Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dony Hermanto
Abstrak :
Latar belakang: Inflamasi pada kolon atau kolitis ulseratif KU adalah penyakit inflamasi pada lapisan mukosa kolon dan salah satu sub tipe penyakit inflammatory bowel diasease. Berbagai efek samping obat kolitis menyebabkan penggunaan tanaman obat sebagai terapi alternatif. Ekstrak kulit buah delima telah digunakan pada pengobatan nyeri dan inflamasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek antiinflamasi ekstrak etanol kulit buah delima pada kolon mencit melalui jalur inflamasi dengan menekan ekspresi inducible nitric oxide synthase iNOS dan siklooksigenase-2 COX-2 pada kolon mencit model inflamasi kronis yang diinduksi dextran sodium sulfate DSS. Metode: Tiga puluh mencit Swiss Webster dibagi menjadi 6 kelompok yaitu kelompok normal, kelompok aspirin ASP, kelompok asam elagat murni ELG, kelompok kontrol negatif, kelompok mencit yang diberi ekstrak kulit buah delima 240 mg/kgBB per hari. DOSIS-1 dan 480 mg/kgBB per hari DOSIS-2. Kecuali kelompok normal, semua kelompok diberikan DSS 2 selama 3 siklus setiap siklus dalam setiap kelompok diberikan DSS 2 dalam air minum selama 7 hari, kemudian 7 hari dengan air minum biasa. Pada akhir percobaan, sampel usus dicuci dengan air kemudian difiksasi dengan buffered neutral formalin BNF 10 dan dilakukan proses penamanan jaringan kolon pada medium parafin untuk keperluan analisis histologi. Hasil: DOSIS-1 dan DOSIS-2 secara signifikan P. ......Background: Inflammatory disease occurs in the mucosal of colon or ulcerative colitis UC is one of sub types of inflammatory bowel disease. The numerous of drug side effects for treatment of colitis give rise to using medicinal herbs as alternative therapies. Pomegranate peel extract has been used for treatment of pain and inflammatory conditions. This study aimed to investigate the antiinflammatory effects of pomegranate peel ethanol extract on mice colon through inflammation pathway which suppress of the expression of inducible nitric oxide synthase iNOS and cyclooxygenase 2 COX 2 in mice model of chronic inflammation induced by dextran sodium sulfate DSS. Methods: Thirty Swiss Webster mice divided randomly into 6 groups normal, aspirin group ASP, pure ellagic acid group ELG, negative control, pomegranate peel ethanol extract 240 mg kg body weight per day DOSIS 1 and 480 mg kg body weight per day DOSIS 2. All groups were given DSS 2 over 3 cycles except normal group where each cycle in the DSS group consisted of 2 DSS in drinking water for 7 days, followed by a 7 day interval with normal drinking water. At the end of the experiment, colon samples were washed with water then buffered neutral formalin BNF 10 fixed and paraffin embedded for histological analysis. Result: DOSIS 1 and DOSIS 2 were significantly reduced inflammation score in colon mice induced by DSS P
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Habiburrahman
Abstrak :
Latar Belakang: Inflamasi usus halus (enteritis) memiliki etiologi infeksi atau non infeksi. Salah satu etiologi enteritis kronis non infeksi adalah inflamasi akibat penyakit Chron (PC) sebagai salah satu subtipe dari Inflammatory Bowel Disease (IBD) yang secara klinis dapat menyerang 0,5-4% dari semua pasien PC. Saat ini, pilihan terapi standar enteritis akibat IBD adalah 5-ASA dan kortikosteroid yang memiliki keterbatasan akibat efek samping yang ditimbulkan. Sementara itu, diketahui potensi terapeutik ekstrak etanol kulit buah delima yang menunjukkan efek antiinflamasi pada sejumlah penyakit kronis. Tujuan: Untuk mengetahui efek hambatan inflamasi ekstrak etanol kulit buah delima terhadap enteritis kronis yang diinduksi Dextran Sodium Sulfate (DSS) melalui analisis histopatologi sembilan parameter inflamasi usus halus dengan pewarnaan hematoksilin eosin (HE). Metode: