Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nathan Abraham Primana
"
Penggunaan manufaktur Aditif telah dikembangkan dalam teknologi baru dan canggih untuk memproduksi dan mengembangkan produk dari prototipe hingga produk sebenarnya, hal ini telah merevolusi industri manufaktur. Dalam kelayakan tabrakan, energi tumbukan pada awalnya dan sebagian besar diserap oleh crash box. Hal ini dapat diuji secara eksperimental dan simulasi menggunakan software LS-DYNA. Tingkat ketebalan Honeycomb telah diteliti dan dikatakan dapat meningkatkan penyerapan energi secara keseluruhan, meskipun penelitian eksperimental ekstensif belum dilakukan. Berdasarkan hasil, menarik perhatian bahwa temuan kami pada percobaan dan hasil simulasi menunjukkan perbedaan dalam hal variasi Honeycomb mana yang memiliki penyerapan energi tertinggi, simulasi menunjukkan peningkatan penyerapan energi secara bertahap dari Ketebalan seragam, Ketebalan bergradasi, dan ketebalan bergradasi fungsional dengan hasilnya masing-masing 0,43 Joule, 0,68 Joule dan 0,87 Joule. Sedangkan percobaan menunjukkan urutan tertinggi hingga terendah sebagai Ketebalan bergradasi, Ketebalan Seragam, ketebalan bergradasi fungsional dengan hasil masing-masing 0,78 Joule, 0,47 Joule, dan 0,45 Joule.

The use of Additive manufacturing has been developed in new and advanced technologies to manufacture and develop products from a prototype to actual products, this has revolutionized the manufacturing industry. In crashworthiness, the impact energy is initially and mostly absorbed by the crash box. This can be tested experimentally and by simulation using LS-DYNA software. Graded thickness Honeycomb has been researched and said to improve on the overall energy absorption, though extensive experimental research has not been done. Based on results, has caught the interest that our findings of the experiment and simulation results shows difference in terms of which Honeycomb variation has the highest Energy absorption, the simulation shows gradual increase of energy absorption from Uniform thickness, Graded thickness and functionally graded thickness with a result 0.43 Joules, 0.68 Joules and 0.87 Joules respectively. Whereas the experiment shows the order in highest to lowest as Graded thickness, Uniform Thickness, functionally graded thickness with a result 0.78 Joules, 0.47 Joules and 0.45 Joules respectively.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irfan Maulana Putra
"Menurut World Health Organization (WHO), sekitar 1,19 juta nyawa terancam setiap tahun akibat kecelakaan lalu lintas [1]. Keselamatan kendaraan, terutama dalam menghadapi benturan depan, sangat penting untuk mengurangi risiko cedera serius. Crashworthiness merupakan salah satu parameter penting dalam desain struktur kendaraan untuk memastikan keselamatan penumpang saat terjadi tabrakan. Pada penelitian ini, dilakukan analisis crash box dengan filler struktur honeycomb menggunakan simulasi dari ABAQUS/CAE untuk meningkatkan kemampuan crashworthiness kendaraan dalam menyerap energi benturan. Dalam analisis, struktur honeycomb disimulasikan dalam tiga konfigurasi utama: hexagonal, square, dan overexpanded, serta dibandingkan dengan struktur crash box yang kosong. Material yang digunakan adalah aluminium (Al5083-H116) dan Vero Gray FullCure 850 untuk honeycomb dan Low Carbon Steel untuk crash tube. Parameter utama yang dianalisis yaitu gaya rata-rata (Pm), gaya puncak (Pmax), energy absorption (EA), specific energy absorption (SEA), dan crush force efficiency (CFE). Hasil simulasi menunjukkan bahwa crash box dengan filler struktur honeycomb memiliki kemampuan yang lebih baik dalam menyerap energi dibandingkan crash box yang kosong dengan nilai EA 70% lebih besar pada semua variasi filler. Variasi struktur honeycomb yang paling optimal untuk filler crash box pada penelitian ini adalah struktur dengan konfigurasi square dengan material alumunium yang bentuk geometrinya menghadap ke arah cross section.

