Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 7 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Erik Jaka Triyadi
Abstrak :
ABSTRAK
Tujuan: Mengetahui efektifitas dan keamanan dari AVM dibandingkan dengan kuret tajam pada penanganan abortus inkomplit di bawah usia kehamilan 12 minggu dengan melihat dari lama tindakan, proporsi tingkat kebersihan evakuasi sisa konsepsi 1 minggu pasca tindakan, proporsi gejala-gejala infeksi 1 minggu pasca tindakan dan proporsi komplikasi pada saat tindakan AVM dan kuret tajam.

Metode: Penelitian ini merupakan penelitian kohort prospektif (observasional) dengan jumlahsampel 62 subjek yang berkunjung dengan abortus inkomplit ke UGD RSCM, RS Fatmawati dan RSUD Karawang terbagi dalam 31 subjek pada kelompok prosedur AVM dan 31 subjek pada kelompok prosedur kuret tajam. Data dikumpulkan melalui pencatatan waktu lama prosedur AVM dibandingkan kuret tajam, pemeriksaan klinis komplikasi selama prosedur berlangsung, pemeriksaan klinis kebersihan sisa konspesi 1 minggu pasca tindakan dan gejala-gejala infeksi 1 minggu pasca tindakan.

Hasil: Sebanyak 62 subjek (masing-masing 31 subjek), dimana didapatkan rerata dan simpang baku prosedur AVM 17,65 ± 4,128 menit dan kuret tajam 22,26 ± 4,611 menit dengan p = 0,00 dan IK 95% -4,513(-6,837 s/d -2,389), bermakna secara statistik. Pada perbandingan proporsi tingkat kebersihan evakuasi sisa konsepsi 1 minggupasca tindakan didapatkan pada AVM 3,2% (n = 1) dan pada kuret tajam 6,5% (n = 2) terdapat sisa konsepsi dengan penilaian klinis, p = 0,554, RR = 1,034 dan IK95% 0,924-1,158 tidak memiliki perbedaan bermakna secara statistik. Pada perbandingan lainnya, tidak ditemukan gejala-gejala infeksi 1 minggu pasca prosedur dan komplikasi selama prosedur berlangsung pada prosedur AVM dan kuret tajam.

Kesimpulan: AVM juga memiliki keunggulan dalam kebersihan sisa konsepsi namun tidak bermakna secara statitik dan memiliki keamanan yang setara dengan kuret tajam dari tingkat gejala infeksi dan komplikasi selama prosedur.
ABSTRACT
Objective: To acknowledge the effectiveness and safety of MVA compare with SC in management of incomplete abortion below 12 weeks of gestation which compare time to perform procedure, rates of evacuation and infection one week after procedure, and complication during MVA and SC procedure

Methods: A prospective study with 62 subjects with complain incomplete abortion came to ER at RSCM, RS Fatmawati and RS Karawang, divided into 31 subjects on MVA group and 31 subjects on SC group. The data was documented on the time of MVA procedure compare to SC, clinical findings on complication during procedure, completed evacuation and infection symptoms one week after procedure.

Results: Sixty two subjects (31 each group) with average time of procedure was 17,65 ± 4,128 minutes and SC was 22,26 ± 4,611 minutes with p = 0,00 and 95% CI; -4,513(-6,837 to -2,389 with significant statistically difference. The comparison of completed evacuation one week after procedure was 3,2% (n = 1) on MVA and 6,5% (n = 2) on SC with clinical findings, and p = 0,554, RR = 1,034 and 95% CI 0,924-1,158 with no statistically difference. On the other comparison, we didn't find any infection symptoms one week after procedure and complication during procedure on both of procedures.

