Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Idwar
Abstrak :
Di dunia saat ini diperkirakan terdapat 350 juta pengidap virus hepatitis B, dimana hampir 78% di antaranya tinggal di Asia Tenggara. Menyangkut Indonesia yang mempunyai geograiis sangat luas dengan perilaku dan budaya yang beranekaragam, angka prevalensi hepatitis B di Indonesia sangat bervariasi antara 2,50 - 36,17% (Sulaiman dkk, 1993). Dengan pervalensi ini Indonesia termasuk dalam kelornpok negara endemisitas sedang sampai dengan tinggi. Makin tinggi prevalensi infeksi hepatitis B pada suatu fempat, maka makin banyak anak-anak dan bayi yang akan terinfeksi oleh virus tersebut. Program imunisasi hepatitis dengan cakupan imunisasi sebesar 90 % dapat berkontribusi menurunkan angka kesakitan dan kernatian sebesar 80 % - 90 % (Soewandiono, 1996). Penurunan yang tajam di Dati II Aceh Besar terutama terlihat pada kontak pertama tahun 1997 yaitu 56 % turun menjadi 26,5 % pada tahun 1998, penurunan tajam untuk cakupan kontak pertama irnunisasi hepatitis B akan menimbulkan masalah kesehatan yang serius bagi masyarakat yang dapat menyebabkan meningkamya angka prevalensi hepatitis B dan pada akhimya akan bertambah penderita kronik yang dapat berlanjut menjadi sirosis hati. Tujuan dari penelitian ini adalah diketaiiuinya gambaran status imunisasi hepatitis B (kontak pertama) pada bayi 0-11 bulan dan faktor - faktor yang berhubungan dengan status imunisasi hepatitis B pada bayi 0 - 11 bulan di Kabupaten Aceh Besar Propinsi Daerah Istirnewa Aceh pada Tahun 1998/ 1999. Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Aceh Besar Propinsi Daerah istimewa Aceh terhadap 210 ibu rumah tangga yang mempunyai bayi berumur 0 - 11 bulan (yang lahir 1 April 1998 sampai dengan 31 Mamet 1999). Rancangan penelitian berbentuk cross-sectional yaitu dengan survei cepat (Rapid Survey) dan bersifat deslciptif analitilc Populasi Penelitian adalah semua ibu rumah tangga yang mempunyai bayi berumur 0 - ll bulan (Lahir 1 April 1998 - 31 Maret 1999) di Kabupaten Aceh Besar Propinsi Daerah Istimewa Aceh. Rancangan Sampel Kluster dna tahap. Pengolahan dan analisis menggunakan komputer dengan program Epi Info (C Sample) untuk univariat dan bivariat, dan stata untuk multivariat, derajat kepercayaan yang digunakan adalah 95 % dengan batas nilai kemalmaan = 0,05. Sebanyak 124 orang bayi (59,0 %)te1ah mendapatkan imunisasi hepatitis B. Dengan derajat kesamaan sebesar 0,14 berarti cakupan imunisasi hepatitis B di antara desa di Dati II Aceh Besar pukup merata. 106 orang ibu-ibu (50,5%) di Dati II Aceh Besar berumur muda atau kurang dari sama dengan 29 tahun. Tingkat pengetahuan ibu, sebanyak 115 orang (54,8%) berpengetahuan baik, Sebesar 54,3% merniliki sikap yang positif terhadap imunisasi hepatitis B pada bayi 0-11 bulan. Tingkat pendidikan yang pemah dilalui oleh ibu yang terbanyak atau 107 orang (5l,0%) adalah maksimal tamat SD/sederajat. Sebagian besar atau 178 orang (84,8%) ibu tidak bekelja atau sebagai ibu rumah tangga. Untuk jarak antara tempat tinggal ibu dengan tempat pelayanan imunisasi untuk kategori dekat berjumlah 96 omg (45,7%) Sedangkan persentase ierkecu ada pada jmk kategori jauh 53 omg (25,2%) dan sisanya adalah tennasuk jarak sedang. Sebanyak 175 orang ibu (33,3%) tidak memberikan bayaran terhadap jasa pelayanan imunisasi hepatitis B. Sebanyak 103 orang (49,1%) telah mendapatkan informasi tentang hepatitis B sebelum membawa bayinya ke pos pelayanan imunisasi. Umur ibu yang lebih tua lebih banyak yang mengimunisasikan bayinya sebesar 2,164 kali dibandingkan ibu yang lebih muda karena lebih banyak pengalaman dan infozmasi yang telah didapat tentang manfaat imunisasi. Terdapat risiko 40,786 kali lebih besar untuk mengimuniaasikan bayinya pada ibu yang pengetahuannya baik tentang imunisasi dibandingkan ibu yang pengetahuannya kurang karena pengctahuan mempakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya perilaku. Ibu yang mempunyai sikap positif terhadap imunisasi meempunyai risiko 1,55 kali untuk rnengimunisasikan bayinya dibandingkan ibu yang mempunyai sikap negatiff Sikap yang positif dapat menjadi faktor predisposing atau pencetus yang menyebabkan ibu membawa bayinya Untuk diimunisasi. Semakin tinggi tingkat pendidikan seorang ibu maka makin besar peluang untuk mengimunisasikan bayinya yaitu 2,215 kali untuk pendidikan tamat SLTA/sederajat ke atas dan 0,961 kali untuk pendidikan tamat SLTP/sederajat. Ibu yang berpendidikan meinpunyai pengertian lebih baik tentang pencegahan penyakit dan kesadaran lebih tinggi terhadap masalah-masalah kesehatan yang sedikit banyak telah diajarkan di sekolah. Ibu yang bekeija mempunyai risiko 2,324 kali untuk mengimunisasikan bayinya dibandingkan dengan ibu yang tidak bekeija disebabkan kurangnya informasi yang diterima ibu rumah tangga dibandingkan dengan ibu yang bekerja. Ada hubungan yang bermakna antara status imunisasi dengan jarak ekonomi dekat dibandingkan yang jauh sebesar 1,01 kali, Sedangkan untuk jarak ekonomi sedang dibandingkan dengan jarak ekonomi jauh tidak terlihat adanya hubimgan yang bermakna. Ibu akan mencari pelayanan kesehatan yang terdekat dengan rumahnya karena pertimbangan akivitas lain yang harus diselesaikan yang terpaksa ditunda. Ibu-ibu yang membayar irnunisasi lebih banyak yang mengirnunisasikan bayinya sebesar 86,43 kali dikarenakan bahwa ibu-ibu tersebut telah menyadari pentingnya pelayanan kesehatan preventif dalam hal ini imunisasi bagi bayinya sehingga mau membayar. Terdapat risiko 4,89 kali lebih besar pada ibu yang telah mendapatkan infdfmasi sebelumnya untuk mengirnunisasikan bayinya. Terdapat hubungan yang kuat terhadap status imunisasi hepatitis B yaitu pengetahuan, biaya imunisasi, Informasi yang diterima ibu. Perlunya peningkatan status imunisasi hepatitis B pada bayi 0-11 bulan dengan cara memberlkan informasi yang lebih banyak kepada ibu-ibu di Dati II Aceh Besar khususnya ibu rumah tangga oleh petugas kesehatan setempat melalui pengajian-pengajian sedangkan untuk biaya hendaknya semurah mungkin sehingga tidak menjadi beban bagi ibu.
