Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Setya Widiana
"Konversi hutan lindung semakin meningkat seiring dengan berkembangnya pembangunan nasional yang memanfaatkan lahan hutan untuk kebutuhan energi listrik dari sumber energi yang terbarukan. Kondisi hutan lindung yang memiliki kemiringan lereng 45O dan fungsi hidrologisnya merupakan potensi PLTA yang menjanjikan sehingga banyak pengembang melakukan pembangunan PLTA pada kawasan hutan. Penelitian ini dilakukan pada rencana pembangunan PLTA Tumbuan Mamuju di Kabupaten Mamuju. Kabupaten Mamuju adalah salah satu Kabupaten di Indonesia yang berfungsi sebagai Kawasan Strategis Konservasi Nasional akan tetapi pada kenyataan dilapangan tutupan lahan pada hutan lindung Kabupaten Mamuju telah beralih fungsi sebagai kebun dan pemukiman.
Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui karakteristik fisik, dan kondisi sosial ekonomi Kabupaten mamuju, mengidentifikasi alih fungsi hutan lindung Kabupaten mamuju, dan menentukan strategi pengendalian alih fungsi hutan lindung Kabupaten Mamuju. Metode yang digunakan adalah dengan menggunakan analisis skoring dan analisis spasial dengan ArcGIS 10.1 dan Analitycal Hierarchi Proses.
Hasil dari penelitian ini adalah karakteristik fisik berupa jenis vegetasi pada wilayah penelitian termasuk hutan sekunder campuran dengan kemiringan lereng di dominasi oleh katagori curam dan jenis tanah didominasi jenis tanah Podsolik, dan intensitas hujan termasuk dalam katagori sangat rendah. Kondisi sosial ekonomi masyarakat di kawasan hutan lindung Kabupaten Mamuju sebanyak 91 adalah petani. Identifikasi alih fungsi hutan lindung dengan skor 150 dengan luasan 190 Ha telah dikatagorikan sebagai kawasan non-lindung. Strategi pengendalian alih fungsi hutan lindung berdasarkan judgment dari para responden adalah dengan hutan kemayarakatan. Penelitian ini diharapkan dapat berkontribusi dalam menganalisis kebijakan terkait dengan konversi hutan lindung berbasis partisipasi masyarakat.

Conversion of protected forests increasing in line with the growth of national development that utilizes forest land for electricity demand from renewable energy sources. The condition of protected forest that has slope of 45O and its hydrological function is a promising hydropower potential so that many developers undertake hydropower development in forest area. This research was conducted on the construction of PLTA Tumbuan Mamuju in Mamuju District. Mamuju Regency is one of the districts in Indonesia that functions as a National Conservation Strategic Area but in fact the field of land cover in protected forest of Mamuju Regency has changed function as garden and settlement.
The purpose of this research is to know the physical characteristic, and socio economic condition of mamuju Regency, to identify the transfer function of protected forest of mamuju regency, and to determine the strategy of controlling the transfer of protected forest function of Mamuju Regency. The method used is by using scoring analysis and spatial analysis with ArcGIS 10.1 and Analitycal Hierarchi Process.
The result is physical characteristic in the form of vegetation type in research area including mixed secondary forest with slope dominated by steep category and soil type dominated Podsolic soil type, and rain intensity is included in very low category. The socioeconomic condition of the community in protected forest area of Mamuju Regency is 91 is farmers. The identification of the protected forest conversion with a score of 150 with an area of 190 Ha has been categorized as a non protected forest area. The strategy control of protected forest conversion based on the judgment of the respondents is with the social forestry. This research is expected to contribute in analyzing policies related to the protection forests conversion based on community participation.
"
Depok: Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, 2018
T51080
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurul Arief Kholifian
"ABSTRAK
Berdasarkan data Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik
Indonesia pada tahun 2011, rasio elektrifikasi Indonesia pada tahun 2010 adalah
67,63%. Itu artinya masih ada 32,37% rakyat Indonesia yang belum mendapatkan
haknya untuk menikmati energi listrik. Menurut Bappenas banyak masyarakat di
Indoensia di daerah terpencil yang terisolir secara geografis sehingga belum
mendapatkan listrik yang berasal dari jaringan terkoneksi nasional (gridline).