Conclusion: MVA has more effective than SC on the time of procedure in incomplete abortion with below 12 weeks of gestation. MVA has superiority from completed evacuation but no statistically difference and has equal safety to SC on clinical infection symptoms and complication during procedure.
2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sengke, Maria Myron Charlotta
Abstrak :

Penelitian ini fokus kepada terjadinya mekanisme melihat, melalui keterbatasan ruang pandang dalam membentuk pengalaman ruang secara visual. Metode kuantitatif simulasi digunakan dalam menangkap, mengukur dan membongkar gambar pandangan. Gambar pandangan digunakan untuk mengeksplor pengalaman pasien di ruang pasien pada salah satu rumah sakit swasta di Depok. Hasil penelitian menjelaskan bahwa kualitas pertemuan (interface) antara mekanisme melihat dan peluang lingkungan, mengungkap keterbatasan ruang pandang (visual rangeness) yang hanya dialami oleh pasien (egocentric perception) melalui konsep incomplete parts. Incomplete parts merupakan struktur unit dari yang terkecil sampai terbesar, mencakup ruang dan elemen ruang yang tertangkap secara sebagian dalam ruang pandang. Penemuan ini menambahkan inti yang membangun persepsi ruang, melalui bagian-bagian menjadi keseluruhan ruang di dalam ruang pandang. Persepsi ruang didiskusikan dalam sebuah diskusi Gestalt dan Ekologikal Optik, dengan melibatkan pertemuan mekanisme melihat dan peluang lingkungan.


This research focuses on the mechanism of seeing, through the limitations of the field of view in shaping the visual experience of space. The quantitative simulation method is used in capturing, measuring, and unpacking the view image. The view image is used to explore patient experiences in the patient room at one of the private hospitals in Depok. The results of the study explain the quality of the interface between the mechanism of seeing and environmental opportunities, the results of the study revealed that the limitations of visual rangeness in experiencing space experienced only by patients (egocentric perception) through the concept of incomplete parts. Incomplete parts are the unit structure from the smallest to the largest, including space and space elements that are captured partially in the field of view. These findings add to the core that builds space perception through parts into the whole space in the field of view. The perception of space is discussed in a discussion of Gestalt and Ecological Optics, involving the meeting of mechanisms of seeing and environmental opportunities.

Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dianali Pitasari
Abstrak :
Anak menjadi pembahasan utama dalam penulisan skripsi ini, dengan mengangkat kekerasan terhadap anak sebagai bentuk nyata dari permasalahan yang terjadi dalam relasi antara anak dengan orang dewasa/orang tua, terutama di dalam relasi yang bersifat paternalistik. Konsep anak yang diusung oleh Locke akan dijadikan sebagai fondasi utama dalam memahami anak sebagai subyek yang masih berkembang dan bagaimana peran orang tua di dalam masa perkembangannya dengan menjadikan akal sebagai acuan dari kedewasaan. ......Child become the main discussion in this thesis, by raising issue about violence against children as a tangible form of the problem that occur in relations between children and adults/parents, especially in relation that are paternalistic. The concept of the child that Locke propose will be the foundation in understanding child as a subject who is still developing and becoming and the important role of parent in the process of development by making reason as a reference to maturity.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adelina Nur Rahmasari
Abstrak :
Penelitian ini membahas poster partai SPD, Die Gr nen, dan Die Linke dalam kampanye pemilihan Bundestag 2013 yang dianalisis dari segi sintaksis, semantis, dan semiotis. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui penggunaan tanda verbal maupun nonverbal yang terdapat pada poster. Tanda verbal berupa slogan pada poster dianalisis menggunakan teori struktur kalimat dan teori jenis makna. Tanda nonverbal pada poster dianalisis menggunakan teori semiotik. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif analitis. Bentuk kalimat slogan kampanye yang ditemukan pada poster memiliki struktur kalimat tidak lengkap. Jenis makna yang dapat ditemukan pada poster adalah makna afektif, asosiatif, referensial, dan makna situatif. Sementara itu, tanda nonverbal yang ditemukan pada poster adalah gambar, gestik, ekspresi fasial, dan warna. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan tanda nonverbal dapat mendukung penyampaian pesan verbal berupa slogan. ......This research examines analysis of SPD, Die Gr nen, and Die Linke posters in Bundestag election campaign 2013. Posters are observed from the perspectives of syntax, semantics, and semiotic studies. This research aims to ascertain the use of verbal as well as nonverbal signs within posters. Verbal sign which is in the form of slogan were analyzed by using the theory of sentence structure and meaning type. Nonverbal sign were analyzed by using the theory of semiotic. This research used descriptive analysis method. The slogan sentences seen on the posters are incomplete sentence. The meaning type that can be found are affective, associative, referential, and situative. Nonverbal sign consist of picture, gesture, facial expression, and colour. This research shows that the use of noverbal sign can support the delivery of verbal message in the form of slogan.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2017
S68342
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lina Herlina
Abstrak :
An F2 rice population developed from a cross between a backcross inbred line (BIO-148) and its recurrent parent (IR64) was used to identify quantitative trait loci (QTL) for awn, panicle exertion and total spikelet number. BIO-148 is a BC2F8 line derived from a cross between IR64 (a high-yielding lowland rice variety) and Gajah Mungkur (an upland tropical japonica rice variety). Two hundred plants were grown in the greenhouse, and their DNAs were isolated for genotyping using SSR markers. Panicle exertion was observed during the grain-filling stage. The awn length of the seed and the total spikelet number per panicle were observed after harvesting. A total of four QTLs were identified using single-marker regression with LOD>3, explaining 8.4-18.1% of phenotypic variation. A QTL for awn was identified on Chromosome 8. A QTL for incomplete panicle exertion was identified on Chromosome 4. Two QTLs for total spikelet number were identified on Chromosome 4, in which the BIO-148 allele contributed to a higher number of spikelets per panicle. The QTLs identified in this study will be useful in the improvement of yield potential for modern lowland indica rice varieties by harnessing the hidden useful alleles from upland tropical japonica rice varieties.

