Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 7 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Napitupulu, Richard A.M.
Abstrak :
Pengembangan model matematika telah dilakukan untuk memprediksi temperatur selama proses canai panas jenis satu tingkat dari suatu pelat baja karbon rendah, dengan menggunakan model thermal yang ada dan data-data eksperimen di laboratorium. Perhatian utama ditujukan untuk memprediksi model temperatur masuk dan keluar rol dengan mengasumsikan temperatur keluar. Hal-hal yang mempengaruhinya adalah perpindahan panas secara radiasi dan konveksi dari permukaan ketika material dibawa dari dapur ke rol, dan perpindahan panas secara konduksi dari material ke rol, serta kenaikan temperatur akibat kerja mekanis ketika material sedang dicanai.

Hasil dari model tersebut dapat digunakan sebagai dasar untuk mengevaluasi temperatur material yang akan dicanai di Iaborastorium tersebut dan dasar untuk pemodelan beban pengerolan dan mikrostruktur. Langkah-langkah untuk memprediksi model temperatur masuk tersebut dapat digunakan sebagai dasar atau pembanding bagi pabrik canai panas untuk mengevaluasi temperatur material.
A mathematical model has been developed to predict the thermal during a single pass hot rolling of a low carbon steel plate, by using thermal model and data from laboratory experiments. Particular attention was paid to prediction the entry and exit temperature model by assuming the exit temperature. The effects taken into account are radiation and convection from the surface when the material has been reheated until rolled, and conduction to the rolls and the temperature increase due to mechanical work when the material is in the roll gap.

The result of the temperature model can be used for the material temperature evaluation at the laboratory and a basis to predict the rolling force and microstructure evaluation.. The steps of the prediction can be used as a comparison for plants mills to predict their material temperature.
2000
T5114
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nathania Hillary Stephina Putri
Abstrak :
Perawatan permukaan pada paduan Mg biodegradable sering lebih berkonsentrasi pada penghambatan degradasi untuk mempertahankan integritas sifat mekanik bahan dan menjamin biokompatibilitas yang baik pada saat yang sama. Tujuan dari Perlakuan Termomekanis adalah untuk menyediakan, dengan kontrol selektif suhu dan kondisi pembentukan, produk akhir dengan sifat material yang bahan tertentu ini tidak akan pernah dapat dicapai di bawah metode produksi konvensional. Dalam penelitian ini, material ZK61 digunakan dengan perlakuan termomekanik canai panas. Canai panas adalah proses pengerjaan logam di mana logam dipanaskan di atas suhu rekristalisasi untuk mengubah bentuknya secara plastis dalam operasi kerja atau penggulungan. Temperatur yang digunakan adalah 350oC dan 450oC, dengan penurunan 20% dan 50%. Pengujian pada setiap sampel dilakukan dengan mikroskop optik, SEM-EDS, ICP-MS, Uji Kekerasan Vickers, Uji Tarik, Uji Polarisasi, dan Uji Evolusi Hidrogen. Hasil pengujian menunjukkan bahwa semakin tinggi suhu dan semakin besar reduksi selama perlakuan canai panas, semakin kecil ukuran butir. Uji Keras, Tarik, dan Perendaman menunjukkan sampel dengan suhu dan reduksi yang lebih tinggi memiliki kekerasan dan kekuatan yang lebih tinggi serta laju korosi yang lebih lambat. ......Surface treatments on biodegradable Mg alloys often concentrate more on the retardation of degradation to sustain the mechanical property integrity of the materials and guarantee good biocompatibility at the same time. The purpose of Thermomechanical Treatment is to provide, by selective control of temperature and forming conditions, a final product with material properties which this particular material would never be able to reach under conventional production methods. In this study, ZK61 material was used with hot rolling thermomechanical treatment. Hot rolling is a metalworking process in which metal is heated above the recrystallization temperature to change its shape plastically in a working operation or rolling. The temperatures used were 350oC and 450oC, with a reduction of 20% and 50%. Tests on each sample were carried out with an optical microscope, SEM-EDS, ICP-MS, Vickers Hardness Test, Tensile Test, Polarization Test and Hydrogen Evolution Test. The test results show that the higher the temperature and the greater the reduction during hot rolling treatment, the smaller the grain size. Hard, Tensile, and Immersion Tests showed samples with higher temperature and reduction had higher hardness and strength and slower corrosion rate.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ariq Fakhri
