Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 9 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Abstrak :
The biggest of asbuton (natural asphalt from Buton island) located in lawele region, it is called asbuton lawele, which has deposit about 100.000.000 tons....
JJJ 25(2-3) 2008
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Jodi Noor Handibyanto
Abstrak :
Pada penelitian ini digunakan aspal butir lawele (LGA) sebagai subtitusi campuran aspal minyak. Demi pengoptimalan penggunaan asbuton salah satu inovasi dengan penggunaan teknologi CPHMA. Pada peneltian ini digunakan gradasi CPHMA, namun suhu pencampuran dan pemadatan tidak mengikuti spesifikasi CPHMA akibat adanya modifikasi penambahan ONCR dalam campuran aspal. Dilakukan pengujian marshall untuk mengetahui pengaruh pemanfaatan aditif ONCR (Oli Bekas dan Nano Crumb Rubber) dalam campuran perkerasan terhadap karakteristik marshall. Pengujian dilakukan terhadap campuran aspal modifikasi ONCR dengan kandungan 5% , 10%, 15%, 20%, dan 0% sebagai pembanding hasil. Suhu pencampuran dilakukan secara hangat (125o C) dan secara panas (150o C). Dari hasil Warm Mix dan Hot Mix menunjukan bahwa campuran dengan kadar 0% ONCR memiliki nilai stabilitas yang lebih baik dibandingkan dengan campuran aspal dengan kandungan ONCR. Selain itu penambahan ONCR menyebabkan perubahan parameter volumetrik (VIM.VMA,VFA) dalam campuran. Pada campuran hangat , Kadar aspal optimum untuk campuran aspal modifikasi ONCR didapatkan pada campuran ONCR 10% dengan kadar 8.53%, dan kadar aspal optimum untuk campuran aspal non-modifikasi (0% ONCR) didapatkan pada campuran dengan kadar 8.92%. Pada campuran panas , Kadar aspal optimum untuk campuran aspal modifikasi ONCR didapatkan pada campuran ONCR 5% dengan kadar 6.66%.
In this research, lawele granular asphalt (LGA) is used as a substitution of oil asphalt mixture. For optimizing the use of asbuton, one of the innovations is with the use of CPHMA technology. CPHMA gradation is used in this research, but the mixing and compaction temperatures do not follow the CPHMA specifications due to the modification of the addition of ONCR in the asphalt mixture. Marshall testing was conducted to determine the effect of ONCR additives (Waste Engine Oil and Nano Crumb Rubber) used in the pavement mixture on the characteristics of Marshall. Tests carried out on a mixture of ONCR modified asphalt containing 5%, 10%, 15%, 20%, and 0% as a comparison of results. The mixing temperature is warm (125oC) and hot (150oC). The Warm Mix and Hot Mix results show that the mixture with 0% ONCR content has a better stability value than the asphalt mixture with ONCR content. In addition, the addition of ONCR causes changes in volumetric parameters (VIM.VMA, VFA) in the mixture. In warm mixtures, optimum asphalt levels for ONCR modified asphalt mixes are found in 10% ONCR mixtures with 8.53% content, and optimum asphalt levels for non-modified asphalt mixtures (0% ONCR) are obtained in mixes with 8.92% levels. In the hot mixture, the optimum asphalt level for ONCR modified asphalt mixture is found in the 5% ONCR mixture with 6.66% content.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Muwatha Malik
Abstrak :
Hot Mix Asphalt HMA dan Warm Mix Asphalt WMA merupakan beberapa dari metode campuran aspal pada perkerasan lentur. Zeolit merupakan salah satu bahan aditif yang berkontribusi dalam metode WMA agar bisa dilaksanakan. Penggunaan Buton Natural Asphalt Rubber BNA-R sebagai bahan tambah yang dapat memberikan kontribusi dalam meningkatkan kekuatan campuran aspal. