was ranked first with a CCi value of 0.703 followed by HC3 (0.613) and HC1 (0.120).
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library