Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rahmawati Zulfa
"Penelitian ini mengukur kinerja suatu proxy cache dengan metode eksplorasi sederhana, dengan mensimulasi data set dan memvariasikan beberapa parameter. Pengukuran kinerja menggunakan hit rate sebagai tolok ukur dan protokol HTTP. Simulasi-simulasi menghasilkan hit rate. Penganalisaan hasil simulasi dilakukan terhadap pengaruh parameter ukuran cache, ukuran memori cache, dan pengaruh karakteristik data set terhadap hit rate. Selain itu, dilakukan juga kajian kelayakan pengukuran kinerja proxy cache.
Hasil simulasi menunjukkan bahwa peningkatan hit rate dipengaruhi oleh faktor ukuran cache, ukuran berkas dan frekuensi akses berkas. Namun peningkatan hit rate tersebut tidak signifikan lagi setelah ukuran cache diperbesar melampaui total ukuran berkas yang diakses. Faktor ukuran memori cache tidak berpengaruh pada hit rate. Hasil simulasi juga menunjukkan besarnya overhead dalam penyimpanan berkas pada cache berkisar antara 24%-67%. Hal Ini menunjukkan bahwa semakin banyak berkas yang disimpan dalam cache maka overhead juga semakin besar. Pada penelitian selanjutnya disarankan agar menjadikan waktu transfer sebagai salah satu tolok ukur dengan menghitung waktu transfer dari sisi client sehingga client merasakan kinerja proxy cache.

The research measures proxy cache performance with simple exploration method. The measurement is done by simulates data sets and varies parameters of proxy cache. Data set is a collection of unique files with certain characteristic of file size and access frequency, It uses hit rate as a measure of proxy cache performance and uses HyperText Transfer Protocol in the simulations. Hit rates, result of the simulations, are analyzed. The analysis explains about the influence of proxy cache parameters: cache size and cache-memory size, and also the influence of data set characteristic to the trend of hit rates. Beside that, feasibility study of the measurement is also done. The result of the simulations shows that the change of hit rates is influenced by some factors: cache size, file size, and file access frequency. But, the increment of hit rates doesn?t significant after increasing cache size exceed total file size accessed. Cache-memory size factor doesn?t really influence the change of hit rates.
The result of the simulations also shows that there is an overhead while storing unique files in cache. The overhead is about 24% to 67% and this is also showing that the more unique files in a data set the more overhead gotten. In the next research, it is suggested to use transfer time as one of the measure of proxy cache performance that is measured at the client side. So clients feel the proxy cache performance."
Depok: Universitas Indonesia, 2002
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Oliver, Dick
Indianapolis: SAMS, 1997
006.74 OLI t
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Myrna Laksman-Huntley
"Penelitian ini mengkaji sebuah cara menanamkan nilai-nilai budaya dan jatidiri bangsa kepada para siswa Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) dengan memberikan pemahaman mengenai kebesaran bangsa kita di masa lalu. Pemahaman ini diberikan melalui peninggalan sejarah yang dikemas dalam piranti lunak hypertext yang dapat dinikmati siswa dalam pendidikan ekstra kurikuler, dalam hal ini mata pelajaran Komputer. Langkah yang diperlukan adalah (a) mengembangkan kerangka struktur dokumen hypertext berdasarkan studi pustaka dan survei lapangan, (b) penulisan dokumen hypertext, (c) uji coba pengenalan dokumen hypertext peninggalan sejarah kepada siswa dengan maksud memperoleh reaksi dan respon, dan (d) analisis terhadap proses dan hasil pembuatan dokumen hypertext serta reaksi dan respon siswa. Diharapkan cara ini dapat lebih efektif dan apresiatif bagi generasi muda kita, khususnya siswa SLTP, dan merupakan salah satu wujud upaya ilmu arkeologi, sejarah, linguistik, dan informatika dalam memberi sumbangan kepada pembangunan bidang kebudayaan. Pembuatan hypertext pada tahun pertama ini dilakukan terhadap peninggalan-peninggalan sejarah di DKI Jakarta.
