Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sidig Handanu Widoyono
Abstrak :
Dalam rangka mempercepat penurunan angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB) di Indonesia, maka salah satu upaya pemerintah adalah menempatkan bidan di desa. Penempatan bidan di desa sampai dengan tahun 1999, di Kecamatan Nanga Pinoh sudah mencapai 85,7% dari 21 desa. Masuknya bidan di desa, menunjukkan adanya peningkatan cakupan pelayanan program kesehatan ibu dan anak (KIA) di Kecamatan Nanga Pinoh, kecuali cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan (31,2%), yang belum terdapat peningkatan yang berarti dikaitkan dengan jumlah bidan yang ditempatkan di desa. Pertolongan persalinan juga dilaksanakan oleh dukun bayi, dengan demikian pemanfaatan dukun bayi untuk menolong persalinan di Kecamatan Nanga Pinoh masih sangat besar. Dampak dari masih tingginya pemanfaatan pertolongan persalinan oleh dukun bayi di Kecamatan Nanga Pinoh adalah terjadinya dua kematian ibu, delapan kematian bayi lahir dan 12 kematian perinatal pada tahun 1999, yang sebagian besar ditolong oleh dukun bayi. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi mengenai karakteristik pelayanan persalinan oleh dukun bayi, yang menyebabkan pilihan persalinan kepada dukun bayi dan informasi tentang karakteristik pelayanan positip dari dukun bayi yang dapat diadopsi oleh bidan di desa dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan bidan di desa. Karakteristik pelayanan dukun bayi dilihat dari faktor biaya persalinan, kepercayaan, jarak tempuh, kemudahan mendapatkan pelayanan, kelengkapan pelayanan dan kekerabatan. Penelitian dilakukan di Kecamatan Nanga Pinoh, Kabupaten Sintang, Propinsi Kalimantan Baran Pelaksanaan pengumpulan data dimulai bulan September 2000 sampai Nopember 2000. Desain penelitian adalah kualitatif, dengan teknik wawancara mendalam dan diskusi kelompok terarah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat karakteristik pelayanan oleh dukun bayi yang menyebabkan pilihan persalinan cenderung kepada dukun bayi, baik di wilayah perdesaan maupun di perkotaan. Karakteristik tersebut adalah persepsi jarak ke dukun lebih dekat, lebih cepat dipanggil, tidak menolak, selalu siap di tempat dan pelayanan pasca persalinan antara lain memasak, mencuci dan mengurut ibu (ngangkil), serta pembayaran kepada dukun dapat dicicil atau ditunda. Pemilihan kepada dukun bayi juga didasari oleh kepercayaan yang tinggi, karena do'a (.selusuh), pengalaman dan faktor kebiasaan, serta pengaruh dari orang tua. Pada penelitian ini juga mengungkap beberapa kelemahan pelayanan persalinan oleh dukun bayi yaitu kebersihan, keamanan persalinan dan risiko keterlambatan rujukan, yang perlu segera dicarikan pemecahannya. Karakteristik pelayanan persalinan oleh bidan desa, yang membuat masyarakat cenderung tidak memilih bidan, antara lain bidan sering tidak ada di tempat, persepsi jarak ke rumah bidan lebih jauh, bidan yang kadang-kadang menolak, persepsi terhadap pembayaran biaya persalinan yang tidak dapat ditunda. Terdapat beberapa karakteristik positif pelayanan oleh dukun bayi, yang dapat diadopsi oleh bidan di desa antara lain cara pembayaran biaya persalinan yang dapat dicicil, pendekatan spiritual dan budaya, selalu siap ditempat dan tidak menolak, memperpanjang pelayanan pasca persalinan dan menciptakan empati dengan klien. Untuk itu disarankan agar membuat kebijakan lokal dengan musyawarah tentang biaya persalinan dan mekanisme kerja sama atau kemitran antara dukun dan bidan, di samping perlunya pembekalan kepada bidan di desa tentang ilmu komunikasi, ilmu sosial dan budaya serta situasi dan kondisi tempat kerja. Selain itu pembinaan, supervisi dan monitoring kepada bidan desa perlu dilakukan, di samping perlunya dilaksanakan pelatihan dan pembinaan dukun bayi, karena masih banyak ditemukan risiko pelayanan persalinan oleh dukun bayi.
