Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Arinto Bono Adji Hardjosworo
"ABSTRAK
Objektif: infark miokard perioperatif merupakan salah satu komplikasi pada CABG. Prediksi untuk terjadinya komplikasi tersebut dan deteksi dini pada fase paska operasi sangat penting dilakukan untuk menurunkan tingkat morbiditas dan mortalitas. Penelitian kaii ini dilakukan untuk mencari Faktor-faktor predisposisi terjadinya infark miokard perioperatif serta peran troponin T sebagai biomarker prediktor dan deteksi dini komplikasi tersebut.
Metoda: empat puluh enam pasien yang akan menjalani CABG saja dan untuk pertama kali secara elektif diobservasi secara prospektif. Data faktor predisposisi, faktor intraoperasi dan paska operasi pada periode perioperatif dicatat. Diagnosis infark perioperatif ditegakkan berdasarkan EKG dan nilai CK-MB. Nilai troponin T diambil pada 24 jam preoperasi, 1 dan 6 jam setelah total revaskularisasi.
Hasil : enam pasien (13%) teridentifikasi mengalami infark. perioperatif. Mortalitas terjadi pada 1 orang (2,1%) yaitu pada kelompok infark. Faktor preoperasi yang mempunyai hubungan bermakna untuk terjadinya infark adalah EuroSCORE dan angina tidak stabil. Pada fase intraoperasi, faktor yang teridentifikasi bermakna adalah konversi OPCAB ke on pump karena gangguan hernodinamik dan adanya gangguan hemodinamik signifikan preinsisi. Walaupun kurang bermakna, teknik CABG on pump memiliki prosentase infark yang lebih tinggi (19%) dibandingkan dengan teknik OPCAB (7%). Pada CABG on pump, penggunaan CPB, klem silang aorta, waktu iskemia lebih lama pada kelompok infark dan kardioplegia juga lebih sering diberikan. Morbiditas berupa penambahan lama waktu intubasi (p=0,009) dan lama penggunaan inotropik juga terjadi pada kelompok infark (61 jam) dibandingkan non infark (15 jam). Troponin T pada infark sudah berbeda secara bermakna 6 jam setelah revaskularisasi dengan nilai rerata 1 ng/ml (p=0,002). Nilai troponin T preoperatif juga sudah berbeda preoperasi antara kelompok infark dan non infark (0,01 vs 0,02 ng/ml) walaupun secara statistik kurang bermakna. Kenaikkan troponin T juga berkorelasi positif dengan lama pemakaian inatropik, lama intubasi, dan kadar CK-MB paska operasi.
Kesimpulan: infark miokard perioperatif meningkatkan angka mortalitas dan morbiditas pada fase perioperatif. Empat faktor teridentifikasi sebagai faktor resiko. Trapanin T mampu mengidentifikasi terjadinya infark perioperatif 6 jam paska operasi dengan nilai 1 ng/ml. Terdapat kemungkinan untuk memprediksi resiko terjadinya infark perioperatif dengan pemeriksaan troponin T preaperasi apabila terjadi kenaikkan di alas 0,02 ng/ml."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2006
T21187
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Regita Indah Tiyasningrum
"Sindrom koroner akut adalah kegawatan sirkulasi yang disebabkan oleh penurunan suplai oksigen di arteri koroner yang dapat menyebabkan infark miokard. Laporan kasus ini bertujuan untuk menganalisis asuhan keperawatan dengan metode case study dan intervensi limb-raising. Perawatan dilakukan selama 3 hari di ICU pada Tn S (61 tahun) dengan diagnosa medis perioperative MI-NSTEMI dengan post perawatan di ICU. Tatalaksana medis invasif diperlukan pada beberapa kasus SKA dengan risiko tinggi. Revaskularisasi dengan PCI merupakan salah satu yang paling popular. Masalah nyeri dan kenyaman merupakan salah satu masalah keperawatan utama pasien. Nyeri yang tidak ditangani dapat menyebabkan penurunan kualitas perawatan, mengganggu hemodinamik, dan bertambahnya hari rawat. Intervensi limb-raising dilakukan pada Tn S dengan memberikan elevasi 30ᵒ pada tangan area penusukan dan kompresi. Asuhan keperawatan dilakukan secara komprehensif. Hasil implementasi yang di dapatkan yakni beberapa hemodinamik selalu stabil seperti tekanan darah, frekuensi nadi, saturasi oksigen, dan suhu tubuh. Frekuensi napas pasien selama perawatan seringkali mengalami takipnea. Skala nyeri pasien selama perawatan diukur menggunakan NRS. Intervensi limb-raising berhasil menurunkan nyeri pada lokasi penusukan post PCI dari nyeri sedang (4/10) menjadi tidak ada nyeri (0/10), hal lainnya yang dievaluasi yakni tidak adanya pembengkakan dan pasien merasa lebih nyaman dengan metode yang digunakan. Diharapkan implementasi limb raising dapat dilakukan perawat pada lebih banyak pasien Post-PCI dan penelitian selanjutnya mampu mengembangkan intervensi keperawatan mandiri lainnya untuk mengatasi nyeri pada pasien di ICU.
Acute coronary syndrome is a circulatory emergency caused by decreased oxygen supply in the coronary arteries that can lead to myocardial infarction. This case report aims to analyze nursing care using the case study method and limb-raising intervention. Treatment was carried out for 3 days in the ICU for Mr. S (61 years old) with a perioperative medical diagnosis of MI-NSTEMI with post-treatment in the ICU. Invasive medical treatment is necessary in some high-risk ACS cases. Revascularization with PCI is one of the most popular. The problem of pain and comfort is one of the main nursing problems for patients. Untreated pain can reduce the quality of care, disrupt hemodynamics, and increase hospital days. The limb-raising intervention was carried out on Mr. S by providing an elevation of 30ᵒ to the hand in the stabbing and compression area. Nursing care is carried out comprehensively. The implementation results obtained were that several hemodynamics were always stable, such as blood pressure, pulse frequency, oxygen saturation, and body temperature. The patient's respiratory frequency during treatment often experiences tachypnea. The patient's pain scale during treatment was measured using NRS. The limb-raising intervention was successful in reducing pain at the post-PCI puncture site from moderate pain (4/10) to no pain (0/10), other things that were evaluated were the absence of swelling and the patient felt more comfortable with the method used. It is hoped that the implementation of limb raising can be carried out by nurses on more Post-PCI patients and that further research will be able to develop other independent nursing interventions to deal with pain in patients in the ICU."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library