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kontribusi BNA-R pada campuran panas dan hangat, kemudian untuk mengetahui perubahan karakteristik tersebut akibat bahan aditif zeolit dalam campuran aspal hangat dengan menggunakan spesifikasi AC-BC. Prosedur pengujian yang dilakukan adalah uji karakteristik aspal dan aspal modifikasi, uji Marshall, dan uji Marshall Immersion dimana pada penelitian ini hasil tersebut akan dibandingkan. Hasil dari penelitian ini mengindikasi bahwa penggunaan aspal modifikasi BNA-R pada spesifikasi AC-BC kurang baik dimana karakteristiknya berada dibawah aspal pen 60/70 tetapi pada Indeks Kekuatan Sisa IKS sebesar 89.516 pada kadar BNA-R 5 . Indikasi yang berbeda didapat pada campuran hangat dimana nilai stabilitas tertinggi didapat pada kadar BNA-R 7,5 pada suhu campuran 1400C dengan nilai stabilitas 1140,46 kg. ......Hot Mix Asphalt HMA and Warm Mix Asphalt WMA are some of the asphalt mixture methods on flexible pavements. Zeolite is one of the additive materials that contribute in WMA method to be implemented. Use of Buton Natural Asphalt Rubber BNA R as an added ingredient that can contribute in improving the strength of the asphalt mixture. This research was conducted to know the contribution of BNA R on hot and warm mixture, then to know the characteristic change caused by zeolite additive in hot asphalt mixture by using AC BC specification. The test procedure performed is the asphalt and bitumen modification test, Marshall test, and Marshall Immersion test which in this study the results will be compared. The results of this study indicate that the use of BNA R modified asphalt on the AC BC specification is poor where its characteristics are below the asphalt pen 60 70 but in the Remaining Strength Index of 89.516 at BNA R 5. Different indications are obtained in warm mixtures where the highest stability values are obtained at 7.5 BNA R at a mixed temperature of 1400C with a stability value of 1140.46 kg.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Célcio Ricardo de Assunção Soares
Abstrak :
Perkembangan pergerakan dan tingginya jumlah penduduk, berdampak pada meningkatnya sarana dan prasarana transportasi. Karet digunakan di berbagai bidang, diantaranya sebagai bahan baku ban kendaraan. Limbah ban bekas masih sebagian kecil yang dimanfaatkan. Crumb Rubber merupakan salah satu hasil pengolahan dengan parutan limbah ban bekas, telah dimanfaatkan sebagai bahan tambah aspal sebagai bahan pengikat aggregat pada campuran aspal. Kendala pada penggunaan Crumb Rubber ada pada proses pencampuran dengan aspal yang tidak dapat bercampur secara merata sehingga memerlukan teknologi tertentu dalam penggunaannya. Pada penelitian ini telah digunakan crumb rubber berukuran nano yang bertujuan untuk mempermudah terjadinya proses pencampuran dan meningkatnya manfaat Crumb Rubber. Pengujian dilakukan dengan menggunakan campuran aspal spesifikasi Asphalt Concrete Wearing Course (AC-WC) untuk campuran panas dan hangat Asbuton Lawele dengan bahan pelunak oli bekas. Diawali dengan pembuatan aspal modifikasi Asbuton oli bekas untuk mendapatkan kadar aspal optimum (KAO). Selanjutnya campuran aspal panas dan hangat ditambah Nano Crumb Rubber (NCR) 0%, 0.6%, 1.2%, 2,4% dan 4,8% terhadap kandungan aspal dalam campuran dengan cara kering (dry mix), yaitu pada saat dilakukan pencampuran aspal dengan aggregate. Dengan menggunakan uji Marshall Standard dan Immersion dapat diketahui adanya peningkatan kinerja campuran dengan bahan tambah terhadap nilai stabilitas dan nilai kerentanan (moisture susceptibility). Pada penelitian ini, menambahkan NCR sebesar 2.4% pada campuran Hot Mix dan Warm Mix ACWC diketahui menggalami peningkatan indeks kekuatan sisa nilai stabilitas Marshall dari 91.23% menjadi 96.15%, sehingga dengan penambahan NCR 2.4% dapat meningkatkan ketahanan campuran terhadap pengaruh air dan suhu. Didapatkan hasil, semakin banyak NCR maka nilai stabilitas akan menurun. Sama halnya dengan campuran hangat stabilitas akan menurun dengan ditambahkan lebih banyak kandungan NCR pada campuran. Nilai tertinggi stabilitas marshall ada pada variasi NCR 0.6%, dan terjadi penurunan nilai flow sehingga hasil marshall quotient meningkat. ......Along with development of movement and the high population, have an impact on increasing transportation facilities and infrastructure. Rubber is used in various