Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Atikah Ashriyani
"Dalam kondisi krisis energi seperti saat ini, pemanfaatan sumber daya
yang dapat diperbarui diharapkan dapat membantu pemenuhan kebutuhan
energi. Makroalga merupakan salan satu sumber daya yang dapat
dimanfaatkan sebagai penghasil energi alternatif dalam bentuk bioetanol.
Pada penelitian ini, dipilih makroalga genus Eucheuma dan Gracilaria karena
memiliki kandungan selulosa serta mudan dan cepat pembudidayaannya.
Eucheuma dan Gracilaria dinidrolisis olen jamur Thchoderma viride yang
mengnasilkan enzim selulase. Konsentrasi senyawa gula pereduksi yang
dinasilkan dari proses nidrolisis ditentukan dengan metode Somogyi Nelson.
Gula pereduksi paling tinggi yang dihasilkan dari nidrolisis Eucheuma adalan
0,090 mg/mL pada konsentrasi 7,5% dan waktu inkubasi 48 jam, sedangkan
pada Gracilaha, gula pereduksi yang dinasilkan sebesar 0,089 mg/mL pada
konsentrasi 5% dan waktu inkubasi yang sama. Hidrolisat Eucheuma dan
Gracilaria difermentasi olen sel Saccharomyces cerevisiae yang terimobilisasi
dalam Ca alginat. Kondisi optimum proses fermentasi diperolen pada pH 4
dan waktu inkubasi 24 jam yang mengnasilkan kadar etanol sebesar 0,698%
dari nidrolisat Eucheuma dan 0,530% dari Gracilada. Kadar etanol ditentukan
dengan Gas Chromatography."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2009
S30507
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Purnama Laurentina
"Bagas dan jerami merupakan limbah pertanian yang mengandung lignoselulosa sehingga dapat dimanfaatkan untuk produksi bioetanol. Pada penelitian ini, untuk menghidrolisis selulosa pada bagas dan jerami, digunakan jamur Trichoderma viride yang dapat menghasilkan enzim selulase. Namun, adanya kandungan lignin dalam sampel bagas dan jerami akan menghalangi aktivitas enzim selulase untuk mendegradasi selulosa menjadi senyawa gula yang lebih sederhana yaitu glukosa.
Untuk menurunkan kandungan lignin, sampel terlebih dahulu didelignifikasi dengan NaOH 3 %. Konsentrasi senyawa gula pereduksi ditentukan dengan metode Somogyi Nelson. Konsentrasi gula pereduksi paling tinggi adalah 0,230 mg/mL yang dihasilkan dari hidrolisis sampel bagas pada konsentrasi 7,5 %, waktu inkubasi 48 jam dengan urea 0,3 % sebagai sumber nitrogennya.
Hasil fermentasi hidrolisat bagas oleh Saccharomyces cerevisiae yang terimobilisasi dalam Ca alginat, menghasilkan kadar etanol yang lebih tinggi dibandingkan dengan fermentasi oleh Saccharomyces cerevisiae tanpa imobilisasi. Kondisi optimum proses fermentasi diperoleh pada waktu inkubasi 48 jam dan konsentrasi alginat 4 % yang menghasilkan kadar etanol sebesar 2,705%. Kadar etanol ditentukan dengan Gas Chromatography (GC)."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2009
S30539
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library