Pembangkit listrik mandiri seperti pembangkit tenaga air dalam skala kecil yang
mudah perawatannya dan luas cakupan penggunaannya dapat digunakan untuk
menyediakan kebutuhan listrik di daerah terpencil. Untuk mendukung hal tersebut
perlu dikembangkan Turbin air aliran silang (crossflow). Turbin yang
direncanakan memiliki daya keluaran 5 kW kisaran tinggi jatuh 3 m dan debit air
0,283 m3/s dengan perkiraan efisiensi 60%. Berdasarkan perencanaan diperoleh
turbin crossflow dengan diameter luar adalah 229 mm, lebar 229 mm, jari-jari
sudu 43,3 mm dan jumlah sudu 24 buah.

Abstract
Berdasarkan data Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik
Indonesia pada tahun 2011, rasio elektrifikasi Indonesia pada tahun 2010 adalah
67,63%. Itu artinya masih ada 32,37% rakyat Indonesia yang belum mendapatkan
haknya untuk menikmati energi listrik. Menurut Bappenas banyak masyarakat di
Indoensia di daerah terpencil yang terisolir secara geografis sehingga belum
mendapatkan listrik yang berasal dari jaringan terkoneksi nasional (gridline).
Pembangkit listrik mandiri seperti pembangkit tenaga air dalam skala kecil yang
mudah perawatannya dan luas cakupan penggunaannya dapat digunakan untuk
menyediakan kebutuhan listrik di daerah terpencil. Untuk mendukung hal tersebut
perlu dikembangkan Turbin air aliran silang (crossflow). Turbin yang
direncanakan memiliki daya keluaran 5 kW kisaran tinggi jatuh 3 m dan debit air
0,283 m3/s dengan perkiraan efisiensi 60%. Berdasarkan perencanaan diperoleh
turbin crossflow dengan diameter luar adalah 229 mm, lebar 229 mm, jari-jari
sudu 43,3 mm dan jumlah sudu 24 buah.
"
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S43608
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Ayyash Dylan
"Permintaan energi global terus meningkat pesat, mendorong peningkatan kesadaran dan adopsi sumber energi terbarukan sebagai pelengkap dan alternatif energi konvensional. Tren ini dibuktikan dengan meningkatnya investasi pemerintah di sektor energi terbarukan, khususnya tenaga air, yang memiliki potensi signifikan untuk pembangkitan listrik. Namun, investasi dalam proyek energi terbarukan, termasuk pembangkit listrik tenaga mini hidro, menghadapi risiko dan ketidakpastian yang substansial. Hal ini memerlukan pendekatan komprehensif dalam valuasi proyek yang mempertimbangkan faktor-faktor risiko tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan nilai fasilitas pembangkit listrik tenaga mini hidro dengan memperhitungkan faktor risiko dan ketidakpastian. Penelitian ini menggunakan model Discounted Cash Flow (DCF) yang dikombinasikan dengan simulasi Monte Carlo dalam kerangka Value at Risk (VaR). Analisis dilakukan pada tingkat kepercayaan 95% dan diuji melalui dua skenario berbeda: satu berdasarkan data operasional historis dan yang lain menggunakan data studi kelayakan yang direncanakan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai fasilitas menurun ketika dihadapkan pada tingkat risiko dan interval kepercayaan yang telah ditentukan. Studi ini mengidentifikasi laju aliran air sebagai faktor risiko paling signifikan yang mempengaruhi valuasi pembangkit listrik tenaga mini hidro. Selanjutnya, analisis skenario komparatif mengungkapkan perbedaan substansial antara ekspektasi yang direncanakan dan kinerja aktual, menekankan pentingnya penilaian risiko yang kuat dalam perencanaan proyek. Penelitian ini berkontribusi pada pemahaman faktor risiko dalam valuasi proyek energi terbarukan dan menekankan kebutuhan akan strategi manajemen risiko yang komprehensif dalam pengembangan pembangkit listrik tenaga mini hidro. Temuan ini memberikan wawasan berharga bagi investor, pembuat kebijakan, dan pengembang proyek di sektor energi terbarukan.