Selama ini bangsa Indonesia selalu diperkenalkan sebagai bangsa yang ramah, santun, dan hidup bergotong-royong, Tampaknya, ungkapan tersebut perlu dipertanyakan kembali apakah masih berlaku untuk bangsa kita. Kerusuhan di Jakarta pada hari Kamis, 14 Mei 1998 yang terekam baik dalam media cetak maupun elektronik- sukar kita lupakan. Peristiwa ini memperlihatkan tidak beradabnya masyarakat kita yang melecehkan hak dan harga diri manusia dengan merusak, menjarah, bahkan menghancurkan barang dan harta milik orang lain."
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2000
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Chu, Kenny
"This text provides a guide to using HyperText Transfer Protocol (HTTP) software and HyperText Markup Language (HTML). It includes case studies to show how to create multimedia documents for the Web. An accompanying disk includes example productions and helpful software."
New York: McGraw-Hill, 1996
005CHUH001
Multimedia  Universitas Indonesia Library
cover
Ardhi Ridwansyah
"Tujuan dari penelitian tesis ini adalah untuk menjajaki faktor-faktor yang memengaruhi perilaku knowledge codifiication di konsultan pelatihan ABC Institute. Penelitian dilakukan secara kualitatif terhadap para analis di ABC Institute dengan menggunakan focus group discussion. Daftar pertanyaan di dalam focus group discussion mengacu pada 3 dimensi yang memengaruhi knowledge codification berdasarkan theory of planned behavior, yaitu attitude, subjective norms, serta perceived behavioral control (Ajzen, 1991). Hasil penelitian menemukan beberapa faktor penting yang dapat meningkatkan maupun menghalangi perilaku knowledge codification di ABC Institute. Berdasarkan hasil tersebut dirancanglah intervensi teknostruktural berupa implementasi struktur organisasi hypertext ( Nonaka & Takeuchi, 1995) yang digabungkan dengan proses pengembangan produk baru menggunakan model Stage-Gate (Cooper, 2001).

The objective of the thesis research was to explore factors influencing knowledge codification behavior in training consultant ABC Institute. The research was conducted qualitatively using focus group discussion. The list of questions in the focus group discussion consisted of three dimensions based on the theory of planned behavior; i.e attitude, subjective norms, and perceived behavioral control (Ajzen, 1991). The research finds some critical factors influencing knowledge codification behavior in ABC Institute. Based on the result, a technostructural intervention was designed. The proposed intervention was implementation of hypertext organization (Nonaka & Takeuchi, 1995) combined with the new product development process using Stage-Gate model (Cooper, 2001).
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
T42581
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putu Laxman Sanjaya Pendit
"ABSTRAK
1. Pendahuluan
Kegiatan tahap kedua model pengambilan keputusan dengan memanfaatkan sistem informasi sumber daya arkeologi mengandung dua piranti lunak, yaitu hypertext dan expert system. Pembuatan hypertext terhadap situs Trowulan dilakukan untuk mengetahui sejauh mana kondisi sumber data dan keberadaan data yang berbeda dengan Situs Borobudur (disusun pada tahun pertama) mempengaruhi proses pembuatan hypertext. Perbedaan penting jika dibandingkan dengan Situs Borobudur adalah (1) jumlah situs di Trowulan lebih dari satu dan melingkupi daerah yang lebih luas, (2) variasi yang lebih besar dalam penanganan bangunan dan penataan situs-situs, (3) ketidakteraturan dan ketidaklengkapan data, (4) pemugaran masih sedang berlangsung di beberapa situs, dan (5) kepustakaan tentang Trowulan tidak selengkap tentang Borobudur.
