Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 7 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ni Made Truly Pinanti Sastra
Abstrak :
Latar Belakang: Asam tioglikolat (TGA) yang digunakan sebagai bahan baku corrosion inhibitor dapat menghasilkan H2S (hidrogen sulfida) dan memajan kesehatan pekerja. Tujuan penelitian adalah menganalisis tingkat risiko H2S dari TGA dalam produk CI beserta usulan pengendalian risiko di perusahaan. Metodologi: Chemical Health Risk Assessment (CHRA) menurut DOSH versi 2018 pada dua unit kerja terpajan di PT. X, yaitu Unit kerja 1 (area produksi) dan Unit Kerja 2 (area warehouse). Hasil: Sesuai DOSH, tingkat risiko kesehatan gas H2S termasuk hazard rating (HR) = 5. Analisis exposure rating (ER) secara kualitatif menunjukkan ER area produksi (4) lebih tinggi dari ER di area warehouse (3) karena perbedaan frequency-duration rating (FDR) antar unit kerja. Dengan menghubungkan Magnitude rating (MR) saat aktivitas membuka tutup drum CI = 4, tingkat risiko kesehatan berada pada high risk level (RR = 20 Unit Kerja 1; RR = 15 Unit Kerja 2). Kesimpulan: Risiko kesehatan akibat pajanan H2S dari CI termasuk pada high risk level menurut CHRA DOSH dan langkah utama yang perlu dilakukan adalah subsitusi untuk menurunkan level risiko. Kesesuaian langkah pengendalian teknis, administratif, dan APD sangat penting saat TGA digunakan dalam produk corrosion inhibitor. ......Background: Thioglycolic acid (TGA) is used as iron ion reduction in corrosion inhibitor which can produce H2S (hydrogen sulfide) and expose to human health. The purpose of this research is to analyze the risk level of H2S exposure from CI along with the proposed risk control in the company. Methodology: Chemical Health Risk Assessment (CHRA) according to DOSH (2018) in two exposed work units in PT. X (Work Unit 1 as production area and Work Unit 2 as warehouse area). Result: According to DOSH, the hazard rating of H2S is 5. Qualitative exposure rating (ER) analysis shows the ER of the production area (4) is higher than ER in the warehouse area (3) due to the difference in frequency-duration rating (FDR). By considering the Magnitude rating (MR) during drums opening is 4, the level of health risk is at high risk level (RR Work Units 1 = 20; RR Work Units 2 = 15). Conclusion: H2S exposure from CI is at high risk level according to CHRA DOSH and the main required control is substitution to reduce the risk level. Adequacy of technical, administrative, and PPE control measures is critical when TGA is used in corrosion inhibitor.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fascal Muhammad Feisal
Abstrak :
ABSTRAK
Pada tahun 2013, penduduk sekitar TPA Burangkeng melakukan aksi penutupan jalan masuk menuju TPA Burangkeng. Hal tersebut disebabkan banyak keluhan warga akibat pencemaran dari TPA yang masih menggunakan sistem Open Dumping. Menurut dinas lingkungan hidup pada tahun 2017 mengatakan bahwa TPA Burangkeng mengalami over kapasitas atau overload dalam penampungan sampah. Hal ini disebabkan oleh terbatasnya lahan yang sekarang dijadikan TPA Burangkeng. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat risiko dan pengaruh pajanan H2S terhadap kesehatan anak-anak yang bermukim di sekitar TPA Burangkeng pada tahun 2018. Penelitian ini menggunakan data primer dan desain studi deskriptif analitik yang menggunakan desain studi cross sectional dan metode pendekatan analisis risiko kesehatan lingkungan ARKL . Lokasi penelitian adalah pemukiman sekitar TPA sampah Burangkeng, Kecamatan Setu Kabupaten Bekasi. Total responden adalah 89 responden dengan purposive sampling yang kemudian akan dilanjutkan dengan menggunakan Snowball sampling untuk sisa sampel pada titik tersebut. Setiap titik akan mendapatkan besar sampel yang sama Proportional . Sampel manusia memiliki kriteria inklusi berupa orang tua yang memiliki anak berusia sekolah 5-12 tahun yang bermukin di sekitar TPA Burangkeng dalam radius kurang dari 1 km. Pengambilan data akan dilakukan dengan wawancara, pengukuran antropometri dan pengambilan sampel udara di ke 3 titik. Hasil penelitian didapatkan bahwa rata-rata konsentrasi H2S dalam udara ambien di ketiga titik masih memenuhi baku mutu yang berlaku yaitu < 0,02 ppm. Sedangkan, untuk rata-rata berat badan anak melebihi standar pengukuran US-EPA. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa nilai RQ < 1 untuk pajanan realtime,dan pajanan jangka singkat. Sedangkan pada pajanan lifespan nilai RQ > 1 yang berarti anak-anak yang bermukim di sekitar TPA Burangkeng berisiko terkena efek nonkasinogenik H2S dalam jangka waktu 30 tahun. Sedangkan, untuk gejala gangguan akibat asupan H2S yaitu ISPA yang dimiliki anak-anak sebanyak 71 78,9 anak memiliki gejala gangguan ISPA. Bila dilakukan Uji Mann Whitney U Test untuk melihat hubungan antara asupan realtime dengan gejala yang dimiliki anak didapat bahwa tidak ada perbedaan signifikan rata-rata median asupan realtime antara anak yang memiliki gejala gangguan ISPA dengan yang tidak memiliki.
