Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 10 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"One of efforts to promote a hospital is to identify the main target of hospital users and to plan services relevant to market demand. ...."
610 SKJ 19:1 (2006)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Toding, Florida Irene
"Penelitian ini dilatarbelakangi oleh pembangunan Rumah Sakit Medika Galaxi yang tidak terencana sehingga mengakibatkan timbulnya banyak kendala dalam pengoperasiannya- Kendala utama yang dihadapi adalah kekurangan ruang rawat untuk pasien dengan jenis penyakit tertentu dan pasien dari kelompok atau golongan tertentu. Untuk mengatasi masalah tersebut, pihak manajemen merencanakan untuk tetap memanfaatkan bangunan yang ada. Masalah yang dihadapi adalah apakah kondisi bangunan fisik dan sarana yang ada di Rumah Sakit Medika Galaxi saat ini sudah memadai dalam memenuhi kebutuhan pelayanan terhadap pasien rawat inap. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran tentang kondisi bangunan dan sarana fisik Rumah Sakit Medika Galaxi yang ada saat ini dalam hubungannya dengan kebutuhan ruangan bagi pasien rawat inap. Rancangan penelitian yang digunakan adalah analisis deskriptif terhadap lima faktor utama yang mempunyai pengaruh terhadap disain ruang rawat inap serta perbandingannya dengan standar yang berlaku. Faktor-faktor tersebut adalah jumlah tempat tidur, pembagian kelas perawatan, luas ruang rawat, jenis pelayanan medik, dan fasilitas ruangan. Jumlah tempat tidur perkelas, luas ruang rawat, jenis pelayanan medik, dan fasilitas ruangan secara umum dipandang sudah memadai sedangkan pembagian kelas perawatan belum memadai. Janis pelayanan medik dan fasilitas ruangan sudah memenuhi standar sedangkan jumlah tempat tidur total, pembagian kelas perawatan, dan Iuas ruangan belum memenuhi standar yang berlaku. Faktor utama yang belum mendukung kebutuhan pelayanan rawat inap adalah pembagian kelas perawatan yang berkaitan erat dengan belum terpenuhinya kapasitas tempat tidur total di Rumah Sakit Medika Galaxi. Ukuran luas masing-masing ruang rawat belum ada yang memenuhi standar dan beberapa ruangan kelas perawatan berisi jumlah tempat tidur yang tidak sesuai dengan standar maksimal yang berlaku. Untuk memenuhi kebutuhan pelayanan pasien rawat inap dan kemungkinan pengembangannya saat ini dan dimasa yang akan datang maka pihak manajemen Rumah Sakit Medika Galaxi perlu memperbaiki kondisi yang ada melalui suatu studi kelayakan yang komprehensif.

Study on Physical Design and Facilities of Medika Galaxi Hospital Inpatient RoomThe study background arise from the construction of Medika Galaxi Hospital which is not planned and causes many problems in operation. The primary problem was inadequacy of inpatient rooms expecially for patient with specific condition and for patient from specific gender or different socioeconomic status. To solve the problem, the management wants to renovate the existing building. The facing problem are where the physical condition and facility of Medika Galaxi Hospital at this time are adequate enough to comply with the need for inpatient care. The purpose of this study are to draw a picture about Medika Galaxi Hospital physical condition & facility in conjuction with the need of rooms for impatient care. Study design are descriptive analytic of five primary factors which having influence to the design of inpatient room and it's comparison with standard requirements. The factors are number of patient bed, inpatient class division, size of inpatient room, classification of medical care, and room facilities. Number of patient bed for each impatient class, size of inpatient room, classification of medical care, and room facilities are generally accepted adequate enough but inpatient class division were not adequate. Classification of medical care and room facilities have comply with standard requirements but total number of patient bed, inpatient class division, and size of inpatient room do not comply with standard requirements. The primary factor that not support the need for impatient care are inpatient class division which is related largely with the total patient bed capacity of Medika Galaxi Hospital. The size of each inpatient room do not fulfill the standard requirements and some of the rooms were loaded with patient bed in quantity larger then the maximal standard requirements. To comply with the need for impatient care and the development possibility in this time and in the future, the Medika Galaxi Hospital management need to improve the present condition via a comprehensive feasibility study.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2003
T12725
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ayi Djembarsari
"ABSTRAK
Saat ini rumah sakit tidak dapat hanya mengandalkan pendapatan dari pembayaran tunai saja. Pembayaran secara kredit dapat ditempuh dalam upaya meningkatkan pendapatan rumah sakit, tetapi apabila tidak dikelola dengan hati-hati rumah sakit akan gagal dan harus menyediakan dana tambahan yang akan menambah besarnya modal yang harus disediakan.
