Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Hendro Djoko Tjahjono
Abstrak :
Disfungsi ereksi merupakan salah satu bentuk gangguan seksual yang dapat dialami oleh pasien diabetes melitus. Tujuan dari penerapan EBNP Evidence Based Nursing Practise adalah untuk mengidentifikasi secara dini adanya disfungsi ereksi menggunakan instrument International Index of Erectile Function-5 IIEF-5 . Desain yang digunakan dengan pendekatan PICO Problem, Intervention, Comparison, Outcomes dan melalui penelusuran jurnal dari Proquest, Ebsco, Science Direct, didapatkan 16 responden. Hasil penerapan menunjukkan disfungsi ereksi ringan dialami 5 orang 31,25 , disfungsi ereksi ringan ke sedang 9 orang 56,25 dan disfungsi ereksi sedang 2 orang 12,5 . Disfungsi ereksi memerlukan penanganan lebih lanjut untuk meningkatkan kualitas hidup pasien diabetes melitus. ......Erectile dysfunction is one form of sexual disorder that diabetic patients can be experienced. The aims of EBNP Evidence Based Nursing Practise implementation is to identify early erectile dysfunction using International Index of Erectile Function-5 IIEF-5 instruments. The design used with PICO Problem, Intervention, Comparison, Outcomes approach and Proquest, Ebsco, Science Direct journal reviews with 16 respondent. The results showed mild erectile dysfunction were 5 person 31,25 , mild to moderate erectile dysfunction were 9 56,25 and moderate erectile dysfunction were 2 12,5 . Erectile dysfuntion required further treatment needs to improving diabetic patient quality of life.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan, 2018
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Puti Adla Runisa
Abstrak :

atar Belakang: Silikonoma penis merupakan suatu proses inflamasi yang menyebabkan deformitas pada penis, yang disebabkan oleh penyuntikan substansi non-biologis pada penis, dan menyebabkan kerusakan yang hebat. Tata laksana berupa eksisi radikal kadang menjadi satu-satunya pilihan, dengan penutupan defek menggunakan tandur kulit. Namun, tandur kulit menyebabkan kontraktur sekunder dan terputusnya ujung saraf dari kulit, sehingga berpotensi menyebabkan disfungsi seksual. Studi ini dilakukan untuk mengevaluasi pasien tersebut dengan menggunakan IIEF-5.

Metode: Studi ini merupakan studi cross sectional retrograde yang melibatkan pasien silikonoma penis yang di rekonstruksi menggunakan tandur kulit di Rumah Sakit Hasan Sadikin dan Cipto Mangunkusumo dari januari 2015 ke juli 2019. Pasien yang bersedia mengikuti penelitian ini akan dievaluasi fungsi seksualnya menggunakan kuesioner IIEF-5.

Hasil: Terdapat total 36 pasien silikonoma penis yang direkonstruksi dengan tandur kulit, dan 19 pasien bersedia untuk ikut serta pada penelitian ini. Dari total pasien, 16 (84,2%) pasien memiliki fungsi seksual yang normal, 2 (10,5%) mengalami disfungsi ereksi ringan dan 1 (5,3) mengalami disfungsi ereksi ringan-sedang.

Kesimpulan: Pasien dengan silikonoma penis yang mendapatkan rekonstruksi dengan penutupan defek menggunakan tandur kulit memiliki fungsi seksual jangka panjang yang baik, sehingga dapat digunakan sebagai opsi penutupan defek.


Background: The necessity for penile augmentation has been present throughout history, using non-biological high viscosity substances resulting in detrimental damages, leading to siliconoma. Surgical management with radical excision with choices of split thickness skin graft as defect closure option for resurfacing. Nevertheless, the presence of secondary contracture and sensation diminution of the graft might interfere with sexual function. The aim of this study is to evaluate sexual function in penile siliconoma patient post skin graft reconstruction, using Simplified International Index of Erectile Function (IIEF-5).

Methods: This is a retrograde cross-sectional study involving penile siliconoma patients receiving reconstruction using split thickness skin graft at Hasan Sadikin and Cipto Mangunkusumo General Hospital from January 2015 to July 2019. All patients willing to enroll in this study were given the IIEF-5 questionnaire for sexual function evaluation.

Result: A total patient of 36 people was detected through medical record in both centers, and 19 were willing to be enrolled in this study. Among the patients, 16 (84.2%) had normal sexual function and 2(10.5%) Mild and 1(5.3%) had mild to moderate erectile disfunction.

Conclusion: Penile siliconoma patients receiving radical excision and resurfacing using skin graft has a good sexual function, and could be used as a resurfacing option in the treatment of penile siliconoma.

Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2020
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Dahril
Abstrak :
Objektif : Untuk mengetahui korelasi antara Disfungsi Ereksi dengan berat Chips Prostat, Volume Prostat dan lamanya waktu TURP pada BPH. Metode : Penelitian ini merupakan prospektif deskriptif. Semua pasien BPH yang menjalani TURP di RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung selama Juni 2001 - Desember 2002 dimasukkan kedalam penelitian ini. Pada penelitian ini digunakan kwesioner International Index Erectile Function-5 (IIEF-5) untuk menilai keadaan fungsi ereksi sebelum dan dua bulan setelah operasi TURP. Pasien yang mengalami disfungsi ereksi sebelum operasi diekslusi dari penelitian ini. Hasil: Didapatkan 15,4 % pasien disfungsi ereksi setelah TURP dengan usia rata rata 60,3 ± 4,2 tahun dan didapatkan korelasi yang signifikan antara disfungsi ereksi dengan beratnya chips prostat ( p =0,02 ). Dari analisis regresi diasumsikan bahwa setiap 1 gram chips prostat yang direseksi akan mengakibatkan kemungkinan disfungsi ereksi 0,4 %.
Objective: To determine the correlation between erectile dysfunction and tissue removed at transurethral resection of prostate, volume of the prostate and duration time of resection in Benign Prostate Hyperplasia. Method: This was a descriptive prospective study. All BPH patients underwent transurethral resection of the prostate in Hasan Sadikin Hospital Bandung during June 2001 - December 2002 was included in this study. International Index Erectile Function-5 (IIEF-5) questionnaires was used to evaluate these subjects preoperatively and two months after operation. Patients with erectile dysfunction before operation were excluded from this study. Results: After TURP procedure, 15.4 % patients had erectile dysfunction, with mean age 60.3 ± 4.2 years old. We found significant correlation between prostate chips weight resected during TURP and erectile dysfunction (p = 0.02). By regression analysis, it was assumed that every 1 gram resected prostate chip increased the likelihood of erectile dysfunction 0.4%.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2004
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library