The global demand for energy continues to rise rapidly, prompting increased awareness and adoption of renewable energy sources as supplements and alternatives to conventional energy. This trend is evidenced by growing government investment in the renewable energy sector, particularly in hydropower, which has significant potential for electricity generation. However, investments in renewable energy projects, including mini hydropower plants, are subject to substantial risks and uncertainties. This necessitates a comprehensive approach to project valuation that incorporates these risk factors. This study aims to determine the value of a mini hydropower plant facility while accounting for risk factors and uncertainties. The research employs a Discounted Cash Flow (DCF) model combined with Monte Carlo simulation within a Value at Risk (VaR) framework. The analysis is conducted at a 95% confidence level and tested through two distinct scenarios: one based on historical operational data and another using planned feasibility study data. The results demonstrate that the facility's value decreases when subjected to predetermined risk levels and confidence intervals. The study identifies the water flow rate as the most significant risk factor affecting the valuation of the mini hydropower plant. Furthermore, a comparative scenario analysis reveals substantial differences between planned expectations and actual performance, highlighting the importance of robust risk assessment in project planning. This research contributes to the understanding of risk factors in renewable energy project valuation and emphasizes the need for comprehensive risk management strategies in the development of mini hydropower plants. The findings provide valuable insights for investors, policymakers, and project developers in the renewable energy sector."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yang, Weijia
"This book reports on a comprehensive study addressing the dynamic responses of hydropower plants under diverse conditions and disturbances, and analyzes their stability and oscillations. Multiple models based on eight existing hydropower plants in Sweden and China were developed and used for simulations and theoretical analysis with various degrees of complexity and for different purposes, and compared with on-site measurements for validations. The book offers important insights into the understanding of the hydraulic, mechanical and electrical coupling mechanisms, up to market conditions and incentives. It recommends control strategies for a more stable and efficient operation of hydropower plants."
Switzerland: Springer Nature, 2019
e20508974
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
Haeqal Gielbran Arif
"Lanskap energi Indonesia siap untuk bertransformasi, dimana pembangkit listrik tenaga air menjadi komponen penting dalam transisi menuju energi terbarukan. Pengembangan pembangkit listrik tenaga air mini, khususnya, menawarkan potensi besar dalam menghasilkan energi dan pertumbuhan ekonomi. Namun penilaian terhadap proyek-proyek tersebut penuh dengan ketidakpastian karena rentan terhadap berbagai risiko dan faktor eksternal. Penelitian ini menggunakan pendekatan Value at Risk (VAR), yang menggabungkan Discounted Cash Flow (DCF) dan Simulasi Monte Carlo, untuk mengukur nilai fasilitas pembangkit listrik tenaga mini hidro di Koro Kabalo. Dengan menganalisis dampak berbagai skenario terhadap nilai fasilitas, penelitian ini bertujuan untuk memberikan pemahaman komprehensif tentang risiko dan ketidakpastian yang terlibat dalam penilaian proyek pembangkit listrik tenaga air. Temuan ini menyoroti peran penting laju aliran air dalam menentukan nilai fasilitas dan menggarisbawahi pentingnya mempertimbangkan berbagai faktor risiko dalam proses penilaian. Studi ini berkontribusi pada pengembangan model penilaian yang lebih kuat dan akurat untuk proyek pembangkit listrik tenaga air, yang pada akhirnya memberikan informasi dalam pengambilan keputusan investasi dan pengambilan kebijakan di sektor energi.

