Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 8 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Jakarta: Indonesia oil & Gas, 2001
665.019 IOG i
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Bambang Agustono
Abstrak :
Minyak dan gas bumi memegang peranan penting dalam menyumbangkan penerimaan pada pendapatan pemerintah. Dengan terjadinya krisis ekonomi yang dialami Indonesia sejak Juli 1997 pendapatan pemerintah kembali bertumpu pada sektor minyak dan gas bumi sebagai sumber penerimaan yang dominan. Pertamina, sebagai pemegang monopoli dalam pengelolaan kedua sumber daya alam tersebut, bekerja sama dengan beberapa perusahaan baik asing maupun dalam negeri. Diantara berbagai bentuk kerjasama yang dilakukan Pertamina, Production Sharing Contract (PSC) atau bisa juga di sebut Kontrak Bagi Hasil adaiah yang terbanyak yang dilakukan. Perusahaan yang melakukan kerjasama dengan Pertamina ini disebut Kontraktor Production Sharing atau KPS. Perusahaan KPS 'X' adaiah KPS kedua terbesar dalam menghasilkan minyak di Indonesia setelah Caltex dan yang pertama terbesar untuk yang beroperasi di lepas pantai (Offshore). Dengan tingkat produksi rata-rata sekitar 145.000 barrel per nan, sedangkan total tingkat produksi Indonesia adaiah 1,5 juta barrel per hari. Karya tulis ini dimaksudkan untuk menganalisa kinerja keuangan KPS 'X'. Analisa dilakukan pada laporan keuangan yang dihasilkannya. Laporan Keuangan yang dihasilkan KPS 'X' ada 2 (dua), satu untuk Pertamina yang mengikuti prinsip pelaporan yang sesuai dengan kontrak, sedangkan satu Eagi untuk kantor pusat KPS 'X' di Argentina yang mengikuti General Accepted Accounting Principle (GAAP) atau Prinsip Akuntansi yang berlaku di Argentina. Analisa dilakukan pada kedua laporan tersebut. Juga dianalisa dampak dari perbedaan tersebut. Dalam menganalisa atas laporan untuk Pertamina, juga diperbandingkan dengan dua perusahaan sejenis yang beroperasi di Indonesia. Sedangkan untuk analisa terhadap laporan pada kantor pusat digunakan analisa rasio yang beriaku pada umumnya. Hasil analisa dengan membandingkan dengan dua perusahaan sejenis, ternyata KPS 'X' beroperasi tidak lebih efisien, sehingga diharapkan dapat meningkatkan efisiensinya. Tetapi apabila dibandingkan dengan rata-rata industri yang dikeluarkan secara tidak resmi (Unofficial) oleh Pertamina, KPS 'X' masih lebih efisien. Dari hasil analisa rasio pada faporan keuangan untuk kantor pusat, keadaan keuangan KPS 'X' adalah sehat. Dari hasil analisa dengan membandingkan kedua laporan tersebut ternyata mempunyai dampak yang amat besar, perbedaan prinsip akuntansi yang diterapkan mengakibatkan kerugian bagi Pertamina. Adanya kebijaksanaan Cosf Recovery yaitu biaya operasi yang dapat mintakan kembali (reimbursement) dari hasil produksi mengakibatkan KPS membebankan biaya sebanyak-banyaknya. Biaya yang berlebihan ini mengakibatkan pengurangan pada penerimaan negara, baik dari pembagian hasil produksi maupun dari pajak penghasilan. Pertamina harus lebih meningkatkan profesionalisme dalam mengelola sumber daya alam yang dimaksudkan untuk sebesar-besarnya untuk kepentingan negara, agar tidak malah hanya untuk kepentingan KPS asing.