Abstrak :
Aluminium adalah sebuah logam ringan dan ulet yang memiliki kegunaan terbanyak kedua di dunia industri setelah besi dan baja. Salah satu paduan aluminium yang memiliki aplikasi luas adalah Al-Mg-Si yang termasuk ke dalam seri aluminium 6xxx. Peningkatan kekuatan paduan AlMg-Si dapat dilakukan melalui perlakuan penuaan dan pengerjaan panas, dimana kedua proses tersebut dapat digabungkan sehingga menghasilkan perlakuan yang disebut perlakuan panas T5. Penelitian ini menggabungkan metode canai panas yang dilakukan saat perlakuan pelarutan kemudian diikuti dengan penuaan pada paduan Al-1,01Mg-0,58Si (% berat) yang dihasilkan lewat proses squeeze casting. Pencanaian panas dilakukan pada temperatur 400, 475, dan 550 °C dengan persen deformasi sebesar 10 %, sementara itu penuaan buatan dilakukan pada temperatur 180 °C selama 0-200 jam. Karakterisasi meliputi pengujian komposisi kimia, pengujian kekerasan, pengamatan metalografi dan SEM – EDS (Scanning Electron Microscope-Energy Dispersive Spectroscopy), serta pengujian XRD (X-Ray Diffraction). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kenaikan temperatur pemanasan atau laku pelarutan meningkatkan pelarutan fasa kedua, mempercepat peristiwa rekristalisasi dinamis, serta memicu respons penuaan yang lebih baik. Hal ini ditunjukkan dengan fenomena yang terjadi, pada kondisi setelah pencelupan cepat, paduan Al yang diberikan pencanaian panas pada temperatur 400 dan 475 °C mengalami peristiwa pemulihan, sementara pada 550 °C sudah terjadi rekristalisasi. Selanjutnya pada kondisi setelah penuaan, paduan Al hasil pencanaian panas pada temperatur 550 °C yang diikuti penuaan pada temperatur 180 °C selama 8 jam menghasilkan kekerasan yang paling tinggi diantara perlakuan lainnya. ......Aluminum is a light and ductile metal which has the second most uses in industrial world after iron and steel. One aluminum alloy that has wide application is Al-Mg-Si which belongs to the aluminum 6xxx series. Increasing the strength of Al-Mg-Si alloys can be done through ageing treatment and hot working, which can be combined to produce T5 heat treatment. This research combined hot rolling with solution treatment followed by ageing, which was applied on Al-1.01Mg-0.58Si (Wt. %) alloy produced through the squeeze casting process. The temperatures of hot rolling were varied to 400, 475, and 550 °C with a percent deformation of 10 %, meanwhile artificial ageing was carried out at 180 °C for 0-200 hours. The characterization included chemical composition testing, hardness testing, metallographic observation by optical microscope and SEM-EDS (Scanning Electron Microscope-Energy Dispersive Spectroscopy), as well as XRD (X-Ray Diffraction) testing. The results showed that an increased in heating or solution treatment temperature increased the dissolution of the second phase into the matrix, accelerate dynamic recrystallization event, and trigger a better ageing response. This is showed by phenomenon that occurred, on the as-quenched condition, only recovery occurred to alloy that was given hot rolling at temperature of 400 and 475 °C, while at 550 °C the recrystallization occurred. On the as-aged condition, the alloy that was given hot rolling at 550 °C followed by ageing at 180 °C for 8 hours exhibits a higher hardness than other treatments.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rajagukguk, Nathania Judith
Abstrak :
