Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Erma Nur Sigmawati
"Owa ungko (Hylobates agilis) merupakan primata yang dapat ditemukan di Sumatra, Kalimantan, dan Malaysia. Satwa ini memiliki sistem perkawinan monogami dan perilaku pengasuhan biparental. Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa jika dilakukan pemisahan induk jantan terhadap kelompok, perilaku pengasuhan bermain oleh induk betina tidak ditemukan. Penelitian mengenai ketiadaan jantan terhadap perilaku pengasuhan induk betina belum pernah dilakukan. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk menganalisis pola pengasuhan induk betina owa ungko tanpa kehadiran jantan dan menganalisis pengaruh intervensi pengunjung terhadap pola pengasuhan infant. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah focal animal sampling dengan dua kelompok penelitian. Kelompok kandang 1 terdiri atas induk betina 1 (B1), induk jantan 1 (J1) dan anak 1 (A1), sedangkan kelompok kandang 2 terdiri atas induk betina 2 (B2) dan anak 2 (A2). Perilaku yang diamati meliputi perilaku menyusui, memberi makan, menggendong, menelisik, dan bermain. Perilaku pengunjung yang diamati meliputi aktivitas pengunjung, kepadatan, dan kebisingan. Hasil uji t (independent t-test dengan tingkat kepercayaan 0,05 menunjukkan terdapat perbedaan perilaku pengasuhan oleh induk B1 dan B2. Hasil pengamatan menunjukkan aktivitas pengunjung tidak berpengaruh terhadap perilaku pengasuhan induk betina B1 dan B2 di Taman Satwa Taru Jurug Surakarta.

Agile gibbon (Hylobates agilis) is a primate that can be found in Sumatra, Kalimantan and Malaysia. They have monogamous mating system and biparental parenting behavior. Previous research has shown that if the male parent is separated from the group, the parenting behavior of playing by the female parent is not found. However, research on the absence of males in the parenting behavior of females has never been done. Therefore, this study aims to analyze the parenting pattern of female agile gibbon without the presence of males and analyze the effect of visitor intervention on infant care patterns. The method used in this research is focal animal sampling with two research groups. Group 1 consists of female 1 (B1), male 1 (J1), and infant 1 (A1) who is less than 1 year old. Group 2 consists of female 2 (B2), and infant 2 (A2). The observed behaviors included lactating, feeding, carrying, allogrooming, and playing. Observed visitor behavior included visitor activity, density, and noise. The independent t-test results at a significance level of 0,05 showed differences in parenting behavior between B1 and B2 parents. The observation result showed that visitor activities did not affect the parenting behavior of B1 and B2 females at Taman Satwa Taru Jurug, Surakarta."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Juanita Calista Puteri
"Salah satu penyebab penurunan populasi Hylobates agilis adalah rendahnya tingkat reproduksi dari owa ungko. Selain itu, owa ungko juga membutuhkan kemampuan yang tinggi untuk mempertahankan komunikasi agar bertahan monogami. Kemampuan tersebut merupakan bentuk dari pair bonding. Telah dilakukan penelitian aktivitas pair bonding pada owa ungko (Hylobates agilis) di Taman Margasatwa Ragunan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis keberadaan pair bonding pada pasangan owa ungko di Pusat Primata di Taman Margasatwa Ragunan dan melihat kaitannya dengan keberadaan pengunjung. Subjek penelitian ini, yaitu 2 pasang owa ungko dengan pasangan pertama telah menghasilkan keturunan dan mengalami pemisahan selama satu tahun sementara pasangan lainnya merupakan pasangan baru yang dipasangkan selama satu tahun. Penelitian ini dilakukan selama 4 pekan dari Juli sampai Agustus 2022 mulai pukul 08.00-13.00 WIB. Metode pada penelitian ini yaitu scan animal sampling dan ad libitum sampling. Perilaku pair bonding yang diamati terdiri dari tujuh perilaku, yaitu allogrooming, proximity, contact, behaviour sync, presenting, duet vokalisasi dan agonistik. Sementara untuk Kondisi pengunjung dibagi menjadi tiga kategori, yaitu aktivitas, kepadatan, dan kebisingan Berdasarkan hasil penelitian, menunjukkan, kedua pasang owa ungko yang telah lama dipisahkan maupun baru menunjukan perilaku pair bonding dan tingginya keberadaan pengunjung cukup berpengaruh terhadap perilaku pair bonding

One of the causes of the decline in the Hylobates agilis population is the low reproduction rate of the gibbon. Besides that, the gibbon also requires a high ability to maintain communication in order to survive monogamy. That ability is a form of pair bonding. Pair bonding activity research has been carried out on the gibbon (Hylobates agilis) in Ragunan Wildlife Park. This study aims to analyze the existence of pair bonding in gibbon pairs at the Primate Center in Ragunan Wildlife Park and see its relation to the presence of visitors. The subjects of this study were 2 pairs of gibbons with the first pair having produced offspring and experiencing separation for one year while the second pair was a new pair that was paired for one year. This research was conducted for 4 weeks from July to August 2022 from 08.00–13.00 WIB. The method in this research is scan animal sampling and ad libitum sampling. The observed pair bonding behavior consisted of seven behaviors, namely allogrooming, proximity, contact, sync behavior, presenting, vocalization and agonistic duets. Meanwhile, the condition of visitors is divided into three categories, namely activity, density, and noise."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library