fields, including as a raw material for vehicle tires. A small portion of used tire waste is still being used. Crumb Rubber is one of the results of processing with used tire waste grated, has been used as an added ingredient of asphalt as an aggregate binder in the asphalt mixture. The problem with using Crumb Rubber is in the process of mixing with asphalt which cannot mix evenly so it requires certain technology in for use it. In this research, nano crumb rubber (NCR) has been used which aims to facilitate the mixing process and increase the benefits of Crumb Rubber. Tests were using carried out the Asphalt Concrete Wearing Course (AC-WC) specification asphalt mixture for hot and warm mixtures of Asbuton Lawele with used oil. Starting with the making of used oil, Asbuton modified asphalt to get the optimum asphalt content. Furthermore, the hot and warm asphalt mixture is added with Nano Crumb Rubber (NCR) 0%, 0.6%, 1.2%, 2.4% and 4.8% of the asphalt content in the mixture by dry mix, which is when mixing asphalt with aggregate. By using the Marshall Standard and Immersion test, it can be seen that there is an increase in the performance of the mixture with added Additive on the value of stability and the value of moisture susceptibility. This research has shown with addition of 2.4% NCR to the Hot Mix and Warm Mix ACWC, it is known that the residual strength index of the Marshall stability value has increased from 91.23% to 96.15%, so that the addition of 2.4% NCR can increase the resistance of the mixture to the influence of water and temperature. The results obtained, the more NCR the stability value will decrease. Similarly, with a warm mixture the stability will decrease as more NCR content is added to the mixture. The highest value of marshall stability is in the 0.6% NCR variation, and there is a decrease in the flow value so that the marshall quotient results increase.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Atica Chairun Nissa
Abstrak :
Dengan ketersediaan aspal yang berasal dari pulau buton yakni Lawele Granular Asphalt sebagai bahan campuran aspal dapat dilakukan untuk meminimalisir pemakaian aspal minyak yang semakin menipis ketersediaannya. Serbuk karet ban berukuran nano (Nano crumb rubber) juga digunakan sebagai bahan tambah pada campuran aspal agregat karena ketersediaannya yang melimpah. Jenis aspal yang digunakan pada penelitian ini adalah aspal Lawele Granular Asphalt (LGA) dengan variasi kadar aspal 6,6%; 7,3%; 7,9%; 8,55% dan 9,21%. Campuran hangat aspal dan agregat ditambahkan dengan oli bekas dan serbuk karet ban bekas dengan variasi kadar 0% dan 1%. Campuran aspal didominasi oleh LGA dengan nilai yang mungkin untuk memenuhi standar Cold Paving Hot Mix Asbuton (CPHMA). Penambahan oli bekas dalam campuran berguna sebagai peremaja fisik untuk meningkatkan angka penetrasi aspal. Kinerja dari variasi campuran aspal ditentukan dengan uji Marshall test dan Marshall immersion test. Sedangkan nilai modulus resilient campuran panas aspal ditentukan dengan uji resilient modulus dengan alat UMATTA pada temperatur yang bervariasi untuk mengetahui perilaku benda uji terhadap beban kejut. Hasil akhir dari penelitian ini diharapkan dapat mengetahui pengaruh temperatur terhadap modulus resilient campuran hangat aspal, agregat dan LGA dengan campuran aspal murni, LGA dan additive berupa oli bekas dan Nano Crumb Rubber ...... The availability of asphalt from Buton Island in large quantities, an optimizing the utilization of asbuton from Lawele Bay, namely Lawele Granular Asphalt as an asphalt mixture, can minimize the use of asphalt which is gradually depleting its availability and reducing the cost of road construction and maintenance due to asphalt. material prices are quite high. Nano-sized rubber tire powder (Nano crumb rubber) is also used as an additive to asphalt and aggregate mixture because of its abundant availability. The type of asphalt used in this study was Lawele Granular Asphalt (LGA) asphalt