According to the World Health Organization (WHO), approximately 1.19 million lives are threatened each year due to traffic accidents. Vehicle safety, particularly in frontal impacts, is crucial in reducing the risk of serious injuries. Crashworthiness is a key parameter in vehicle structure design to ensure passenger safety during collisions. This study analyzes a crash box with a honeycomb filler structure using ABAQUS/CAE simulations to enhance the crashworthiness of vehicles in absorbing impact energy. The honeycomb structure is simulated in three main configurations: hexagonal, square, and overexpanded, and compared with an empty crash box structure. The materials used are aluminum (Al5083-H116) and Vero Gray FullCure 850 for honeycomb and Low Carbon Steel for crash tube. The primary parameters analyzed are mean force (Pm), peak force (Pmax), energy absorption (EA), specific energy absorption (SEA), and crush force efficiency (CFE). The simulation results show that crash boxes with honeycomb filler structures have better energy absorption capabilities compared to empty crash boxes, with EA values being 70% higher across all filler variations. The most optimal honeycomb structure variation for the crash box filler in this study is the square configuration with aluminum material, oriented towards the cross-section."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Alwi Rifqi
"Material komposit sangatlah populer dalam beberapa dekade terakhir karena massanya yang ringan dan harganya yang relatif murah disertai dengan kekuatan mekanik yang tinggi. Penelitian ini memiliki tujuan untuk membandingkan sifat mekanik dan kerusakan yang terjadi dari komposit sandwich dengan inti honeycomb polipropilen dan kulit epoksi/serat karbon yang difabrikasi dengan CPA (Cold-Press Adhesive) dan VARI (Vacuum-Assisted Resin Infusion). Terdapat empat pengujian yang dilakukan dalam penelitian ini, yaitu uji densitas, uji tarik, uji tekan, dan uji lentur. Pengamatan kerusakan dilakukan sebelum dan sesudah pengujian dilakukan. Kedua komposit sandwich memiliki nilai densitas yang rendah, yaitu; (0,42 ± 0,03) g/cm3 dan (0,56 ± 0,04) g/cm3 masing-masing untuk komposit sandwich yang dibuat dengan teknik fabrikasi Cold-Press Adhesive (CPA) dan VARI. Komposit sandwich CPA dan VARI mempunyai kekuatan mekanik yang relatif sama, yaitu (14,79 ± 6,11) MPa dan (13,09 ± 2,53) MPa untuk kuat lentur; (1,87 ± 0,17) MPa dan (1,5 ± 0,17) MPa untuk kuat tekan; dan (0,36 ± 0,06) MPa dan (0,33 ± 0,04) MPa untuk kuat tarik. Kerusakan pada inti terjadi pada sampel setelah pengujian lentur dan tekan, sedangkan kerusakan pada kulit terjadi pada sampel setelah pengujian lentur dan tarik. 

Composite materials are so popular in the last few decades as lightweight and relatively cheap with high mechanical properties. The purpose of this research was to compare the mechanical properties and failures of sandwich composites with polypropylene honeycomb as core and epoxy/carbon fiber as skin fabricated with CPA (Cold-Press Adhesive) and VARI (Vacuum-Assisted Resin Infusion). Four testing methods were used in this research, namely density measurement, tensile, compressive, and bending tests. Failure observation was conducted before and after mechanical tests. Densities of the two sandwich composites were (0,42 ± 0,03) g/cm3 and (0,56 ± 0,04) g/cm3 for CPA and VARI consecutively. Sandwich composites fabricated with CPA and VARI had a relatively similar mechanical strength values; in the amount of (14,79 ± 6,11) MPa and (13,09 ± 2,53) MPa for bending strengths, (1,87 ± 0,17) MPa and (1,5 ± 0,17) MPa for compressive strengths, and (0,36 ± 0,06) MPa and (0,33 ± 0,04) MPa for tensile strengths. Failure of the core was occurred in the bending and compressive test samples, meanwhile failure of the skin was occurred in the bending and tensile test samples."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zahra Amalia
"Komposit sandwich merupakan komposit struktur yang diproduksi menjadi panel atau balok ringan yang memiliki sifat kekakuan dan kekuatan yang tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan sifat mekanik dan morfologi komposit sandwich kulit polyester berpenguat woven roving E glass dan inti honeycomb polypropylene yang difabrikasikan dengan teknik VARI dan adhesif cold-press. Pengujian mekanik yang dilakukan pada penelitian ini adalah uji lentur, uji tarik, dan uji tekan. Pengamatan morfologi pada sebelum dan sesudah pengujian dilakukan dengan menggunakan kamera. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa fabrikasi adhesif cold-press memiliki nilai kekuatan lentur, tarik, dan tekan yang lebih unggul dibandingkan dengan metode VARI yaitu masing-masing sebesar (24,93 ± 0,21) MPa, (0,52 ± 0,02) MPa, dan (1,95 ± 0,05) MPa. Setelah uji lentur, tarik, dan tekan, sampel mengalami kerusakan pada bagian inti.

