Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Khansa Humaira
Abstrak :
Demam berdarah dengue (DBD) merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus dengue (DENV) dan masih menjadi endemi di negara-negara tropis dan subtropis. Salah satu bentuk pencegahan infeksi DENV adalah vaksinasi. Salah satu platform vaksin DENV yang dikembangkan adalah vaksin inaktif. Penelitian ini menggunakan empat metode inaktivasi DENV, yaitu formaldehid, psoralen 4′-Aminomethyltrioxsalen hydrochloride (AMT), UV dan pemanasan. Virus yang sudah diinaktivasi diuji antigenisitas, viabilitas, dan imunogenisitas menggunakan ELISA, focus assay, dan mencit Balb/C, secara berurutan. Imunisasi mencit dilakukan dengan menyuntikkan 10μg protein dalam 50μl per mencit. Titer antibodi IgG dan antibodi netralisasi pasca imunisasi dianalisa menggunakan ELISA dan focus reduction neutralization assay (FRNT). Hasil uji imunogenisitas menggunakan ELISA, menunjukkan kenaikan titer antibodi pada mencit yang divaksinasi. Vaksin inaktif dengan formaldehid menginduksi titer antibodi tertinggi. Sedangkan, hasil uji imunogenisitas dengan FRNT, virus yang diinaktivasi dengan formaldehid dan AMT, menghasilkan titer antibodi netralisasi yang lebih tinggi dibandingkan dengan virus yang diinaktivasi dengan metode lainnya. Titer FRNT50 dan FRNT90 pada vaksin yang diinaktivasi dengan formaldehid dan AMT memiliki titer yang sama, yaitu 1/80 dan 1/10. Hasil tersebut menunjukkan bahwa inaktivasi virus dengan formaldehid dan AMT berpotensi untuk dikembangkan menjadi kandidat vaksin DENV di masa mendatang. ......Dengue hemorrhagic fever (DHF) is a disease caused by dengue virus (DENV) infection and is still endemic in tropical and subtropical countries. One form of prevention of DENV infection is vaccination. One of the DENV vaccine platforms developed is an inactivated vaccine. This study used four DENV inactivation methods, namely formaldehyde, psoralen 4′-Aminomethyltrioxsalen hydrochloride (AMT), UV and heating. The inactivated virus was tested for antigenicity, viability, and immunogenicity using ELISA, focus assay, and Balb/C mice, respectively. Immunization of mice was performed by injecting 10μg of protein in 50μl per mice. IgG antibody titers and neutralization antibodies after immunization were analyzed using ELISA and focus reduction neutralization assay (FRNT). Immunogenicity test results using ELISA showed an increase in antibody titer in vaccinated mice. Formaldehyde inactivation vaccine induced the highest antibody titer. Meanwhile, the results of immunogenicity tests with FRNT, viruses inactivated with formaldehyde and AMT, produced higher neutralization antibody titers compared to viruses inactivated by other methods. The titer of FRNT50 and FRNT90 in vaccines inactivated with formaldehyde and AMT had the same titer, namely 1/80 and 1/10. These results indicate that virus inactivation with formaldehyde and AMT has the potential to be developed into DENV vaccine candidates in the future.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mulya Viani Andarini
Abstrak :
Pseudomonas aeruginosa merupakan salah satu jenis bakteri Gram negatif yang sering ditemukan pada peralatan medis yang terkontaminasi. P. aeruginosa menjadi penyebab beberapa infeksi nosokomial seperti penyakit otitis eksterna, dermatitis, folikulitis, selain itu dapat menyebabkan infeksi pada mata, luka bakar, saluran napas bagian bawah, saluran kemih, dan organ lainnya.  Pencegahan terhadap penyebaran P.  aeruginosa di lingkungan fasilitas kesehatan sangat dibutuhkan, salah satunya dengan memanfaatkan paparan ozon dan radiasi UV-C untuk mensterilkan alat kesehatan untuk mencegah penyebaran bakteri P. aeruginosa. Tujuan dari penelitian ini ialah untuk melihat efektivitas paparan ozon dan radiasi UV-C dengan variasi waktu 0, 15, 30, dan 45 menit terhadap bakteri P. aeruginosa. Penelitian lanjutan diberikan perlakuan terhadap alat medis yaitu thermo-gun dengan variasi waktu 0, 10, 15, dan 30 menit untuk melihat efektivitas dari metode sterilisasi yang digunakan. Selanjutnya dilakukan persentase pengurangan jumlah koloni dan uji statistik menggunakan ANOVA, Mann-Whitney, dan Kruskall-Wallis. Hasil penelitian menunjukan persentase pengurang koloni bakteri 100% setelah diberikan paparan UV-C dengan durasi 15 menit pada media padat. 96% koloni bakteri berkurang setelah diberikan paparan ozon dengan kapasitas 2000 mg/h selama 45 menit. Sedangkan pada uji lanjutan didapatkan pengurangan bakteri sebanyak 75% dan 74% pada paparan UV-C dan Ozon oleh karena itu kedua perlakuan tidak menunjukan perbedaan signifikan untuk mensterilisasi thermo-gun ......Pseudomonas aeruginosa is a type of Gram-negative bacteria that is often found in contaminated medical equipment and is not cleaned properly. P. aeruginosa is the cause of several infections such as externa otitis disease, dermatitis, folliculitis, in addition it can cause infections of the eyes, burns, urinary tract, and other organs. Prevention against the spread of P. aeruginosa in the hospital environment is needed, the study using plasma and radiated UV to sterilize medical devices is considered to prevent the spread of P. aeruginosa bacteria. The purpose of this study was to determine the effectiveness of exposure to ozone and UV-C radiation with time variations of 0, 15, 30, and 45 minutes against P. aeruginosa bacteria. Further research was given treatment of medical devices, namely thermo-guns with time variations of 0, 10, 15, and 30 minutes to see the effectiveness of the sterilization method used. Furthermore, the percentage reduction in the number of colonies and statistical tests using ANOVA, Mann-Whitney, and Kruskall-Wallis were carried out. The results showed that the percentage of bacterial colony reduction was 100% after being exposed to UV-C with a duration of 15 minutes on solid media. 96% of bacterial colonies were reduced after being exposed to ozone with a capacity of 2000 mg/h for 45 minutes. Meanwhile, in the follow-up test, it was found that there was a 75% and 74% reduction in bacteria on exposure to UV-C and Ozone. Therefore, the two treatments did not show a significant difference to sterilize the thermo-gun.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library