Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 9 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Chaula Luthfia Sukasah
Jakarta: UI-Press, 2008
PGB 0504
UI - Pidato  Universitas Indonesia Library
cover
Yemima Lazurit Abigael
"Latar Belakang: Hipospadia mengenai 18,6 dari 10.000 angka kelahiran di Eropa pada tahun 2001 sampai dengan 2010. Pasien hipospadia ditatalaksana dengan pembedahan. Terjadinya pandemi menurunkan lama rawat inap pada pasien hipospadia, sehingga dapat berpengaruh terhadap terjadinya komplikasi. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perbedaan lama rawat inap dan komplikasi pasca pembedahan hipospadia sebelum dan saat pandemi COVID-19. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan desain potong-lintang menggunakan dari data rekam medis pasien rawat inap pasca pembedahan hipospadia di RSCM yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Sebanyak 152 subjek sebelum pandemi (1 Januari 2017 hingga 31 Desember 2018) dan 152 subjek saat pandemi (11 Maret 2020 hingga tanggal 31 Desember 2021). Uji statistik yang digunakan adalah uji T tidak berpasangan untuk lama rawat inap dan uji fishcer untuk komplikasi. Hasil: Rerata lama rawat inap pasca pembedahan pada sebelum pandemi Covid-19 adalah sebesar 4,611 hari dan rerata lama rawat inap pasca pembedahan pada saat pandemi Covid-19 sebesar 3,269 hari (p < 0,001) signifikan. Terdapat perbedaan rerata lama rawat inap sebelum dan saat pandemi Covid- 19. Hubungan antara pandemi Covid-19 dengan komplikasi secara keseluruhan (p = 1,000) tidak signifikan. Kesimpulan: Terdapat hubungan bermakna sebelum dan saat pandemi Covid-19 dengan lama rawat inap pasca tatalaksana pembedahan dan tidak terdapat hubungan bermakna antara sebelum dan saat pandemi Covid-19 dengan komplikasi.

Background: Hypospadias affected 18.6 out of 10,000 births in Europe from 2001 to 2010. Hypospadias patients are treated with disease. The occurrence of a pandemic reduces the length of stay in hypospadias patients, so it can influence the occurrence of complications. Objective: This study aims to analyze differences in length of stay and complications after stopping hypospadias before and during the COVID-19 pandemic. Method: This research is an analytical observational study with a cross-sectional design using medical record data from inpatients after hypospadias stenosis at RSCM who meet the inclusion and exclusion criteria. includes 152 subjects before the pandemic (1 January 2017 to 31 December 2018) and 152 subjects during the pandemic (11 March 2020 to 31 December 2021). The statistical tests used were the unpaired T test for length of stay and the Fishcer test for complications. Results: The average length of stay after surgery before the Covid-19 pandemic was 4,611 days and the average length of stay after surgery during the Covid-19 pandemic was 3,269 days (p < 0.001), which is significant. There is a difference in the average length of stay before and during the Covid-19 pandemic. The relationship between the Covid-19 pandemic and overall complications (p = 1,000) was not significant. Conclusion: There is a significant relationship before and during the Covid-19 pandemic with length of stay after surgical treatment and there is no significant relationship between before and during the Covid-19 pandemic and complications."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Entin Kartini
"ABSTRAK
Hipospadia merupakan suatu kelainan kongenital dengan ketidakabnormalan letak meatus uretra. Penatalaksanaan pada klien hipospadia adalah uretroplasti yang dapat menimbulkan efek nyeri. Asuhan keperawatan yang dilakukan untuk mengatasi nyeri akut pasca operasi adalah manajemen nyeri meliputi teknik farmakologi dan nonfarmakologi. Teknik nonfarmakologi yang diberikan adalah teknik distraksi bermain game dengan handphone. Hasil asuhan keperawatan menunjukkan bahwa teknik distraksi bermain game efektif utuk mengatasi nyeri dibuktikan dengan penurunan skala nyeri pada Visual Analog Scale setelah dilakukan implementasi. Pemberi pelayanan keperawatan anak di rumah sakit dapat menerapkan teknik distraksi sebagai upaya dalam mengatasi nyeri akut pada anak pasca operasi.

