Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
Isya Hanin
Abstrak :
Tujuan : Tujuan penelitian ini untuk mendapatkan alat ukur kemampuan mastikasi serta menganalisa hubungan antara kemampuan mastikasi dengan kualitas hidup yang berkaitan dengan kesehatan gigi dan mulut pada pra-lansia dan lansia wanita yang hidup di suatu komunitas.
Latar belakang : Kehilangan gigi merupakan kondisi yang sering ditemukan pada pra-lansia dan lansia yang dapat mempengaruhi fungsi mastikasi. Penilaian fungsi mastikasi dapat dilakukan secara subyektif maupun obyektif. Penilaian mastikasi secara subyektif perlu dilakukan untuk menilai persepsi individu terhadap kemampuan mastikasinya. Alat ukur berupa kuesioner merupakan salah satu metode yang dapat digunakan untuk menilai kemampuan mastikasi. Kemampuan mastikasi merupakan salah satu faktor yang berperan dalam fungsi stomatognatik dan pada kesehatan individu secara umum.
Metode : Subjek penelitian adalah 165 wanita usia 45 tahun ke atas yang berdomisili di kecamatan Bekasi Timur, kotamadya Bekasi, Jawa Barat. Subyek diminta untuk menjawab kuesioner kemampuan mastikasi dan kuesioner dampak kesehatan gigi dan mulut terhadap kualitas hidup. Dilakukan pemeriksaan intraoral untuk melihat jumlah gigi sisa, serta kontak antara gigi-geligi asli.
Hasil: Didapat suatu alat ukur kemampuan mastikasi berupa kuesioner yang valid dan reliabel dengan indeks Eichner sebagai baku emas. Dari analisis ditemukan hubungan signifikan antara kemampuan mastikasi dengan kualitas hidup yang berkaitan dengan kesehatan gigi dan mulut.
Kesimpulan : Alat ukur berupa kuesioner dapat digunakan untuk menilai kemampuan mastikasi. Kemampuan mastikasi merupakan fungsi stomatognatik yang penting dan dapat mempengaruhi kualitas hidup ditinjau dari aspek kesehatan gigi dan mulut.
......
Objective : The purpose of this study is to obtain masticatory assessment tool and to analyze the relationship between masticatory ability with oral health-related quality of life in preelderly and elderly women in a community.
Background : Tooth loss is a condition frequently found in pre-elderly and elderly which affects masticatory function. Masticatory function can be assessed subjectively or objectively. The assessment of subjective masticatory function is needed to evaluate an individual's perception of his/her masticatory ability. One of the methods to evaluate masticatory ability is by using assessment tool in questionnaire format. Masticatory ability is one of the factors that affect stomathognatic function and health in general.
Method : Subjects consist of 165 women age 45 and beyond, living in Bekasi Timur, West Java. Subjects were interviewed using masticatory ability and oral health-related quality of life questionnaires. Intraoral examination was carried out to see numbers of existing teeth and occlusal contact between the teeth.
Results : A valid and reliable masticatory ability assessment tool with Eichner index as golden standard was acquired. Statistical analysis showed a significant relation between masticatory ability and oral health-related quality of life in pre-elderly and elderly women.
Conclusion : An assessment tool in questionnaire format can be used to evaluate masticatory ability. Masticatory ability is an important aspect of stomathognatic function that affects oral health-related quality of life in pre-elderly and elderly women.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2012
T40823
UI - Tesis Open Universitas Indonesia Library
Nadhira Dewi Hanana Irsan
Abstrak :
ABSTRACT
Latar belakang: Proses penuaan pada lanjut usia (lansia) menyebabkan perubahan pada fisiologi tubuh serta penurunan respon pertahanan tubuh. Kehilangan gigi diakibatkan adanya proses penuaan dan berbagai penyakit mulut. Seiring bertambahnya usia, kehilangan gigi juga akan semakin banyak. Kehilangan gigi terutama pada bagian posterior menyebabkan berkurangnya zona dukungan gigi posterior. Berkurangnya zona dukungan oklusal dapat memengaruhi kesatuan unit sistem mastikasi dan menimbulkan emporomandibular disorders. Menganalisis hubungan antara banyaknya zona dukungan oklusal dengan TMD dan hubungan keduanya terhadap faktor sosiodemografi (jenis kelamin, tingkat pendidikan, dan tingkat ekonomi) pada lansia. Metode: Studi analitik observasional dengan desain penelitian cross-sectional. Sampel berjumlah 100 dan diambil menggunakan teknik consecutive sampling pada pasien usia 60 tahun ke atas dengan gigi geligi lengkap atau kehilangan gigi tanpa digantikan gigi tiruan. Penelitian dilakukan di Puskesmas Kecamatan Kramat Jati dan RSKGM FKG UI. Subjek dilakukan screening untuk pengambilan data jumlah zona dukungan oklusal berdasarkan indeks Eichner dan diwawancara menggunakan kuesioner Temporomandibular Disorder-Diagnostic Index (TMD-DI) untuk mengukur adanya TMD. Data dianalisis menggunakan uji Chi-Square. Hasil Penelitian: terdapat perbedaan bermakna (p=0.473) antara banyaknya zona dukungan oklusal dengan TMD pada lansia. Tetapi, terdapat peningkatan subjek yang mengalami TMD seiring semakin berkurangnya zona dukungan oklusal. Hasil uji analisis:banyaknya zona dukungan oklusal dengan faktor sosiodemografi (jenis kelamin, tingkat pendidikan, dan tingkat ekonomi) tidak menghasilkan perbedaan yang signifikan (p>0.05), begitu juga antara TMD dengan jenis kelamin dan tingkat pendidikan. Namun, terdapat perbedaan bermakna antara TMD dengan tingkat ekonomi. Kesimpulan: Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara banyaknya zona dukungan oklusal dengan temporomandibular disorders (TMD) pada lansia. Background: The elderly undergoes an aging process that causes physiological changes and decreased of the bodys defense system. Loss of teeth can be caused by the aging process and various of untreated oral diseases. Tooth loss increased as people age. Missing teeth, especially in the posterior area will reduce the number of occlusal support zones (OSZ). It can affect the unit of the masticatory system and cause temporomandibular disorders (TMD). Objectives: The aim of this study was to analyze the relationship between occlusal support zones and TMD and their relationship to sociodemographic factors (gender, education level, economic level) in the elderly. Methods: Observational analytic study with cross-sectional design. The number of samples included was 100. They were taken at Puskesmas Kecamatan Kramat Jati and RSKGM FKG UI using a consecutive sampling technique among the elderly aged over 60 with complete dentition or loss of teeth without being replaced by dentures. Subjects were screened to collect the data of occlusal support zones based on the Eichner index and interviewed using Temporomandibular Disorder-DiagnosticIndex (TMD-DI) questionnaire to evaluate the TMD. Then, all data were analyzed using Chi-Square test. Results: There was no significant difference (p = 0.473) between occlusal support zones and TMD in the elderly. However, there is an increase in subjects experiencing TMD as the occlusal support zones decreased. The results of the analysis test between occlusal support zones and sociodemographic factors (gender, education level, economic level) did not produce a significant difference (p > 0.05), as well as TMD with gender and education level. But there is a significant difference between TMD and economic level. Conclusion: There is no significant relationship between occlusal support zones and TMD in the elderly.
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library