Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 40 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Philadelphia, PA : Taylor and Francis, 1999
629.253 8 DES
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Farhan Hasan
"Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan performa motor otto 4 langkah, menekan kadar emisi dan meminimalkan konsumsi bahan bakar dengan cara menurunkan waktu injeksi pengapian setelah sebelumnya dibuat mixer dengan menggunakan cyclone dll. Alat tersebut digunakan untuk mencampur udara dan LPG (Liquefied Petroleum Gas) sebelum masuk ke dalam karburator. Sebenarnya penelitian ini pernah dilakukan,namun karena adanya perbedaan energi aktivasi antara bensin dengan LPG maka pada penelitian kali ini ignition timing diubah sampai mengahasilkan yang terbaik. Untuk itu pada penelitian kali ini berbagai jenis pengujian serta penambahan alat yaitu CDI ( Capasitor Discharge Ignition) digunakan untuk melakukan remapping ignition timing yang terbaik. Hasil dari penelitian ini membuktikan bahwa setelah dilakukan perubahan ignition timing hasilnya menjadi lebih baik.

The purposes of this research are to improve the performance of a four stroke motorcycle, reduce the emission level and also minimize the fuel consumption by using a mixing device which has a twelve crossing holes, bluff body, and a cyclone designed to modify the ignition time. The device is applied to mix air and LPG (Liquified Petroleum Gas) before entering the carburator. A similar research has been done in the past however, since there is an activation energy difference between fuel and LPG therefore, in this research the ignition timing is modified until it reaches the maximum performance. In addition, various tests were performed and also adding a CDI ( Capacitor Discharge Ignition) device to re¬mapp the best ignition timing. The results from this research verifies that by modifying the ignition timing, the performance of a motorcycle becomes better. "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S612
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Bagus Abimanyu
"Pengembangan motor pembakaran dalam atau mesin Otto yang terus dilakukan membuat teknologi pada mesin Otto merupakan salah satu yang tercanggih di abad ini Hal ini ditandai oleh pengembangan mesin Otto yang sudah dimulai dari tingkat universitas di berbagai penjuru dunia untuk riset ataupun untuk mengikuti kompetisi hemat energi atau Eco marathon Universitas Indonesia adalah salah satu universitas yang mengembangkan mesin Otto Mesin yang dikembangkan yaitu mesin Otto satu silinder empat langkah berkapasitas 65 cc.
Mesin ini mempunyai spesifikasi yang berbeda dengan mesin pada umumnya dan mempunyai pengaturan yang berbeda pula Salah satu pengaturan penting pada mesin Otto yaitu ignition timing Ignition timing berperan dalam penentuan waktu pembakaran pada mesin Otto Penentuan waktu pengapian harus disesuaikan dengan parameter parameter mesin lainnya seperti kompresi dan jenis bahan bakar yang digunakan Pada pengukuran diperoleh ignition timing standar mesin Otto 65 cc berkisar antara 15 o 40 o BTDC Dengan kondisi pengapian standar didapatkan daya maksimum mesin pada 733 Watt dan torsi maksimum 2,66 Nm Selain itu dilakukan analisis pada proses dynotest dan failure yang terjadi pada pulley."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S57381
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nano Murdiono
"Untuk meningkatkan efisiensi pada motor bakar bensin dilakukan berbagai macam cara salah satunya pada sistem penyalaannya. Pembakaran bahan bakar di dalam silinder sebelumnya dilakukan dengan sistem pengapian konvensional yaitu terbakarya bahan bakar di dalam silinder diawali dengan adanya percikan diantara ke dua elektroda busi di dalam silinder. Adanya perkembangan teknologi elektronika yang luas memungkinkan mulai digantikannya sistem pengapian konvensional dengan cara elektronika karena didapati adanya kelemahan pada sistem pengapian konvensional. Salah satu sistem pengapian secara elektronika itu adalah CDI. Dengan cara membandingkan ke dua sistem pengapian tersebut maka akan diketahui sistem pengapian yang lebih baik. Hal ini bisa dilakukan dengan menguji kedua sistem pengapian tersebut di laboratorium dan mengambil data hasil uji. Dari hasil uji sistem pengapian CDI lebih baik dari sistem konvensional Jadi dengan pemakaian CDI akan meningkatkan efisiensi dari motor bensin."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
S37736
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sandra Dwi Sari