ABSTRACT
Residents around the Burangkengs landfill are closing the entrance. This is due to many residents complaints due to pollution from landfill that still use the Open Dumping system. According to the environmental agency in 2017 said that the Burangkengs landfill experiencing over capacity or overload in the garbage disposal. This is due to the limited land that is now used as Burangkengs landfill. The purpose of this study was to determine the level of risk and the influence of H2S exposure on the health of children living around the Burangkeng TPA by 2018.This study uses primary data and analytic descriptive study design that uses a cross sectional study design and methods of environmental health risk analysis approach. The location of the research is settlement around TPA waste of Burangkeng, Setu Sub district of Bekasi Regency. Total respondents were 89 respondents with purposive sampling which then will be continued by using Snowball sampling for the rest of the sample at that point. Each point will get the same large sample Proportional . Human samples have inclusion criteria in the form of parents who have school aged children 5 12 years old who engraved around the Burangkeng TPA within a radius of less than 1 km. The data collection will be done by interview, anthropometry measurement and air sampling at 3 points. The results showed that the average concentration of H2S in ambient air in all three points still meet the applicable quality standard that is.
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Esty Maulidyasti F.
Abstrak :
Gas H2S merupakan gas berbahaya yang banyak dihasilkan oleh sebagian besar proses industri seperti kilang petrokimia, proses pengolahan air limbah, industri makanan, industri manufaktur pulp dan kertas, serta dari hasil pembakaran bahan bakar fosil. Gas H2S memiliki karakteristik bau yang sangat menyengat dan bila terhirup oleh saluran pernafasan pada konsentrasi tinggi dapat menyebabkan kematian. Sebagian besar industry membuang limbah gas yang mengandung H2S diambang batas aman, seperti limbah gas industri pulp dan kertas yang memiliki konsentrasi H2S sebesar 18,1 ppm ataupun seperti limbah gas industri karet remah yang mengandung konsentrasi H2S sebesar 12 ppm. Sedangkan kandungan gas H2S yang dibuang ke udara bebas tidak boleh melebihi dari batas aman yang diperbolehkan di udara, yaitu 10 ppm. Salah satu metode yang terbukti lebih efisien dibandingkan metode-metode konvensional untuk mereduksi kandungan H2S adalah dengan biofilter. Sistem biofiltrasi ini sendiri secara luas telah digunakan untuk mereduksi gas polutan pada berbagai industri dan memperoleh sambutan yang baik di banyak negara. Hal ini dikarenakan biofiltrasi memiliki kelebihan utama yaitu biaya perawatan dan operasional yang rendah, serta efisiensi proses yang tinggi. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui efektivitas dari biofilter yang menggunakan zeolit alam sebagai bahan pengisi biofilter yang diinokulasikan dengan bakteri Thiobacillus thioparus, melalui uji degradasi selama 24 jam. Pengujian dilakukan dengan menguji adsorbansi dari zeolit alam Lampung dengan menggunakan kontaminan Na2S2O3 1 M dan gas H2S dengan konsentrasi 32,674 ppm. Keduanya dilakukan dengan laju alir 8,46 L/jam. Kemudian dilakukan uji degradasi dengan menggunakan zeolit yang diinokulasi oleh bakteri Thiobacillus thioparus dengan kondisi operasi yang sama. Analisis dilakukan dengan titrasi Iodometri untuk mengetahui persentase reduksi dari proses degradasi yang telah dilakukan. Hasil dari penelitian ini adalah zeolit alam Lampung dapat digunakan sebagai media immobilisasi bakteri Thiobacillus thioparus. Terjadi peningkatan degradasi H2S dengan penggunaan zeolit yang diinokulasi oleh bakteri Thobacillus thioparus, yaitu peningkatan persentase reduksi H2S sebesar 33,54 %, persentase reduksi H2S maksimal mencapai 98,87 % dan terjadi peningkatan nilai kapasitas penghilangan sulfur yaitu dari 1,25 - 1,43 g-S/kg zeolit kering menjadi sebesar 8,23 - 8,79 