Currently, there are about 350 million people with hepatitis-B virus, which almost 78% among them live at South East Asia- As in Indonesia, the prevalences are vary among areas from 2,50-36,71% (Sulaiman et.al, 1993). These prevelanoes classify the country as moderate-to-high endemicity area. Further, this condition will consequently increase probability of babies being infected by the disease Hepatitis-B immunization program with a coverage of around 90% will significantly decrease morbidity and mortality rates up to 80-90% according to study by Soewandiono (1996). As reported in 1998, the immunization coverages decreasing from 56,0% in 1997 to just 26-5% in 1998. This trend will consequently increase the hepatitis-B prevalence, and iiirther increase patients with chronic hepatitis-B and cirrhosis hepatic disease. This study will therefore describe the hepatitis-B immunization status, i. e. iirst contact immunization, among babies O-11 month and find factors related to it at Kabupaten Aceh Besar- Respondents are 210 mothers of those babies, which bom between April 1998-March 1999. Design of the study is a cross sectional with a rapid survey approach. Sampling method used two staged cluster sampling. Collected data were analyzed using Epi Info (C Sample method) to achieve univariate and bivariate results. Confidence interval 95%with 5% level of significance were used. This study showed that 124 babies (59.0%) had been immunized. Homogeneity rate was 0.14, which means that the immunization program's coverages are homogenous among villages. Hundred and six mothers (50.5%) are young mother with less than 29 years old. From 210 respondents, 115 (54.8%) have good knowledge level on hepatitis-B immunization, and 54.3% have positive attitude to the immunization. Hundred and seven of them (51,o%) have finished elementary school and 178 of them (84.8%) are household mother and not economically work. Ninety six of them (45.7%) stay relatively close to the health service unit that provides the immunization. Only 53 of them (25.2%) responded 'far 'from the service unit'. There were 175 respondents (83.3%) informed that they did not pay or free for the immunization. Further, 103 of them (49.1%) had been given infomation about the immunization by the health care provider before they brought the babies for immunization. Those respondents with older age brought their babies for immunization 2,154 times greater than younger mothers. Mothers with good knowledge level brought their babies for immunization 76.179 greater than mothers with low level of knowledge. This concludes that knowledge is a very important factor for behavior. Furthemrore, mothers with positive attitude to the immunization will bring 6.205 times compare to not positive attitude mothers. Positive attitude can then be considered as predisposing or even precipitating factor for the mothers behavior. Futher result showed that the higher level of education the greater babies have opportunity to be immunized with Odds ratio of 4.609 between Senior High School level to Elementary School level, and with Odds ratio of 2.54 between Junior High School level compare to the Elementary School level. This study concludes that mothers with higher education will have higher understanding about health. This sandy surprisingly showed that mothers with economically job/activities brought their babies to be immunized 8.466 greater than mothers with no economically job. There is a significant relationship between distance and immunization status. Those mothers with close distance to the service unit brought their babies for immunization 4.740 greater than mothers with distance. Another surprising result is that those mothers who pay for the immunization have greater probabilities for immunization than those who did not pay with Odds ratio of 32.11. This is probably related to higher knowledge of important of the immunization among those who paid compare to those who did not. It is found that mothers with information before taking their babies for immunization had 11.57 times to have their babies immunized compare to those with no information.This study recommends that health care providers should strengthen their health care promotion to the mothers using religious meetings- Furthermore, although there is an indication of willing to pay for the immunization, still an accessible (economically) program is needed, so that it will not hinder mothers to bring their babies to be immunized.
Depok: Universitas Indonesia, 2000
T3175
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ediyana
Abstrak :
Imunisasi Hepatitis B adalah salah satu program imunisasi yang sudah di uji pada bayi dan anak sebagai usaha untuk melindungi mereka dari infeksi penyakit hati (virus Hepatitis B). Penyakit ini adalah salah satu penyebab paling penting terhadap morbiditas dan mortalitas yang di sebabkan oleh infeksi.