"Penggunaan kompor briket batubara dapat mengurangi penggunaan bahan baker minyak yang semakin mahal dan semakin sedikit. Namun banyak kendala dalam penggunaan kompor briket batubara yaitu dalam hal waktu penyalaan (ignition time). Permasalahan penyalaan briket selama ini adalah kurangnya pasokan oksigen untuk proses pembakaran awal briket. Pada awal penyalaan penetrasi oksigen eksternal ke dalam briket terhambat oleh adanya laminer boundary layer. Setelah itu briket mengalami proses devolatilisasi yaitu pelepasan zat-zat volatile melalui pori-pori ke permukaan batubara dan membentuk awan volatile matter yang menyebabkan penetrasi oksigen eksternal terhalangi. Perpindahan panas radiasi dan konveksi juga menjadi lambat dikarenakan tidak adanya suplai oksigen dari dalam briket batubara, sehingga untuk mengatasi masalah ini digunakan briket promotor yang mengandung oksidator etil asetat sebanyak 15% dari massa total briket. Untuk menghasilkan hasil yang optimum dari segi waktu penyalaan maka kompor briket batubara dirancang sedemikian rupa yang dilengkapi dengan blower, briket bawah sebagai briket pemasakan dan briket atas yang mengandung oksidator sebagai promotor penyalaan. Dengan rancangan kompor briket yang dilengkapi dengan blower di bagian bawah maka akan terjadi aliran udara secara forced updraft sehingga menjamin kecukupan penyediaan udara untuk pembakaran. Saat ini modifikasi metode konvensional dilakukan dengan menciptakan turbulensi pada aliran udara pembakaran yang dialirkan ke arah briket. Tujuannya adalah untuk membuat aliran turbulen pada boundary layer yang biasanya terbentuk pada permukaan briket. Pengontrolan turbulensi pada pembakaran batubara umumnya dilakukan dengan mengalirkan udara menggunakan blower ke arah briket. Hal ini dilakukan untuk memecah awan volatile di permukaan batubara dan mempenetrasikan udara sekunder tersebut masuk ke dalam briket. Penggunaan variasi kecepatan superfisial udara pembakaran pada penelitian ini yaitu sebesar 1,9 - 0,6 m/s, sehingga akan diketahui laju alir yang optimum untuk mendapatkan pembakaran yang sempurna dan diperoleh waktu penyalaan yang singkat. Pada penelitian ini juga akan dilakukan variasi tinggi chimney dengan menggunakan laju alir yang optimum yang diperoleh dari variasi kecepatan superficial udara pembakaran.

Usage of coal briquette stove can lessen fuel consumption of oil that is increasingly expensive and increasingly a few. But many constraints in usage of coal briquette stove that is in the case of ignition time. Ignition time problems of briquette until now is lack of supply oxygen to process initial combustion of briquette. In the early of ignition of penetration of oxygen eksternal into briquette pursued by existence of laminer boundary layer. Then briquette experiences devolatilisation process that is release of volatile matters through pore to surface of coal and forms volatile cloud matter causing penetration of oxygen eksternal is hindered. Radiation heat transfer and convection also becomes is slow because of inexistence of oxygen supply from within coal briquette, so that to overcome this problem applied promotor briquette containing oksidator ethyl acetate counted 15% from briquette total mass. To yield optimum result from the angle of ignition time hence coal briquette stove is designed in such a manner equiped with blower, briquette under as cooking briquette and briquette to containing oksidator as promotor. With briquette stove planning equiped with blower in underside hence there will be air current in forced updraft causing guarantees supply sufficiency of air for combustion. Now modification of conventional method is done by creating turbulent at combustion air current poured into by direction of briquette. The purpose is to make turbulent flow at boundary layer usually formed at briquette surface. Controller turbulent at coal firing generally is done by flowing air to apply blower towards briquette. This thing done to break volatile cloud on the surface of coal and penetration of the secondary air comes into briquette. Usage various speed of combustion air superficially at this research that is 1,9 - 0,6 m/s, so that will be known optimum rate of flow to get perfect combustion and obtained brief ignition time. At this research also will be done various height chimney by using optimum rate of flow obtained from various speed of combustion air superficially."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S49613
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Antonius Albert Theo
"Penelitian pemodelan kinetika dan oksidasi pembakaran bahan bakar bensin komersial bertujuan untuk membuat suatu mekanisme pembakaran yang valid dan representatif sehingga dapat digunakan untuk memprediksi ignition delay time, polutan yang dihasilkan, serta pengaruh temperatur, tekanan dan rasio ekivalensi pada reaksi oksidasi dan pembakaran suatu bahan bakar. Penambahan etanol berguna untuk menambah kandungan oksigen di dalam bahan bakar yang diharapkan mampu memperbaiki kualitas bahan bakar.