with a variation of asphalt content of 6.6%; 7.3%; 7.9%; 8.55% and 9.21%. A warm mixture of asphalt and aggregate was added with waste-engine oil and tire rubber with various levels of 0% and 1%. The asphalt mixture is dominated by LGA with the value that conformthe specification of Cold Paving Hot Mix Asbuton (CPHMA) standard. The addition of waste-engine oil in the mixture is used as a physical rejuvenator to increase the value of asphalt penetration. The quality of the asphalt mixture variations was determined by the Marshall test and Marshall immersion test. While the resilient modulus asphalt mixture is determined by resilient modulus test with UMATTA with varying temperatures. The asphalt mixture test to this temperature change to determine the resilience of the aggregate asphalt mixture of Lawele Granular Asphalt product to the temperature change as it is on the road surface condition.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yeremia Clarino
Abstrak :
Pengembangan sistem transportasi yang dewasa ini sedang sering diteliti ialah pengembangan material Warm Mix Asphalt dan Hot Mix Asphalt. Hot Mix Asphalt telah menjadi perkerasan jalan yang dapat diandalkan sejak lama akibat daya tahan, kekuatan, dan biayanya yang rendah. Penggunaan Aspal Buton atau yang dikenal dengan Asbuton berjenis Lawele Granular Asphalt, juga dapat menghindari penipisan sumber daya alam aspal minyak yang terdapat di dunia dan juga menekan biaya perkerasan. Penemuan mengatakan bahwa Asbuton (Lawele Granular Asphalt) dapat secara signifikan meningkatkan sifat anti rutting (deformasi permanen akibat consolidasi menerus) pada temperature yang tinggi. Penggunaan Nano-Silica dalam campuran aspal ditemukan dapat mengurangi sejumlah deformasi yang terjadi pada aspal. Aspal modifikasi yang digunakan merupakan campuran dari aspal minyak, bitumen LGA, dan oli bekas sebagai pelunak pengganti dengan harga yang relative lebih murah untuk meningkatkan penetrasi. Variasi kadar aspal modifikasi nano silika sebesar 0%, 2.5%, 5%, 7.5%, dan 10%. Kinerja campuran aspal ditentukan dengan uji Marshall dan Marshall Immersion untuk menentukan kadar Nano Silika terbaik. Nilai Modulus Resilient diperoleh dengan melakukan uji Indirect Tensile Strength (ITS) dengan menggunakan sampel ANSi 0% dan ANSi 7.5%. Dengan penelitian ini diharapkan dapat diketahui pengaruh temperatur terhadap modulus resilient campuran panas aspal modifikasi dengan additive yaitu nano silika dan oli bekas. ......The development of a transportation system that is currently being researched is the development of Warm Mix Asphalt and Hot Mix Asphalt materials. Hot Mix Asphalt has been a reliable pavement for a long time due to its durability, strength and low cost. The use of Buton Asphalt, also known as Lawele Granular Asphalt Asbuton, can also avoid the depletion of petroleum asphalt natural resources found in the world and also reduce pavement costs. The findings suggest that Asbuton (Lawele Granular Asphalt) can significantly improve its anti-rutting properties (permanent deformation due to continuous consolidation) at high temperatures. The use of Nano-Silica in asphalt mixtures was found to reduce the amount of deformation that occurs in asphalt. The modified asphalt used is a mixture of oil asphalt, LGA bitumen, and used oil as a substitute softener with a relatively cheaper price to increase penetration. Variations in the content of nano silica modified asphalt are 0%, 2.5%, 5%, 7.5%, and 10%. The performance of the asphalt mixture was determined by Marshall and Marshall Immersion tests to determine the best Nano Silica content. Resilient Modulus value was obtained by performing the Indirect Tensile Strength (ITS) test using 0% ANSi and 7.5% ANSi samples. With this research, it is expected to know the effect of temperature on the resilient modulus of hot mixture modified asphalt with additives, namely nano silica and Waste Engine Oil.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
