Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ety Nurhayati
Abstrak :
ABSTRAK
Kegagalan pemberian ASI pada bayi dapat disebabkan karena kesalahan dalam cara pemberian ASI. Hal ini dapat dipengaruhi kondisi ibu, bayi, serta dukungan dari keluarga. Partisipasi suami berdampak pada kemauan dan kemampuan ibu untuk menyusui bayi, sehingga diharapkan perilaku menyusu bayi (kesiapan, rooting, pelekatan, dan pola menghisap) menjadi lebih efektif ketika suami mempunyai pengetahuan dan sikap positif. Penelitian ini untuk mengetahui pengaruh dukungan suami dengan pemberian pendidikan kesehatan tentang ASI untuk pasangan terhadap perilaku menyusu bayi. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain quasi eksperiment post test only with control group. Populasi penelitian ini yaitu pasangan (suami istri) ibu post partum pervaginam yang menyusui diwilayah Bekasi. Sampel berjumlah 66 pasangan ibu postpartum yang diambil secara consecutive sampling. Perilaku menyusu bayi dinilai dengan menggunakan instrumen IBFAT (Infant Breast Feeding Assesment Tools). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengetahuan dan sikap responden meningkat setelah diberikan pendidikan kesehatan. Partisipasi ayah bayi terhadap perilaku menyusu bayi antara kelompok kontrol dan kelompok intervensi tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara perilaku menyusu bayi pada responden di kelompok intervensi dengan kelompok kontrol (p>0,05). Penelitian ini merekomendasikan pemberian pendidikan kesehatan terhadap pasangan sejak masa antenatal dapat sebagai salah satu intervensi untuk kesuksesan praktek menyusui.
ABSTRACT
Ineffectiveness of breastfeeding for infants could be caused due to an error in the technique of breastfeeding. It could be influenced by the condition of the mother, infant, as well as support from family. Husband's participation affects the willingness and ability of mothers to breastfeed their babies, it expected baby feeding behavior (readiness, rooting, sticking and sucking patterns) becomes more effective when the husband has the knowledge and positive attitude. This study was to determine the effect of husband support the provision of health education about breastfeeding for couples to baby feeding behavior. This research is quantitative with quasi experiment design post test only control group. The population of this research is the couple (husband and wife) of mothers breastfeeding postpartum by pervaginam in the region of Bekasi. Number of sample of this study was 66 pairs of mothers postpartum taken by consecutive sampling. Infant feeding behavior was assessed using IBFAT instrument (Infant Feeding Breast Assessment Tools). The results of this study show that the knowledge and attitude of respondents increased after given health education. Participation of baby's father and the baby suckling behavior between the control group and the intervention group there was no significant difference between the behavior of the baby suckling with (p> 0.05). The study recommends by providing of health education on the parents couple since the antenatal period can be as one intervention to the successes practice of breastfeeding.
2016
T45596
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ismi Nita
Abstrak :
Air susu ibu (ASI) merupakan makanan bayi yang paling baik dan bersifat unik karena spesifik untuk spesies manusia. Pemberian ASI secara eksklusif (ASI eksklusif) adalah pemberian nutrisi yang ideal dan cukup untuk bayi sampai berusia 6 bulan. Pada tahun 1992, UNICEF dan WHO meluncurkan apa yang disebut "Baby Friendly Hospital Initiative" (Rumah Sakit Sayang Bayi = RSSB), yang bertujuan memperbaiki pelayanan maternal dan neonatal di rumah sakit sehingga para ibu dapat menyusui bayinya dengan balk melalui penerapan "Ten Steps to Successful Breastfeeding" (Sepuluh Langkah Menuju Keberhasilan Menyusui = 10 LMKM). Dalam kenyataan sehari-hari di masyarakat, para ibu umurnnya sudah mulai menyusui sejak bayinya lahir, tetapi sebelum bayi berusia 6 bulan mereka telah menghentikan pemberian ASI atau ditambah dengan makanan lain. Angka cakupan ASI eksklusif 0-4 bulan menurut Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) 2002 masih rendah yaitu sebesar 55%, sedangkan target yang akan dicapai pada tahun 2010 pemberian ASI eksklusif adalah sebesar 80%. Sejauh ini, angka pemberian ASI eksklusif yang sebenarnya di lapangan tidak diketahui dengan pasti. Pencatatan yang dilakukan oleh Puskesmas adalah jumlah kunjungan ibu yang memberikan ASI eksklusif tanpa verifikasi apakah benar ASI diberikan secara eksklusif kepada bayi. Di samping itu, data jumlah kunjungan tidak mencerminkan jumlah ibu yang memberikan ASI eksklusif. Oleh karena itu, diperlukan penelitian yang cerrnat dengan pertanyaan-pertanyaan untuk memverifikasi perilaku menyusui ibu di lapangan. Faktor-Faktor yang Menghambat Pemberian ASI Eksklusif Banyak alasan mengapa ibu tidak memberikan AST kepada bayinya. Suatu survei mengungkapkan beberapa alasan ibu memberikan susu formula atau makanan tambahan, antara lain: ASI kurang atau tidak keluar (38,0%), dianggap sudah waktunya (27,1%), ibu bekerja (18,6%), dan bayi tidak mau (6,1%). Faktor-faktor yang mempengaruhi angka menyusui tidak hanya beragam dan kompleks, tetapi juga berpengaruh secara berlainan dalam situasi yang berbeda. Pendidikan ibu misalnya, berkaitan dengan angka menyusui yang lebih tinggi di negara-negara maju tetapi lebih rendah di negara-negara berkembang. Pengaruh budaya dan kepercayaan diri ibu terhadap kemampuannya menyusui juga dapat berbeda dan mempengaruhi sikap ibu terhadap menyusui. Faktor-faktor yang diketahui berkaitan dengan penghentian pemberian ASI antara lain merokok, paparan terhadap asap rokok, ibu sedang mendapat obat, problem fisik seperti obesitas dan masalah kejiwaan seperti depresi, serta keadaan yang membuat sulit menyusui, seperti kembali bekerja atau sekolah. Promosi susu formula dalam bentuk paket-paket edukasi dari perusahaan susu formula pada kunjungan antenatal telah terbukti meningkatkan penghentian pemberian ASI dalam 2 minggu pertama pasca bersalin. Ironisnya, paket-paket tersebut diberikan oleh para tenaga kesehatan yang melayani pelayanan antenatal para ibu hamil.
Depok: Universitas Indonesia, 2006
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library