ABSTRACT
Hypospadias is a congenital anomaly with abnormalities of the urethral meatus. Management on hypospadias clients is uretroplasty that can cause pain effects. Nursing care done to overcome post operative acute pain is pain management including pharmacology and nonpharmacology techniques. Nonfarmakologi technique given is distraction technique of playing game with mobile phone. The results of nursing care show that effective distraction techniques of playing game to overcome pain is proved by decreasing the scale of pain in Visual Analog Scale after the implementation. Providers of nursing services in hospitals can apply distraction techniques as an attempt to overcome acute pain in children after surgery."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Andi Annisa Hazazi Mutiara Sumadi
"Pertumbuhan penduduk di daerah perkotaan menyebabkan munculnya masalah kesehatan bagi penduduk tersebut, salah satunya ialah kelainan kongenital pada bayi baru lahir, yakni hipospadia. Penanganan yang dilakukan ialah dengan cara pembedahan. Rasa nyeri merupakan salah satu efek dari pembedahan pada klien anak dengan hipospadia. Nyeri akut diangkat sebagai masalah keperawatan utama karena merupakan masalah aktual yang harus segera ditangani. Pengkajian keperawatan yang dilakukan pada seorang klien di ruang bedah anak memberikan hasil bahwa nyeri akut merupakan keluhan utama. Asuhan keperawatan yang bertujuan untuk mengurangi rasa nyeri telah dilakukan pada klien dengan teknik distraksi melalui terapi audiovisual. Selama enam hari perawatan klien mengalami penurunan skala nyeri yang diukur dengan Wong-Baker Face Pain Scale yaitu dari skor 3 menjadi 1. Hasil karya ilmiah ini diharapkan dapat menjadi pertimbangan bagi perawat ruangan untuk meningkatkan manajemen nyeri nonfarmakologi dengan teknik distraksi melalui terapi audiovisual.

Population growth in urban areas caused health problems for the population. One of which is congenital abnormalities in newborns, that is hypospadias. Hypospadias correction is one of the common surgical procedures performed by pediatric urologists. Pain is one of the effect of surgery on a child with hypospadias. Acute pain as a major nursing diagnoses because it is an actual problem that should be completed. Based on the assessment of nursing that has done on patient results that it is a major problem. Nursing care aimed to reduce pain has done to patient with audiovisual distraction technique. During six days of treatments patient showing in decreased of pain scale measured by Wong Baker Face Pain Scale from the score 3 to 1. The result can be considered as an intervention of non pharmalogical management of pain with distraction technique through audiovisual therapy.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ririn Norma Liana Sari
"Hipospadia merupakan salah satu penyakit kelainan kongenital pada laki-laki yang paling sering terjadi pada usia anak. Untuk mengatasi masalah tersebut, diperlukan penatalaksanaan medis seperti pembedahan. Tetapi, rencana pembedahan dapat membuat anak mengalami masalah keperawatan ansietas. Melalui teknik distraksi dan edukasi kesehatan pra operative, perawat mampu mengatasi masalah keperawatan ansietas pada anak. Berdasarkan hasil evaluasi, teknik distraksi dan edukasi kesehatan mampu mengatasi ansietas pada anak. Pernyataan ini dibuktikan dengan adanya penurunan pada skala ansietas dari nilai 15 ansietas sedang menjadi 8 ansietas ringan dan dari nilai 13 ansietas ringan menjadi 7 anseitas ringan dengan menggunakan instrumen modifikasi dari ZS-RAS dan T-MAS yang dibuat oleh Solikhah 2011 . Selain itu, anak mengatakan bahwa saat ini tidak mimpi buruk kembali, dapat tidur dengan nyenyak, serta wajah terlihat ekspresif dan ceria. Keberhasilan teknik ini juga dibantu oleh dukungan keluarga dan penerapan teknik komunikasi pada anak. Agar teknik distraksi dan edukasi kesehatan lebih efektif untuk mengatasi ansietas pada anak, pihak institusi pelayanan kesehatan perlu membuat media edukasi kesehatan mengenai persiapan pra operative, yang mendorong adanya interaksi antara anak dan petugas kesehatan sesuai tumbuh kembang anak.