Hasil program imunisasi ini, di Pulau Lombok menunjukkan bahwa angka prevalensi menurun dari 7% menjadi 1,6%, karena itu integrasi program infeksi Hepatitis B pada program pengembangan imunisasi di Indonesia diharapkan dapat menurunkan prevalensi penyakit ini secara Epidemiologi, di Bengkulu program imunisasi ini telah dilaksanakan dengan cakupan dan 20% di tahun 1994 hingga 79,3% pada tahun 2000. Keberhasilan program ini sangat tergantung pada Para ibu, karena peran mereka dalam mengimunisasi anak-anaknya.

Rancangan penelitian ini adalah case control yang digunakan untuk mencari faktor-faktor yang berhubungan dengan status imunisasi Hepatitis B pada anak berusia 6-23 bulan. Analisis statistik yang digunakan adalah univariat, bivariat, multivariat.

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa tempat persalinan, status KB, dan penghasilan keluarga mempunyai hubungan yang kuat terhadap status imunisasi Hepatitis B pada anaknya. Variabel yang paling dominan terhadap status imunisasi Hepatitis B adalah tempat persalinan dengan nilai OR = 4,992 (95% Cl; 1,833 - 13,598), pada ibu yang memilih pelayanan kesehatan sebagai tempat persalinan memiliki peluang 5 kali iebih besar untuk mengimunisasi anaknya dengan lengkap dari pada mereka yang tidak.

Dengan melihat hasil penelitian ini saya menyarankan program ini seharusnya di terapkan pada setiap tingkatan dan berbagai pelayanan kesehatan baik di kota maupun di pelosok desa.
Factors related to immunization status of Hepatitis B in children at Public Health Center of Pasar Ikan, Teluk Segara sub district, Bengkulu Province.

Immunization of Hepatitis B is one of immunization program which had been tested to infants and children in order to protect them from infection of liver disease (Hepatitis B virus). The disease is on of the most important cause of morbidity and mortality caused by infection.

The result of this immunization in Lombok Island showed that prevalence rate decrease from 7% to 1,6% Therefore. The integration of immunization of Hepatitis B to immunization development program in Indonesia could be expected to decline the prevalence of the disease Epidemiologically, in Bengkulu this program had been performed since 1994. The coverage has increased from 20% in 1994 to 79,3% in 2000. The success of this program is really depend on mother because of their role to immunize their children.

