Ditemukan 17 dokumen yang sesuai dengan query
Nasution, Abdul Haris, 1918-2000
Jakarta: [publisher not identified], 1974
321.09991 NAS s
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
Chaidir Basrie
Jakarta: Institut Indonesia, 1995
320.5 CHA w
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
Ratna Lukito
Yogyakarta: Suka Press, 2020
320.5 RAT p
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
Robert, Matthew
London: Routledge, 2020
320.53 ROB c
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
Andri Wicaksono
"Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan realitas sejarah sosial-politik Indonesia dalam novel Larasati karya Pramoedya Ananta Toer dengan perspektif New Historicism. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif interpretif dengan paralel pembacaan antara karya sastra dengan teks sejarah dan desain analisis isi. Gambaran realitas sejarah sosial dan politik Indonesia (periode 1945 hingga 1966) dalam novel Larasati dengan perspektif New Historicism Greenblatt dianggap efektif untuk mengeksplorasi fenomena teks sastra. Novel ini secara langsung berkaitan dengan manifestasi politik Indonesia yang meliputi (1) struktur ideologi yang digunakan untuk memperkuat kekuatan berbasis negara, dan (2) praktik diskursif, bahasa politik yang mengacu pada konstruksi pengetahuan melalui bahasa yang memberi makna pada segi material dan praktik sosial-politik yang melingkupinya."
Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2018
810 JEN 7:1 (2018)
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
Surakarta: Muhammadiyah University, 2000
800 SAS
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Melania Shinta Nugraheni
"Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji hubungan antara motif moral mengikat dan jenjang penafsiran dengan ideologi politik. Penelitian ini menguji dua hipotesis yang berseberangan dalam ideologi politik, bahwa orang-orang dengan ideologi politik yang berbeda memiliki persamaan atau perbedaan mekanisme psikologis antara satu sama lain. Hasil analisis korelasional menunjukkan bahwa setidaknya satu tipe dari dua tipe motif moral mengikat, yaitu keteraturan sosial, berhubungan dengan konservatisme; r 161 = 0,53, p.
The purpose of this study was to investigate the relationship between group binding moralities and construal level with political ideology. This study tested dual hypothesis of political ideology in psychology whether people with different political ideology have similar or different psychological underpinnings from each other. Correlational analysis conducted in this study showed that at least one type of two group binding moralities, social order, is related to conservatism r 161 0,53, p."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Novindah Yulietha Sucipto
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara ideologi politik dan sikap terhadap perdamaian pada gerakan mahasiswa. Penelitian sebelumnya telah menunjukkan bahwa ideologi tertentu cenderung memengaruhi sikap terhadap perdamaian. Dalam penelitian ini, ideologi politik mengacu pada dimensi kapitalis-sosialis yang diukur menggunakan Political Ideology Scale (PIS). Sementara itu, sikap terhadap perdamaian diukur menggunakan Peace Attitude Scale (PAS). Partisipan pada penelitian ini berjumlah 103 mahasiswa aktif Program Sarjana maupun Diploma di perguruan tinggi di Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ideologi politik memiliki hubungan yang signifikan dan positif dengan dua faktor sikap terhadap perdamaian, yaitu sociopolitical dan caring. Hal tersebut menunjukkan bahwa mahasiswa yang mendukung ideologi sosialis cenderung bersikap positif terhadap perdamaian, terutama pada faktor sociopolitical dan caring.
This study aimed to examine the relationship between political ideology and attitudes toward peace in student movements. Previous research has shown that certain ideology tend to have a positive influence on attitudes toward peace. In this study, political ideology refers to the capitalist-socialist dimension and was measured by the Political Ideology Scale (PIS), whereas attitudes toward peace were measured by the Peace Attitude Scale (PAS). The study participants consisted of 103 active students of bachelor or vocational programs at Indonesian universities. The results showed that political ideology had a significant relationship with peace attitudes. Additionally, political ideology was significantly and positively correlated with two factors that are associated with peace attitudes, namely sociopolitical and caring. This suggests that students who support socialist ideology are likely to have a positive attitudes toward peace, particularly on sociopolitical and caring factors."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Mia Sundari
"
ABSTRAKSejak berkuasa di Cina pada tahun 1949. Partai Komunis Cina selalu berusaha agar kebijakan-kebijakannya diterima oleh seluruh kalangan masyarakat, termasuk golongan intelektual. Sehubungan dengan itu, pada tahun 1951-1952 dicanangkanlah Kampanye Reformasi Ideologi. yang dikhususkan untuk para profesor di perguruan tinggi dan sistem pendidikan tinggi Cina.
Metode yang digunakan dalam kampanye reformasi ini adalah kritik dan kritik diri. Para profesor diharuskan meninggalkan semua pemikiran dan sikap yang dianggap tidak sesuai dengan pemikiran Partai. Selain itu, banyak universitas diambil alih oleh pemerintah dan diperbaharui sesuai dengan kebijakan Partai.
Karena hasil yang dicapai dianggap belum memuas_kan, kampanye reformasi ini kemudian digabung dengan Gerakan Tiga Anti pada awal tahun 1952. Namun, sulit untuk menilai kesungguhan para profesor ini. Bukannya tidak mungkin para profesor menjalankan proses reforma_sinya hanya untuk menghindari tekanan dari pemerintah.
"
1995
S13036
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
I Gede Made Arya S.
"Kebebasan dalam posmodernitas tclah mengakibatkan kescngsaraan dan patologisasi tanpa henti terhadap sang subjek yang juga tanpa disadari terbalut di dalam politik kapitalisme. Dengan menggunakan Slavoj Ziiek schagai filsuf kunci penelitian ini berusaha untuk mengkritisi situasi politik kontemporer yang mana subjek yang bertindak tidak memiliki satu jaminan pasti atas risiko yang nantinya mereka hadapi. Apa yang Zizek ajukan adalah jika kita berkeinginan untuk mengatasi masalah yang dialami subjek posmodem, yang dapat kita lakukan adalah dengan merubah cakrawala dari yang simbolik yang mana masalah tersebut dapat ditangkap secara logis. Di sini Ziiek menawarkan satu solusi politis, yang bagi Ziiek tidak lain adalah revolusi. Dengan revolusi seseorang mampu merubah kondisi alas kemungkinan posmodernitas dan melahirkan sebuah bentuk tatanan simbolik yang bare dimana subjek yang ham akan terbentuk. Dalam penelitian ini juga akan menganalisa perkembangan politik demokrasi liberal yang mampu bertindak opresif dan cenderung totaliter
The freedom of posmodernitiy is making suffer and endless patologization to the subject who unrealized wrapping on politic of capitalism. By Ziiek as an key philosopher this research trying to critizes the contemporary politic situation which is subject who act doesn't have any guarantee for its risk that they face later. What Zizek's purposes is that if we wish to resolve the predicaments of the postmodern subject, we can only do so by changing the horizon of symbolic in which this predicaments make sense. Here Ziiek have a political solution, for Ziiek nothing other than revolution. By revolution one which will alter the conditions of possibility of posmodernity and so give birth to a new type of symbolic other in which a my type of subject can be exist. In this research so will he analize the development of politic of liberal democracy which can he opressive and lean to totalitarian"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2008
S16013
UI - Skripsi Open Universitas Indonesia Library