Masalah dalam penelitian ini diidentifikasi saat residensi dimana diketahui bahwa piutang pasien rawat inap jaminan perusahaan mengambil bagian terbesar dari piutang yang terjadi serta cenderung meningkat dari tahun ke tahun. Keadaan tersebut disebabkan oleh lemahnya penagihan piutang pasien rawat inap jaminan perusahaan.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui model penagihan untuk pasien rawat inap jaminan perusahaan Untuk memperoleh model yang sesuai dilakukan analisis terhadap faktor-faktor yang ada didalarn dan diluar rumah sakit, psosedur penagihan yang saat ini berjalan dan dibandingkan dengan teori yang ada.
Metodologi penelitian yang dipakai pada penelitian ini adalah kualitatif analitik yang berupa suatu telaahan kasus dengan pendekatan pemecahan masalah.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa untuk mendapatkan hasil penagihan yang maksimal, rumah sakit harus mempunyai kesepakatan yang jelas dengan pihak penjamin. Upaya penagihan piutang harus sudah dimulai pada saat pasien masuk rumah sakit dan sebaiknya dilakukan secara berkala selama pasien dirawat sehingga diharapkan pada saat pasien lepas rawat tidak ada piutang atau piutang yang ada dapat ditekan. Karena kegiatan tersebut melibatkan beberapa bagian yang ada di rumah sakit, untuk pelaksanaannya perlu dibentuk suatu tim yang berada dibawah koordinasi Direksi rumah sakit.
Impelmentasi dari model penagihan piutang pasien rawat inap jaminan perusahaan ini diharapkan dapat meningkatkan pendapatan rumah sakit sehingga rumah sakit dapat meningkatkan kinerjanya.

ABSTRACT
Account Receivable Collecting System for Inpatient Deposit on Company's Account in "Dharmais" Cancer HospitalRecently hospitals cannot just depend on cash payment only. Credit payment can be arranged in order to increase the hospital revenue, however the system should be managed properly, otherwise the hospital will have to provide more capital as it should be.
This research identified that the main problem comes from Account Receivable Inpatient on Company?s Account and tend to increase from year to year. This condition is due to the difficulties in collecting payment from Inpatient on Company?s Account.
This study is designated to develop a system by analyzing condition internal and external hospital factors, existing collecting procedure and benchmarking with the theory. Qualitative analysis is used in this research by using problem solving approach.
This research implies that to get a maximum payment collection, the hospital has to have mutual commitment with the company. Account receivable collection effort has to be started when the patient admitted to the hospital and it should be done regularly while the patient is in the hospital so that when the patient is discharged there would be no more account receivable or at least living some small part of the account receivable payment.
Because all the activities will involve some departments in the hospital, the implementation of this system should be coordinated by a governing board.
Implementation of the Account Receivable Collecting System for Inpatient Deposit on Company's Account is hopefully could increase the hospital revenue so the hospital could improve its performance.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aaron Jonathan
"Infeksi jamur infasif atau mikosis infasif pada pasien dengan kondisi sistem imunitas rendah mengakibatkan sejumlah besar morbiditas dan mortalitas. Infeksi tersebut dapat terjadi di lingkungan rumah sakit, komunitas, maupun keduanya. Sejumlah spesies jamur dapat terkonsentrasi pada lingkungan udara rumah sakit, dan dianggap sebagai agen infeksi yang mudah terhirup oleh pasien. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui profil jamur udara pada ruang rawat beberapa rumah sakit di Jakarta serta kaitannya dengan kelas perawatan. Metode penelitian berdisain potong lintang ini menggunakan pengambilan sampel secara konsekutif dari beberapa rumah sakit di Jakarta. Cawan petri yang mengandung media agar saboraud dekstrosa diletakkan di dalam ruangan rawat RS dan dibiarkan terbuka selama 15 menit, setelah itu dilakukan inkubasi dalam suhu kamar selama minimal tiga hari. Selanjutnya dilakukan proses identifikasi spesies untuk mengetahui profil jamur.