Sifat biokompatibilitas dan karakteristik Magnesium yang sesuai dengan tulang manusia meningkatkan penelitian pada Magnesium dan paduannya untuk aplikasi klinis khususnya implant mampu luruh. Laju pembentukan hidrogen dan degradasi yang terlalu cepat menghambat aplikasi Magnesiun sebagai implan secara lebih luas. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan memahami pengaruh dari berbagai kondisi deformasi berupa canai panas terhadap perilaku korosi dari AZ31B di dalam Simulated Body Fluid. Canai panas pada suhu 35oC dan 450oC dengan reduksi 20% dan 50% kepada paduan AZ31B. Paduan AZ31B yang sudah di canai kemudian diamati menggunakan metalografi, uji keras, XRD, SEM, dan ICP-MS. Terjadi perubahan mikrostruktur berupa grain refinement dan peningkatan nilai kekerasan pada AZ31B setelah dicanai. Pengujian imersi selama 14 hari serta pengujian polarisasi dilakukan untuk mengamati perilaku korosi secara in vitro dari paduan sebelum dan sudah di canai panas. Terjadi penurunan laju korosi pada sampel yang mengalami canai panas jika dibandingkan dengan paduan AZ31B as received. Perubahan tersebut ditunjukkan dengan evolusi hidrogen lebih sedikit, massa yang hilang lebih sedikit, dan Icorr semakin negatif. Dapat disimpulkan bahwa perlakuan canai panas pada paduan AZ31B meningkatkan ketahanan korosi nya sehingga menunjukkan potensial yang baik untuk aplikasi implan mampu luruh. ......Magnesium’s biocompatibility and similar characteristics to human bones have increased interest in the research of Magnesium and its alloys for clinical application mainly as biodegradable implants. Rapid hydrogen formation and degradation rate have hindered Magnesium to be applied widely as an implant. This research is done in order to understand the affect of various conditions of deformation like hot rolling to the corrosion behavior of AZ31B in Simulated Body Fluid. Hot rolling done in 350oC and 450oC with a 20% and 50% reduction is done to the AZ31B alloy. The AZ31B alloy that have been hot rolled was observed with metallographic examinations, Vickers Hardness test, XRD, SEM, and ICP-MS. A change in the alloy’s microstructure due to grain refinement and increase in hardness was observed after hot rolling. A 14 day immersion test and polarization was performed to evaluate the in vitro corrosion properties of the AZ31B alloy before and after hot rolling. A decrease in the deformed alloy’s corrosion rate was observed compared to the as received AZ31B. This change is demonstrated with less hydrogen gas evolved, reduced weight loss, and a more negative Icorr. From these results we can conclude that the hot rolling that was done to the AZ31B alloy increased its corrosion resistance and therefore showed great potential for it’s application as biodegradable implants.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abdul Salaam
Abstrak :
Laporan praktik keinsinyuran ini membahas mengenai proses perbaikan refraktori reheating furnace pada plate rolling dan hot rolling. Pembahasan difokuskan pada aspek teoritis refraktori dan as-rolled steel, mekanisme proses perbaikan refraktori pada Reheating furnace, mencakup perbaikan pada beam (walking dan moving), perbaikan pintu charge-discharge, perbaikan pada atap, dan juga mencakup dengan aspek safety.dan permasalahan yang terjadi di lapangan. Metodologi yang digunakan berbasis pendekatan Critical Review Analysis yang terdiri dari Studi Kasus, diskusi/brainstorming, dan pengalaman penulis. Review studi proses perbaikan refraktori pada reheating furnace Plate Rolling dan Hot Rolling dilakukan untuk memperoleh acuan dasar dalam proses perbaikan refraktori reheating furnace, mengingat belum tersedianya paper yang membahas terkait dengan proses Perbaikan refraktori baik dalam segi metode perbaikan dan juga kasus yang terjadi di lapangan. Hasil review menunjukkan bahwa perlu diadakan penelitian lebih lanjut mengenai metode perbaikan hot repair pada Reheating furnace dengan mempertimbangkan aspek safety agar dapat mengoptimalkan proses produksi tanpa perlu menghentikan jalannya operasi untuk melakukan perbaikan refraktori. ...... This engineering report discusses the process of repairing refractories in the reheating furnace for plate rolling and hot rolling. The discussion is focused on the theoretical aspects of refractories and as-rolled steel, the mechanism of refractory repair in the reheating furnace, including repairs to the beam (walking and moving), charge-discharge door repairs, roof repairs, and also covers safety aspects and issues encountered in the field. The methodology used is based on the Critical Review Analysis approach, consisting of case studies, discussions/brainstorming, and the author's experience. A review of the refractory repair process in plate rolling and hot rolling reheating furnaces was conducted to establish a basic reference for the refractory repair process, considering the lack of papers addressing refractory repair methods and field cases. The results of the review indicate the need for further research on hot repair methods in the reheating furnace, taking into account safety aspects to optimize the production process without the need to halt operations for refractory repairs.