The design of this research was case control in order to search factors related to immunization status of Hepatitis 13 in Children of 6-23 months. Statistical analysis used were univariate, as well as bivariate, multivariate.

The result of this research indicate that the place of delivery, family planning status and also family income had strong relationship with the status of immunization of Hepatitis 13 in children. The most dominant variable to the status of the immunization is the place of delivery with OR = 4,992 (95% CI = 1,833 - 13,598). Those mothers who choose health care as place of delivery has opportunity 5 times bigger to immunize their children completely than those who were not.

Considering the result of this research, I suggest that this program should be adopted in every level and various health care both in urban and rural area.
2001
T1703
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Evi Yuniawati
Abstrak :
Jika ditinjau dari segi epidemiologi, secara geografis, pada saat ini di dunia diperkirakan terdapat 350 juta pengidap Hepatitis B (carrier), dan hampir 78% di antaranya tinggal di Asia. Indonesia termasuk salah satu wilayah Asia Tenggara, dengan prevalensi Hepatitis B tingkat sedang sampai tinggi. Di Indonesia imunisasi Hepatitis B mulai diintegrasikan ke da1am Program Pengembangan Imunisasi (PPI) sejak tahun 1997. Pelayanan imunisasi Hepatitis B ini bisa didapatkan di RS Pemerintah / RS ABR1, Puskesmas, Pustu, Posyandu yang telah ditunjuk (Depkes, 1997). Cakupan imunisasi Hepatitis B pada bayi usia 0-7 hari di Jawa Timur masih rendah, yaitu 59,30 persen (2005), di Jawa Barat balita yang pemah mendapat irnunisasi Hepatitis B adalah 75,60 persen (2006). Hal ini masih jauh dari target yang diharapkan untuk imunisasi Hepatitis B pada bayi berusia 0-7 hari adalah 90 persen. Pemberian imunisasi Hepatitis B sangat erat kaitannya dengan penolong persalinan, karena untuk mendapatkan imunisasi Hepatitis B sedini mungkin, diperoleh dari tenaga kesehatan. Di Indonesia masih banyak ditemukan persalinan yang bukan ditolong oleh tenaga kesehatan. Persalinan terakhir yang terjadi pada keluarga-keluarga di Jawa Barat yang dilakukan oleh tenaga kesehatan pada tahun 2005 sebesar 61,27 persen turun menjadi 56,64 persen pada tahun 2006. Pada tahun 2005, persentase persalinan yang ditolong oleh &Awn mengalami peningkatan sebesar 5,19 persen, sementara yang ditolong oleh tenaga kesehatan turun sebesar 4,63 persen (BPS Jabal., 2006). Sedangkan di Jawa Timur dalam cakupan program kesehatan tahun 2003-2005 pertolongan persalinan oleh bidan atau tenaga kesehatan mengalami peningkatan, yaitu sebesar 82,73% pada tahun 2003, 84,06% pada tahun 2004, dan sebesar 86,10% pada tahun 2005. Tujuan penelitian ini adalah diketahuinya hubungan antara penoIong persalinan dengan pemberian imunisasi Hepatitis B pada bayi berusia 0-7 hari setelah dipadankan (matching) oleh variabel umur ibu, pendidikan ibu, pekerjaan ibu, tempat persalinan, dan kabupaten daerah tempat tinggal yang berperan sebagai variabel confounder Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan data sekunder dari survey data dasar ASUH. Desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional. Pernilihan sampel pada penelitian ini mengikuti metode 30-cluster WHO. Dalam studi ini cluster adalah desa dengan kriteria perabagian cluster berdasarkan jumlah penduduk (probability proportionate to size). Dengan menggunakan c-survey didapatkan sejumlah desa di tingkat kabupaten di pilih secara acak 15 ibu per cluster sehingga memenuhi jumlah sample 450 untuk satu kabupaten. Responden adalah ibu yang memiliki bayi kandung di bawah satu tahun di wilayah studi terpilih. Jumlah sampel yang berhasil dikumpulkan adalah 2687 responden_ Berdasarkan basil perhitungan di atas dengan jumlah 2687 responden, rnaka didapatkan kekuatan ujinya sebesar 99% pada a---- 5 %, design effect --- 2 dan Pl- P2 = 20%. Analisis data terdiri dari analisis univariat, analisis bivariat dan multivariat. Analisis bivariat rnengunakan uji chi square untuk melihat hubungan variabel independen dengan variabel dependen, sedangkan analisis multivariat dengan menggunakan Propensity Score Matching untuk melihat hubungan variabel independent dengan variabel dependent secara bersarna-sarna setelah dikontrol oleh confounding. Hasil penelkian menunjukkan adanya hubungan yang bernaakna antara penolong persalinan dengan pemberian imunisasi Hepatitis B pada bayi usia 0-7 had setelah dipadankan oleh variabel confounding dengan analisis PSM bila menggunakan alogaritma pemadanan Caliper dengan nilai RR 1,86 dengan nilai p < 0,05. Berdasarkan penelitian ini disarankan untuk penyusun kebijakan diharapkan dapat meningkatkan cakupan imunisasi Hepatitis B pada bayi 0-7 hari dengan cara meningkatkan cakupan penolong persalinan oleh tenaga kesehatan, juga untuk