g-S/kg zeolit kering. ......H2S is a dangerous gas which produced by most industrial process like petrochemical plant, waste water treatment facilities, food industrial, pulp and paper manufactur, and also from emission of fossil fuel combustion. H2S have a characteristic odour which is very sting and if breathed by human exhalation in high concentration can cause death. Most of industry generated the gas waste that contain H2S out of the safe environmental level. Like pulp and paper industrial gas waste containing H2S concentration at 18,1 ppm and or like crumb rubber industry gas waste containing H2S concentration at 12 ppm. While the regulation of H2S gas content into the air may not exceed from 10 ppm. One of the proven method that more efficient compared to conventional method to reduce H2S content is with biofilter. This biofiltration system have been used widely in many country to reduce polutan gas at various industry. This matter because of biofiltrasi have especial advantages that is low cost for operational and treatment expense, and also high process efficiency. This research is conducted to know the effectiveness of biofilter using natural zeolite as biofilter filler which inoculated with Thiobacillus thioparus bacterium, from degradation test during 24 hour operation. Examination conducted with adsorbtion test to natural zeolite by using Na2S2O3 1M and H2S gas with concentration 32,674 ppm. Both are execute with same flow rate 8,46 L/hour. Next step is degradation test by using zeolite which inoculated with Thiobacillus thioparus bacterium with same operation condition. Analysis are using Iodometri titration to know the percentage reduce from degradation process which have been done. The result of this research is natural zeolite can be used as Thiobacillus thioparus inoculated medium. The percentage reduce of H2S are significantly increase with usage of zeolite which inoculated with Thobacillus thioparus bacterium, that is make-up equal to 33,54 %, maximal percentage reduce of H2S reach 98,87 % and have a significant point increase of sulphur removal capacity that is from 1,25 - 1,43 g-S / kg dry zeolite increase to 8,23 - 8,79 g-S / kg dry zeolite.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S49668
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sungging Hidayat
Abstrak :
Pemilihan proses Tail Gas Treatment yang tepat dan efisien menjadi permasalahan bagi pabrik pengolahan gas alam. Superclaus, salah satu proses sulfur recovery, menjawab permasalahan tersebut dengan mengeliminasi proses Tail Gas Treatment pada skema SRU konvensional. Input proses Superclaus adalah acid gas 2,54 MMSCFD dengan kandungan hidrogen sulfida mencapai 41% berhasil memperoleh kembali sulfur lebih dari 96% dan kemurnian sulfur mencapai 99,9%. Kadar H2S di gas buang dapat diturunkan hingga 0 ppm. Kapasitas produksi adalah 52,96 ton per hari. Biaya modal untuk SRU Superclaus sebesar 101,5 milyar rupiah dan biaya operasional sebesar 15,6 milyar rupiah per tahun. ......Selection of an appropiate and cost effective Tail Gas Treatment is a challenge for natural gas plant. Superclaus, one of sulfur recovery process, able to solve this problem by eliminating Tail Gas Treatment process at SRU conventional scheme. Feed stream of Superclaus is acid gas 2.54 MMSCFD with hydrogen sulfide 41% mole able to recover sulfur more than 96% and sulfur purity reach 99.9%. Levels of H2S in flue gas can be reduced to 0 ppm. Production capacity is 52.96 tonne per day. Capital expenditure for SRU Superclaus is 101.5 billion IDR and operational expenditure is 15.6 billion IDR per year.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S43617
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Tri Utomo Pantyarso
Abstrak :