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2000
T713
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Supriyadi
Abstrak :
ABSTRAK lndustri perminyakan di Indonesia dimulai sejak tahun 1940 oleh perus·ahaan Belanda -Shell BV. lni bisa dilihat dengan adanya lapangan-lapangan minya tua yang ada sebelum tahun 1945 antara lain; Pendopo - Sumatera Selatan, Cepu - Jawa Timur, Bunyu - Kalimantan Timur, Sarong - Irian Jaya dan banyak lagi lainnya. Setelah Indonesia merdeka pada tanggal 17 Agustus 1945, lapangan-lapangah minyak tersebut dinasionalisasi oleh pemerintah Republik Indonesia. Pemerintah membentuk bad an usaha milik negara bidang perminyakan yang dinamakan Permina. Perusahaan Minyak Negara, kemudian dirubah menjadi Pertamina - Perusahaan Pertambangan Minyak dan Gas Bumi Negara pad a tahun 1957. Keterbatasan sumber daya manusia, modal dan teknologi yang dimiliki Pertamina, memaksa Pertamina memberikan kesempatan kepada pihak swasta (Asing dan Nasional) untuk ikut melakukan investasi di bidang perminyakan di Indonesia. Industri perminyakan mempunyai sifat "capital intensive, high technology dan high risk". Hal ini dikarenakan "nature" dari pada industri itu sendiri dimana dalam pencarian atau eksplorasi minyak dan gas bumi sebagian besar didapatkan di daerah lepas pantai (offshore) atau di hutan belantara (onshore)- remote area, jarang sekali diperoleh di daerah yang ramai atau dekat dengan kota. Sehingga untuk melakukan itu diperlukan dana atau modal yang cukup besar - capital intensive, dan juga memerlukan teknologi yang cukup tinggi untuk pencarian minyak dan gas bumi di dalam perut bumi - high technology. Disamping bersifat capital intensive dan high technology, industri ini juga men:'p~nyai resiko yang tinggi. (high .r.isk) dalam investasinya: lni disebabkan karena adanya resiko eksplorasi·yaitu tingkat keberhasilan dalam pencarian sumber atau lapangan minyak baru dan.heterogenitas reservoir dimana miriyak tersebut berada atau terakumulasi, resiko eksploitasi yaitu kemungkinan yang timbul pada saat memproduksikan minyak bumi, resiko ekoilomis yaitu fl.uktuasi harga miriyak bumi dan variasi tingkat inflasi atau bunga bank, dan resiko politik yaitu peraturan dan kontrol pemeriritah, stabilitas politik dan tekanan terhadap isu lingkungan hidup. Analisa resiko yang cukup komperhensif telah dilakukan untuk me-minimumkan resiko-resiko terse but. Analisa resiko yang strategis ini meliputi analisa sensitivitas, range analysis, analisa probabilitas dan analisa portfolio. Analisa sensitivitas - menganalisa sensitivitas suatu proyek terhadap satu atau beberapa parameter tertentu. Range analysis- menganalisa suatu proyek berdasarkan batasan nilai (range) dari beberapa para~eter. Analisis probabilitas - menganalisa suatu proyek berdasarkan probabilitas ketidak-pastian atau keberhasilan proyek tersebut. Analisa portfolio - menentukan proyek-proyek mana yang harus dipilih, dan mana yang harus ditolak. Hasil analisa tersebut telah memberikan alternatif atau pilihan terbaik dari suatu peluang usaha, yang bisa dipakai dalam proses pengambilan keputusan pada investasi di industri perminyakan dengan resiko yang sekecil-kecilnya dan memberikan nilai (value) yang se-optimal mungkin.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Aisyah Al Anbiya
Abstrak :
Sekitar 40-60% air bersih yang digunkan pada proses pengolahan minyak bumi menjadi limbah cair yang berbahaya bagi lingkungan. Penelitian ini bertujuan menganalisis efisiensi dan kinetika penyisihan COD, fenol, sulfida, amonia limbah cair industri perminyakan pada pengolahan adsorpsi karbon aktif tempurung kelapa dan biofilter serabut kelapa. Air limbah berasal dari PT.Pertamina RU-III. Pada percobaan batch adsorpsi, didapatkan waktu kontak optimum 95 menit dengan dosis adsorben 40 g/l serta kinetika penyisihan COD dan fenol yakni kCOD=0,00696 g/mg.min dan kfenol=1,243 g/mg.min. Adsorpsi dapat menyisihkan COD 97-48%, fenol 100-56%, amonia 100-71%, sulfida 100-5,15% dalam waktu operasi 235 jam. Sementara itu, pengolahan biofilter dapat menyisihkan COD 52-87%%, fenol 45- 99%, amonia 100%, sulfida 100% dengan HLR 3,65 m3/m2.day. Hasil permodelan kinetika menunjukkan bahwa HLR berpengaruh pada pengolahan biofilter. Sedangkan pada penggabungan npengolahan adsorpsi-biofilter, biofilter tidak menunjukkan hasil optimum karena rentang optimal OLR biofilter yaitu 0,4-2,6 kg COD/m3.day. ...... Approximately 40%-60% of raw water is wasted into wastewater in oil refinery that can be hazardous to the environment. The purpose of this research was to analyze the efficiency and kinetic study of COD, phenol, sulfide, ammonia degradation in refinery wastewater by using coconuts shell activated carbon in adsorption unit and coconut fiber in biofilter unit. Wastewater sample was conducted from PT.Pertamina RU-III. By the end of research, the optimum condition of batch adsorption obtained which hit 95 minutes in contact time and 40 g/l in adsorption dose. Moreover, the kinetic of COD and phenol degradation consecutively sat on kCOD=0,00696 g/mg.min and kfenol=1,243 g/mg.min. Furthermore, column adsorption that operated for 235 hours removed 97%-48%of COD, 100%-56% of phenol, 100%-71% of ammonia, 100%-5,15% of sulfide. In addition, biofilter unit could eliminate 52-87% of COD, 45-99% of phenol, 100% of ammonia and sulfide by using 3,65 m3/m2.day as the HLR. Based on the kincetic model, HLR have influence in biofilter COD and phenol removal. However, in the combination of adsorption and biofilter process, the biofilter unit could not achieve the optimum outcome because the OLR not in the range of 4-2,6 kg COD/ m3.day.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
T44713
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Achmad Muiszudin
2001
T36171
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bintang Yosua Ronibasa
Abstrak :
Penelitian ini membahas pengaruh adopsi IFRS terhadap manajemen laba akrual dan riil perusahaan perminyakan dengan moderasi kejadian shock penurunan harga minyak dunia. Sampel penelitian terdiri dari 96 perusahaan perminyakan atau 445 tahun-perusahaan dari 13 negara pada tahun 2012-2016. Penelitian ini membuktikan bahwa shock mengakibatkan makin maraknya praktik income-decreasing accrual earnings management karena meningkatnya toleransi investor terhadap rugi terlapor. Namun, ditemukan bahwa efisiensi biaya diskresioner perusahaan perminyakan dan strategi overproduction negara-negara OPEC sejak 2014 menyebabkan naiknya tingkat manajemen laba riil menunjukkan berkurangnya praktik income-decreasing real earnings management . Penelitian ini juga membuktikan bahwa adopsi IFRS tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap manajemen laba akrual dan riil perusahaan perminyakan diduga disebabkan tekanan biaya politik. Terakhir, penelitian ini tidak menemukan bukti bahwa shock penurunan harga minyak dunia memoderasi hubungan tingkat adopsi IFRS dan manajemen laba akrual serta riil.