Hasil dalam penelitian ini, jamur yang diisolasi dari ruang perawatan rumah sakit pada umumnya terdiri atas lebih dari dua spesies, diantaranya: Aspergillus niger (67.5%), Candida sp. (40%), Aspergillus fumigatus (30%), Rhodoturula sp. dan Penicillium marnefei dalam jumlah sedikit. Pengamatan terhadap hubungan profil jamur dan jenis kelas ruang rawat menunjukkan bahwa semakin tinggi kelas ruang rawat rumah sakit, semakin sedikit jumlah dan ragam spesies jamur yang tumbuh.
Simpulan. Profil jamur yang diisolasi dari ruang perawatan rumah sakit dalam penelitian ini terdiri atas Aspergillus niger, Candida sp, Aspergillus fumigatus, Rhodoturula sp dan Penicillium marnefei. Hubungan profil jamur dan jenis kelas ruang rawat menunjukkan bahwa semakin tinggi kelas ruang rawat rumah sakit, semakin sedikit jumlah dan ragam spesies jamur yang tumbuh.

Introduction. Invasive fungal infections (invasive mycoses) in immunodeficient patients yields in more than significant number of morbidity and mortality. Such infections occur on both hospital and community settings. Several fungal species might be concentrated in the air among hospitals, and considered as infectious agent that is easily inhaled by patients. This study aims on investigating the profile of airborne fungal species in several inpatient wards chosen from several hospitals in Jakarta and the correlation between those species and the class of the wards itself. Methods this is a cross-sectional study using consecutive samplings taken from several chosen Jakarta hospitals. Petri dish containing dextrose saboraud agar are placed about 1m height above the ground and exposed to open air for 15 minutes. Afterwards, the plates are incubated at room temperature for minimum of three days. Then, samples were analyzed inside the mycology lab for species identification to investigate presenting fungal profile.
Results in this study, common species that are isolated from the respective wards consists of at least two species, including Aspergillus niger (67.5%), Candida species (40%) and Aspergillus fumigatus (30%). Other infectious species such as Rhodotorula sp and Penicillium marnefei are found as well in few numbers. Observation on the relation of fungal profile and class of inpatient wards indicates that the higher the ward class, the less number and diversity of species growing inside the plates.
Conclusion, fungal profile that are isolated from the hospital inpatient wards in this study consists of Aspergillus niger, Candida sp, Aspergillus fumigatus, Rhodoturula sp dan Penicillium marnefei. The correlation between the fungal profile and class of inpatient wards indicated that the higher the class of hospital wards, the less number and diversity of airborne fungi growing on the plates.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2016
S70426
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Paulina Riah Ukurta
"Meningkatkan mutu layanan pada Instalasi Rawat Inap sangat penting untuk meningkatkan kepuasan pelanggan, meningkatkan daya saing rumah sakit serta meningkatkan pendapatan bagi rumah sakit. Penelitian ini dilakukan sebagai upaya untuk meningkatkan mutu pelayanan rawat inap di RSUD Puruk Cahu Kabupaten Murung Raya Kalimantan Tengah dengan menggunakan metode integrasi Service Quality dan Quality Function Deployment.
Dari hasil penelitian diperoleh bahwa dimensi empati adalah dimensi dengan kesenjangan paling besar berdasarkan 26 kebutuhan pelanggan eksternal yaitu 100 orang pasien rawat inapdengan metode Servqual dan terdapat 8 aspek teknis pelayanan melalui kebutuhan pelanggan internal untuk menjawab kebutuhan pasien rawat inap tersebut.
Melalui desain House of Quality, maka didapatkan 5 aspek teknis prioritas yang perludilakukan oleh RSUD Puruk Cahu untuk meningkatkan mutu pelayanan diinstalasi rawat inap yaitu peningkatan kerjasama dan komunikasi perawat, survei kepuasan pelanggan eksternal dan internal secara rutin, program interaksi dan evaluasi evaluasi rutin secara langsung antara manajemen dengan perawat,perbaikan fasilitas, pengadaan penunjang pelayanan dan ketersediaan obat serta pendidikan dan pelatihan rutin dan merata kepada perawat.

Improving the quality of services on Inpatient Department is essential to improve customer satisfaction, improve hospital competitiveness and increase hospitalrevenues. This research is conducted as an effort to improve the quality ofinpatient service at RSUD Puruk Cahu of Kabupaten Murung Raya, Central Kalimantan by using integration Service Quality and Quality Function Deployment method.
From the research results obtained that the dimension of empathy is the dimension with the largest gap based on 26 needs of external customers that is 100 people inpatient with Servqual method and there are 8technical aspects of service through internal customer needs to answer the needsof the inpatients.