Sandwich composites are structural composites that are manufactured into lightweight panels or beams with high stiffness and strength properties. This study aimed to compare the mechanical properties and morphological of polyester skin sandwich reinforced with woven roving E-glass reinforced polyester as skins and a polypropylene honeycomb core fabricated by the VARI and cold-press adhesive techniques. The mechanical tests which were flexural, tensile, and compressive tests were conducted. Morphological observations before and after testing were carried out using a camera. The results of this study indicated that the cold-press adhesive fabrication had superior flexural, tensile, and compressive strength values compared to the ones of VARI method, namely (24,93 ± 0,21) MPa, (0,52 ± 0,02) MPa, and (1,95 ± 0,05) MPa respectively. After bending, tensile, and compressive tests, all samples were failed in the core."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Fathur Rahman
"Berdasarkan data dari Korlantas Polri yang dipublikasikan Kementerian Perhubungan, angka kecelakaan lalu lintas di Indonesia mencapai 103.645 kasus pada tahun 2021. Berdasarkan jenis kendaraan, keterlibatan kasus kecelakaan lalu lintas yang paling tinggi adalah sepeda motor dengan persentase 73%. Helm sebagai proteksi penumpang memiliki peran penting saat kecelakaan. Penelitian yang sudah dilakukan pada helm sebelumnya adalah pada lapisan dalam helm memakai honeycomb aluminium sebagai pengganti EPS . Kemudian pernah dilakukan juga penggunaan metal foam aluminum untuk menggantikan cangkang ABS . Lalu terakhir penggantian EPS dengan honeycomb aluminium dengan menambahkan kriteria kinematik and biomekanikal pada cedera kepala . Pada penelitian ini penulis mensimulasi impak pada helm honeycomb menggunakan ANSYS LS-DYNA dan memasukan variabel crush initiator pada honeycomb dan membandingkannya dengan helm EPS dan helm honeycomb tanpa crush initiator. Hasilnya helm honeycomb secara umum lebih baik dibandingkan dengan helm EPS terutama dengan ketebalan helm tipis (25 mm). Penambahan crush initiator hanya sedikit berpengaruh menaikkan performa crashworthiness sebesar 2-3% pada indikator g-force dan HIC.

Based on data from the Korlantas Polri published by the Ministry of Transportation, the number of traffic accidents in Indonesia reaching to 103,645 cases in 2021. Based on the type of vehicle, the highest involvement in traffic accident cases is motorbikes with a percentage of 73%. Helmet as passenger protection has an important role during an accident. Research that has been done on helmets previously such as on the inner layer of the helmet using aluminum honeycomb as a substitute for EPS . Other than that, the use of aluminum metal foam was also carried out to replace the ABS shell . Then the last is the replacement of EPS with aluminum honeycomb by adding kinematic and biomechanical criteria for head injuries . In this study, the author simulate the impact of honeycomb helmet with ANSYS LS-DYNA and include a variable of crush initiator on the honeycomb and compares it with the EPS helmet and Honeycomb helmet without crush initiator. The result is honeycomb helmets are generally better than EPS helmets, especially helmet with thin thicknesses (25 mm). The addition of a crush initiator has a little effect on increasing the crashworthiness performance ranging by 2-3% in g-force and HIC indicator."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library