Penyusunan mekanisme reaksi dilakukan dengan penelusuran literatur. Model yang telah disusun akan divalidasi dengan menggunakan data ekperimen yang dikeluarkan oleh Petrobras pada tahun 2005 yang diperoleh dengan Rapid Compression Machine, pada rentang temperatur 850-940 K dan tekanan 11 - 16 bar. Mekanisme yang telah divalidasi, digunakan untuk simulasi dengan variasi tekanan awal, rasio ekuivalensi, dan komposisi etanol.
Perangkat lunak yang digunakan adalah Chemkin 3.7.1. Mekanisme reaksi yang disusun berhasil memprediksi eksperimen. Pada variasi tekanan awal, saat suhu awal 865 K dan tekanan awal 13 bar ignisi terjadi pada saat 94,7 milidetik dan energi yang dihasilkan sebesar 54,01 kalori/cm3. Pada suhu yang sama, ketika tekanan diubah menjadi 5 bar dan 40 bar, idt menjadi 351 milidetik dan 22,3 mili detik serta energi panas sebesar 9,33 kalori/cm3 dan 501,7 kalori/cm3.
Untuk variasi rasio ekuivalensi, pada kondisi stoikiometri, suhu awal 865 K dan tekanan 13 bar, idt terjadi saat 94,7 milidetik dan energi yang dihasilkan sebesar 54,01 kalori/cm3. Ketika rasio ekuivalensi diubah menjadi 0,5 dan 1,2, maka idt menjadi 29,1 milidetik dan 152 milidetik serta panas masingmasing sebesar 328,1 kalori/cm3 dan 18,3 kalori/cm3. Untuk variasi etanol, kondisi awal saat kandungan etanol 10% di dalam bahan bakar, tekanan awal 13 bar, dan suhu awal 865 K, idt masing-masing sebesar 94,7 milidetik dan energi 53,01 kalori/cm3. Ketika kandungan etanol diubah menjadi 5% dan 20%, maka idt masing-masing menjadi 104 milidetik dan 80 milidetik serta panas sebesar 69,3 kalori/cm3 dan 50,1 kalori/cm3.

The main goals of research on the modeling of kinetic and oxidation of commercial fuel are to create a valid and representative reaction mechanism that can be used to predict the profile of ignition delay time, exhaust pollutants, and behaviors of oxidation reaction. Additional ethanol as oxygenate in fuel blend could increase oxygen content in combustion process.
Model is arranged by literature study and has to be validated with an experiment data from Petrobras in 2005. Experiment data was obtained from rapid compression machine with initial temperature range 850-940 K, initial pressure range 11-16 bar. That valid mechanism will be used for pressure, equivalent ratio, and ethanol variation simulation.
The softwere will be used is Chemkin 3.7.1. The new reaction mechanism can predict the experiment data successfully. In initial pressure variation, at initial temperature and pressure 865 K and 13 Bar, fuel will ignite at 94.7 msec with 54.01 cal/cm3 heat production. On the same initial temperature, when pressure is changed to 5 bar and 40 bar, ignition becomes 351 msec and 22.3 msec with heat production 9.33 cal/cm3 and 501.7 cal/cm3.