Through the House of Quality design, five priority technical aspects needed to be undertaken by RSUD Puruk Cahu to improve the quality ofservice in inpatient department dare increased cooperation and nurse communication, routine internal and internal customer satisfaction survey, interaction and evaluation program of routine evaluation directly between management and nurse, facility improvement, procurement service support and availability of drugs and education and training routine and evenly to the nurse.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fairus Aziz
"Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat saat ini menjadi primadona program kerja Departemen Kesehatan, direncanakan pada akhir tahun 1998 JPKM telah dapat menyebar dan dapat diikuti oleh seluruh rakyat Indonesia. PT. Bhaskara Citra Sehat adalah suatu Badan Penyelenggara JPKM yang baru mulai beroperaasi, dan harus terus memperbaiki kinerjanya agar dapat bersaing dengan Bapel JPKM yang lain Salah satu kinerja yang harus ditingkatkan adalah kemampuan Pelaksanana Pelayanan Kesehatan (provider) dalam hal ini pelayanan di Rumah Sakit Karya Medika Bekasi.
Penelitian yang dilakukan untuk menilai kepuasan peserta pada proses rawat Inap, dan hubungannya dengan karakteristik peserta. Banyak sampel sebesar 100 orang, mereka adalah karyawan, dengan menjawab kuesioner yang isinya pertanyaan - pertanyaan tentang kepuasan mereka di pelayanan bagian penerimaan, pelayanan dokter, pelayanan perawat, kepuasan terhadap sarana dan fasilitas rumah sakit, serta pelayanan bagian gizi.
Dan hasil penelitian didapatkan bahwa pada bagian - bagian pelayanan tersebut peserta lebih banyak menyatakan puas. Akan tetapi terhadap proses keseluruhan rawat inap peserta lebih banyak tidak puas. Pelayanan dokter paling banyak mempunyai hubungan bermakna dengan karakteristik responden. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan untuk perbaikan - perbaikan, baik dari rumah sakit maupun dari penyelenggara, sehingga didapatkan hasil yang optimal dalam penyelenggaraan JPKM.

Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat (HMO) is the primadona of the Indonesian Health Department program recently, It was planned that by the end of 1998, JPKM will be spread and a hended to all over Indonesia population. PT. Bhaskara Citra Sehat is one of JPKM Organizer, which is new in the business, has to improve its performance in order to compete with other organizer. Improving the provider services performance is one of the improvement programs. In this case karya medika hospital service.
This observation purpose is to evaluate customer satisfactory on inpatient process and the relation to the customer characteristic. Sample of a hundred of people, all of them are employee, answering question on the questionnaire about their satisfaction on the service of the Admission section, doctor, nursery, satisfactory on the hospital fadities, and also the nutrient service.
On the result, It shown that on those department most of the customer was satisfied but to the over all inpatient process, most of them was not satisfied. The doctor's service was the most meaning relationship with the customer characteristic. These observation results, hopefully can be use to improved hospital services as well as the JPKM organizer services to optimizing program.
"
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anny Tri Dewo
"Dewasa ini Manajemen Rumah Sakit harus mulai memperhatikan pentingnya orientasi terhadap kebutuhan pelanggan apabila tidak ingin kehilangan pelanggan ditengah persaingan Rumah Sakit yang semakin ketat. Pelanggan yang merasa mendapatkan prioritas serta memperoleh kebutuhan yang diinginkan terwujud dari kepuasannya terhadap pelayanan Rumah Sakit dapat diharapkan untuk menjadi pelanggan yang loyal. Demikian pula dengan RS. Tria Dipa yang merupakan rumah sakit swasta, type D + yang memiliki 75 tempat tidur, terletak di daerah Jakarta Selatan, orientasi terhadap kepuasan pelanggan dinilai sebagai hal yang penting agar dapat meningkatkan usaha rumah sakit secara keseluruhan.
Bagi pengembangan usaha Rumah Sakit penelitian ini bertujuan untuk menganalisa kepuasan pasien jaminan dan n on jaminan di bagian rawat inap R S. Tria Dipa, dapat mengidentifikasi penyebab ketidakpuasan pasien agar dapat segera ditingkatkan oleh manajemen rumah sakit. Dengan demikian diharapkan tidak ada lagi keluhan pasien yang tidak ditindaklanjuti oleh pihak rumah sakit. Pada penelitian ini bagian pelayanan di rumah sakit yang diteliti adalah bagian pendaftaran pasien rawat Inap, administrasi dan keuangan, serta lingkungan rumah sakit.