Tindakan tidak selamat atau berisiko merupakan salah satu faktor yang berada disentral dari urutan penyebab kecelakaan. Hilangnya faktor tersebut maka kecelakaandapat dicegah. Penelitian dilakukan di operasi geothermal dimana berdasarkan datakecelakaan dan observasi perilaku berisiko, didapatkan kesimpulan paparan gas H2Sadalah merupakan permasalahan yang paling berisiko. Tujuan penelitian ini adalah untukmengetahui hubungan antara persepsi, pengetahuan, sikap dan kemampuan menghindaribahaya paparan dengan H2S dan tindakan berisiko pada pekerja di perusahaan geothermalXYZ tahun 2018.Desain penelitian menggunakan desain cross sectional, jumlah sampel yangdiambil sebanyak 80 sampel dengan menggunakan teknik accidental sampling,instrument pengumpulan data menggunakan kuesioner, adapun analisis datamenggunakan analisis univariat, bivariat dan multivariat dengan uji regresi logistik.Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar responden memiliki persepsi,pengetahuan, sikap dan kemampuan menghindari bahaya paparan gas H2S yang baik,serta melakukan perilaku yang selamat dalam menghadapi bahaya paparan gas H2S. Ujistatistik menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara persepsi dengan Pvalue0.001 dan OR 6.660 CI 2.151 - 20.623 , sikap tentang bahaya paparan gas H2S denganP Value 0.000 dan OR 13.440 CI 2.876 sd 62.809 Sementara untuk pengetahuan dankemampuan menghindari bahaya tidak terdapat hubungan yang signifikan dengantindakan berisiko paparan gas H2S. Hasil multivariate menunjukkan bahwa sikapmemberikan pengaruh yang paling besar dengan nilai P 0.026 dan OR 8.035 adapunpersamaan regresi logistic yang terbentuk adalah Tindakan Beresiko=0.024 2.084 sikap 0.722 persepsi.Disarankan perusahaan untuk secara konsisten melakukan pelatihan maupunpelatihan penyegaran bagi pekerja yang berkaitan dengan pencegahan paparan H2S,meningkatkan kualitas kegiatan Leadership Accountability, serta tmenyempurnakanpelaksanaan program BBS Behavior Based Safety dan bersinergi dengan program RTS Right To Stop dimana setiap pekerja diberikan wewenang untuk menghentikanpekerjaan jika mengamati adanya tindakan atau kondisi yang tidak selamat, serta terusmenkomunikasikan risiko ke seluruh karyawan.
Unsafe act or at risk behavior is one of the most influential factors as the causeof the accident. By manage the factoers, then accidents could be prevented. The studywas conducted in geothermal operations where, based on accident data and at riskbehavior observation, it was found that the H2S gas exposure was the most risky. Thepurpose of this study was to examine the relationship between perceptions, knowledge,attitudes and the ability to avoid exposure H2S with at risk behavior to workers in XYZgeothermal company in 2018.The research design used cross sectional design, the number of samples takenwere 80 samples by using accidental sampling technique, data collection instrument usedquestionnaire, while data analysis used univariate, bivariate and multivariate analysiswith logistic regression test.The results showed that most respondents have good perception, knowledge,attitude and ability to avoid H2S gas exposure, and have good safe behavior on H2S gasexposure. The statistical test shows that there is a significant correlation betweenperception with Pvalue 0.001 and OR 6.660 CI 2.151 20.623 , attitude about the hazardof exposure of H2S gas with P Value 0.000 and OR 13.440 CI 2,876 to 62,809 Whileknowledge and ability to avoid danger a significant relationship with risk exposure toH2S gas. The multivariate result showed that attitude gave the biggest influence with Pvalue 0.026 and OR 8,035 while logistic regression equation formed was Risk Action 0.024 2.084 attitude 0.722 perception.It is recommended that the company consistently conduct training and refreshtraining for workers related to H2S gas exposure, improve the quality of LeadershipAccountability activities, and improve the implementation of the BBS Behavior BasedSafety program and synergize with the RTS Right To Stop program where each workeris authorized to stop work if observing any unsafe actions or conditions, and continue tocommunicate H2S risks to all employees.
Depok: Universitas Indonesia, 2018
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ario P.