A. Martha K.
Abstrak :
Jalan yang merupakan infrastruktur penghubung antara kawasan satu dengan yang lain dan digunakan oleh masyarakat umum sudah seharusnya memiliki struktur perkerasan dan kinerja yang baik sehingga dapat memberikan kenyaman bagi penggunanya. Skripsi ini membahas tentang usaha peningkatan kinerja campuran aspal dengan menggunakan material BGA dan polimer SBS. Pengujian dilakukan secara eksperimental di dalam laboratorium dengan kadar BGA yang digunakan adalah 5% dan 7% dari total campuran, serta kadar polimer 2% dan 4% dari total aspal yang digunakan. Hasil pengujian menyatakan bahwa campuran aspal modifikasi polimer P4-B5 memiliki nilai stabilitas paling tinggi diantara seluruh campuran yaitusebesar 1333,181 kg. Namun tinjauan ekonomis terhadap material yang digunakan pada campuran aspal menyebabkan campuran aspal P2-B7 menjadi pilihan campuran yang paling memungkinkan untuk direalisasikan mengingat nilai stabilitasnya pun tidak jauh berbeda dengan nilai stabilitas campuran P4-B5, yaitu 1280,471 kg. ......Road as infrastructure that connecting one place to another and used by society should has a good quality pavement that can give comfort to anyone who use it. This thesis is about research of hot mix asphalt workability using BGA and SBS Polymer. Variation of BGA?s composition in this research are 5% and 7% from total mixture and SBS Polymer are 2% and 4% from content of asphalt used. Result of the research shows that P4-B5 mixture has the highest stability from all of mixtures, specifically 1333.181 kg. However, from economic consideration, P2-B7 mixture is the possible one to be realized considering its stability, 1280.471 kg, is not much different from P4-B5's.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S1166
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Iqbal Gita Bhaskara
Abstrak :
[ABSTRAK Dalam mendesain jalan raya perlu memperhatikan faktor pelayanannya, salah satunya adalah faktor keselamatan jalan dilihat dari kekesatannya. Kekesatan suatu jalan raya dapat diketahui dengan menggunakan alat British Pendulum Tester(BPT) yang mana akan dapat dilihat dari nilai Skid Numbernya. Penggunaan aspal modifikasi digunakan untuk merubah nilai viskositas pada campuran aspal panas dan hangat. Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh viskositas pada campuran aspal ACWC. Aditif yang digunakan berupa BNA-R pada campuran hangat dan Tire Rubber Powder pada campuran panas, yang menyebabkan nilai viskositas yang semakin tinggi tiap kadarnya sehingga akan menaikan skid number yang ada.
ABSTRACT , In Pavement design we must consider every major and minor factors to create safetiness in using highways. One of them is skid resistance which measure the roughness in pavements. Using British Pendulum Tester we can measure the skid number from road pavements. Modified Asphalts helps to influence the viscosity number in hot and warm mix asphalt. The study aims to determine the influence of viscosity according to Asphalt Concrete Wearing Course (AC-WC). Contribution of asphalt modified crumb rubber, using BNAR and tire rubber powder is increasing the skid number, which is mix in warm temperature and hot temperature. By increasing the number of viscosity it will increase the skid number from different content ]
2015
S60280
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Santoso Hadiwijoyo
Abstrak :
ABSTRAK
Sejak tahun pendirian, tahun 1965, sampai saat ini PT. Djembar Djaja mengalami pasang surut. Beberapa kali terjadi pergantian ditingkat dewan Direktur. Volume bisnispun pasang surut sebagaimana terlihat dalam nilai kontrak dari tahun 1986 sampai dengan tahun 1992 (lampiran 1). Perusahaan yang bisnis utamanya adalah jasa konstruksi, saat ini dipimpin oleh 3 (tiga) orang Direktur, yaitu Direktur Utama, Direktur Operasi dan Direktur Keuangan. Formasi ini timbul setelah bisnis sangat merosot. Manajemen baru ini pada mulanya berorientasi pada sekedar kelangsungan bisnis. Dalam hal ini perhatian terpusat pada perolehan order.