Dua puluh lima mencit Swiss-Webster terbagi dalam 5 kelompok, yaitu kelompok normal (KN), kelompok kontrol positif asam elagat murni (ELG), kelompok kontrol negatif (DSS), kelompok mencit yang menerima ekstrak etanol kulit buah delima dosis 240 mg/kgBB per hari (DOSIS-1), dan kelompok mencit yang menerima ekstrak etanol kulit buah delima dosis 480 mg/kgBB per hari (DOSIS-2). Semua mencit menerima DSS 2% (3 gram per hari) selama 3 siklus (satu siklus mencit meminum DSS 2%  selama 7 hari, dilanjutkan minum air biasa selama 7 hari berikutnya). Di akhir percobaan, sampel usus halus dicuci dengan air dan difiksasi menggunakan buffered neutral formalin (BNF) 10%. Selanjutnya jaringan usus halus ditanam pada medium parafin untuk analisis histopatologi dengan pewarnaan HE. Hasil: Dibandingkan kontrol normal, pemberian DSS 2% menunjukkan adanya inflamasi usus halus mencit berupa peningkatan signifikan empat parameter inflamasi yakni peningkatan hiperplasia epitel usus halus, angiogenesis, fokus perdarahan (p < 0,05), dan sel Goblet (p < 0,01). Efek DSS 2% pada lima parameter inflamasi lainnya tidak signifikan (p > 0,05) dibandingkan kontrol normal, tetapi mampu menunjukkan peningkatan pada parameter jumlah infiltrasi sel inflamatorik villi, sel migratorik di ruang antar kriptus Liberkuhn, fokus nekrosis dan/atau erosi mukosa, villi menumpul, dan gambaran mitosis di kriptus Liberkuhn. Dibandingkan kontrol negatif, ekstrak etanol kulit buah delima dosis 240 mg/kgBB atau 480 mg/kgBB, keduanya mampu memberikan efek antiinflamasi secara signifikan (p < 0,05) pada tiga parameter, dengan menurunkan jumlah hiperplasia epitel (935,80 ± 326,60 VS 413,80 ± 244,55 dan 410,20 ± 69,98); sel Goblet (148,00 ± 60,62 VS 92,00 ± 30,42 dan 78,40 ±  24,03); dan fokus perdarahan (21,00 (15,00-22,00) VS 12,00 (2,00-18,00) dan 9,00 (7,00-18,00). Sementara itu, hanya pemberian dosis 480 mg/kgBB yang mampu menurunkan parameter angiogenesis secara signifikan (32,60 ± 26,54 VS 10,08 ± 8,47). Efek antiinflamasi ekstrak etanol kulit buah delima tidak bergantung pada peningkatan dosis. Sementara itu, baik DOSIS-1 maupun DOSIS-2 juga memberikan efek penurunan lima parameter inflamasi lainnya meskipun tidak signifikan (p > 0,05). Kesimpulan: Melalui analisis histopatologi sembilan parameter peradangan, diketahui DSS 2% dapat menginduksi inflamasi ringan usus halus. Adapun pemberian ekstrak etanol kulit buah delima menunjukkan efektivitas hambatan enteritis kronis model IBD yang diinduksi DSS 2% pada parameter peningkatan hiperplasia epitel, sel Goblet, angiogenesis, dan fokus perdarahan. ......Background: Small intestine inflammation (enteritis) has an etiology of infection or non-infection. One of non-infectious chronic enteritis is inflammation due to Chron's disease (CD) as a subtype of Inflammatory Bowel Disease (IBD). At present, the standard treatment option for enteritis due to IBD is 5-ASA and corticosteroids which have limitations due to side effects. Meanwhile, it is known the therapeutic potential of pomegranate peel extract which shows anti-inflammatory effects on a number of chronic diseases. Objective: To determine the inflammatory inhibitory effect of pomegranate peel extract on chronic enteritis induced by Dextran Sodium Sulfate (DSS) through histopathological analysis of nine inflammatory parameters of the small intestine. Methods: Twenty-five Swiss-Webster mice were divided into 5 groups, namely the normal group (KN), the positive control group which receiving pure ellagic acid (ELG), the negative control group (DSS), the mice group receiving pomegranate peel ethanol extract dose of 240 mg/kg.bw/day (DOSIS-1), and the mice group receiving pomegranate peel ethanol extract dose of 480 mg/kg.bw/day (DOSIS-2). All mice received 2% DSS (3 g/day) for 3 cycles (one cycle of mice taking 2% DSS for 7 