Abstrak :
Selain dapat menurunkan keekonomisan gas bumi, gas buang yang mengandung senyawa Sulfur juga memiliki potensi untuk menimbulkan pencemaran udara jika terlepas ke udara. Senyawa sulfur seperti pada Hidrogen Sulfida pada konsentrasi di atas ambang batas yaitu 2 ppm sudah dapat membahayakan karena bersifat toksik Untuk mengurangi kadar senyawa ini dapat dilakukan dengan proses adsorpsi dengan menggunakan zeolit Alam Lampung sebagai adsorben. Pada penelitian ini, dilakukan beberapa proses perlakuan terhadap zeolit alam lampung untuk mengoptimalkan kinerjanya dalam mengadsorpsi senyawa sulfur. Sampel gas yang digunakan adalah campuran udara - Tiosulfat. Sedangkan uji adsorpsi udara murni dilakukan sebagai kondisi referensi. Proses perlakuan adsorben yang dilakukan pada penelitian ini meliputi: Proses Dealuminasi yaitu dengan perendaman adsorben pada larutan HF 3% selama 20 menit; Proses pertukaran ion dalam larutan NH4NO3 0,1 N selama 2 jam dan dengan proses kalsinasi pada suhu 530 _C selama 5 jam. Sedangkan variasi modifikasi perlakuan (treatment) zeolit yang dilakukan yaitu: Zeolit murni, Zeolit Dealuminasi, Zeolit Dealuminasi + Kalsinasi (Zeolit DK), Zeolit Dealuminasi + Pertukaran Ion (Zeolit DP) dan Zeolit Dealuminasi + Pertukaran Ion + Kalsinasi (Zeolit DPK). Berdasarkan hasil uji coba adsorpsi senyawa Sulfur dari berbagai jenis zeolit tersebut di atas diperoleh suatu hasil (secara kualitatif) bahwa bila proses Dealuminasi dilakukan sebagai perlakuan awal dapat menyebabkan kerusakan struktur zeolit yang dapat menurunkan luas permukaannya. Pada uji adsorpsi udara pada suhu ruang dengan laju alir udara 51,52 ml/s untuk zeolit Dealuminasi diperoleh hasil yang optimal sebesar 60 % N2 maupun O2 dapat teradsorp, sedangkan pada uji adsorpsi senyawa sulfur dari campuran udara - Tiosulfat pada kondisi operasi yang sama diperoleh hasil yang optimal pada zeolit alami. Selain itu dari percobaan terbukti bahwa senyawa sulfur yang bersifat polar dengan mudah dapat teradsorp dibandingkan Nitrogen dan Oksigen dalam udara yang bersifat nonpolar. ......In addition to reduce the income of Natural gas, exhaust gas, containing Sulphuric compound also has the problem to cause air pollution. Sulphuric compound like Hydrogen Sulfide is very dangerous outside its limit (2 ppm) because of its toxic characteristic. To reduce the pollutant level from sulphuric compound, can be done by the adsorption process using Lampung natural zeolit as an adsorben. This research do the several treatment of Lampung natural zeolit to enhance its effort in Sulphuric compound adsorption process. In this project, the mixing of Air ' Tiosulfate is used as a sample. In additon, the processs of pure air adsorption is done as a reference condition. The adsorben treatment in this research includes Dealumination process with dilute adsorben in HF 3% mixture within 20 minutes; Ion exchange process in NH4NO3 0,1 N mixture within 2 hours; finally with kalsination at 530 _C within 5 hours. Moreover, the variation of treatment modification of zeolit is done, including: Pure zeolit, Dealumination zeolit, Dealumination + Kalsination zeolit (DK zeolit), Dealumination + Ion exchange zeolit (DP zeolit), and Dealumination + Ion exchange + Kalsination zeolit (DPK zeolit). Based on the result of Sulphuric compound adsorption process from all kind of zeolit above, the research conclude that if Dealumination process is done as the first treatment, then it can damage the zeolit structure. Next, can descend the surface area of zeolit itself. The processs of pure air adsorption at 25 0C with air flowrate at 51,52 ml/s result the optimal condition. This condition is reached by Dealumination zeolit which can adsorp N2 until 60 %, the same result has been shown in O2. Nevertheless, Sulphuric compound adsorption process from its mixing at the same operation condition result the different thing. This process result the optimal condition by Pure zeolit. Also, the research proved that sulphuric compound which has the polar characteristic of its band easily can be adsorped than Nitrogen and Oxygen which has the nonpolar characteristic of its band.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S49813
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rendra Jayantara Putra
Abstrak :