Analysis on Choice of Delivery by Traditional Birth Attendants (TBAs) in Nanga Pinoh Sub District, Sintang District, West Kalimantan Province Year 1999To accelerate the decrease of mothers mortality rates (MMR) and infants mortality rates (IMR) in Indonesia, the government has commenced midwives placement program throughout villages in Indonesia. The placement of midwives until 1999, in Nanga Pinoh sub district, has reached to 85.7% of 21 villages. The existence of midwives in villages has increased the output of mother and children health service program in Nanga Pinoh sub district. However, it has not yet increased delivery assistance by health workers (31.2%) compared to the number of midwives available in the villages. Delivery assistance also took place with TBAs, therefore the use of TBAs delivery assistance in Nanga Pinoh sub district is still considerable. The outcome of delivery assistance by TBAs still considerable, there are two maternal mortality, eight infant mortality and twelve prenatal mortality, in Nanga Pinoh sub district, there was assistance by TBAs. This study was aimed at investigating characteristics of delivery assistance conducted by TBAs by which the choice of baby delivery by TBAs was made. It also focused on examining characteristics of positive service by TBAs that can be adopted by midwives in villages to improve midwives service quality. Characteristics of TBAs service were reduced from the cost of delivery, accountability, distance, accessibility to the service, type of service and rapport. This study was conducted in Nanga Pinoh sub district, Sintang district, West Kalimantan province. Data collection was commenced from September 2000 until November 2000. The study design was qualitative and employed in-depth interview and focus group discussion techniques. The study shows that there are same characteristics of service by TBAs that inclined to choice of delivery by TBAs, in rural and urban areas. Such characteristics are closer distance to the TBAs, immediate visit, no refusal, constant availability and post delivery assistance including preparing meals, washing clothes and massaging (ngangkil) as well as postponeable or installed service fee. Moreover, choice of delivery by TBAs is based on high accountability due to prayer (selusuh), experience and habit as well as influence from parents. In addition, the study reveals some shortcoming of such delivery by TBAs that consist of sanitary and safety of delivery as well as risk caused by lateness of reference. These shortcomings demand immediate solution. There are less favorable characteristics in choice of midwives for delivery include on-site in availability, longer distance, refusals, unpostponeable payment of service fee. There are several positive characteristics of TBAs that may be adopted by midwives in villages. These consist of mode of service fee payment, spiritual and cultural approaches, availability and acceptance, providing post delivery assistance and creating empathy toward clients. It is recommended that local policies be established by discussing service fee and joint service mechanism between midwives and TBAs, work orientation for midwives be conducted concerning communication, social and cultural knowledge and work environment as well as coaching, supervising, monitoring over village midwives. Training and coaching for TBAs should also be provide due to the fact that the risk of delivery assistance by TBAs.
Depok: Universitas Indonesia, 1999
T 10038
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dahniar
Abstrak :
Masalah kesehatan yang menjadi prioritas saat ini adalah Kesehatan Ibu dan Anak. Angka Kematian Ibu (AKI) yaitu 543 per 100.000 kelahiran hidup dan Angka Kematian Bayi (AKB) masih tinggi yaitu 51 per 1000 kelahiran hidup. Angka ini merupakan angka tertinggi di Asia Tenggara.(Depkes RI, 2001). Untuk menurunkan AKI dan AKB pemerintah melakukan terobosan dengan penempatan Bidan Di Desa. Sesuai Permenkes RI,1989, semua Bidan Di Desa harus menetap tinggal di desa tugas. Kenyataannya, hanya sekitar 45% Bidan Di Desa yang menetap tinggal di desa tugas di Kabupaten Aceh Timur pada tahun 2002. Peneliti beranggapan hal ini berhubungan dengan kepuasan kerja Bidan Di Desa. Secara umum penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran kepuasan kerja Bidan Di Desa dan faktor-faktor yang berhubungan dengan kepuasan kerja Bidan Di Desa di Kabupaten Aceh Timur. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik dengan menggunakan desain Cross Sectional. Populasi penelitian adalah seluruh Bidan Di Desa yang ada di Kabupaten Aceh Timur. Jumlah sample adalah 198 orang. Pengumpulan data primer dilakukan dengan cara mengisi kuesioner langsung. Analisis yang digunakan adalah analisa Univariat, Bivariat dan Multivariat. Hasil penelitian menunjukkan nilai rerata dan median skor kepuasan kerja adalah 72 (range 1 sampai dengan 105). Faktor-faktor yang berhubungan dengan kepuasan kerja Bidan Di Desa adalah adanya kesempatan untuk maju, kecukupan pendapatan, pengetahuan akan hak dan kewajiban dan adanya kelompok kerja, Faktor yang paling dominan berhubungan dengan kepuasan kerja Bidan Di Desa adalah kesepatan untuk maju. Disarankan kepada Kepala Dinas Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial Kabupaten Aceh Timur untuk memberikan kesempatan kepada Bidan Di Desa untuk mengikuti pelatihan, melanjutkan pendidikan, mengupayakan insentif sebagai tambahan gaji dalam rangka meningkatkan kepuasan kerja Bidan Di Desa. Daftar bacaan ; 45 (1968 -2002)
