Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Zulfikli Malik
"Beberapa kesulitan yang berperan dalam proses pemeriksaan pada sediaan biopsi isap rektum untuk diagnosis penyakit Hirschsprung, telah ditemukan pada pemakaian pewarnaan H&E dan Asetilkolin esterase. Oleh karena itu perlu dicari suatu prosedur diagnostik lain yang mungkin dapat memecahkan masalah ini, yaitu dengan pemakaian pewarnaan imunohistokimia neuronspesifik enolase (NSE) dan protein S-100.
Tujuan penelitian ini untuk melihat kemampuan tehnik pewarnaan imunohistokimia NSE dan protein S-100 mempertajam diagnosis morfologik penyakit Hirschsprung, terhadap sediaan-sediaan yang telah diwarnai dengan H&E yang hasilnya inkonklusif atau meragukan.
Penelitian dilakukan terhadap 37 buah sediaan histopatologi biopsi isap rektum dari arsip Bagian Patologi Anatomik FKUI/RSCM, dengan diagnosis klinik penyakit Hirschsprung atau dugaan penyakit Hirschsprung. Terdiri atas 7 sediaan yang dengan H&E diagnosisnya Hirschsprung dan 30 diagnosisnya inkonklusif. Juga disertakan beberapa-sediaan reseksi yang ada diagnosisnya dari kasus yang diteliti sebagai kontrol ketepatan diagnosisnya. Pewarnaan ulang dengan tehnik imunohistokimia menurut metoda StreptAvidinbiotin, dilakukan setelah pewarnaan H&E nya dilunturkan terlebih dahulu.
Hasil penelitian menunjukkkan bahwa kemampuan pewarnaan protein S-100 pada sediaan H&E yang representatif dengan diagnosis penyakit Hirschsprung, nilainya sama untuk menampilkan serabut saraf hipertrofik dan sedangkan untuk menampilkan ganglion lebih baik bila dibandingkan dengan H&E. Terhadap sediaan H&E inkonklusif yang representatif atau tidak representatif sangat baik sekali dibandingkan H&E. Bahkan ketepatannya sama dengan diagnosis sediaan reseksinya (100%).
NSE rendah positivitasnya pada sediaan H&E konklusif dan inkonklusif dalam penampilan serabut saraf hipertrofik, walaupun penampilan sel ganglionnya sama dengan protein S-100. Juga ketepatan diagnosisnya rendah dibandingkan diagnosis reseksinya (22,22%).
Kesimpulan yaitu telah ditemukan cara pengelolaan sediaan histopatologik, yang dapat digunakan untuk mempertajam akurasi morfologik penyakit Hirschsprung, pada sediaan biopsi isap rektum yang sebelumnya telah diwarnai dengan H&E tetapi hasilnya inkonklusif; Yaitu dengan tehnik imunohistokimia NSE dan Protein S-100 pada sediaan tersebut, dengan melunturkan pewarnaan H&E nya terlebih dahulu dan dengan diharapkan preparasi sampel jaringan yang lebih baik sebelumnya."
Depok: Lembaga Penelitian Universitas Indonesia, 1993
LP-Pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Esti Kurniati
"[ABSTRAK
Penyakit Hirschprung (Megakolon Kongenital) adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh kegagalan migrasi dari sel ganglion selama kehamilan. Faktor resiko yang mendukung proses tersebut salah satunya adalah faktor lingkungan seperti nutrisi selama kehamilan, polusi termasuk asap rokok. Salah satu penatalaksanaan Hirschprung adalah tindakan bedah. Tindakan bedah awal yang dilakukan pada penyakit Hirschprung adalah pembuatan kolostomi temporer pada bagian distal usus yang normal dan bertujuan untuk menghilangkan sumbatan. Pembedahan berikutnya yaitu penutupan kolostomi dan pembuatan lubang anus. Masalah utama yang muncul pada anak dengan pembedahan adalah nyeri. Karya ilmiah akhir ini bertujuan untuk memberikan gambaran asuhan keperawatan pada anak dengan Penyakit Hirschprung pre dan post operasi tutup kolostomi yang dihubungkan dengan masalah perkotaan, serta dengan mengaplikasikan terapi pijat salah satunya slow stroke back massage untuk mengurangi nyeri dan ketidaknyamanan. Terapi pijat merupakan salah satu penatalaksanaan nyeri nonfarmakologis yang bermanfaat menurunkan intensitas nyeri. Penerapan terapi pijat yang dilakukan pada anak pasca pembedahan tutup kolostomi selama lima hari, terbukti efektif menurunkan skala nyeri klien dari skala nyeri 6 menjadi 3.