mengunakan alogaritma pemadanan yang lain pada penelitian selanjutnya dan diharapkan adanya penelitian lebih lanjut oleh peneliti lain karena masih sangat jarang penelitian yang mencari hubungan antara penolong persalinan dengan pemberian imunisasi Hepatitis 13 pada bayi usia 0-7 hari dengan variabel yang lain dan juga penelitian dengan menggunakan analisis Propensity Score Matching dengan alogaritma pernadanan yang lain. ......In EpidemioIogic view, as geographic, at this time in the world there is 350 million people carrier of Hepatitis B, and almost 78% lived in Asia_ Indonesia is one of the South East Asia Region., with Hepatitis B prevalence mild to severe. In Indonesia, Hepatitis B immunization has begun to be integrated into Immunization Developing Program (PP1) since the year 1997. Hepatitis B immunization services can be obtained from government hospitals / military hospitals, public health centers, pustu, posyandu, which have been appointed. Hepatitis B immunization coverage for infants aged 0-7 days in East Java is still low, 59.30% whilst in West Java, children under 5 years of age who have been immunized Hepatitis B before is 75.60%. This is far from the expected target for Hepatitis B immunization in infants aged 0-7 days, which is 90%. Administration of Hepatitis B immunization is closely related to delivery care attendants, because to obtain Hepatitis B immunization early, it's through health care professionals. In Indonesia, there are still many deliveries not done by health care professionals. The latest deliveries of families in West Java which were performed by health care professionals happened in 2005 as many as 61,27% had decreased to 56.64% in 2006. In 2005, delivery percentage done by "dukun" had experienced an increase of 5,19% whilst delivery percentage done by health care professional had decreased by 4,63% (BPS Jabar, 2006). Whereas in East Java, health program coverage for the year 2003-2005 showed that delvery care done by midwives or health care professionals had experience an increase as many as: 82,73% in 2003, 84,06% in 2004, and 86,10% in 2005. The objective of this research is to determine the association between delivery care attendants and administration of Hepatitis B immunization to infants aged 0-7 days after being matched by the following variables: mothers'age, mothereeducation, mothers' occupation, places of delivery / labour, and regional district of residency, which act as confounding variables. This research is done using secondary data from basic survey data ASUH. The study design used is cross sectional. Sample selection in this research follow the 30- cluster method of WHO. In this study, the cluster is a village whose criteria of cluster division id based on the number of people (probability proportionate to size). survey is obtained a certain number of villages. In the village stage, 15 mothers per cluster are randomly selected, so that it will satisfy the required number of samples of 450 for I district. Respondents are biological mothers of infants under 1 year of age in the chosen study area. Number of samples managed to be collected are 2687 respondents. Based on the calculation above with 2687 respondents, thus is obtained a strength of study as high as 99% with a = 5%, design effect =2, and Pl-P2 = 20%. Data analysis consist of univariate analysis, bivariate analysis, and multivariate analysis. Bivariate analysis uses chi-square to observe the association between independent variables and the dependent variable, whereas multivariate analysis uses Propensity Score Matching to observe the association between independent variables and the dependent variable at the same time after being controlled for confounding. Findings from the research show that there is significant association between delivery care attendants and administration of Hepatitis B immunization to infants aged 0-7 days after being matched confoundings variables with Propensity Score Matching analysis if using caliper matched alogarithin with RR 1,86 and p value <0.05. Based on this research, it's advice for policy maker to hopefully be able to increase the coverage for Hepatitis B immunization in infants 0-7 days by way of increasing the coverage of delivery care attendants done by health professionals, to use other matching algorithm for the next research and hopefially further researches are done by other researches because there is still hardly any research conducted to determine the association between delivery care and administration of Hepatitis B immunization in infants aged 0-7 days with other variables as well as other reseaches using Propensity Score Matching analysis with different kinds of matching algorithm.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat, 2007
T33899
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library