Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Limbong, Hardial
"Hyperlink merupakan salah satu fitur utama dari teknologi world wide web.Terhubungnya satu website dengan website lainnya memudahkan pengguna internet untuk menemukan berbagai informasi yang diinginkan. Disamping kegunaannya yang besar, hyperlink dapat memicu implikasi hukum dalam kondisi-kondisi tertentu, khususnya dalam ranah hukum hak cipta. Di berbagai negara seperti negara - negara Eropa dan Amerika Serikat, tipe - tipe dari hyperlink seperti deeplinking, framing dan inlining menjadi objek dari sengketa - sengketa hak cipta. Pemilik website yang menjadi target dari hyperlink menggugat pihak-pihak yang membuat atau menyediakan hyperlink tersebut dengan basis pelanggaran hak cipta. Mereka berpendapat bahwa tindakan pembuatan atau penyediaan hyperlink merupakan bentuk dari tindakan memperbanyak ataupun mengumumkan konten milik mereka. Di sisi lain, Internet Service Provider seperti penyedian jasa hosting ataupun search engine juga juga tidak luput dari gugatan pemegang hak cipta karena dinilai turut menyebarkan ciptaan milik mereka yang sebelumnya disebarkan oleh orang tanpa izin, oleh karena itu ISP secara tidak langsung bertanggung jawab atas pelanggaran hak cipta yang dilakukan oleh orang lain. Skripsi ini mencoba menganalisis berbagai kasus pelanggaran hak cipta yang berkaitan dengan hyperlink yang terjadi diberbagai negara berdasarkan Undang - Undang Nomor 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta.

Hyperlink is known to be one of main features of World Wide Web. The way that all website on internet linking each other with hyperlink makes users so easy to find informations that they want because they can move from one to another website without the needs to remembering its URL Address. Despite their clear utility, hyperlinks can raise legal liability issues in certain circumstances especially copyright area. In many countries, like European Country and US, the types of hyperlink like deeplinking, framing and inlining have been subject of copyright litigation because the owner of linked site sued the provider or creator those hyperlink based on copyright infringement. They argue that the act of providing or creating those hypelinks constitute the act of reproduction or dissemination their copyrighted content without autorization. In the other hand,Internet Service Provider like the one who providing web hosting service and search engine also been sued by copyright owner because they argue that the ISP have contribution to find or locate their copyrighted work that have been disseminated without their authorization by others, so they have secondary liability from copyright infringement that done by the others. This thesis try to discuss those many hyperlinking case that happened in foreign country based on Law No.19 Year 2002 Concerning Copyright."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2013
S45914
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adde Oriza Rio
"Penelitian ini mempelajari pengunaan situs web dan hyperlink oleh gerakan lingkungan Indonesia sebagai komunikasi massa-diri yang dipandang sebagai mekanisme kekuasaan gerakan sosial dalam masyarakat jaringan. Dengan mempergunakan pendekatan campuran menghubungkan analisis jaringan hyperlink dan analisis pembingkaian, ditemukan bahwa komunikasi diri-massa gerakan sosial melalui situs web dan hyperlink menjadi mekanisme kekuasaan dalam jaringan gerakan sosial sendiri, gerakan sosial akan mempergunakan bingkai ketidakadilan untuk mengonstruksi realitas sosial karena bertujuan membangkitkan kemarahan masyarakat namun cenderung kurang mempergunakan bingkai agensi sehingga tidak dapat membangkitkan harapan, identitas gerakan sosial cenderung menjadi identitas resistensi sehingga berhadaphadapan dengan identitas melegitimasi namun tidak menjadi komunitas tertutup dalam masyarakat.

This research study the uses of websites and hyperlink by Indonesian environmental movement as mass-self communication as mechanism of power in the network society. Using hyperlink network analysis and framing analysis, this research found that: environmental movements used websites and hyperlink as mechanisms of power in the networks of environmental movements; environmental movements used the injustice frame to raise public anger, but are less using the agency frame so public hope is not raised, environmental movements identity tend to be resistance identity which is conflicting with legitimizing identity but environmental movements did not become a closed community within the society.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016
D2196
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Heryna Oktaviana Kurniawati
"Komunikasi yang dilakukan melalui media digital efektif bila diterapkan dengan model
komunikasi simetri dua arah yang menghadirkan ruang dialogis antara komunikator
dengan komunikan. Dalam Actor Network Theory (ANT), situs web sebagai produk
teknologi adalah entitas yang merepresentasi organisasi di dalam jaringan. Kesetaraan
antara aktor dan teknologi mampu membentuk jaringan isu melalui jaringan digital.
Melalui metode Analisis Jaringan Hyperlink (Hyperlink Network Analysis/HNA), relasi
antara hyperlink situs web organisasi pemerintah yang memiliki similaritas nilai dan
tujuan terbukti dapat membentuk jaringan hyperlink sebagai suatu jaringan isu, salah
satunya diterapkan untuk melaksanakan komunikasi risiko informasi pandemi Covid-19
kepada masyarakat. Dalam jaringan hyperlink informasi pandemi Covid-19 oleh situs
web organisasi pemerintah, komunikasi simetri dua arah dilakukan oleh pemerintah
Indonesia dalam cara yang terbatas. Ditunjukkan melalui nilai densitas jaringan yang
berada pada rentang 0 hingga 0.2%. Pemerintah daerah mendominasi penyebaran
informasi dibandingkan pemerintah pusat. Informasi yang sinergis belum terlihat
melalui jaringan ditandai oleh ketidaksetimbangan peran organisasi pemerintah sebagai
komunikator sekaligus komunikan yang seharusnya memiliki nilai derajat komunikasi
yang setara pada komunikasi simetri dua arah. Namun demikian, infrastruktur jaringan
komunikasi yang dibangun pemerintah Indonesia memungkinkan untuk membentuk
jaringan komunikasi digital yang koheren ditandai oleh kedekatan aktor melalui nilai
diameter jaringan dengan rentang nilai 3 hingga 5 langkah.

Communication through digital media will be effective when applied with a two-way symmetrical communication model. Equality between actors and technology is able to form an issue-network. Through Hyperlink Network Analysis (HNA) method, relationship between hyperlinks on government organization websites that have similar values and goals has been proven to be able to form a hyperlink network as an issuenetwork, one of which is applied to carry out risk communication of Covid-19 pandemic information. In the Covid-19 pandemic information hyperlink network by government organization websites, two-way symmetrical communication is carried out by the Indonesian government in a limited way. Shown by network density which is in the range of 0 to 0.2%. Local governments dominate the dissemination of information compared to the central government. Synergistic information has not been seen through the network marked by the imbalance in the role of government organizations as communicators as well as communicants which should have an equal degree of communication in two-way symmetrical communication. However, the communication network infrastructure built by the Indonesian government makes it possible to form a coherent digital communication network characterized by the proximity of actors through the network diameter with a value range of 3 to 5 steps."
Jakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library