Tahap kedua ini juga mencakup pembuatan Sistem Pakar (expert system) Penelitian Permukiman (selanjutnya disebut SiPPP). Sistem pakar adalah program untuk mengambil keputusan sebagaimana seorang pakar melakukannya. Sebuah sistem pakar memecahkan persoalan dengan memakai strategi dan asumsi dasar yang lazim disebut "basis pengetahuan" (knowledge base), yakni sebuah program yang pembangunannya dilakukan bersama satu atau lebih pakar dalam bidang tertentu, dalam hal ini adalah bidang arkeologi.
Penelitian ini diharapkan dapat menghasilkan sebuah model pengembangan hypertext dan sistem pakar dalam bidang arkeologi. Pembuatan model ini menggunakan metodologi sistem-lunak (Soft System Methodology). Sistem Informasi Arkeologi merupakan upaya kongkrit untuk mengubah sekumpulan data menjadi informasi yang dapat digunakan untuk mengambil keputusan.
2. Hasil Penelitian
2.1 Hypertext Situs Trowulan
Semesta dokumen dan bahan-bahan lainnya yang mengandung informasi tentang Situs Trowulan ini dapat dijadikan sistem hypertext setelah ditemukannya struktur yang terbentuk dari enam topik yang membentuk enam simpul (nodes) utama, yaitu Sejarah Majapahit, Sejarah Trowulan, Trowulan sebagai Situs Kota, Pelestarian, Kerusakan Situs, dan Instansi yang Terkait. Dari enam topik utama tersebut, berhasil dibuat 26 turunan yang menjadi simpul-simpul lapis kedua dan ketiga yang dihubungkan lewat 125 link dan ditetapkan secara subjektif dalam bentuk kata atau frasa. Selain itu, pada sebuah simpul diletakkan informasi tambahan yang kontekstual (pop up) berupa teks, gambar, foto, atau gabungan ketiganya. Semua simpul, link, dan pop up ini kemudian dihimpun dalam satu kesatuan berkas elektronik yang dapat dibaca. Untuk menjadikan himpunan berkas ini sebagai sistem hypertext, penelitian ini membangun sebuah modul pembacaan yang ditulis dengan bahasa Visual Basic.
2.2 Sistem Pakar Penelitian Permukiman (SiPPP)
Akuisisi pengetahuan dimulai dengan penetapan problem yang akan dipecahkan oleh sistem pakar. Untuk ini diadakan wawancara mendalam (in depth) dengan pakar bidang arkeologi. Topik wawancara mencakup (1) gambaran pakar tentang pemakai; (2) berbagai kasus pertemuan pakar dengan pemakai untuk menggambarkan karakteristik dialog, mengidentifikasi butir-butir pengetahuan yang akan dicantumkan dalam basis pengetahuan, dan menguraikan (breaking down) sistem pengetahuan yang relevan dengan arkeologi permukiman; dan (3) menyusun pengetahuan arkeologi permukiman.
Algoritma sistem pakar yang disusun disini pada dasarnya adalah hasil dari representasi pengetahuan dalam bentuk diagram pohon; sedangkan pengkodean pada intinya adalah penerjemahan dan penulisan abstraksi dari algoritma dan struktur yang dirancang kedalam bahasa pemrograman dalam bentuk kode-kode tertentu. Kode-kode tersebut berupa statement-statement maupun command-command yang berbeda bagi setiap bahasa pemrograman.
2.3 Organisasi dan Sistem Informasi sebagai Konstruksi Sosial
Pendekatan teoritis yang digunakan dalam penelitian ini menyatakan bahwa organisasi di mana sebuah sistem informasi akan diterapkan adalah sebuah fenomena yang dibentuk secara sosial (socially constructed phenomena). Dalam rangka merancang sistem informasi untuk sebuah organisasi di bidang arkeologi, penelitian ini beranggapan bahwa perancangnya "membaca" organisasi di bidang arkeologi sebagai sebuah teks (text analog) sehingga diperoleh pemahaman yang akurat, dan dengan dasar pemahaman ini dapat mengajukan sistem yang sesuai untuk organisasi tersebut. Walaupun kegiatan pokoknya adalah pembuatan aplikasi, namun dalam proses pembuatan tersebut terjadi berbagai interaksi yang tidak langsung berhubungan dengan teknik pembuatan tersebut.
