Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 20 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ade Rochmalia Yudhiyanti
"Skripsi ini membahas daya ilokusi dalam artikel horoskop pada majalah Brigitte edisi nomor 4 (30 Januari-12 Februari 2008) sebagai sumber data. Tujuan penelitian ini adalah untuk menemukan daya ilokusi yang terdapat dalam artikel horoskop tersebut. Pada akhir penelitian, diketahui bahwa daya ilokusi yang paling banyak muncul dalam artikel horoskop adalah pernyataan karena banyak tuturan yang lebih banyak bersifat menyatakan.

The focus of this study is illocutionary force in horoscope in Brigitte Magazine Nr. 4 (30 Januari-12 Februari 2008) as source of data. The purpose of this study is to found any illocutionary force in horoscope. The result of this study shows that the most number of illocutionary force is statement because many speech is more stating."
2009
S14591
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Maya Putri Permatasari
"Pidato adalah salah satu cara komunikasi untuk menyampaikan pemikiran, ide, gagasan, dan informasi dari pembicara. Pidato juga dapat didefinisikan sebagai cara untuk mengekspresikan emosi dan menyatakan isi pikiran dengan suara dan gerakan. Dalam tugas akhir ini, penulis menganalisis pidato Republik Federal Jerman, Angela Merkel yang berjudul Neujahrsansprache der Bundeskanzlerin Merkel für das Jahr 2021. Dalam pidato ini, diperlukan pragmatik untuk membantu proses penyampaian pesan oleh Angela Merkel agar dapat diterima dengan benar dan jelas oleh masyarakat Jerman. Penulis melakukan penelitian berdasarkan teori tindak tutur milik John Rogers Searle (1969) dan George Yule (1996) yang berfokus pada bentuk dan fungsi tindak tutur ilokusi. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dan deskriptif. Selanjutnya, tuturan yang ditemukan diklasifikasikan menjadi lima kategori yaitu representatif, direktif, ekspresif, komisif dan deklaratif. Dari temuan 46 ujaran terdapat 18 fungsi yaitu sebagai berikut: menginformasikan, memberitahukan, menyatakan, mengingatkan, menegaskan, mengklaim, menyangkal, menyimpulkan, menanyakan, memerintahkan, menyarankan, menjanjikan, mengajak, menyambut, mengucapkan terima kasih, mengucapkan belasungkawa, menyampaikan, harapan dan rasa syukur. Dari sekian banyak ujaran yang telah dianalisis, penulis menemukan tindak tutur ilokusi representatif dengan jumlah yang paling banyak dengan jumlah 46 ujaran dan fungsi menyatakan merupakan fungsi yang paling banyak jumlahnya yakni 18 ujaran.

Speech is a way to convey a thought, idea, information, what the speaker implies and communicate. Speech can also be described as the ability to express emotions and express thoughts with sound and movement. In this final project, the author has analyzed the speech of the German Federal Chancellor, Angela Merkel, titled Neujahrsansprache der Bundeskanzlerin Merkel für das Jahr 2021. In this speech, Pragmatics is needed to assist the process of delivering messages by Angela Merkel so that they can be received correctly and clearly by the German people. The author conducted research based on the speech act theory of John Rogers Searle (1969) and George Yule (1996) which focused on the form and function of illocutionary speech acts. This research uses qualitative and descriptive research methods. Furthermore, the utterances found were classified into five categories, namely representative, directive, expressive, commissive, and declarative. From the findings of 46 utterances, there are 18 functions, namely as follows: informing, notifying, stating, reminding, affirming, claiming, denying, concluding, asking, ordering, suggesting, promising, inviting, welcoming, thanking, expressing condolences, conveying, hoping and gratitude. From the utterances that have been analyzed, the author finds the representative illocutionary speech act with the highest number of 46 utterances and the function of stating is the most numerous function, namely 18 utterances."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2022
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Reli Handayani
"