In equivalent ratio variation, at stoichiometric condition, fuel will ignite in 94.7 msec with 54.01 cal/cm3 heat production. When equivalent ratio is change to 0.5 and 1.2, the ignition becomes 29.1 msec and 152 msec with each heat production 328.1 cal/cm3 dan 18.3 cal/cm3. In ethanol variation, at ethanol composition 10%, initial pressure 13 bar and initial temperature 865 K, fuel will ignite at 94,7 msec and 54.01 cal/cm3 heat production. When ethanol composition is changed to 5% and 20%, the ignition becomes 104 msec dan 80 msec with heat production 69,3 cal/cm3 and 50,1 cal/cm3.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
S51729
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sulaiman Achmad
"Penelitian pada motor otto 4 langkah ini bertujuan untuk meningkatkan performa, mengurangi konsumsi bahan bakar dan memperbaiki emisi dengan melakukan pemetaan ulang pada waktu penyalaan. Alat pencampuran yang digunakan pada penelitian ini menggunakan hasil dari penelitian sebelumnya yang bertujuan memperbaiki tingkat pencampuran. Oleh karena adanya perbedaan energi aktivasi dan nilai oktan yang sangat tinggi dari LPG (Liquified Petroleum Gas) maka pada penelitian ini diubah waktu penyalaan gua mencari pemetaan waktu penyalaan terbaik pada bukaan katup regulator 180° dan 270°. Penulis menggunakan CDI (Capasitor Discharge Ignition) yang dapat diprogram agar pengubahan pemetaan ini mudah dilakukan. Hasil dari penelitian ini membuktikan perlu adanya perubahan dari waktu penyalaan untuk meningkatkan hal-hal tersebut yang bergantung pada jumlah LPG yang masuk kedalam ruang bakar.

The purposes of this research are to improve the performance of a four stroke motorcycle, reduce the emission level and also minimize the fuel consumption by using a mixing device which has a twelve crossing holes, bluff body, and a cyclone designed to modify the ignition time. The device is applied to mix air and LPG (Liquified Petroleum Gas) before entering the carburator. A similar research has been done in the past however, since there is an activation energy difference between fuel and LPG therefore, in this research the ignition timing is modified until it reaches the maximum performance. In addition, various tests were performed and also adding a CDI ( Capacitor Discharge Ignition) device to remapp the best ignition timing. The results from this research verifies that by modifying the ignition timing, the performance of a motorcycle becomes better."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S45701
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Ardy Rizki Ananda
"Dalam suatu peristiwa kebakaran, perambatan api pada arah lateral dapat meningkatkan laju pelepasan kalor yang terjadi. Untuk mempelajari sifat penyebaran api pada arah lateral, melalui Skripsi ini dilakukan pengembangan desain alat pengujian perambatan api arah lateral untuk material padat mampu bakar. Acuan yang digunakan dalam pengembangan alat adalah standar ASTM E1321-97 a 2002 mengenai pengujian penyalaan dan permbatan api pada arah lateral. Beberapa penyesuaian dalam proses pengembangan desain dilakukan untuk menyesuaikan terhadap kondisi lingkungan tempat pengujian dilaksanakan. Material uji yang dipilih adalah plywood 3 mm, radiate pine 10 mm, dan medium density fibreboard 3 mm. Penelitian diawali dengan pengujian karakteristik pemanas yang digunakan. Dalam suatu kegiatan pengujian, dapat dilakukan dua jenis pengujian secara berurutan, yaitu pengujian sifat penyalaan dan sifat perambatan api. Nilai parameter penyalaan yang diperoleh melalui pengujian penyalaan digunakan sebagai acuan pengujian penyalaan perambatan api untuk setiap material. Hasil pengujian perambatan api menunjukkan bahwa parameter perambatan api berkaitan erat dengan sifat material. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa sifat perambatan api pada arah lateral dipengaruhi oleh nilai termal inersia sampel dan arah serat sampel kayu.