Identifikasi Lokus Sifat Kuantitatif (Quantitative Trait Loci/QTL) untuk Sifat Panjang Sungut, Eksersi Malai dan Jumlah Spikelet pada Populasi F2 Tanaman Padi yang berasal dari Galur Silang Balik antara Bio-148 dengan Tetua Berulangnya, IR64. Populasi F2 dikembangkan melalui persilangan antara galur silang balik inbrida (Bio-148) dan tetua berulangnya (IR64) dan digunakan untuk mengidentifikasi lokus sifat kuantitatif (QTL) untuk sungut (awn), eksersi malai dan jumlah total spikelet per malai. Bio-148 merupakan galur BC2F8 yang berasal dari persilangan antara IR64 (varietas unggul hasil tinggi-dataran rendah) dengan Gajah Mungkur (jenis padi japonica tropis-dataran tinggi). Dua ratus individu tanaman ditanam di rumah kaca dan diisolasi DNAnya untuk digenotip menggunakan marka SSR. Eksersi malai diamati pada fase pengisian bulir. Panjang sungut biji dan jumlah total spikelet per malai diamati setelah panen. Sebanyak 4 QTL berhasil diidentifikasi menggunakan regresi marka tunggal (SMR) dengan LOD>3, yang menjelaskan 8.4-18.1% variasi fenotipik. Sebuah QTL untuk sungut diidentifikasi pada kromosom 8, QTL untuk eksersi malai yang tidak sempurna diidentifikasi pada kromosom 4. Dua QTL untuk sungut diidentifikasi pada kromosom 4, dimana alel dari Bio-148 berkontribusi terhadap tingginya jumlah spikelet per malai. QTL yang diidentifikasi dalam studi ini akan berguna bagi peningkatan potensi hasil varietas padi indica dataran rendah dengan memanfaatkan alel-alel berguna yang tersembunyi yang berasal dari varietas padi tropical japonica dataran tinggi.
Institut Pertanian Bogor, Plant Breeding and Biotechnology., 2016
J-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Retno Handayani
Abstrak :
ABSTRAK
Penyesuaian diri merupakan hal yang memegang peranan penting dalam kehidupan sosial individu. Dengan dimilikinya kemampuan penyesuaian diri yang baik, individu akan dapat menye!araskan segala tuntutan yang hadir dalam kehidupannya sehingga dapat tercipta hubungan yang saling memuaskan antara individu dan lingkungan sosialnya.

