Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fika Febriana
"Angka Kematian Ibu di Indonesia masih tinggi, sebanyak 305 kematian terjadi setiap 100.000 kelahiran hidup di tahun 2015 sebagai akibat dari komplikasi yang terjadi selama masa kehamilan hingga masa nifas. Abortus terutama abortus yang tidak aman sangat berbahaya bagi ibu hamil karena dapat menyebabkan perdarahan dan infeksi, perdarahan yang terjadi dapat menjadi risiko kematian ibu (Mariza, 2017). Penelitian ini  bertujuan untuk mengetahui hubungan antara indeks kesejahteraan dengan kejadian abortus provocatus pada Wanita Usia Subur (WUS) di Indonesia. Penelitian ini merupakan penelitian cross sectional dengan menggunakan data sekunder Survei Demografi Kesehatan Indonesia Tahun 2017. Sampel pada penelitian ini adalah perempuan usia subur 15-49 tahun yang mengalami kejadian abortus sebanyak 1239 orang. Hasil analisis menggunakan uji regresi logistic ganda yang menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara indeks kesejahteraan kuintil 1 (AOR : 0,090 95% CI : 0,013-0,633), status perkawinan (AOR 6,7: 95% CI 1,39-32,5) disbanding yang tidak kawin, status pekerjaan (AOR : 0,4 95% CI 0,1699-0,999 ) dibanding yang tidak bekerja dan WUS yang tinggal di wilayah urban (AOR : 0,39 95% CI : 0,173-0,904)

Setiap fasilitas pelayanan kesehatan perlu membuat program promotive dan preventif pencegahan abortus provocatus utamanya yang tidak aman, untuk mencegah kesakitan dan kematian Ibu di Indonesia. Abortus, Abortus Provocatus, Indeks Kesejahteraan.


The Maternal Mortality Rate in Indonesia is still high, as many as 305 deaths occurred per 100,000 live births in 2015 as a result of complications during pregnancy and  postpartum period. Abortion, especially unsafe abortion, is very dangerous for pregnant women because it can cause bleeding and infection, those can be a risk of maternal death (Mariza, 2017). This study aims to determine the relationship between the wealth index and Provocatus Abortion incidence among reproductive health women (WUS) in Indonesia. This study is a cross-sectional study using secondary data from The Demographic and Health Survey Indonesia 2017.  The sample in this study were women of reproductive age 15-49 years who experienced abortion as many as 1239 people. The results of the analysis using multiple logistic regression tests showed that there was a significant relationship between the wealth index quintile 1 (AOR: 0.090 95% CI: 0.013-0.633), marital status (AOR 6.7: 95% CI 1.39-32.5 ) compared to those who are not married, work status (AOR: 0.4 95% CI 0.1699-0.999) than those who do not work and WUS who live in urban areas (AOR: 0.39 95% CI: 0.173-0.904). Every health service facility needs to create a promotive and preventive program to prevent provocatus abortion, especially those that are unsafe, to prevent maternal morbidity and mortality in Indonesia."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Naufal
"Penelitian ini membahas tentang dua indikator pengukur pertumbuhan ekonomi yaitu Produk Domestik Bruto (PDB) dan Indeks Kesejahteraan Ekonomi Berkelanjutan (IKEB) serta hubungannya dengan konsumsi energi menggunakan metode estimasi seemingly unrelated regression dan three-stage least square. Penelitian ini menggunakan kerangka model persamaan fungsi produksi Cobb-Douglass sebagai dasar pembentukan model. Penelitian ini menggunakan data dari Benua Asia yang diwakilkan oleh 46 negara dan 2 zona ekonomi independen dengan jangka waktu dari 1970 hingga 2019. Hasil dari penelitian ini menemukan hubungan dua arah yang positif antara konsumsi energi dan pertumbuhan produk domestik bruto dalam kedua metode estimasi (feedback hypothesis). Selain itu, penelitian ini juga menemukan hasil yang berbeda dalam estimasi hubungan antara IKEB dan konsumsi energi, dimana dengan metode estimasi seemingly unrelated regression, ditemukan hubungan dua arah yang negatif (negative feedback hypothesis), namun dengan metode estimasi three stage least square, ditemukan hubungan satu arah dari konsumsi energi yang mempengaruhi IKEB (negative growth hypothesis). Kesimpulan dari penelitian ini adalah PDB memiliki hubungan positif yang kuat dengan konsumsi energi, dan IKEB dapat mendorong konservasi energi.