2.4 Model Konseptual
Dari pengertian dasar C (Peneliti, pelestari, pendidik, pengelola pariwisata); A (Arkeolog berpandangan sistemik dan berkemampuan analitis); T (Mengurai, memadukan, dan mengemas data menjadi informasi); W (Memudahkan penyebaran dan pemanfaatan informasi); 0 (Ditlinbinjarah (sebagai pengelola situs); dan E (Promosi dan penyebaran informasi arkeologi) dapat dikenali berbagai kegiatan (identifiable activities), yaitu: (1) mendayagunakan data hasil penelitian maupun pelestarian terhadap situs dan benda cagar budaya, dengan (2) memadukan data yang tercerai berai menjadi kesatuan informasi, untuk (3) mempromosikan dan menyebarluaskan informasi tersebut kepada peneliti, pelestari, pendidik, pengelola pariwisata. Dengan demikian dapat diperoleh model konseptual umum yang menampakkan ketiga unsur sistem, yaitu masukan, pengolahan, dan luaran.
3. Kesimpulan
Penelitian ini menghasilkan tiga temuan utama yang sating berhubungan dan merupakan suatu kesatuan. Pertama, penelitian ini menghasilkan paket perangkat lunak yang terdiri dari dua aplikasi, hypertext dan expert system. Kedua, penelitian ini merekam proses penciptaan kedua aplikasi tersebut, termasuk reaksi pemakainya dan reaksi perekayasa aplikasi terhadap reaksi tersebut, dalam sebuah prosedur kerja yang dapat ditiru (replicated). Ketiga, dad produk berupa perangkat lunak, dan dari proses penciptaannya yang memasukkan aspirasi pemakai, penelitian ini menghasilkan pula sebuah model konseptual sistem informasi arkeologi.
Penelitian ini juga menemukan bahwa sebuah sistem informasi yang mencerminkan kebutuhan nyata para pengelola dan pemakainya dapat dibuat melalui pendekatan interpretif. Pendekatan ini mengijinkan semua pihak terkait memberikan interpretasi atas sistem yang ingin dibuat. Interpretasi ini kemudian dipahami oleh pembuat sistem sebagai parameter-parameter sistem. Dengan demikian, perangkat lunak, prosedur kerja dan model konseptual yang dihasilkan dalam penelitian ini dapat dilihat sebagai hasil bersama antara tiga unsur: penggagas ide, pengelola sistem, dan pemakai sistem. Penelitian ini sendiri berfungsi sebagai fasilitator ketiga unsur tersebut. Untuk dapat menjadi fasilitator, penelitian ini memanfaatkan metodologi sistem lunak (soft system methodology).
Pengelola sistem informasi arkeologi memiliki tiga keahlian. Pertama, sistem ini memerlukan keahlian arkeologi yang berperan sejak pengumpulan data sampai penulisan kembali. Kedua, sistem ini memerlukan analisis sistem yang mampu menerjemahkan aspirasi arkeolog. Ketiga, sistem ini memerlukan operator komputer, terutama dalam tahap pengumpulan dan penyimpanan data.
4. Saran: Kelayakan Perubahan dan Tindakan yang Perlu Dilakukan
Sebagai sebuah kajian yang memusatkan perhatian pada aspek organisasi dari sebuah sistem informasi, maka penelitian ini juga menggarisbawahi beberapa temuan yang berkaitan dengan kelayakan (feasibility) pengembangannya di sebuah instansi arkeologi. Temuan ini menyangkut tiga aspek, yaitu: (1) sumber daya manusia atau menempatkan arkeolog sebagai pengelola sistem; (2) nilai penting sistem informasi di dalam keseluruhan kegiatan arkeologi; dan (3) ketersediaan alat (tools) untuk mengembangkan sistem multimedia. "
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1998
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library