Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 66 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Devitamalia
"Penggabungan usaha yang dilakukan oleh beberapa perusahaan pada dasarnya bertujuan untuk memberikan manfaat bagi perusahaan-perusahaan yang bergabung tersebut baik untuk saat ini maupun untuk masa yang akan datang. Diantara tujuan-tujuan tersebut adalah untuk memperluas pangsa pasar, menciptakan sinergi, mempertahankan tersedianya bahan baku, diversifikasi usaha, mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan, perencanaan dibidang perpajakan, dan lain sebagainya. Penggabungan usaha secara garis besar dapat dibagi menjadi tiga, yaitu konsolidasi, merger (disebut sebagai fusi), dan akuisisi Penggabungan usaha secara garis besar dapat dibagi menjadi tiga, yaitu konsolidasi, merger (disebut sebagai fusi), dan akuisisi (disebut afiliasi). Penggabungan usaha tersebut dapat dilakukan secara vertikal, horisontal, ataupun penggabungan konglomerasi . Sedangkan dilihat dari segi kepemilikannya penggabungan usaha dapat dilakukan secara intern maupun ekstern. Metode pencatatan penggabungan usaha ini dapat dilakukan dengan metode pembelian (purchase) atau degan metode penyatuan kepentingan (pooling of interest). Praktek penggabungan usaha saat ini semakin gencar dilakukan oleh berbagai perusahaan. Sementara ketentuan-ketentuan atau pedoman-pedoman yang mengatur tentang praktek penggabungan usaha tersebut terutama pedoman yang berhubungan dengan perpajakannya dirasa kurang dapat memberikan penjelasan yang cukup. Untuk itu dalam tulisan ini penulis mencoba mengupas masalah penggabungan usaha, tertutama bagaimana dan sejauh mana implikasi penggabungan usaha tersebut terhadap kewajiban perpajakan di Indonesia."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1994
S18798
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Grace Olivia Udiata
"Tesis ini membahas tentang kekuatan mengikat secara umum dan implikasi hukum penerapan Surat Keputusan Bersama TigaMenteri Nomor 3 Tahun 2008 Tentang Jemaah Ahmadiyah Indonesia (JAI) dikaji dari ilmu perundang-undangan. Berdasarkan hasil kajian ilmu perundang-undangan, SKB Tiga Menteri Nomor 3 Tahun 2008 tentang Ahmadiyah ini tidak memiliki kekuatan hukum mengikat secara umum karena bukan merupakan peraturan perundang-undangan, terbukti bertentangan dengan UUD 1945, memuat materi muatan undang-undang, dan tidak dikenal dalam hirarki peraturan perundangundangan. Implikasi hukum dari penerapan SKB Tiga Menteri Nomor 3 Tahun 2008 tentang Ahmadiyah, telah mengakibatkan fenomena pembentukan peraturan-peraturan kebijakan di daerah terkait aktifitas Jemaah Ahmadiyah Indonesia yang substansinya tidak menyelesaikan masalah sebaliknya menimbulkan diskriminasi, pelanggaran HAM, dan memicu kekerasan terhadap warga JemaahAhmadiyah Indonesia (JAI).

This thesis discusses binding power in general and legal implication of Joint Decree of Three Ministers No 3 year 2008 regarding Jemaah Ahmadiyah Indonesia (JAI) studied from Legal Theory. Based on the study result of legal theory, the Joint Decree of Three Ministers No. 3 year 2008 regarding Ahmadiyah does not have any binding legal power in general since it is not deemed as laws and regulations. It is, in fact, in contrast with the Constitution 1945, containing legal substance, not recognized in the hierarchy of laws and regulations. The legal implication of the application of such Joint Decree of Three Ministers No. 3 year 2008 regarding Ahmadiyah has resulted in the creation policy regulations in the region conflicted with Jemaah Ahmadiyah Indonesia activities, substantially failing to resolve the problems, but in contrary, bringing the rise of discrimination, human rights violations, and triggering violence against Jemaah Ahmadiyah Indonesia (JAI)."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2012
T30030
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
"Sepanjang tahun 2001 saja ada sekitar 74.616 orang tenaga kerja kerja Indonesia yang bekerja di luar negeri telah menjadi korban traffcking .Menurut data yang dilansir oleh The Emancipation Network pada rubrik About Slovery and Human Traffcking (2008),ada 27 juta orang di dunia yang menjadi korban traffcking dimana 50.0 persennya berusia di bawah 18 tahun....."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Acquisition according to Act No. 1/1995.Firstly, the Act No. 40/2007 dose not discuss quantity of acquired share, but focuses on wheter or not the acquiring share have impact on the shifting control; whilist the Act No. 1/1995 stresses on quantity of acquired share that should acquire in awhole share or big-part share which causes to the shifting control over corporation...."
JHB 26 : 3 (2007)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Silvia Age Gideon
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2011
S309
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rut Novita
"ABSTRAK
Pengertian hibah diatur dalam Pasal 1666 KUHPerdata yang berbunyi : Hibah
adalah suatu perjanjian dengan mana si penghibah, di waktu hidupnya, dengan
cuma-cuma dan dengan tidak dapat ditarik kembali, menyerahkan sesuatu benda
guna keperluan si penerima hibah yang menerima penyerahan itu. Dalam hibah
terdapat karakter yang bersifat sepihak, hanya si pemberi hibah saja yang dibebani
dengan kewajiban-kewajiban, sedang penerima hibah, sama sekali tidak
mempunyai kewajiban apa apa sebagai tegen prestasi. Permasalahanpermasalahan
hukum timbul atas hibah cacat hukum karena sifat hibah sebagai
perjanjian sepihak. Penelitian ini menguraikan analisis yuridis mengenai cacat
hukum dalam hibah sebagai perjanjian sepihak dan implikasinya. Metode analisis
data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif untuk
memberikan pengertian dan pemahaman mengenai analisis terhadap cacat hukum
dalam hibah sebagai perjanjian sepihak dan implikasinya. Adanya suatu akibat
dan konsekuensi dari hibah apabila terbukti cacat hukum. Untuk Hibah yang
cacat hukum karena telah melanggar ketentuan dan aturan hukum maka akibat dan
konsekuensinya adalah Hibah tersebut harus batal demi hukum sepanjang dapat
dibuktikan telah melanggar aturan Hukum. Hibah cacat hukum walaupun secara
hukum harus batal demi hukum namun untuk gugatan-gugatan yang banyak
terjadi atas pelaksanaan hibah maka majelis hakim harus memutus perkara secara
arif dan bijaksana sehingga putusan yang dijatuhkan betul-betul menjadi rasa
keadilan, bermanfaat dan adanya kepastian hukum terhadap perkara yang diajukan
tersebut.