Indonesia's energy landscape is poised for transformation, with hydropower emerging as a crucial component in the transition to renewable energy. The development of mini hydropower plants, in particular, offers significant potential for energy generation and economic growth. However, the valuation of these projects is fraught with uncertainty, as they are susceptible to various risks and external factors. This study employs the Value at Risk (VAR) approach, combining Discounted Cash Flow (DCF) and Monte Carlo Simulation, to quantify the value of a mini hydropower plant facility in Koro Kabalo. By analysing the impact of different scenarios on the facility's value, this research aims to provide a comprehensive understanding of the risks and uncertainties involved in hydropower project valuation. The findings highlight the critical role of water flow rate in determining the facility's value and underscore the importance of considering multiple risk factors in the valuation process. This study contributes to the development of more robust and accurate valuation models for hydropower projects, ultimately informing investment decisions and policy-making in the energy sector."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Astra Hakim Oktorian
"Perubahan iklim sebagai masalah serius membuat pemerintah menargetkan untuk menambah energi baru dan terbarukan dalam bauran energi nasional dengan membangun lebih banyak pembangkit listrik ber-tenaga energi baru dan terbarukan. Tenaga air di Indonesia memiliki potensi terbesar kedua di Indonesia hanya dibawah energi surya namun pemanfaatannya masih sangat rendah. Adanya Pembangkit Listrik Tenaga Mini-Hydro (PLTMH) menjadi solusi untuk lebih banyak memanfaatkan potensi tenaga air dan menjadi investasi yang menarik karena biaya dan dampak pada lingkungan yang rendah, serta desain yang fleksibel dapat mengikuti arus alami sungai. Namun, tarif beli yang relatif rendah dan faktor-faktor ketidakpastian yang dapat terjadi beresiko dalam kelayakan proyek. Studi kelayakan menggunakan model finansial yang biasanya tidak mempertimbangkan faktor-faktor ini mungkin menunjukan hasil indicator kelayakan yang baik walaupun resiko ini dapat membuktikan sebaliknya. Studi ini bertujuan untuk menganalisa kelayakan investasi PLTMH menggunakan metode Value at Risk dengan simulasi Monte Carlo. Faktor ketidakpastian yang teridentifikasi disimulasikan dan diajukan dengan tiga alternatif skema pembiayaan dengan perbedaan pada rasio utang terhadap ekuitas dan jangka waktu pinjaman. Hasilnya menunjukkan adanya efek dari menggunakan skema pembiayaan yang berbeda terhadap Value at Risk dari indikator kelayakan. Skema dengan rasio utang terhadap ekuitas 80% dan jangka waktu pinjaman 16 tahun menghasilkan indikator kelayakan yang paling tahan terhadap faktor-faktor ketidakpastian, sedangkan skema dengan rasio utang terhadap ekuitas 90% dengan 20% peminjaman ekuitas dan 17 tahun jangka waktu peminjaman menjadi paling terpengaruh dari faktor ketidakpastian, dibuktikan dengan empat dari tujuh indikator kelayakan beresiko skema ini tidak dapat memenuhi parameter kelayakan investasi. Adapun faktor ketidakpastian yang paling berpengaruh terhadap semua indikator kelayakan dalam semua skema pembiayaan adalah Debit Air (Q) yang dibuktikan dengan koefisien korelasi ranking Spearman yang paling tinggi pada faktor tersebut.

The serious issue of climate change has led to government making targets on increasing new and renewable energy in the national energy mix by developing more new and renewable energy power plants. Hydropower as the second highest potential renewable energy source in Indonesia just below solar are still very underutilized. The emergence of Mini-Hydropower Plants (MHPs) as a solution to utilize more hydropower potential has become an attractive investment since it has low cost and environmental impacts and a significantly flexible design that could follow the natural flow of a river. However, relatively low tariffs and uncertainty factors that may occur risks the feasibility of the projects. Financial model feasibility assessments that usually does not account these factors may show attractive feasibility indicator results when the underlying risks could prove it otherwise. This study aims to analyze the investment feasibility of a Mini-Hydropower Plant using the Value at Risk approach through Monte Carlo simulation. The identified uncertainty factors are simulated and presented through three financing scheme alternatives with differences of debt-to-equity ratio and loan tenor period. The results showing that there is an effect of using different financing schemes to the feasibility indicators Value at Risk. The scheme with an 80% debt-to-equity ratio and 16 years loan tenor period financing scheme proven to be the scheme least vulnerable to the uncertainty factors, while a 90% debt-to-equity ratio with 20% equity loan and 17 years loan tenor period are most vulnerable, proven by the Value at Risk for four feasibility indicators out of seven are not feasible according to the parameters. While the uncertainty factor that has the most significant impact to all the feasibility indicators on all financing scheme alternatives is the Water Discharge (Q) which are proven from the highest Spearman rank correlation coefficient the factor has."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library