Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Cipta Widya Atmaja
"Pemanfaatan aspal Buton (Asbuton) sebagai sumber pemenuhan kebutuhan aspal Indonesia masih memiliki banyak kendala. Salah satu kendalanya adalah kandungan CaCO3 dalam Asbuton yang cukup besar sehingga mengurangi kualitas aspal pada Asbuton. Penelitian ini bertujuan untuk mengekstraksi CaCO3 pada Asbuton menggunakan Hot Brine Water yang dibuat dengan melarutkan NaCl dalam air panas. Keberadaan NaCl dalam pelarut pada suhu tinggi dapat meningkatkan kelarutan CaCO3. CaCO3 diekstraksi dalam reaktor batch yang bekerja pada tekanan ruang dilengkapi dengan pemanas dan pengaduk yang berfungsi sebagai pemecah Asbuton. Ekstraksi dilakukan pada variasi kondisi operasi dengan kadar NaCl (1 ? 3% massa), suhu (50 ? 80 ), persentase Asbuton dalam larutan (1 ? 3% massa) dan waktu ekstraksi (5 ? 20 menit). Kondisi optimal yang diperoleh adalah kadar NaCl 1%, suhu 60 , persentase Asbuton dalam larutan 1% dan waktu reaksi 5 menit, mendapatkan aspal dengan kadar 68% dan mampu melarutkan CaCO3 dalam Asbuton 30%.

The utilization of Buton's asphalt (known as Asbuton) to meet the asphalt demands in Indonesia has many obstacles. One of them is the enermous CaCO3 content in Asbuton so quality of asphalt produced from Asbuton dwindles. This research studied extraction of CaCO3 from Asbuton in hot brine water wich is made from dissolving NaCl to hot water. NaCl availability on high temperature solution improve the solubility of CaCO3. The extraction is done in batch extractor at atmospheric pressure, extractor equipped with heat jacket and high speed propeller that can help to crush Asbuton rocks. The extraction varies in NaCl concentration 1-3%(w/w), temeprature (50 ? 80 ), percentage of Asbuton on solution 1-3%(w/w), and extraction time (5 ? 20 minutes). The optimum condition obtained is at 1% NaCl concentration, 60 , 1% percentage of Asbuton on solution, and at 5 minutes, give extraction result that have asphalt content 68% (w/w) and have ability dissolved CaCO3 30%(w/w)."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S63147
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wahyu Danumulyo
"

Lapangan geothermal  “X” di Indonesia memproduksi wet steam yang banyak menghasilkan hot brine dari hasil separasi terhadap wetsteam. Hot brine yang merupakan fasa liquid dari steam selama ini langsung di injeksikan kembali ke dalam sumur injeksi. Dalam penelitian ini usulan teknologi yang ditawarkan untuk memanfaatkan energi dari hot brine tersebut adalah melalui teknologi binary power plant.

Penelitian ini bertujuan mengkaji pemanfaatan hot brine menjadi energi listrik. Proses simulator digunakan terutama untuk mengetahui kondisi di tiap siklus, berapa power output yang dapat dihasilkan, analisa jenis fluida kerja yang dipilih, efisiensi energi dan konfigurasi peralatan yang diusulkan.

Hasil dari kajian teknis dan keekonomian yang digunakan menunjukkan bahwa pemanfaatan hot brine dari lapangan “X” tersebut mampu menghasilkan 11.2 MW daya keluaran bersih dari 953,400 Kg/H laju hot brine. Agar layak secara ekonomi yaitu mendapatkan IRR 12.5% maka tarif harga listrik yang diharapkan adalah sebesar  9.6 cent $/kwh.

Kata kunci : binary cyle, fluida kerja, hot brine, kelayakan ekonomi, pemanfaatan energi

 


Geothermal field “X” in  Indonesia producing wet steam that contain hot brine as result of separation from wet steam. Currently hot brine production is injected to injection wells. The need to extract the heat from hot brine had lead to further potential assessment ofbinary plant technology to extract the heat from hot brine into electricity.

This research aimed to evaluate utilization of hot brine from “X” field to become electrical energy. Process simulator used to get condition in each cycle phase, power output generated and analysis of favorable working fluids, energi efficiency and configuration of process equipment involved.

Result of the techno and economic study shown that heat extraction of hot brine from “X” field enable to generate around 11.2 MW net power output from 953,400 Kg/H hot brine rate. In order to be economically feasible based on cut off value of 12.5% IRR , the expected electric price of 9.6 cent$/kwh would be required.

 

 

"
2019
T55120
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library