Abstract
Understanding of the grant provided in Article 1666 Civil Code (KUHPerdata),
which reads: The grant is an agreement by which who provides grants, at the time
of his life, with no charge and with no turning back, give up one thing for
purposes of the grant recipients who receive. The grants are one-sided character,
only the grantor are burdened with obligations, are recipients of grants, it has no
obligation what as tegen achievement. Legal problems arising on the grant legally
flawed because of the nature of the grant as a unilateral agreement. This study
describes the juridical analysis of the legal flaws in the grant as a one-sided
agreement and its implications. Data analysis methods used in this study is a
qualitative method to give a sense and understanding of the analysis of legal flaws
in the grant as a one-sided agreement and its implications. The existence of an
effect and consequence of the grant if it is proven flawed. To a disability grant
who has violated the provisions of the law and the rule of law and consequently
the result of such grants shall be null and void all been proven to break the rules of
Law. Legal disability grants even though the law should be null and void, but for
a lot of lawsuits going on the implementation of the grant then the judges should
decide cases so wisely handed down a decision that really be a sense of justice,
beneficial and legal certainty to the case that proposed."
2012
T31407
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Tanjung, Leanika
"ABSTRAK
Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) dibentuk berdasarkan UU Nomor 32 tahun 2002
tentang Penyiaran. Adapun tujuan bidang penyiaran adalah untuk memperkukuh
integrasi nasional, terbinanya watak dan jati diri bangsa yang beriman dan bertakwa,
mencerdaskan kehidupan bangsa, memajukan kesejahteraan umum, dalam rangka
membangun masyarakat yang mandiri, demokratis, adil dan sejahtera, dan
menumbuhkan industri penyiaran Indonesia. Pasal 7 UU Penyiaran menyebutkan KPI
terdiri atas KPI Pusat yang dibentuk di tingkat pusat dan KPI Daerah dibentuk di
tingkat provinsi. Namun, Undang-Undang tersebut tidak mengatur hubungan
kelembagaan dan pembagian tugas/wewenang antara KPI Pusat dan KPI daerah
sehingga sering terjadi tumpang tindih dalam mengawasi isi siaran dan proses
perizinan. Penelitian ini bertujuan menganalisis hubungan antara KPI Pusat dan KPI
Daerah, dengan metode penelitian evaluasi. Dari penelitian ini, peneliti menemukan
bahwa hubungan kelembagaan antara keduanya, yang selama ini bersifat koordinatif
atau berarti keduanya mempunyai hubungan yang sejajar, masih bisa dipertahankan.
Peneliti juga menemukan perubahan hubungan menjadi hierarki, seperti yang
diinginkan banyak KPI Daerah, belum tentu menyelesaikan masalah yang ada yaitu
tumpang tindih pelaksanaan tugas dan wewenang, masalah anggaran, dan hubungan
yang tidak harmonis antara KPI Daerah dengan Pemerintah Daerah.

ABSTRACT
Indonesian Broadcasting Commission (KPI) was established under Law No. 32 of
2002 on Broadcasting. The purpose of the broadcasting sector is to strengthen
national integration, building character and national identity of faith and piety,
educating the nation, promote the general welfare, in order to build a society that is
independent, democratic, justice and prosperous, and grow the Indonesian
broadcasting industry. Article 7 of the Broadcasting Act states KPI consists of Central
KPI which formed at the central level and the Regional KPI established at the
provincial level. However, the Act does not regulate the institutional relationship and
division of tasks/authority between the central and local KPI so overlaps often happen
in monitoring broadcast content and the licensing process. This study aimed to
analyze the relationship between Central KPI and KPI Regions, with the method of
evaluation research. From this study, researchers found that the institutional
relationship between the two, which has coordinative or means both have a parallel
relationship, can still be maintained. The researchers also found changes into a
hierarchical relationship, such as the Regional KPI much desired, not necessarily
solve the problem, the overlapping duties and authority, budget problems, and an
antagonistic relationship between KPI Regional and Local Government."
2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Seruni Faradilah
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2010
S10510
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1984
S7826
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7   >>