Penelitian ini menggunakan metode survei dimana variabel babas serta variabel terikat diobservasi dalam waktu bersamaan.. Sampel yang diambil adalah 100 responden pasien jaminan dan non jaminan, masing-masing 50 responden. Semua responden adalah pasien dewasa yang telah dirawat minimal 3 hari dan dalam keadaan sadar pada waktu survei. Analisis statistik yang dipergunakan adalah analisis univariat tentang distribusi kepuasan pasien terhadap proses pelayanan rawat inap RS. Tria Dipa. Analisis bivariat melihat apakah ada hubungan antara pasien jaminan dan non jaminan terhadap pelayanan di rawat inap RS. Tria Dipa digunakan uji Chi Square.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaan tingkat kepuasan pasien jaminan dan non jaminan. Hasil juga menunjukkan adanya ketidak puasan pasien yang signifikan pada pelayanan bagian pendaftaran, pelayanan adminsitrasi dan kepuasan terhadap lingkungan rumah sakit.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah pasien jaminan yang tidak puas sebesar 22 % lainnya sebesar 78 % merasa puas. Sedangkan pasien langganan non jaminan yang tidak puas sebesar 10 % sisanya sebesar 90 % merasa puas. Faktor yang berhubungan secara bermakna dengan tingkat kepuasan adalah kelas perawatan terhadap pelayanan bagian pendaftaran, pendidikan dengan kepuasan lingkungan rumah sakit, pendidikan dan penghasilan pasien dengan tingkat kepuasan pelayanan administrasi.
Berdasarkan hal tersebut disarankan perlunya pelatihan khusus pegawai pada bagian penerimaan dan administrasi, komputerisasi serta penambahan lahan parkir di lingkungan RS. Tria Dipa.

In the midst of though competition between hospitals, to keep client's loyalty hospital management should consider the importance of orientation towards client's need. Loyalty will be developed if clients are felt prioritized and obtain their needs, or in other words, satisfied with the hospital services. Tria Dipa Hospital as a private hospital type D with 75 beds, located in South Jakarta, considers that orientation towards client satisfaction as important to improve hospital business.
To develop hospital business, this study aims to analyze the satisfaction of insurance and non-insurance patients in Tria Dipa Hospital wards and therefore identify the causes of dissatisfaction among patients to be handled by hospital management. Thus, there will be no complaint, which is not followed up by hospital. This study covered registration, finance and administration, and hospital environment areas.
This study used survey method where independent and dependent variables were observed simultaneously. There were 50 insurance patients and 50 non-insurance patients. All respondents were adult patients hospitalized for a minimum 3 days period and in conscious state during survey. Statistical analysis employed in this study was univariate analysis on satisfaction distribution and bivariate analysis to test whether there was a difference in satisfaction level between insurance and non-insurance patients.
The result showed there was a difference in satisfaction level between insurance and non-insurance patients. The result also showed significant patient dissatisfaction on registration, administration, and hospital environment.
The conclusions of this study are there were 22% insurance patients who were not satisfied and 10% non-insurance patients who were not satisfied. Factors that significantly related to satisfaction level are ward's class to registration service, education to hospital environment, education and income to administration service.
Based on the above results, it is suggested to conduct special training for personnel in the registration and administration areas, computerization, and adding parking space in Tria Dipa hospital.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2004
T13193
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Ikasari
"Penelitian ini bertujuan mengetahui tingkat standar pelayanan rawat inap di Rumah Sakit Haji Jakarta Tahun 2011 berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor : 129/Menkes/SK/II/2008 tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit dan Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor : 340/MENKES/PER/III/2010 tentang Klasifikasi Rumah Sakit. Desain penelitian adalah studi kasus. Data yang digunakan adalah data sekunder Rumah Sakit Haji Jakarta tahun 2011.
Hasil penelitian mendapatkan bahwa pelayanan rawat inap Rumah Sakit Haji Jakarta sudah sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan dimaksud. Sepuluh (10) indikator yang ada berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor : 129/Menkes/SK/II/2008 tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah\ Sakit terdapat 3 (tiga) indikator yang belum sesuai yaitu indikator : Pemberi pelayanan di rawat inap, Jam visite dokter spesialis, Angka kematian pasien lebih dari 48 jam.
Kesimpulannya adalah rawat inap Rumah Sakit Haji Jakarta masih perlu meningkatkan diri sesuai standar yang ditetapkan pemerintah.