Disertasi ini membahas verbalisasi prinsip kepemimpinan yang terdapat dalam debat calon presiden dan wakil presiden Indonesia tahun 2014 dengan memadukan pendekatan analisis wacana dan pragmatik. Tujuan penelitian ini adalah menemukan tuturan yang mencerminkan prinsip kepemimpinan, menginterpretasikan kesesuaian strategi yang digunakan untuk menyampaikan tuturan kepemimpinan, dan menguraikan pola argumen sebagai dasar untuk menentukan kesahihan tuturan kepemimpinan. Penelitian ini menggunakan rancangan kualitatif dengan data yang dikuantifikasi untuk mencapai tujuan penelitian. Debat yang berlangsung selama lima putaran dan melibatkan empat calon pemimpin digunakan sebagai sumber data. Pertama, melalui analisis proposisi mikro dan makro, peneliti menemukan bahwa tiap penutur menghasilkan bentuk tuturan kepemimpinan yang berbeda antara yang satu dengan yang lain, baik dari aspek diksi maupun pola. Kedua, hasil dari analisis ilokusi menunjukkan bahwa pilihan strategi yang digunakan oleh penutur dalam menyampaikan prinsip kepemimpinan disesuaikan dengan maksud dari tuturan kepemimpinan. Ketiga, analisis pola argumen dan analisis kesahihan tuturan memperlihatkan bahwa tidak semua tuturan kepemimpinan dapat disebut sahih. Hal tersebut ditunjukkan melalui kelengkapan argumen-argumen yang hadir menyertai tuturan kepemimpinan di dalam debat. Berdasarkan temuan tersebut, penelitian ini menyimpulkan bahwa perbedaan bentuk tuturan kepemimpinan, strategi penyampaian tuturan kepemimpinan, dan kesahihan tuturan kepemimpinan merupakan petunjuk yang menyatakan perbedaan model kepemimpinan.


This dissertation discusses the verbalisation of leadership principles in the debate of Indonesian president and vice president candidates in 2014 by combining discourse analysis and pragmatic approach. The aims of this research are to find speeches that reflect leadership principles, to intrepret the compatibility of the strategis used to deliver leadership utterances, and to dissect the pattern of argument as the foundation to determine the felicity of leadership utterances. To achieve those aims, qualitative method accompanied with quantified data is applied to analyse the data on candidate of leaders’ utterances. The debate which was held five rounds and involved four candidates of leaders, is used as source of data. First, using the analysis of micro and macro propositions, the researcher finds that each speaker produced different forms of leadership utterances. Second, the result of illocutionary acts analysis shows that the choices of strategy used by the speakers to deliver leadership principles were adjusted to the intention of leadership utterances. Third, patterns of arguments analysis and felicity conditions analysis reveal that not all utterances are felicitous as demonstrated from the completeness of arguments for leadership utterances. Based on those findings, this research concludes that different forms of leadership utterances, strategies used to deliver leadership utterances, and felicity of leadership utterances are the markers showing different models of leadership.

"
2019
D2599
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fatika Nurul Fajrina
"Penelitian ini bertujuan untuk membahas klasifikasi tindak ilokusi dalam film Harry Potter and the Prisoner of Azkaban berdasarkan klasifikasi tindak ilokusi Searle (representatif, direktif, komisif, ekspresif dan deklarasi) dan untuk mengetahui konteks yang digunakan dalam ujaran-ujaran karakter. Data dikumpulkan dengan menonton film, membaca naskah, dan kemudian menjelaskan konteks dan klasifikasi tindak ilokusi. Data dibatasi menjadi sepuluh data. Dari analisis, ditemukan bahwa ada lima jenis tindak ilokusi yang digunakan oleh karakter-karakter dalam film Harry Potter and the Prisoner of Azkaban. Adalah representatif (menegaskan, melaporkan, menyimpulkan), direktif (memerintah, mempertanyakan, memohon), ekspresif (memuji), komisif (menjanjikan) dan deklarasi (menyatakan).