This research discusses about two indicators for measuring economic growth which is the Gross Domestic Product (GDP) and The Index of Sustainable Economic Welfare (ISEW), and their relationship with energy consumption using the seemingly unrelated regression and the three-stage least square estimation method. This research uses The Cobb Douglas Production Function as the base for the regression model. The data used is gathered from Asia which is represented by 46 Countries and 2 Economically Independent Zones from 1970 until 2019. This research found a positive multi-directional relationship between GDP growth and energy consumption (Feedback Hypothesis). Also, this research found two findings from different estimation method for the ISEW, which is by using the seemingly unrelated regression, there is a negative multi-directional relationship between the ISEW growth and energy consumption (Negative Feedback Hypothesis). But when using the three-stage least square estimation method, this research found that there is a unidirectional relationship between the ISEW and energy consumption (Negative Growth Hypothesis). The conclusion of this research is that the GDP has a strong positive relationship with energy consumption, and The ISEW could help boost energy conservation."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hana Fauziyah Khairunnisa
"Pertumbuhan jumlah penduduk Indonesia masih tergolong tinggi dibandingkan dengan negara-negara penduduk terbanyak di dunia. Pertumbuhan penduduk Indonesia saat ini adalah 1,1 persen per tahun dengan angka kelahiran total 2,4 anak per perempuan. Preferensi fertilitas wanita untuk memiliki anak lagi merupakan variabel prediksi perilaku fertilitas yang berperan penting untuk mengetahui rencana kehamilan wanita di masa mendatang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran dan hubungan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi preferensi fertilitas wanita memiliki anak lagi. Data yang digunakan dalam penelitian merupakan data Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2017. Sampel yang digunakan adalah wanita berstatus menikah, telah memiliki anak dari pernikahannya, telah memutuskan keinginannya untuk anak lagi di masa mendatang, dan masih dalam masa suburnya, dari kriteria tersebut didapatkan sebanyak 7.610 sampel wanita. Analisis yang dilakukan meliputi univariat, bivariat, dan multivariat. Hasilnya menunjukan bahwa 39,6 persen wanita di Indonesia masih menginginkan anak lagi. Peresentase wanita yang menginginkan anak lagi paling tinggi terdapat pada kategori umur 15-24 tahun sebanyak 88,3 persen, wanita dengan status tidak bekerja 43,1 persen, wanita dengan suami berpendidikan SMP/SMA sebanyak 42,0 persen, wanita yang memiliki satu anak sebanyak 84,1 persen, wanita yang memiliki anak laki-laki saja sebanyak 60,1 persen, dan wanita dengan indeks kesejahteraan sangat miskin sebanyak 44,0 persen. Berdasarkan hasil regresi logistik ditemukan bahwa variabel yang berhubungan dengan keinginan wanita menambah anak lagi diantaranya adalah umur wanita, pendidikan suami, jumlah anak hidup, komposisi jenis kelamin anak dan indeks kesejahteraan. Sedangkan status pekerjaan tidak berhubungan secara statistik dengan wanita yang menginginkan anak lagi di Indonesia. Berdasarkan analisis multivariat diketahui bahwa umur merupakan faktor paling dominan, dengan peluang 23,6 kali lebih besar pada wanita umur 15-24 tahun. Peluang menginginkan anak lagi akan semakin kecil seiring bertambahnya umur wanita.

Indonesia's population growth is still relatively high compared to most population countries in the world. Current population growth in Indonesia is 1.1 percent per year with a total fertility rate (TFR) of 2.4 children per woman. Women's fertility preferences for having another children are predictive variable of fertility behavior that plays important role in knowing future female pregnancy plans. This study aims to determine the description and relationship of factors that can affect fertility preferences of women for having another children. The data used in the study is the data of the Indonesian Demographic Health Survey (DHS) in 2017. The samples used are married women, have children from their marriages, have decided their wishes for more children in the future, and still in their fertile period, from these criteria there were 7,610 female samples. The analysis carried out included univariate, bivariate, and multivariate. The result shows that 39.6 percent of women in Indonesia still want more children. The highest percentage of women who want more children is in the category of 15-24 years old 88.3 percent, women with unemployed status 43.1 percent, women who had husbands with junior high / high school education 42.0 percent, women who have one child 84.1 percent, women who have only boys 60.1 percent, and women in a very poor wealth index 44.0 percent. Based on the results of logistic regression, it was found that variables related to women's fertility preferences for having another children are included the age of the woman, husband's education, the number of children living, children gender composition and wealth index. While the employment status is not statistically related to women who want more children in Indonesia. Based on multivariate analysis, it is known that age is the most dominant factor, with an opportunity of 23.6 times greater in women aged 15-24 years. Opportunities for more children will be smaller as increasing of women age."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library