Berkembangnya industri petrokimia dan meningkatnya penggunaan bahan bakar fosil di Indonesia dewasa ini telah menyebabkan emisi gas polutan berbahaya seperti hidrogen sulfida (H2S) dan senyawa sulfur lainnya ke lingkungan juga semakin besar. Polutan ini bersifat korosif dan racun (toksik) bagi manusia dan lingkungan. Berbagai metode fisis untuk mereduksi senyawa sulfur ini, seperti adsoprsi karbon aktif, belum memberikan hasil memuaskan, sehingga menuntut ditemukannya metode lain yang lebih efisien dan ekonomis. Biofiltrasi, suatu metode yang menggabungkan proses adsorpsi dan biodegradasi secara simultan dalam sebuah alat yang disebut biofilter, sangat potensial untuk menggantikan metode konvensional yang sudah ada. Dalam aplikasi metode biofiltrasi ini tentunya diperlukan alat proses yang sesuai, untuk itulah pada penelitian ini dilakukan perancangan alat biofilter, serta pengujian kinerja alat yang terdiri dari uji hidrodinamika dan uji adsorpsi. Pengujian adsorpsi dilakukan dalam dua tahap, tahap pertama adalah dengan mengalirkan gas umpan udara dan tahap kedua dengan mengalirkan senyawa tiosulfat ke dalam kolom biofilter. Kedua pengujian ini bertujuan untuk menentukan apakah hasil rancang bangun alat biofilter mampu melakukan proses adsorpsi gas N2 dan O2 (dalam udara) serta senyawa sulfur dengan baik. Berdasarkan hasil penelitian, kolom biofilter yang dirancang adalah kolom unggun tetap (fixed bed) berbahan pengisi Zeolit Alam Lampung alami dengan ukuran diameter 5 cm dan tinggi 35 cm. Hasil rancang bangun alat biofilter ini mampu melakukan adsorpsi N2 dan O2 dengan persentase reduksi maksimum 12,14 % dan 9,8 %. Selain itu biofilter juga mampu mengadsorp senyawa sulfur (dalam bentuk ion tiosulfat) dengan persentase reduksi maksimum sebesar 47,6 %. Lebih baiknya kinerja biofilter dalam mengadsorp senyawa tiosulfat dipengaruhi oleh ukuran molekul tiosulfat yang lebih kecil dari molekul N2 dan O2 sehingga memungkinkan tiosulfat lebih banyak terserap pada pori zeolit. Hasil rancang bangun dan pengujian hidrodinamika serta adsorpsi yang dilakukan terhadap alat biofilter ini selanjutnya digunakan sebagai dasar untuk proses reduksi gas H2S. Karenanya, keberhasilan penelitian ini akan membuka jalan untuk dapat mereduksi kandungan gas H2S dalam limbah industri maupun emisi kendaraan bermotor sehingga lebih ramah lingkungan. ......Nowadays, petrochemical industry development and the use of fossil fuel in Indonesia have been increasing dramatically, resulting in higher emission of dangerous gas pollutants such as hydrogen sulfide and other sulfuric compounds to the environment. These pollutants are very toxic and corrosive for human nature and also environment if accumulated at certain amount. Physical method that have been used in order to reduce sulfuric compound, such as activated carbon adsorption, is not giving satisfaction results yet that forced the invention of new method which giving better efficiency end economical. Biofiltration, a method that combines adsorption and bio-degradation processes simultaneously in an instrument called biofilter, has greay potential to replace previous conventional methods. Application of biofiltration method needs appropriate process equipment. In order to reach that purpose, this research aimed to build up the biofilter system and also conduct performance tests which consist of hydrodynamic and adsorption test. The adsorption tests conducted in two steps, the first step is done by flowing air as the feed gas and second step is done by flowing thiosulfate compound's vapor to the biofilter column. Both tests have an objective to decide whether the result of biofilter's build up plan in doing the adsorption of nitrogen and oxygen along with sulfuric compound appropriately or not. Based to results of the research, it is known that biofilter column is a fixed bed adsorption column which filled with Lampung natural zeolite as the packing material. The biofilter column has 5 cm of inner diameter and 35 cm of height. The build up plan result of the biofilter system capable of doing nitrogen and oxygen adsorption process, with maximum reduction efficiencies are 12.58 % and 9.80 % respectively. Biofilter also capable to adsorp sulfuric compound, which represented in thiosulfate form, with maximum reduction efiiciency is 47.6 %. The performance of biofilter in those adsorption processes is influenced by several factors: molecular size, polarity and phase difference between thiosulfate and nitrogen or oxygen molecules. The results of this research are used as consideration to optimize sulfuric compound separation by biofilter. Because of that reason, the success of this research will make great possibility to produce industrial waste and vehicle's emission with lower sulfuric compounds.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S49682
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library