days, continued drinking plain water for the next 7 days). At the end of the experiment, the small intestine sample was washed with water and fixed using 10% buffered neutral formalin. Afterwards, the small intestine tissue was embedded on paraffin medium for histopathological analysis with hematoxylin eosin (HE) staining. Results: Administration of 2% DSS significantly improve four inflammatory parameters of the chronic enteritis. Compared to normal controls, administration of 2% DSS increased significantly four inflammatory parameters, namely increased epithelial hyperplasia, angiogenesis, focus of bleeding (p<0.05), and Goblet cells (p<0.01). The effect of 2% DSS on five other inflammatory parameters was not significant, but it was able to increase inflammatory cell infiltrations in villi, migratory cells in the space between Lieberkuhn crypts, focus of necrosis and/or mucosal erosion, villus blunting, and mitotic figures in Liberkuhn crypts (p>0.05) indicating mild small intestinal inflammation. Compared to negative controls, administration of pomegranate peel ethanol extract 240 mg/kg.bw or 480 mg/kg.bw was able to provide a significant anti-inflammatory effect (p<0.05) on three parameters, by reducing the number of epithelial hyperplasia (935.80 ± 326.60 VS 413.80 ± 244.55 and 410.20 ± 69.98); Goblet cells (148.00 ± 60.62 VS 92.00 ± 30.42 and 78.40 ± 24.03); and focus of bleeding (21.00 (15.00-22.00) VS 12.00 (2.00-18.00) and 9.00 (7.00-18.00). Meanwhile, only the dose of 480 mg/kgBB which is able to reduce angiogenesis parameters significantly (32.60 ± 26.54 VS 10.08 ± 8.47). The anti-inflammatory effect of pomegranate peel extract did not depend on increasing doses. Both of DOSIS-1 and DOSIS-2 of pomegranate peel ethanol extract also reduced the increase of five other inflammatory parameters, although not significant (p>0.05). Conclusion: Through histopathological analysis of nine inflammatory parameters, it is known that 2% DSS can induce mild small intestinal inflammation. Pomegranate peel ethanol extract show effectiveness in inhibiting chronic enteritis model IBD induced by 2% DSS on the parameters of increased epithelial hyperplasia, Goblet cells, angiogenesis, and focus of bleeding.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rifda Suryati
Abstrak :
Asma merupakan salah satu penyakit alergi respiratorik kronis paling sering ditemukan pada anak dan sampai saat ini masih menjadi masalah kesehatan utama di masyarakat. Prevalens asma pada anak bervariasi, di Amerika Serikat berkisar antara Penelitian di beberapa kota di Indonesia yang dilakukan antara tahun 1991-2002 mendapatkan prevalens asma pada anak berkisar antara 347,4%. Berbagai penelitian asma pada anak memperlihatkan suatu pola yang berkesinambungan antara proses sensitisasi terhadap alergen dengan perkembangan dari perjalanan penyakit alergi yang dikenal dengan allergic march. Allergic march secara klinis berawal sebagai alergi kulit (dermatitis atopi) dan selanjutnya dengan bertambah usia menjadi alergi saluran napas (asma dan rinitis alergi). Dermatitis atopi (DA) merupakan suatu penyakit inflamasi kulit yang paling umum ditemui pada anak dan manifestasi penyakit ini sering terlihat pada masa bayi. Prognosis DA biasanya baik tetapi penyakit ini merupakan salah satu risiko untuk menderita asma. Penelitian Cafarelli, dkk menemukan riwayat DA pada anak dengan asma sebesar 38% dan penelitian oleh Zimmerman, dkk 42,2%. Sepanjang pengetahuan penulis, prevalens riwayat dermatitis atopi pada anak dengan asma di Indonesia belum pemah diteliti maka penelitian ini dilakukan dengan tujuan mengetahui prevalensi riwayat dermatitis atopi pada anak dengan asma dan karakteristik pasien.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2005
T21357
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library