Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Adrian Zakhary
"Selama 2010-2014 industri televisi didominasi 10 televisi swasta nasional dengan pendapatan iklan Rp 64 triliun. Untuk memperoleh pendapatan lebih besar, televisi dominan pun melakukan akuisisi terhadap pesaing (integrasi horisontal). Selain itu, adanya peralihan teknologi analog ke digital pada 2018, membuat televisi mulai melakukan perubahan. Kualitas siaran yang lebih baik dengan teknologi digital membuat industri ini berbenah untuk menarik minat penonton dan pengiklan.
Tujuan akhirnya stasiun televisi yang berintegrasi horisontal dan memulai transformasi teknologi akan meraih pendapatan lebih tinggi. Dengan analisis deskriptif pendekatan SCP dan metode ekonometri didapatkan hasil berupa integrasi horizontal dan teknologi digital memiliki pengaruh positif terhadap kinerja industri televisi.

During the 2010 to 2014 television industry dominated by 10 national television with IDR 64 trillion of total advertising revenue. To earn a higher income, the dominant television was the acquisition of competitors (horizontal integration). In addition, the transition analog to digital technology in 2018, making the television began to make changes. Better-broadcast quality with digital technology makes this industry to clean up to attract viewers and advertisers.
The end goal of television that integrate horizontal and begin the transformation technology will achieve higher incomes. SCP approach with descriptive analysis and econometric methods is obtained in the form of horizontal integration and digital technology has a positive effect on the performance of the television industry."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2016
T46729
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"ABSTRACT
This study uses historical analyses to offer recommendations on developing the international competitives of Japan's petroleum industry. The choice was made to focus on historical processes in discusing this contemporary subject, as this study uses applied business history to perform analyses"
Kyoto: Graduate School of Economics Kyoto University, 2013
330 KER
Majalah, Jurnal, Buletin  Universitas Indonesia Library
cover
Aboeryzal Ahmed Koesyairy
"Bank sentral sebagai otoritas sistem pembayaran mengalami dilema di era industri 4.0 akibat ketidakmampuan beradaptasi secara cepat terhadap disrupsi yang terjadi di sektor keuangan. Dalam merespon disrupsi di sektor keuangan, Gubernur Bank Indonesia memberikan arahan untuk melakukan transformasi menuju Bank Sentral 4.0 agar Bank Indonesia mampu mendorong inovasi ekonomi dan keuangan digital menjadi peluang dalam menciptakan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan & inklusif, memperkuat daya saing & kepentingan nasional, serta mempersempit kesenjangan masyarakat. Oleh sebab itu, Bank Indonesia perlu menentukan tahapan transformasi menuju Bank Sentral 4.0. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan tahapan transformasi organisasi Bank Indonesia menuju Bank Sentral 4.0. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Data didapatkan dari tempat studi kasus yang merupakan hasil analisis tingkat kesiapan menuju Bank Sentral 4,0 di era industri 4.0 menggunakan model SIMMI 4.0 (System Integration Maturity Model Industry 4.0), Blueprint Sistem Pembayaran Indonesia 2025 dan dokumen pendukung lainnya. Data sekunder didapatkan dari berbagai literatur yang relevan dalam menuju industri 4.0 dan Bank Sentral di masa depan serta menampilkan otoritas global yang telah berhasil menerapkan teknologi industri 4.0 sebagai acuan. Dari hasil penelitian didapatkan tingkat kesiapan Bank Indonesia berada pada tingkaat horizontal and vertical integration sehingga membutuhkan peningkatan dengan tranformasi menuju Bank Indonesia 4.0. Tahapan transformasi yang diusulkan dimulai dari menilai tingkat kesiapan organisasi, menetapkan strategi transformasi Bank Indonesia menuju industri 4.0, menyusun panduan transformasi menuju industri 4.0, dan pelaksanan panduan transformasi menuju Bank Indonesia 4.0. Pelaksanaan panduan transformasi menuju Bank Indonesia 4.0 terdiri dari 4 (empat) fase yaitu fase 1 untuk integrasi proses dan data proses bisnis internal Bank Indonesia, fase 2 integrasi vertikal, fase 3 integrasi horizontal, dan fase 4 integrasi dari ujung ke ujung serta secara paralel perlu dilakukan peningkatan kompetensi dan wawasan pegawai mengenai industri 4.0.

The Central Bank as the payment system authority is experiencing a dilemma due to its inability to adapt to the rapid disruption of the financial sector in the industrial era 4.0. The Governor of Bank Indonesia provided directions for transforming towards a Central Bank 4.0 so that Bank Indonesia could encourage digital economic and financial innovation to become an opportunity to create sustainable & inclusive economic growth, strengthen competitiveness & national interests, and narrow the gap in society. Therefore, Bank Indonesia needs to determine the stages of transformation towards the Central Bank 4.0. The purpose of this study is to determine the stages of the transformation of the Bank Indonesia towards the Central Bank 4.0. This study uses a qualitative method with a case study approach. The data is obtained from the result of an analysis of the level of readiness to go to the Central Bank 4.0 in the industrial era 4.0 using the SIMMI 4.0 model (System Integration Maturity Model Industry 4.0), Blueprint Sistem Pembayaran Indonesia 2025 and other supporting documents. Secondary data is obtained from various relevant literature towards industry 4.0, the Central Bank in the future, and displays global authorities that have successfully applied industrial 4.0 technology as a reference. From the research results, it was found that the readiness level of Bank Indonesia was at the level of horizontal and vertical integration, thus requiring improvement with the transformation towards Bank Indonesia 4.0. The proposed transformation stages start from assessing the level of organizational readiness, determining Bank Indonesia's transformation strategy towards industry 4.0, compiling transformation guidelines towards industry 4.0, and implementing the transformation guidelines towards Bank Indonesia 4.0. The implementation of the transformation guide towards Bank Indonesia 4.0 consists of 4 (four) phases, namely phase 1 for integration of Bank Indonesia internal business processes and data, phase 2 of vertical integration, phase 3 of horizontal integration, and phase 4 of integration from end to end of the company's value chain. increase in employee competence and insight regarding industry 4.0. In parallel, it is necessary to increase the competence and insight of employees regarding industry 4.0 in Bank Indonesia."