This study analyze impact of IFRS adoption on oil companies accrual and real earnings management considering moderation effect of oil price decline shock. We study 96 oil firms or 445 fims years on 13 countries from 2012 until 2016. We find the shock has intensified income decreasing accrual earnings management practice because of increase on investor tolerance toward loss. However, we find firm efficiency on discretionary expense and overproduction strategy of OPEC countries after 2014 increase real earnings management degree of sampels showing decrease in income decreasing real earnings management . We also find IFRS adoption has no impact on accrual and real earnings management of oil companies alleged because of political cost pressure. Finally, we find the shock has no moderation effect on IFRS adoption and earnings management relation.
Depok: Universitas Indonesia, 2017
S68883
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tengku Nathan Machmud
The Hague: Kluwer Law International, 2000
343.598 TEN i
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Lady Chair Raza
Abstrak :
Proses produksi industri perminyakan terdiri dari proses primer dan proses sekunder yang menghasilkan limbah dengan kandungan fenol dan COD tinggi dengan konsentrasi berkisar antara 200,23-329,73 mg/L dan 960,24-1.196,58 mg/L. Adsorpsi merupakan salah satu alternatif pengolahan fisik untuk mengurangi zat pencemar di dalam air limbah yang memiliki desain sederhana dan mudah dalam pengoperasiannya. Pada penelitian ini, percobaan adsorpsi dilakukan secara batch dan kontinyu. Dari hasil penelitian, adsorpsi secara batch dapat mengurangi konsentrasi fenol dan COD mencapai 99,93% dan 94,49% dengan kombinasi dosis adsorben dan waktu kontak optimum 40 g/L dan 95 menit. Pada percobaan kontinyu didapatkan persentase penyisihan fenol 100-56%, COD 97-48%, amonia 100-71%, sulfida 100-5% dalam waktu operasi 235 jam. Efisiensi regenerasi dengan ethanol 100% untuk fenol dan 70% untuk COD. Data equilibrium adsorpsi fenol dan COD menunjukkan kecocokan dengan model isotherm Langmuir dan Freundlich. Data kinetika adsorpsi menunjukkan kecocokan dengan pseudo-second order model dengan nilai laju kinetika kfenol=1,247 g/mg/menit dan kCOD=0,0082 g/mg/menit. Aplikasi di lapangan membutuhkan 2 unit kolom adsorpsi dan 1 unit cadangan, dengan diameter 2 m dan tinggi total 6,5 m. ...... The production process of petroleum industry consists of primary processing and secondary processing that produce waste with a high content of phenol and COD concentrations ranging between 200,23-329,73 mg/L dan 960,24-1.196,58 mg/L. Adsorption is a physical treatment alternative for reducing pollutants in wastewater which has a simple design and easy in operation. In this study, the adsorption experiments performed in batch and continuous. From the result of this research, batch adsorption can reduce the concentration of phenol and COD in wastewater of petroleum industry up to 99,93% and 94,49% with a combination of adsorbent dosage and optimum contact time each of 40 g/L and 95 minutes. he continuous experiments removed 100-56% of phenol, 97-58% of COD, 100-71% of ammonia, 100-5% sulfide in 235 hours operation. Efficiency of regeneration using ethanol up to 100% of phenol and 70% of COD. Adsorption equilibrium data of phenol and COD were best fitted by Langmuir and Freundlich isotherm models. Adsorption kinetics data were best fitted by the pseudo-second order kinetics model with a rate value kfenol=1,247 g/mg/menit and kCOD=0,0082 g/mg/menit. Applications in the field required 2 column adsorption units and 1 reserve unit with a diameter of 2 m and a total height of 6,5 m.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
S59437
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library