Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yogyakarta : Fakultas Bahasa dan Seni. Universitas Yogyakarta (UNY)
050 IMJ 4:2 (2006)
Majalah, Jurnal, Buletin  Universitas Indonesia Library
cover
Yoshe Maharani
Abstrak :
Pada akhir tahun 1970-an, dunia kesusastraan Cina mulai memasuki era baru. Muncul aliran puisi Menglong yang merupakan aliran puisi paling penting dan berpengaruh dalam dunia kesusastraan Cina di era modern. Menglongshi, atau dalam bahasa Indonesia berarti “Puisi Samar” merujuk pada aliran puisi baru yang muncul dan berkembang pada periode mulai dari akhir 1970-an hingga awal 1980-an di Cina. Aliran puisi ini dipopulerkan oleh majalah literatur kritis yang mengkritik pemerintahan berjudul Jintian yang beredar di masyarakat pada masa Gerakan Dinding Reformasi, sebuah gerakan di tahun 1978-1979 dimana pemimpin tertinggi di Cina pada tahun-tahun itu memperbolehkan adanya demokrasi kebebasan berpendapat dalam masyarakat. Gu Cheng (顾城) merupakan salah satu penyair ternama di Cina yang namanya dikenal lewat kelompok penyair aliran puisi Menglongshi. Karya-karyanyanya yang beraliran Menglongshi memiliki ciri khas penggambaran alam yang nyata dan penggunaan simbol-simbol pribadi untuk menulis tentang tentang manusia, sosial dan masyarakat khususnya mengenai peristiwa Revolusi Kebudayaan yang merupakan sebuah tragedi menyakitkan yang terjadi selama 10 tahun di Cina. Dalam tulisan ini, dipilih 8 puisi Menglongshi oleh Gu Cheng untuk dikaji aspek simbol dan imajinya sehingga dapat ditelaah makna dari puisi-puisi tersebut. Hasilnya, puisi Menglongshi yang ditulis oleh Gu Cheng memiliki makna yang secara umum merupakan ungkapan sikap Gu Cheng terhadap peristiwa Revolusi Kebudayaan masa lalu dan harapan positif terhadap masa depan walaupun telah terdampak oleh peristiwa Revolusi Kebudayaan. ......As the 1970s nears its end, Chinese literature began a new era. A new poetry genre called Menglong emerged and became the most important genre in modern Chinese literature. Menglong developed itself in the late 70s to early 80s and was popularized by a critical literary magazine called Jintian. The magazine was published during the Wall Reform Movement (1978-1979) where the supreme leader of China allowed democracy and freedom of speech. In this genre of poetry, one of the most prominent poets in the Menglong genre was Gu Cheng. His Menglong poetry is characterized by the usage of vivid imagery of nature, and the usage of symbols to represent people, social issues, and the society that has been impacted by the nation-wide catastrophe; the Cultural Revolution that happened 10 years prior. In this writing, 8 Menglong poems by Gu Cheng are selected to analyze their meanings through its symbolic and imagery aspects in the poem. The result is generally Gu Cheng’s Menglong poems signify Gu Cheng’s expression towards his traumatic past caused by the Cultural Revolution and his positive outlook towards the future despite the things that has happened in the past.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andi Hana Mapaccing Akmar
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan makna simbolis pada merchandise dari grup K-Pop iKON yang mewujudkan imaji akan kedekatan antara penggemar dengan idolanya. Studi-studi terdahulu terkait pembahasan merchandise dan penggemar K-Pop cenderung membahas fenomena perilaku konsumtif dari penggemar K-Pop dalam mengonsumsi merchandise K-Pop. Untuk mengembangkan studi-studi terdahulu, studi ini ingin mengupas bagaimana merchandise sebagai komoditas industri budaya populer, mewujudkan dan merepresentasi imaji akan kedekatan hubungan antara idola dan penggemar. Penelitian ini menggunakan teori konsumerisme, mengenai perspektif consuming dreams, images, and pleasure untuk melihat bagaimana merchandise sebagai objek kultural memfasilitasi imaji tentang kedekatan dengan idola. Adapun Tujuan dari konsumsi barang cenderung berorientasi pada pemenuhan hasrat, maka seni sebagai perwujudan dari image consumption memiliki nilai ekonomi tertentu dalam memberikan kesenangan dan kepuasan emosional yang menjadikan konsumsi sebagai konsumsi simbolis. Peneliti berargumen bahwa merchandise hadir sebagai representasi imaji untuk kedekatan hubungan idola dan penggemar melalui konsumsi merchandise yang terjadi secara berkelanjutan. Data dalam penelitian ini diperoleh melalui metode kualitatif dengan melakukan studi pustaka, dan wawancara mendalam dengan penggemar K-Pop iKON atau iKONIC yang mengoleksi merchandise K-Pop iKON. Temuan dari penelitian ini adalah imaji kedekatan antara penggemar dan idola terjadi melalui perantara merchandise