The research aims to discuss the classification of illocutionary acts in Harry Potter and the Prisoner of Azkaban based on Searle?s illocutionary acts classifications ( representative, directive, commisive, expressive and declaration) and to find out the context used in the utterances of the characters. The data were collected by watching the movie,reading the script, and then describing the context and the classification of illocutionary acts. The data are limited to ten data. From the analysis, it is found that there are five types of illocutionary acts used by the characters in Harry Potter and the Prisoner of Azkaban. They are representative (asserting, reporting concluding), directive (commanding, questioning, requesting), expressive (praising), commisive (promising) and declaration (declaring).
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2015
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Yasmin Rahma Haryanti
"Sebagai aplikasi yang sangat dekat dengan kehidupan sehari-hari, Gojek memiliki pola tuturan tersendiri untuk dapat terkoneksi dengan penggunanya. Penelitian ini menganalisis tindak tutur ilokusi dan strategi kesantunan yang terdapat pada aplikasi Gojek. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif serta teori tindak tutur Searle (1976) dan kesantunan Brown dan Levinson (1987). Penelitian ini menunjukkan bahwa jenis tindak tutur yang terdapat dalam aplikasi Gojek meliputi tindak tutur representatif, direktif, komisif, ekspresif, dan deklaratif. Tindak tutur direktif dalam Gojek mendominasi karena banyak digunakan untuk mengarahkan pengguna untuk melakukan tindakan tertentu, termasuk dalam mengoperasikan aplikasi secara umum. Sementara itu, strategi kesantunan yang ditemui dalam aplikasi Gojek meliputi melakukan FTA tanpa tindak kesantunan, melakukan FTA dengan kesantunan positif, melakukan FTA dengan kesantunan negatif, serta melakukan FTA secara tidak langsung. Penerapan FTA dengan kesantunan positif menjadi strategi yang paling banyak digunakan dalam Gojek sebagai usaha untuk mengakomodasi keinginan pengguna serta membuat pengguna nyaman dalam menggunakan aplikasi ini.

As an application that is essential in daily life, Gojek has its own speech pattern to connect with its users. This research highlights the illocutionary speech acts and politeness strategies used in Gojek. The analysis is done using qualitative descriptive method with Searle’s (1976) theory of speech act and Brown and Levinson’s (1987) theory of politeness. The study shows that Gojek uses illocutionary acts in the form of representative, directive, commissive, expressive, and declarative acts. Directive speech acts in Gojek dominate as it is used to direct users to do certain actions, including in operating the app in general. Politeness strategies found in Gojek consist of doing FTA without redressive actions, doing FTA with positive politeness, doing FTA with negative politeness, and doing FTA off-record. Doing FTA with positive politeness is the most used strategy as it is a medium to accommodate users wants and make users comfortable in using the app."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Bramantya Dwipramadya
"

Sebuah kalimat dapat digunakan untuk mengekspresikan emosi yang ada di pikiran sang penulis. Tulisan pada angkutan barang dan juga penumpang merupakan bentuk dari ekspresi emosi sang pengendara kendaraan tersebut. Isi tersebut secara tidak langsung mengekspresikan permasalahan pribadi sang pengendara, atau mengekspresikan permasalahan sosial pada masyarakat umum dewasa ini. Penggambaran emosi pada tulisan di angkutan barang dan penumpang selain dapat dimaknai sebagai saran dan kritik kepada pemerintah dan masyarakat, juga dapat menjadi evaluasi diri bagi yang membacanya terhadap keadaan yang terjadi di sekitarnya. Tujuan penelitian ini adalah menjelaskan ekspresi emosi sang pengendara yang diekspresikan melalui tulisan yang disajikannya pada kendaraan, sehingga menghasilkan sebuah gambaran sosial dan kehidupan pengendara tersebut. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif yang bertujuan untuk mendeskripsikan fenomena yang terjadi, dan metode kualitatif yang bertujuan untuk memahami lebih dalam fenomena yang terjadi. Data penelitian ini adalah hasil pengambilan gambar berupa foto pada angkutan penumpang dan barang yang memiliki tulisan berbahasa Jawa di daerah Jakarta – Depok, dari tahun 2017 – 2019. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ekspresi emosi yang dinyatakan melalui tulisan merupakan ekspresi keresahan hati, kebanggaan diri, dan semangat hidup. Bagi pembaca ekspresi emosi itu dapat memberikan wawasan baru mengenai pekerjaan dan kehidupan sosial pengendara angkutan penumpang dan barang.