Kegagalan individu untuk menyesuaikan diri dengan balk, akan memberikan dampak yang tidak menyenangkan baik bagi individu itu sendiri maupun bagi orang- orang yang ada dl sekitarnya. Oleh karena itu kemampuan penyesuaian diri perlu dikenali olehi ndividu sedini mungkin dan sebaik mungkin. Dengan mengetahui tingkat penyesuaian diri, maka masalah-masalah psikologis yang tlmbul sebagai akibat dari ketidak-mampuan individu untuk menyesuaikan diri dapat segera diatasi dengan bantuan ahli psikologi dalam bentuk konseling atau terapi.

RISB merupakan sebuahtes kepribadian yang dapat dipakai untuk membedakan Individu yang mampu dan yang tidak mampu menyesuaikan diri. Alat tes ini menggunakan teknik melengkapi kalimat dengan metode penilaian proyeksi semi terstruktur. Dalam metode ini subyek diminta untuk menuliskan sebuah kalimat untuk setiap awal kalimat yang diberikan. RISB terdiri dari 40 item yang dilengkapi dengan sistem penilaian yang obyektif untuk mengevaluasi respon subyek. Hasil akhir dari sistem penilaian inl adalah berupa skor tunggal yang merupakan skor total dari keseluruhan jawaban. Skor total inilah yang dipakai untuk membedakan individu yang mampu dan yang tidak mampu menyesuaikan diri.

Seperti halnya kebanyakan alat-alat tes psikologi yang digunakan di Indonesia sampai saat ini, RISB juga merupakan hasil pengembangan dan penelitian dari para ahli di luar negeri dengan latar belakang budaya dan nilai-nilai sosial budaya yang belum tentu sejalan dengan kebudayaan dan nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat Indonesia. Oleh karena itu sebelum RISB digunakan untuk tujuan praktis, RISB harus diuji terlebih dahulu dengan pengujian validitas, reliabilitas, dan analisa item.

Pengujian validitas dalam penelitian ini menggunakan metode Concurrent Validity dengan menggunakan krlteria rating untuk mengetahul apakah RISB dapat mendiagnosa kemampuan penyesuaian diri individu. Pengujian reliabilitas RISB dalam penelitian ini menggunakan metode Scorer Rellability untuk melihat derajat kesepakatan antar penilai; dan metode Interitem Consistency untuk melihat homogenltas item untuk mengukur hal yang sama.

Hasll dari penelitian ini menunjukkan bahwa RISB memillki validitas dan reliabilitas yang baik dan dapat diterima untuk tujuan penelitian. Artinya sebagai suatu alat tes, RISB merupakan alat tes psikologi yang dapat mendiagnosa kemampuan penyesualan diri individu. Selain itu RISB juga memiliki derajat kesepakatan antar penilai dan memiliki homogenitas item yang baik.

Namun demkian kalau RISB ini ingin digunakan untuk tujuan praktis, sebelumnya perlu dilakukan terlebih dahulu penelitan mengenai penentuan skor titik potong (cutoff scores) yang paling efektif untuk populasi orang Indonesia. Hal lnl penting karena norma yang berlaku dl Indonesia belum tentu sama dengan norma yang berlaku dl negara lain.
1998
S2575
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Chiu-Tseng, Kuan
Abstrak :
The economists develop the incomplete contracting theory to analyze how to furthest avoid the inefficiency due to contractual completeness. The contract for the exchange is incomplete so that the buyer and seller have room for discretion, which means to behave in ways the other did not fully agree to. Incomplete contracts create a zone of discretion in which both parties can make choices that influence the outcomes they both receive. Unfortunately, empirical analyses relating to PPPs and incomplete contracting theory are few. Our knowledge of contract management is largely rooted in complete contracts, yet as we move beyond contract specification and further into the contract lifecycle, we know little about how and why public and private managers exert their residual rights of control, and its potential impacts on the efficiency of contract. In this research, the author will turn to case study approach to assess current and past PPP relationships and to exact lessons for future partnerships. A semi-structured interview protocol will be developed to interview respondents. Contract documentation and supplemental documentation will also be obtained from interviewed public managers. Our expected results will contribute to the literature on contract management capacity as well as our better understanding of how public and private contract managers use incomplete contracting theory, property rights theory, and relational contracting to consciously discern and overcome managerial challenges of long-term contract in the field of PPP.
Taipei: Taiwan Foundation for Democracy, 2019
059 TDQ 16:3 (2019)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library