Dalam suatu peristiwa kebakaran, perambatan api pada arah lateral dapat meningkatkan laju pelepasan kalor yang terjadi. Untuk mempelajari sifat penyebaran api pada arah lateral, melalui Skripsi ini dilakukan pengembangan desain alat pengujian perambatan api arah lateral untuk material padat mampu bakar. Acuan yang digunakan dalam pengembangan alat adalah standar ASTM E1321-97 a 2002 mengenai pengujian penyalaan dan permbatan api pada arah lateral. Beberapa penyesuaian dalam proses pengembangan desain dilakukan untuk menyesuaikan terhadap kondisi lingkungan tempat pengujian dilaksanakan. Material uji yang dipilih adalah plywood 3 mm, radiate pine 10 mm, dan medium density fibreboard 3 mm. Penelitian diawali dengan pengujian karakteristik pemanas yang digunakan. Dalam suatu kegiatan pengujian, dapat dilakukan dua jenis pengujian secara berurutan, yaitu pengujian sifat penyalaan dan sifat perambatan api. Nilai parameter penyalaan yang diperoleh melalui pengujian penyalaan digunakan sebagai acuan pengujian penyalaan perambatan api untuk setiap material. Hasil pengujian perambatan api menunjukkan bahwa parameter perambatan api berkaitan erat dengan sifat material. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa sifat perambatan api pada arah lateral dipengaruhi oleh nilai termal inersia sampel dan arah serat sampel kayu."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S54387
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Indiono Indiarto
"ABSTRAK
Kondisi udara semakin memburuk dengan bertambahnya jumlah kendaraan dan emisi gas buang. Pada penelitian ini akan dibahas mengenai analisis penerapan dua busi pengapian pada kendaraan bermotor. Tujuan dari penelitian ini yaitu menurunkan emisi gas buang dan meningkatkan power kendaraan bermotor. Untuk itu pembuatan alat uji dilakukan, kemudian pengujian alat menggunakan
gas analyzer untuk mendapatkan gas emisi gas buang (CO, CO2, HC, dan O2) dan dynamometer untuk mendapatkan power (HP) dan traksi pada roda. Pengujian dilakukan dengan dua variasi waktu penyalaan yaitu 15 derajat sebelum TMA dan 16 derajat sebelum TMA. Pengambilan data dilakukan yaitu kondisi mesin dengan busi utama, busi sekunder dan dua busi. Dari hasil pengujian menunjukkan penerapan dua busi pengapian dapat menurunkan emisi gas buang.
Kadar CO menurun dari 2.74% kadar CO pada kondisi busi utama map pengapian 15 derajat menjadi 2.26% kadar CO pada kondisi dua busi map pengapian 16 derajat. Power pada roda juga meningkat dari 4.2 HP pada kondisi busi utama map pengapian 15 derajat menjadi 4.4HP pada kondisi 2 busi map pengapian 16 derajat. Dapat disimpulkan bahwa penerapan dua busi dapat memperbaiki kinerja mesin ditunjukkan dengan menurunnya emisi gas buang yaitu menurun sekitar
0.48% emisi gas CO dan meningkatnya power sekitar 0.2HP dari kondisi standar.

Abstract
Air condition is getting worse with increasing amount of vehicle and exhaust gas. In this thesis will be presenting about performance analysis of application twin spark ignition on 4 stroke engine. The objectives of this thesis are applying twin spark ignition technology and then comparing the use of primary spark, secondary spark and twin spark. Next step, we were manufacturing twin spark ignition part. For testing, we were using gas analyzer to get exhaust gas (CO, CO2, HC, and O2)
and dynotest to get power (HP) and traction. The test are using 2 variation ignition timing which are 15 degrees BTDC and 16 degrees BTDC. Data taken on primary spark ignition, secondary spark ignition and twin spark ignition. Results show that twin spark ignition can decrease exhaust gas and improve power. Carbon monoxide exhaust gas decreased from 2.74 % on primary spark igniton using 15 degrees BTDC ignition timing condition to 2.26% on twin spark ignition using 16 degrees BTDC condition. Power improved from 4.2 HP on primary spark ignition using 15 degrees BTDC ignition timing to 4.4 HP on twin spark ignition using 16 degrees BTDC ignition timing. We can conclude that twin spark ignition improved engine performance which are indicated by decreasing exhaust gas round 0.48% CO and increasing power around 0.2 HP."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S42772
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4   >>