 


A sentence can be used to express emotions in the mind of the author. The writing on the transportation of goods and also passengers is a form of emotional expression of the driver of the vehicle. The content indirectly expresses the personal problems of the driver or expresses social problems in the general public today. Emotional portrayals in writing on goods and passenger transportation besides being interpreted as suggestions and criticisms of the government and society can also be a self-evaluation for those who read it about the circumstances that occur around it. The purpose of this study is to explain the motorist's emotional expression expressed through the writing he presents to the vehicle, thus producing a social picture and life of the driver. The method used is a descriptive method that aims to describe the phenomenon that occurs and qualitative methods that aim to understand more deeply the phenomena that occur. The data of this study are the results of taking photographs in the transportation of passengers and goods that have Javanese writing in the Jakarta-Depok area, from 2017 - 2019. The results of this study indicate that emotional expression expressed through writing is an expression of anxiety, pride, and the spirit of life. For readers of emotional expression, it can provide new insights regarding the work and social life of passengers and goods transport drivers.

"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2019
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Elsa Verina
"Sebuah iklan memainkan peran penting dalam bisnis untuk mencapai pasar targetnya dan membuat pembeli potensial membeli produknya. Namun, dibutuhkan berbagai pendekatan untuk menyampaikan pesan di balik suatu produk. Procter & Gamble (P&G) mengambil pendekatan yang berbeda dalam membuat iklan yang membahas isu rasisme terhadap orang kulit hitam. Iklan yang dirilis pada tahun 2017 dengan judul "The Talk" merupakan iklan advokasi yang menunjukkan sikap perusahaan terhadap isu-isu tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk menguji bagaimana P&G menggambarkan diskriminasi rasial dan kekerasan terhadap orang kulit hitam dengan mengungkapkan strategi yang disebut "the talk". Untuk mencapai tujuan tersebut, penelitian ini menggunakan tindakan ilokusi oleh Searle (1979) untuk menemukan tindakan ilokusi dominan yang diucapkan oleh ibu-ibu kulit hitam di dalam iklan. Penelitian ini juga menganalisis komponen visual dengan menggunakan analisis wacana multimodal dari Kress dan van Leeuwen (2006), dengan tujuan memahami bagaimana mereka menggambarkan perjuangan orang kulit hitam dari satu era ke era lainnya. Penelitian ini menemukan bahwa tindakan ilokusi yang dominan adalah ketegasan karena dalam percakapannya, para ibu berusaha mengingatkan anak-anak mereka tentang apa yang benar dan salah dalam hidup. Penggunaan analisis wacana multimodal dalam penelitian ini, terutama analisis visual, mengkonfirmasi bahwa isu-isu diskriminasi rasial dan kekerasan memiliki dampak besar pada para ibu karena mereka merasa cemas tentang keselamatan dan kesejahteraan emosional anak-anak mereka.