This study explains about the standard level of inpatient services at the Haji Jakarta hospital in 2011 based on the Regulation of the Minister of Health of Indonesia Number: 129/Menkes/SK/II/2008 about the Hospital Minimum Service Standards and Regulation of the Minister of Health of Indonesia Number: 340/MENKES/PER / III/2010 of Hospital Classification. The study design is a case study. The data used are secondary data of Haji Jakarta Hospital in 2011.
This study found that inpatient services Haji Jakarta hospital is in conformity with the Regulation referred of the Minister of Health. Ten (10) indicators that are based on the Regulation of the Minister of Health of Indonesia Number: 129/Menkes/SK/II/2008 on Standard Minimum Service Hospital, there are 3 (three) indicators which are not appropriate indicators: care giving in inpatient, time of specialist visite, the patient mortality rate of more than 48 hours.
The conclusion is inpatient services at the Haji Jakarta hospital still needs to improve itself in accordance with standards established by the government.
"
Depok: Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Hestiningsih
"Predikat status swadana yang telah disandang sejak akhir tahun 1992 oleh Rumah Sakit Umum Daerah Pasar Rebo Jakarta akan bergeser menjadi BUMD pada awal tahun 2005. Seiring dengan Keputusan Presiden Nomor 40 tahun 2001 mengenai kelembagaan rumah sakit BUMD, maka pengelolaan rumah sakit akan mengarah kepada operasional pelayanan secara mandiri dan otonom. Dengan adanya issue kemandirian, rumah sakit terus didorong untuk melakukan upaya pembenahan dan peningkatan kinerja di setiap unitnya. Untuk dapat mengukur kinerja pada setiap instalasi di rumah sakit, diperlukan suatu tolok ukur yang tidak hanya bertumpu pada kinerja aspek keuangan, tetapi juga non keuangan. Balanced Scorecard merupakan alat yang dapat digunakan untuk mengukur secara seimbang aspek keuangan dan non keuangan, melalui 4 perpektif yaitu : keuangan, pelanggan, proses bisnis internal, dan pertumbuhan dan pembelajaran.
Penelitian ini menggunakan design metode penelitian deskriptif, yang bertujuan memotret kinerja instalasi rawat inap pada kurun waktu tertentu. Untuk pengambilan data primer, dilakukan wawancara dan survey kepada pasien rawat inap dan karyawan dengan sample masing -masing sebanyak 100 orang. Data sekunder diambil dari laporan keuangan dan protap rumah sakit.
Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa dari aspek keuangan, terjadi pertumbuhan tingkat pendapatan di instalasi rawat inap seiring dengan peningkatan biayanya pada periode tahun 2001-2003. Dari aspek pelanggan diketahui bahwa tingkat kepuasan pasien dengan batas median adalah sebesar 66% , pangsa pasar rawat inap selama 3 tahun sebesar 25%, dan retensi pelanggan meningkat dari tahun 2001-2003.
Dari aspek proses bisnis internal diketahui bahwa inovasi yang telah dilakukan terhadap pengembangan jenis dan jumlah ruangan, adalah dengan menambah ruangan dan jumlah TT untuk kelas I dan VIP serta bare dikembangkan VVIP. Rencana ke depan akan dibentuk CVCU dan ICU serta NICU anak. Kinerja pelayanan yang dilihat dan angka indikator pelayanan menunjukan bahwa BOR selama tiga tahun diatas 60% (BOR tahun 2001 dan 2002 sebesar 78% dan tahun 2003 sebesar 63%). TOI 2001 dan 2003 sebesar 3 dan 2002 sebesar 1. LOS 2001 sebesar 12 hari, 2002sebesar 4 hari, 2003 sebesar 4 hari. BTO tahun 2001 25x, 2002 sebanyak 67x, dan 2003 sebanyak 56x. Angka GDR perseribu pada tahun 2001 sebesar 60 , 2002 sebesar 20 dan 2003 sebesar 30. NDR tahun 2001 sebesar 30, tahun 2002 dan 2003 sebesar 10. Jumlah komplain pasien belum tercatat dan layanan puma jual dilakukan sebatas keringanan pembayaran berupa pembayaraan cicilan.