Kemudian setelah bisnis mulai tumbuh kembali, manajemen berusaha melaksanakan konsolidasi. Dalam kepentingan konsolidasi tersebut dilakukan penelitian mengenai sistem pengendalian yang ada. Beberapa aspek sistem pengendalian manajemen menjadi bahasan. Pada aspek organisasi, struktur yang ada sangat tersentralisasi dan belum mencerminkan adanya 3 (tiga) sumber pemasukan bisnis. Sumber pemasukan yang dimaksud adalah: produk hot mix, jasa konstruksi dan jasa penyewaan alat berat. Masing-masing pusat kegiatan yang menghasilkan pemasukan tersebut sebenarnya dapat diperlakukan sebagai pusat laba.

Namun karena beberapa pertimbangan, seperti: - kondisi keuangan perusahaan yang buruk - pemakai alat berat terutama adalah jasa konstruksi, maka ketiga pusat kegiatan tersebut disarankan untuk dibagi dalam 2 (dua) pusat laba. Kedua pusat laba itu dalam struktur organisasi yang disarankan adalah divisi Jasa yang membawahi proyek-proyek jasa konstruksi dan jasa pelayanan alat berat, dan divisi hot mix. Kedua divisi berada dibawah tanggung jawab Direktur Operasi. Proyek dan pelayanan alat berat diperlakukan sebagai pusat biaya dengan tujuan untuk dapat lebih efektif dalam pengendalian biaya yang timbul. Sedangkan pemasukan dari pelayanan alat berat dari penjualan jasa keluar perusahaan diperlakukan sebagai pendapatan sampingan. Hal tersebut karena dalam kenyataannya pendapatan tambahan dari penyewaan alat berat hanya 8% dari total pendapatan tambahan, atau 0,006% dari total seluruh pendapatan. Disamping itu, jasa alat berat sangat memerlukan penanganan yang efektif, karena: - Alat berat merupakan tulang-punggung proyek jasa konstruksi

- Sebagian besar peralatan sudah tua Sistem anggaran yang ada belum efektif untuk pengendalian menyeluruh. Anggaran baru intensif diterapkan untuk bisnis utamanya, jasa konstruksi. Oleh karena itu dengan penyesuaian struktur organisasi seperti di atas, sistem anggaran disarankan diterapkan menyeluruh sebagai salah satu sarana pengendalian manajemen. Dan proses penyusunannya mengikut sertakan seluruh tingkat (level) manajemen.

Sarana pengendalian lainnya adalah sistem penilaian kinerja. Dengan usulan Struktur organisasi yang lebih terdesentralisasi, unit-unit dibagi dalam pusat-pusat tanggung jawab. Masing-masing pusat tanggung jawab: pusat laba, pusat biaya dan pusat pendapatan, dinilai sesuai dengan tanggung jawab dan wewenangnya. Manajemen bertanggung jawab atas faktor-faktor yang dapat dikendalikannya (controlable). Sistem bonus perlu dirancang agar lebih mengefektifkan sistem pengendalian yang disarankan. Sistem yang ada menerapkan bonus kelompok, yaitu pemberian bonus atas dasar keuntungan tahun berjalan secara agregat. Sedangkan sistem bonus yang disarankan menerapkan dua pola, yaitu bonus kelompok dan perorangan. Bonus kelompok diterapkan secara unik pada masingmasing unit kerja, yang berbeda-beda sesuai dengan kinerja unit kerjanya. Bonus perorangan diterapkan bagi manajer masing-masing pusat tanggung jawab, berbeda-beda sesuai dengan kinerjanya. Dalam pembahasan selanjutnya, dengan sistem pengendalian manajemen seperti yang disarankan, diharapkan budaya perusahaan menjadi lebih positif. Seluruh kegiatan berusaha mengoptimalkan penggunaan sumberdaya yang ada. Lebih jauh, untuk penerapan sistem pengendalian yang menyeluruh tersebut, disarankan untuk melakukan beberapa tindakan yang sifatnya merupakan persiapan implementasi.
1993
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library