Health issues that currently becoming as a priority is mothers' and children health. Maternal Mortality Rate (MMR) 545 deaths per 100,000 live births and Infants Mortality Rate (IMR) in Indonesia are still high 51 deaths 100,000 live births and the number is counted are the highest rate in South East of Asia (MoH, 2001). To decrease the MMR and IMR, the government contracted midwives and posted them in the villages. As stipulated in Permenkes (MoH's Decree), 1989, all midwives must be to settle in the posted villages. In fact, only 45 % of East Aceh District midwives settled in the posted villages in 2002. The writer assumed that this is correlate with caused the problem of midwives' satisfaction. Generally, this research aimed to know the description of village midwives' satisfaction and all related factors in East Aceh District. This is a descriptive analytical research by using cross sectional design. Research population was all village midwives in East Aceh District, while samples were 198 midwives. Primary data were collected by fulfilling direct- questionnaire. The used analyses were Univariat, Bivariat, and Multivariate analysis. The result of the research showed that the average mean and median score of midwives' satisfaction was 72 (range 1 to 105). Factors related to of midwives' satisfaction were career opportunities, income, knowledge, and work group. Based on the research result, it is suggested to both Heads of District Health Office and District Public Welfare of East Aceh to provide opportunities to the village's midwives to have training, continue their education, and to provide incentive as an additional monthly salary in order to increase village midwives' satisfaction. References: 45 (1968 - 2002)
Depok: Universitas Indonesia, 2003
T13017
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Evi Irma Junita
Abstrak :
Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan indikator untuk menggambarkan status kesehatan suatu bangsa. Angka Kematian Perinatal merupakan bagian dari (AKB) dan dapat menjadi indikator kualitas pelayanan obstetrik dan neonatal di suatu wilayah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pelayanan antenatal dengan kematian perinatal di Kabupaten Indragiri Hulu tahun 2002. Besarnya hubungan dilihat dari hasil perhitungan Odds Ratio antara bayi yang dilahirkan dari ibu yang memperoleh pelayanan antenatal dengan kualitas buruk dibandingkan bayi yang lahir dari ibu yang memperoleh pelayanan antenatal dengan kualitas baik. Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metoda Kasus Kontrol dengan jumlah sampel keseluruhan 180 responden yang terdiri dari 90 kasus dan 90 kontrol. Kasus adalah bayi yang dilahirkan pada periode Januari-Desember 2002 dan meninggal pads masa perinatal. Kontrol adalah bayi yang dilahirkan dalam periode Januari-Desember 2002, tidak meninggal pada masa perinatal dan tinggal dibatas wilayah yang sama dengan kasus. Kasus diambil dari laporan audit maternal perinatal sedangkan kontrol diambil dari batas wilayah yang sama dengan kasus tanpa dilakukan matching. Pengolahan data dilakukan dengan program SPSS versi 10. Analisa statistik yang digunakan adalah regresi logistik sederhana untuk bivariat dan regresi logistik ganda (model faktor risiko) untuk multivariat. Secara statistik ditemukan keeratan hubungan antara pelayanan antenatal dengan kematian perinatal (p= 0001) di mana ibu yang memperoleh pelayanan antenatal buruk memiliki risiko 4.059 kali (95% CI : 1.263 - 6.241) terhadap kematian perinatal dibandingkan ibu yang memperoleh pelayanan antenatal yang baik, setelah dikontrol oleh variabel paritas dan jarak antara kelahiran.
Peningkatan kualitas pelayanan antenatal harus ten's dilakukan dengan memperhatikan kelengkapan jenis pemeriksaanlpelayanan yang diberikan dan keteraturan kunjungan berdasarkan kriteria minimal 1,1,2. Mu !until sebagai pihak yang berkepentingan harus memiliki kesadaran untuk memeriksakan kehamilannya secara teratur dan petugas kesehatan wajib memberikan pelayanan antenatal sesuai standar minimal yang telah ditetapkan oleh Depkes RI. Daftar bacaan : 54 ( 1984 - 2002 )
The Relationship Between Antenatal Care With the Perinatal Mortality in Indragiri Hulu Regency year 2002 Infants mortality rate is the indicator to describes health degree of a country. Perinatal mortality rate, as the part of infants mortality rate, can be the indicator of the obstetrics and neonatal services in a territorial. The objective of this study is to find out the relationship between antenatal care with the perinatal mortality in Indragiri Hulu year 2002. The size of the relationship is described from the result of Odds Ratio measurement among the babies, which were born from mothers who obtained bad quality antenatal care compared to babies who were born from mothers who obtained good quality antenatal care. The research plan, which was used in this study, is the Case Control method with 180 respondents as the sample on the whole, which include 90 cases and 90 controls. Cases are babies who were born in the period of January-December 2002 and passed away on the perinatal stage. Controls are babies who were born on the period of January-December 2002, did not passed away on the perinatal stage, and lived in the same region as the cases. Cases were taken from perinatal maternal audit report without undertaken matching. Data processing was carried out using SPSS program 10 version_ Statistical analysis which was employed is the simple logistic regression for bivariat and multiple logistic regression (risk factor model) for multivariate. Statistically that the meaningful relationship between antenatal care with perinatal mortality it is acquired (p = 0.001) where mothers who obtained bad quality antenatal care has the risk of 4.059 times higher (95% CI : 1.263 - 6.241) towards perinatal mortality compared to mothers who obtained good quality antenatal care, after being controlled both by parity variable and ranges between births variable. The improvements of antenatal care quality must be continuously undertaken through consideration of the completeness of examination/service types, which is given, and the consultation regularity based on the minimal criteria of 1,1,2. Pregnant mothers as the concerning components must have mindful to check up their pregnancy regularly, and the health workers are obliged to provide antenatal services which are in accordance to the minimum standards which has been established by the Health Ministry. Bibliography List: 54 (1984-2002)
Depok: Universitas Indonesia, 2002
T11259
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library