Pada perpektif pertumbuhan dan pembelajaran diketahui kapabilitas karyawan dari tingkat kepuasan karyawan di instalasi rawat inap 93% puns, retensi karyawan tinggi, turn over yang rendah (tahun 2001-2002 tidak ada turn over). Kapabilitas informasi di instalasi rawat inap dalam hal kecepatan penyeberan informasi dan sosialisi informasi ke karyawan dirasakan masih kurang baik oleh karyawan. Keempat perpektif kinerja keuangan, kinerja pelanggan, kinerja proses bisnis internal dan pertumbuhan pembelajaran pada instalasi rawat inap Rumah Sakit Umum Pasar Rebo secara keseluruhan menunjukan nilai positif yang bagi kemajuan rumah sakit.

Pasar Rebo Jakarta District Hospital Fund Autonomy status which had been gained since 1992 will be changed to District Owned Enterprise in the beginning of 2005. In line with the Presidential Decree No. 40 I2001 concerning District Owned Hospital, then the hospital management will tend to the autonomy and independent service operation. In the raise of the independency issue, hospital has been urged to undertake the restructuring and the performance enhancement in each unit. In order to measure the performance of each hospital unit, it is a need to have a measurement which not only relies on the financial performance aspect but also non financial aspect. Balanced Scorecard is a tool which could be used to measure booth financial and non financial aspects in balance through 4 perspectives; finance, customers, internal business process, and learning and growth.
This study is using descriptive research methodology, which aimed to portrait the inpatient performance during the specific period. Primary data was taken by interview and survey to the inpatient patients and employees by samples 100 respectively. Secondary data was taken from the hospital financial report and hospital manual procedures.
The result from this study pinpoints that from the financial aspect, there is a growth in the revenue in the inpatient installation in line with the increase in its cost during the period 2001-2003, From the customers aspect, it is known that patient satisfaction degree with the median border of 66%, inpatient market share during 3 years 25%, and customers retention increase from the years 2001-2003. From the internal business process, it is discovered that the innovation had been done in terms of the development in the room kind and amount, that is by adding the rooms and TT amount for Class I and VIP and the new developed VVIP. In the future it is planned to develop CVCU, ICU and children NICU. Service performance which could be seen from the service indicator showed that BOR during 3 years had been above 60% (BOR 2001 and 2002 reached 78% and 2003 reached 63%). TDI 2001 and 2003 was 3 and 2002 was 1. LOS 2001 was 12 days, 2002 was 4 days and 2003 was 4 days. BTO 2001 was 25x, 2002 was 67x and 2003 was 56x. GDR per thousand in 2001 was 60, 2002 was 20 and 2003 was 30. NDR 2001 was 30, 2002 and 2003 was 10. Patients complaints had not yet been recorded and after sales service was done limited to the installment payment.
From the learning and growth perspective, it was found out that employee capability, from the employee satisfaction in the inpatient unit was 93% satisfy, employee retention was high, low turn over ( year 2001-2002 there was no turn over). Information capability in the inpatient unit in terms of the speed of information spread and informing the employees, need to be improved. The four perspective performance consists of financial, customers, internal business process and learning and growth in the inpatient unit of Pasar Rebo Jakarta District Hospital in general shows the positive value for the development of the hospital.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2004
T13077
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Said Usman
"Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran tentang hubungan karakteristik individu (umur, jenis kelarnin, status perkawinan, tingkat pendidikan), karakteristik pekerjaan (tanggung jawab, variasi tugas, beban kerja), dan karakterist & suasana kerja (supervisi, insentif pelatian, kesempatan memperoleh pendidikan lanjutan, fasilitas kerja, hubungan antar karyawan) dengan motivasi perawat dalam penerapan proses keperawatan di ruang rawat inap RSU Dr. Zainoel Abidin Banda Aceh. Desain penelitian ini adalah non experimental dengan pengumpulan data dilakukan secara cross sectional. Sampel dalam penelitian ini adalah perawat pelaksana yang bekerja diruang rawat imp RSU Dr. Zainoel Abidin Banda Aceh, dihitung dengan pendugaan proporsi populasi yang berjumlah 79 orang.