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Abdan Syakuura
Abstrak :
Paduan aluminium-seng-magnesium-tembaga memiliki peranan penting dalam industri penerbangan. Pada penelitian ini dilakukan investigasi sistematis untuk mengeksplorasi evolusi mikrostruktur paduan Al-Zn-Mg-Cu dengan beberapa variasi komposisi (kisaran konsentrasi Cu 0,4-1,6 at. % dan Zn (= konsentrasi Mg) 1,7-3,0 at. %) selama ageing pada temperatur 120 °C dan 190 °C. Melalui investigasi ini didapatkan pengaruh tiap elemen penyusun paduan yang dapat digunakan untuk memberikan gambaran mengenai kombinasi komposisi yang optimum pada pengerasan selama ageing. Selain itu fenomena rapid hardening, yang umumnya terjadi pada paduan aluminium seri 2xxx dan 7xxx juga berusaha diungkap dalam penelitian ini. Rapid hardening merupakan fenomena pengerasan yang terjadi pada saat awal proses ageing akibat adanya clustering atom terlarut. Unit dapur induksi vakum baru di University of Sydney digunakan untuk mempersiapkan semua paduan. Mikrostruktur hasil pengecoran diamati dengan mikroskop optik. Billet hasil pengecoran dirol menjadi pelat yang lebih tipis dengan ketebalan 1.5-2 mm. Pelat ini kemudian diberikan perlakuan panas solution treatment-ageing. Pengukuran kekerasan dilakukan pada sampel pada beberapa variasi waktu ageing untuk mendapatkan kurva age hardening dan mengungkap efek rapid hardening. Karakterisasi TEM dilakukan untuk memahami evolusi mikrostruktur presipitat. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa kekerasan paduan semakin meningkat dengan penambahan Zn dan Mg karena adanya pembentukan presipitat halus MgZn2 dan Mg3Zn3Al2 yang bebentuk spherical. Penambahan Cu memberikan efek peningkatan kekerasan cukup signifikan hingga komposisi Zn dan Mg mencapai 2.5 at. %. Fenomena rapid hardening ditemukan dalam paduan Al-Zn-Mg-Cu selama ageing pada temperatur 190 °C. ......Aluminium-zinc-magnesium-copper alloys have an important role in aerospace industry. A systematic investigation has been done to explore microstructural evolution in Al-Zn-Mg-Cu alloys with the variation in composition (range of concentration of Zn (= Mg concentration) is 1.7-3.0 at. % and Cu in the range of 0.4-1.6 at. %) during ageing at temperature of 120 °C dan 190 °C. Following this investigation, the role of each element remains to be established for describing the optimum combination of composition during age hardening. Aside from that, rapid hardening (RH) phenomenon, which is commonly happened in the aluminium 2xxx and 7xxx series is also revealed through this research. Rapid hardening is the hardening phenomena which is occured in the early stage of ageing treatment due to clustering of solute atom. A new induction vacuum casting unit at the University of Sydney was employed to prepare all Al alloys. Casting microstructures was evaluated using optical microscopy. The cast billets were then further rolled into strips with a thickness of 1.5-2 mm. These strips were solution treated and aged. Hardness test was performed on these aged samples in order to reveal hardening effect. TEM characterization was performed to understand the precipitation microstructure evolution. The results show that the hardness of the alloy increases with the addition of Zn and Mg concentration due to the formation of nano-spherical precipitates MgZn2 and Mg3Zn3Al2. Copper addition gives a significant effect on the increasing of the hardness up to 2.5 at. % of Mg and Zn. Rapid hardening phenomenon was revealed in the Al-Zn-Mg-Cu alloys during ageing at 190 °C.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S156
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library