Jakarta: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Aspan Effendi
"Puskesmas merupakan satuan organisasi fungsional yang menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat menyeluruh, terpadu, merata, serta dapat diterima dan terjangkau oleh masyarakat. Untuk melaksanakan kegialannya, pembiayan puskesmas selama ini sebagian besar bersumber dari pemerintah pusat, sedangkan sebagian lagi dibiayai oleh pemerintah daerah.
Tuntutan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang bermutu semakin tinggi, sementara alokalasi biaya operasional puskesmas yang diberikan oleh pemerintah semakin menurun. Untuk itu, pihak departemen kesehatan menetapkan konsep swadana sebagai satu jalan keluarnya.
Puskesmas swadana diberikan kewenangan mengelola scluruh dana penerimaan fungsional puskesmas untuk digunakan bagi pembiayaan operasional puskesmas sehari-hari. Selain itu, konsep swadana merupakan penjabaran dari tujuan otonomi daerah dalam meningkatakan mutu pelayanan secara efektif dan efisien.
Pada saat ini,. Puskesmas Putri Ayu memiliki kunjungan pasien yang tinggi, lokasi yang strategis dan sumber daya manusia yang cukup berkualitas. Kondisi yang cukup kondusif ini menjadikannya layak dikembangkan menjadi puskesmas swadana sekaligus menjadi contoh puskesmas swadana di Kota Jambi. Dalam upaya pengembangan ini diperlukan sualu perencanaan strategi yang disesuaikan dengan visi dan misi Dinas Kesehatan Kota Jambi dalam mencapai Jambi sehat 2008. Untuk dapat menyusun perencanaan strategi dilakukan penelitian operasional dengan analisis kualitatif melalui wawancara mendalam terhadap sejumlah pihak penentu kebijakan kesehatan. Sejumlah pihak tersebut adalah Walikota, DPRD, Kepala Dinas Kesehatan Kota, Kepala Dinas Kesehatan Propinsi dan unsur pelaksana Puskesmas Putri Ayu.
Consensus Decision Making Group (CDMG) yang beranggotakan para pelaksana inti Puskesmas Putri Ayu menetapkan beberapa strategi terbaik dengan menggunakan SWOT matrik dan QSPM sebagaimana yang ditelili dalam penelitian ini. Hasil penelitian pemilihan alternatif strategi berdasarkan hasil IE memperlihatkan bahwa posisi Puskesmas Putri Ayu berada pada kuadran II. Hal itu menunjukan bahwa posisinya berada dalam grow and build sesuai dengan rategi intensif dan integrative yang dianjurkan. Strategi intensif yang dimaksud adalah market penetration, market development dan product development, sedangkan strategi integratif mencakup backward integration, and forward integration dan horizontal integration.
Penelitian ini menyimpulkan bahwa Puskesmas Putri Ayu memiliki peluang yang besar dengan dukungan internal dan eksternal yang kuat, walaupun masih menghadapi pesaing yang cukup kompetitif. Dengan demikian, berbagai upaya masih diperlukan untuk meningkatkan mutu pelayanannya. Sebagai saran dan tindak lanjut, strategi yng telah dipilih hendaknya dioperasikan dengan optimal dengan dukungan berbagai pihak.
Daftar bacaan: 40 (1982-2002)
Strategy Planning Of Developing Putri Ayu Public Health Service In Jambi Municipality Into Self Financing Public Health Service In 2002 Public health center (PHC) is functional organizational unit, which conducts health services in comprehensive, integrated and well-distributed way, also both accepted and accessible to the society. So far, it is mostly financed by Central Government to perform its activity. Province Authority pays only little amount.
The society requirement to the qualified health service gets higher and higher, meanwhile PHC operational finance allotment given by the government decreases. Therefore, Health Department establishes self-financing concept as one of solutions.
Self-financing PHC manages its functional revenues to cover its daily operational finance. In addition, the concept is enforced from district authority purpose in order to improve the service quality effectively and efficiently.
Now that Putri Ayu PHC has high patient visit, strategic location and adequate human power, if is worth being developed into self-financing PHC, even self-financing PHC model in Jambi Municipality.
As for its development, it is important to set strategy planning matched the vision and mission of Jamb Municipality Health Office in order to reach Healthy Jamb 2008. In this respect, there should be an operational research by using qualitative analysis through dept interview to the certain health decision-making officers. The officers are Mayor, District parliament, Head of Municipality Health Office, Head of Provincial Health office, operating officers of Putri Ayu PHC.
Consensus Decision Making Group (CDMG) whose membership are chief operating officers of Putri Ayu PHC decides some best strategic based on SWOT matrices and QSPM as revealed in this research. The research result of deciding alternative strategy based on IE result show that Putri Ayu PHC position is at quadrant II. It shows that its position is on growing and building phase fulfilling the recommended intensive and integrative strategies. The intensive strategy covers market penetration, market development and product development, while integrated strategy consists of backward integration, forward integration and horizontal integration.
The research concludes that Putri Ayu PHC has great chance with internal and external support, meanwhile it is facet with competitive rivals. Therefore, it needs developing efforts in order to improve its service quality. As for advice and follow up, officers should implement the chosen strategies with others' supports.
"
Depok: Universitas Indonesia, 2002
T1653
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library