An advertisement plays a significant role in the business in order to reach its target market and make their potential buyers purchase the products. However, it needs various approaches to communicate the message behind a product. Procter & Gamble (P&G) takes a different approach to making an advert that speaks out on the issues of racism against black people. The ad released in 2017 called The Talk is an advocacy advertisement, showing the company's stance toward the issues. This study aims to examine how P&G portrays the racial discrimination and violence against black people by revealing the strategy called “the talk.” To achieve the aim, this study uses illocutionary acts by Searle (1979) to find the dominant illocutionary act uttered by black mothers. This research additionally analyzes the visual components employing Kress and van Leeuwen’s (2006) multimodal discourse analysis, aiming to understand how they depict the struggles of black people from one era to another. This study finds that assertiveness is the dominant illocutionary act since in their talk, the mothers try to remind their children about what is right and wrong in life. The use of multimodal discourse analysis in this study, especially the visual analysis, confirms that the issues of racial discrimination and violence have huge impacts on the mothers as they feel anxious about their children’s safety and emotional well-being. "
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Nabila Rahil Fikriyah
"Penelitian ini adalah kajian tentang jenis-jenis tindak tutur ilokusi ekspresif yang  terdapat dalam  film Belanda 'Jongens', Film 'Jongens' merupakan film yang dirilis di tahun 2014 tentang pencarian jati diri seorang atlet estafet remaja bernama Sieger serta kebingungannya dengan seksualitas dan label diri. Tujuan dari kajian ini adalah untuk memaparkan tindak tutur ilokusi ekspresif apa saja yang terdapat di dalam film 'Jongens'. Kajian ini berlandaskan teori John Langshaw Austin dalam How To Do Things With Words dan John R. Searle dalam Speech Acts: An Essay in the Philosophy of Language dan menggunakan metode deskriptif kualitatif. Terdapat total 32 tindak tutur ilokusi ekspresif yang dapat diidentifikasi dalam kajian ini dan tindak jenis ekspresif yang ditemukan adalah sarkasme, memberi sindiran, pujian, kekhawatiran, amarah, dan kekecewaan.

This research is a study of the types of expressive illocutionary speech acts through linguistic perspective contained in the Dutch film 'Jongens', the film 'Jongens' is a film released in 2014 about the search for the identity of a teenage relay athlete named Sieger and his confusion with his sexuality and self label. The purpose of this study is to describe what expressive illocutionary speech acts are in the film 'Jongens'. This study is based on the theory of John Langshaw Austin in How To Do Things With Words and John R. Searle in Speech Acts: An Essay in the Philosophy of Language and uses a qualitative descriptive method. There are a total of 32 examples of expressive illocutionary speech acts that can be identified in this study and the identified expressive acts are sarcasm, praise, worry, anger, and disappointment.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nadira Wahyu Ningtias
"Penelitian ini bertujuan untuk memberikan penjelasan mengenai penggunaan strategi mengeluh dalam ujaran ekspresif dan direktif yang terdapat pada kolom balasan dari unggahan video berjudul “Zusammen gegen Corona #BesondereHelden” di akun Twitter @RegSprecher beserta fungsi ujarannya. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif dengan model analisis deskriptif. Teori yang digunakan dalam menganalisis data adalah teori tindak tutur oleh Austin (1962), teori tindak tutur ilokusi oleh Searle (1975), dan teori strategi mengeluh oleh Trosborg (1995). Berdasarkan hasil analisis delapan data berupa empat tuturan ilokusi ekspresif dan empat tuturan ilokusi direktif, peneliti menemukan penggunaan tiga kategori strategi mengeluh, yakni "keluhan implisit", "ungkapan kekesalan atau ketidaksetujuan", serta "menyalahkan". Sementara itu, strategi mengeluh kategori "menyalahkan" sama sekali tidak ditemukan. Adapun pada tuturan ekspresif ditemukan dua fungsi ujaran yaitu mengkritik dan mengungkapkan kekesalan, sedangkan pada tuturan direktif ditemukan empat fungsi ujaran yaitu memerintah, menyarankan, meminta, dan mempertanyakan.

This study aims to provide an explanation of complaint strategies that are used in expressive and directive speech acts contained in the reply column of the video entitled “Zusammen gegen Corona #BesondereHelden” under @RegSprecher account on Twitter along with the speech functions. The research method used is a qualitative method with descriptive analysis model. The theories utilized in analyzing the data are speech act theory by Austin (1962), illocutionary speech act theory by Searle (1975), and complaint strategies theory by Trosborg (1995). According to the analysis results of eight data consisting four expressive illocutionary speech acts and four directive illocutionary speech acts, the researcher found the use of three categories of complaint strategies, namely "no explicit reproach", “expression of annoyance or disapproval" and "blaming". However, the use of the complaint strategies category "accusations" was not found. In addition, there are two speech functions founded in expressive speech acts namely criticizing and expressing resentment, whereas in directive speech acts there are four speech functions founded, namely commanding, suggesting, requesting, and questioning."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>