ABSTRACT
Hirschsprung's disease (congenital megacolon) is a disease caused by the failure of ganglion cells migration during pregnancy. Risk factors of Hirschsprung?s disease occurrence are environmental factors such as nutrition during pregnancy and pollution including smoke. One of Hirschsprung?s treatment is surgery. Initial surgery in Hirschsprung?s disease is creating temporary colostomy in the distal part of the normal intestine and aims to remove the blockage. The next surgery is closing colostomy and creating the anal canal. The main problem that arises in children with surgery is pain. This study aims to provide description of nursing care to children with pre and post-surgery close colostomy of Hirschsprung's disease associated with urban problems, as well as to apply massage therapy for instance slow stroke back massage to reduce pain and discomfort. Massage therapy is one of non-pharmacologic pain management that might help reducing pain intensity. The application of massage therapy for five days on children suffering post-surgery close colostomy, proved to be effective in lowering the pain scale of clients from 6 to, Hirschsprung's disease (congenital megacolon) is a disease caused by the failure of ganglion cells migration during pregnancy. Risk factors of Hirschsprung’s disease occurrence are environmental factors such as nutrition during pregnancy and pollution including smoke. One of Hirschsprung’s treatment is surgery. Initial surgery in Hirschsprung’s disease is creating temporary colostomy in the distal part of the normal intestine and aims to remove the blockage. The next surgery is closing colostomy and creating the anal canal. The main problem that arises in children with surgery is pain. This study aims to provide description of nursing care to children with pre and post-surgery close colostomy of Hirschsprung's disease associated with urban problems, as well as to apply massage therapy for instance slow stroke back massage to reduce pain and discomfort. Massage therapy is one of non-pharmacologic pain management that might help reducing pain intensity. The application of massage therapy for five days on children suffering post-surgery close colostomy, proved to be effective in lowering the pain scale of clients from 6 to]"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2015
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Fitri Lidia
"

Penyakit Hirschsprung, atau congenital agangclionic megacolon, merupakan penyakit yang terdapat di usus besar karena tidak terdapatnya sel parasimpatik ganglion di dinding segmen rectum dan kolon. Penyakit ini memiliki angka insiden berkisar 1 di antara 5000 kelahiran. Penatalaksanaan definitif atau tindakan pembedahan perlu dilakukan untuk mengatasi dampak dan komplikasi dari penyakit Hirschprung. Salah satu dampak post operasi dari prosedur definitif pada anak dengan Hirschprung adalah munculnya keluhan mual dan muntah atau yang biasa disebut dengan post operative nausea and vomiting (PONV). Berdasarkan analisis masalah pada pasien kelolaan, terdapat masalah keperawatan yang terjadi pada Anak A diantaranya nyeri akut, mual (nausea), dan risiko infeksi yang muncul pada masa post operasi penutupan stoma dan prosedur definitif. Setelah dilakukan asuhan keperawatan dengan penggunaan aromaterapi dan teknik relaksasi napas dalam selama 3 hari penerapan implementasi keperawatan, didapatkan hasil penurunan stimulus mual dan dorongan untuk muntah yang dibuktikan dengan penurunan skor NRS, INVR, dan KIN setelah diberi intervensi. Anak dapat memperagakan teknik napas dalam untuk mengurangi sensasi mual, tidak ada tanda-tanda kekurangan cairan akibat dari mual dan anak tampak lebih tenang dalam beristirahat. Pelayanan keperawatan diharapkan dapat menerapkan implementasi pemberian aromaterapi dan relaksasi napas dalam menangani masalah mual dan muntah sebagai inovasi dalam lingkup pelayanan kesehatan.



Hirschsprungs disease, or congenital agangclionic megacolon, is a disease found in the large intestine because there is no ganglion parasympathetic cell in the segment wall of the rectum and colon. This disease has incidents ranging from 1 in 5000 births. Definitive management or surgical action needs to be done to overcome the effects and complications of Hirschprungs disease. One of the postoperative effects of the definitive procedure in children with Hirschprung is the appearance of complaints of nausea and vomiting or commonly referred to as postoperative nausea and vomiting (PONV). Based on the problem analysis in managed patients, there are nursing problems that occur in Child A including acute pain, nausea (nausea), and the risk of infection that occurs during postoperative stoma closure and definitive procedures. After nursing care with the use of aromatherapy and deep breathing relaxation techniques for 3 days of nursing implementation, we found a decrease in stimulus nausea and an urge to vomit as evidenced by a decrease in NRS, INVR, and KIN scores after being given an intervention. Children can demonstrate deep breath techniques to reduce the sensation of nausea, there are no signs of lack of fluids due to nausea and the child appears more calm in resting. Nursing services are expected to be able to implement the implementation of aromatherapy and relaxation of breath in dealing with the problem of nausea and vomiting as innovation in the scope of health services.

"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library