Hasil penelitian pada analisis univariat menunjukkan bahwa motivasi perawat dalam penerapan proses keperawatan di ruang rawat inap RSU Dr. Zainoel Abidin Banda Aceh berada pada kategori rendah (54,4%). Dari hasil analisis bivariat diketahui bahwa karakteristik individu hanya variabel tingkat pendidikan yang berhubungan secara signifikan dengan motivasi perawat dalam penerapan proses keperawatan (P.value=O,044). Karakteristik pekerjaan yang berhubungan secara signifikan dengan motivasi perawat dalam penerapan proses keperawatan adalah tanggung jawab (P.value4J,006) dan beban kerja (P.value=0,001). Sedangkan karakteristik suasana kerja yang berhubungan secara signifikan dengan motivasi perawat dalam penerapan proses keperawatan adalah supervisi (P.value 1,001), insentif (P.value O, 0O0), pelatihan (P.value=,000), dan fasilitas kerja (P.value ,011). Hasil analisis multivariat regresi logistik menunjukkan bahwa variabel insentif merupakan variabel yang secara statistik paling signifikan berhubungan dengan motivasi perawat dalam penerapan proses keperawatan di ruang rawat inap RSU Dr. Zainoel Abidin Banda Aceh (P.value,001).
Berdasarkan hasil penelitian ini, untuk meningkatkan motivasi perawat dalam penerapan proses keperawatan maka peak manajemen RSU Dr. Zainoel Abidin Banda Aceh khususnya bidang keperawatan perlu memperhatt`lcan serta memperbalki suasana kerja dan karakteristik pekerjaan, menetapkan secara jelas pemberian insentif, meningkatkan pengembangan sumber daya manusia khususnya tenaga keperawatan, meninjau kembali keseimbangan antara beban kerja perawat dengan jumlah pasien, meningkatkan tanggung jawab perawat dengan cara merubah metode penugasan keperawatan dari metode fungsional ke metode tim, melakukan supervisi secara berkala, merencanakan dan melaksanakan pelatihan proses keperawatan secara bertahap, dan penambahan fasilitas kerja di ruang rawat inap.
Untuk penelitian lanjutan disarankan agar dilakukan dengan membandingkan faktor-faktor yang memotivasi perawat dalam penerapan proses keperawatan pada beberapa rumah sakit yang berbeda, metode pengumpulan data untuk variabel motivasi perawat dalam penerapan proses keperawatan dilakukan dengan cara observasi langsung sehingga mendapatkan data yang lebih okjektif, serta melakukan penelitian lebih lanjut tentang hubungan pemberian insentif dengan motivasi perawat dalam penerapan proses keperawatan.

The objectives of this research are to describe relation between individual characteristics (age, sex, marriage status, length of work, and level of education), job characteristics (responsibility, job variation, and workload), and working situation characteristics (supervision, incentives, training, the opportunity for continuing of study, work facility, and human relations) with nurse's motivation in implementation standard nursing process in the inpatient care unit of Dr. Zainoel Abidin General Hospital Banda Aceh. Design of the research is non-experimental with data collected by using cross-sectional approach. The sample of this research was 79 nurses at inpatient care unit of Dr. Zainoel Abidin General Hospital Banda Aceh and was appointed takes proportionally from the population in the hospital.
The results of univariate analysis concluded that nurse's motivation in the implementation of nursing process at the inpatient care unit of Dr. Zainoel Abidin General Hospital Banda Aceh was at low category (54,4%). The results of bivariate analysis showed that: individual characteristics only level of education was significantly related to nurse's motivation in the implementation of nursing process (P.value O, 004). Job characteristics that was significantly related to the nurse's motivation in the implementation of nursing process is sense of responsibility (P.value M), 006), and workload (P.value O, 001). Whereas, working situation characteristics was significantly related to the nurse's motivation in the implementation of nursing process include: supervision experienced (P.valueM3, 001), incentives (P.value~, 000), trainings participated (P.value~, 000), and working facilities (P.value, 01 l). The result of multivariate analysis using logistic regression indicated that the incentives (P.value 0,001) constituted the most significant related to the nurse's motivation in implementation of nursing process at the Inpatient Care Unit of this hospital.
Based on the results, this research can conclude that in order to increase nurse?s motivation in the implementation of nursing process (at the inpatient care unit of Dr. Zainoel Abidin General Hospital Banda Aceh) especially in nursing care unit, attention must be paid to the improvement of work situation and job characteristics. Incentives must be clearly determined, to improve nursing performance in nursing process. Review of the balance between nurse workload with amount of patient is also important. To raise the nurse's responsibility changes must be made in nursing methods from functional to team approach. Supervision must be come out regularly. Training is also important aside from improvement of working facilities at the Inpatient Care Unit.
Recommendation to further research is away other to compare nurse's motivating factors in two or more different hospitals, or using different data collection method, and in the difference ways of doing observation to bring about more objective of data, other research is about incentives related to the nurse's motivation in the implementation of nursing process.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2002
T9531
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library