yang dikonsumsi melalui berbagai simbol serta tanda seperti logo, dan visual wajah yang identik dengan grup K-Pop iKON melalui proses pemaknaan terhadap merchandise yang ditelusuri menggunakan interaksi simbolis, makna simbolis, serta nilai subjektif penggemar......This study aims to describe the symbolic meaning of merchandise from the K-Pop group iKON which embodies the image of the closeness between fans and their idols. Previous studies related to the discussion of merchandise and K-Pop fans tend to discuss the phenomenon of consumptive behavior from K-Pop fans in consuming K-Pop merchandise. To develop the previous studies, this study aims to explore how merchandise as a commodity of the popular culture industry creates and represents the image of the close relationship between idols and fans. This study uses consumerism theory, regarding the perspective of consuming dreams, images, and pleasures to see how merchandise as a cultural object facilitates the image of closeness with idols. The purpose of consumption of goods tends to be oriented to the fulfillment of desires, then art as a manifestation of image consumption has a certain economic value in providing pleasure and emotional satisfaction which makes consumption a symbolic consumption. The researcher argues that merchandise exists as an image representation for the close relationship between idols and fans through the consumption of merchandise that occurs on an ongoing basis. The data in this study were obtained through qualitative methods by conducting literature studies, and in-depth interviews with iKON K-Pop fans or iKONIC who collect iKON’s merchandise. The findings of this study are the image of closeness between fans and idols occurs through the intermediary of merchandise that is consumed through various symbols and signs such as logos, and facial visuals that are identical to the K-Pop group iKON through the process of interpreting merchandise which is traced using symbolic interactions, symbolic meaning, as well as the subjective value of fans.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rima Nurul Lathifah
Abstrak :
Skripsi ini membahas imaji Youkai dalam novel Shabake karya Hatakenaka Megumi. Tujuan penelitian ini untuk menjelaskan makna imaji youkai dalam Shabake agar pembaca dapat lebih memahami karakter youkai di dalam karya sastra. Penelitian ini menggunakan pendekatan Semiotik, khususnya trikotomi Pierce. Trikotomi Pierce mengemukakan tentang sistem tanda yang memiliki makna, berkaitan juga dengan ikon, indeks, dan simbol. Analisis penulis tentang imaji youkai dalam Shabake didukung oleh pendapat Komatsu Kazuhiko dalam penelitiannya mengenai youkai.
The focus of this study is youkai's image in a novel Shabake, which is created by Hatakenaka Megumi. The purpose of this study is to explain the meaning of youkai's image in Shabake in order to understand the reader about youkai's character in literature. This study is using Semiotic approach, especially Pierce's trichotomy. Pierce's trichotomy proposes on system of sign which has meaning, and classified as icons, indices and symbols. This analysis is supported by Komatsu Kazuhiko on his youkai's research.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2009
S13785
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Maria Anastasya
Abstrak :
Skripsi ini membahas tentang karakter Hello Kitty yang melekat pada kawaii guzzu mengglobal melalui aspek ideoscapes dan mediascapes. Penulisan ini difokuskan dalam imaji kawaii hello kitty dengan deskriptif analisis. Kawaii guzzu Hello Kitty dapat mengglobal karena imaji kawaii yang ada pada karakter Hello kitty memiliki daya tarik melalui nilai universal. Nilai universal itu terdiri dari happiness, escapism, nostalgia, dan leisure. Tujuan penelitian ini adalah untuk menjabarkan imaji kawaii yang bernilai universal dalam kawaii guzzu hello kitty dapat mengglobal di dunia. ......This thesis is made to examine about hello kitty's character in kawaii guzzu hello kitty globalized through ideoscapes and mediascapes aspect. This research is mainly focused in kawaii image of hello kitty by analyctical description. Hello kitty's kawaii guzzu can be globalized because of kawaii image inside hello kitty which have appeal through universal values. Universal values consist of happiness, escapism, nostalgia, and leisure. The main purpose of this research is explain about kawaii image that have universal values inside hello kitty's kawaii can be globalized in the world.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2011
S132
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library