Disertasi ini membahas verbalisasi prinsip kepemimpinan yang terdapat dalam debat calon presiden dan wakil presiden Indonesia tahun 2014 dengan memadukan pendekatan analisis wacana dan pragmatik. Tujuan penelitian ini adalah menemukan tuturan yang mencerminkan prinsip kepemimpinan, menginterpretasikan kesesuaian strategi yang digunakan untuk menyampaikan tuturan kepemimpinan, dan menguraikan pola argumen sebagai dasar untuk menentukan kesahihan tuturan kepemimpinan. Penelitian ini menggunakan rancangan kualitatif dengan data yang dikuantifikasi untuk mencapai tujuan penelitian. Debat yang berlangsung selama lima putaran dan melibatkan empat calon pemimpin digunakan sebagai sumber data. Pertama, melalui analisis proposisi mikro dan makro, peneliti menemukan bahwa tiap penutur menghasilkan bentuk tuturan kepemimpinan yang berbeda antara yang satu dengan yang lain, baik dari aspek diksi maupun pola. Kedua, hasil dari analisis ilokusi menunjukkan bahwa pilihan strategi yang digunakan oleh penutur dalam menyampaikan prinsip kepemimpinan disesuaikan dengan maksud dari tuturan kepemimpinan. Ketiga, analisis pola argumen dan analisis kesahihan tuturan memperlihatkan bahwa tidak semua tuturan kepemimpinan dapat disebut sahih. Hal tersebut ditunjukkan melalui kelengkapan argumen-argumen yang hadir menyertai tuturan kepemimpinan di dalam debat. Berdasarkan temuan tersebut, penelitian ini menyimpulkan bahwa perbedaan bentuk tuturan kepemimpinan, strategi penyampaian tuturan kepemimpinan, dan kesahihan tuturan kepemimpinan merupakan petunjuk yang menyatakan perbedaan model kepemimpinan.
This dissertation discusses the verbalisation of leadership principles in the debate of Indonesian president and vice president candidates in 2014 by combining discourse analysis and pragmatic approach. The aims of this research are to find speeches that reflect leadership principles, to intrepret the compatibility of the strategis used to deliver leadership utterances, and to dissect the pattern of argument as the foundation to determine the felicity of leadership utterances. To achieve those aims, qualitative method accompanied with quantified data is applied to analyse the data on candidate of leaders’ utterances. The debate which was held five rounds and involved four candidates of leaders, is used as source of data. First, using the analysis of micro and macro propositions, the researcher finds that each speaker produced different forms of leadership utterances. Second, the result of illocutionary acts analysis shows that the choices of strategy used by the speakers to deliver leadership principles were adjusted to the intention of leadership utterances. Third, patterns of arguments analysis and felicity conditions analysis reveal that not all utterances are felicitous as demonstrated from the completeness of arguments for leadership utterances. Based on those findings, this research concludes that different forms of leadership utterances, strategies used to deliver leadership utterances, and felicity of leadership utterances are the markers showing different models of leadership.
"Sebuah kalimat dapat digunakan untuk mengekspresikan emosi yang ada di pikiran sang penulis. Tulisan pada angkutan barang dan juga penumpang merupakan bentuk dari ekspresi emosi sang pengendara kendaraan tersebut. Isi tersebut secara tidak langsung mengekspresikan permasalahan pribadi sang pengendara, atau mengekspresikan permasalahan sosial pada masyarakat umum dewasa ini. Penggambaran emosi pada tulisan di angkutan barang dan penumpang selain dapat dimaknai sebagai saran dan kritik kepada pemerintah dan masyarakat, juga dapat menjadi evaluasi diri bagi yang membacanya terhadap keadaan yang terjadi di sekitarnya. Tujuan penelitian ini adalah menjelaskan ekspresi emosi sang pengendara yang diekspresikan melalui tulisan yang disajikannya pada kendaraan, sehingga menghasilkan sebuah gambaran sosial dan kehidupan pengendara tersebut. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif yang bertujuan untuk mendeskripsikan fenomena yang terjadi, dan metode kualitatif yang bertujuan untuk memahami lebih dalam fenomena yang terjadi. Data penelitian ini adalah hasil pengambilan gambar berupa foto pada angkutan penumpang dan barang yang memiliki tulisan berbahasa Jawa di daerah Jakarta – Depok, dari tahun 2017 – 2019. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ekspresi emosi yang dinyatakan melalui tulisan merupakan ekspresi keresahan hati, kebanggaan diri, dan semangat hidup. Bagi pembaca ekspresi emosi itu dapat memberikan wawasan baru mengenai pekerjaan dan kehidupan sosial pengendara angkutan penumpang dan barang.
A sentence can be used to express emotions in the mind of the author. The writing on the transportation of goods and also passengers is a form of emotional expression of the driver of the vehicle. The content indirectly expresses the personal problems of the driver or expresses social problems in the general public today. Emotional portrayals in writing on goods and passenger transportation besides being interpreted as suggestions and criticisms of the government and society can also be a self-evaluation for those who read it about the circumstances that occur around it. The purpose of this study is to explain the motorist's emotional expression expressed through the writing he presents to the vehicle, thus producing a social picture and life of the driver. The method used is a descriptive method that aims to describe the phenomenon that occurs and qualitative methods that aim to understand more deeply the phenomena that occur. The data of this study are the results of taking photographs in the transportation of passengers and goods that have Javanese writing in the Jakarta-Depok area, from 2017 - 2019. The results of this study indicate that emotional expression expressed through writing is an expression of anxiety, pride, and the spirit of life. For readers of emotional expression, it can provide new insights regarding the work and social life of passengers and goods transport drivers.
"