Hypospadias is one of the most common congenital aberrations in males at the age of the child. To solve the problem, medical management is needed such as surgery. However, a surgical plan may make the child have anxiety nursing problems. Through distraction techniques and preoperative health education, nurses are able to overcome the problem of nursing anxiety in children. Based on the evaluation, distraction technique and health education able to overcome anxiety in children. This statement is evidenced by a decrease in the anxiety scale from a value of 15 medium anxiety to 8 mild anxiety and from a value of 13 mild anxiety to 7 mild anxiety using modified instrument of ZS-RAS and T-MAS made by Solikhah 2011 . In addition, the child says that the moment is not a nightmare back, can sleep soundly, and the face looks expressive and cheerful. The success of this technique is also aided by family support and application of communication techniques in children. In order for distraction and health education techniques to be more effective to overcome anxiety in children, the institution of health services need to make health education media about pre-operative preparation, which encourage the interaction between child and health officer according to child growth.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
Pr-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Jesita Noor Sabila
"Hipospadia adalah kelainan kongenital kedua yang paling banyak ditemui pada anak. Pembedahan merupakan tindakan utama untuk mengatasi masalah hipospadia. Nyeri akut akibat pembedahan merupakan masalah keperawatan utama yang dialami anak paska pembedahan. Tujuan dari intervensi keperawatan  yang diberikan pada anak dengan hipospadia paska pembedahan untuk perbaikan fistel adalah meningkatkan rasa nyaman aman dengan mengurangi rasa nyeri melalui penerapan teknik relaksasi napas dalam. Hasil penerapan  teknik relaksasi napas dalam yang dilakukan selama empat hari perawatan menunjukkan penurunan skor nyeri dari skor 5 menjadi 2 yang dilakukan pengukuran menggunakan numeric rating scale. Hasil karya ilmiah ini diharapkan menjadi salah satu alternatif untuk mengurangi nyeri anak khususnya pada anak dengan masalah nyeri akut paska pembedahan.

Hypospadias is the second congenital disorder that is commonly found among children. Surgery becomes the main treatment for Hypospadias. An acute pain caused by the surgery is the main nursing matter faced by the child after the surgery. The purpose of nursing intervention given to the Hypospadias child after the fistula repair surgery is to increase the feeling of comfort and secure by relieving the pain through the implementation of deep breath relaxation technique. The result of the application of deep breath relaxation technique conducted for four nursing days shows the decrease of pain scores from a score of 5 to 2 which was measured by using numeric rating scale. The result of this research paper is expected to become one of the alternatives to relieve the pain of the child especially the child who suffers from an extreme pain after the surgery."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Yulius Fajar Martanu
"OBJEKTIF Untuk mengetahui hasil urethroplasty dengan teknik tubularized incised plate (TIP) pada penderita hipospadia dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. METODE Dilakukan evaluasi rekam medis pada pasien hipospadia di sub bagian Urologi RSUPN Dr. Cipto Mangurikusumo dan RSAB Harapan Kita yang menjalani urethroplasty untuk pertama kali dengan teknik TIP dalam kurun waktu Januari 2002 hingga Desember 2003. Penilaian dilakukan pada hasil operasi, komplikasi dan hubungan an tara komplikasi dengan jenis hipospadia, lama operasi, jenis diversi urin atau lama pemakaian stent urethra. HASIL Didapatkan 19 pasien yang menjalani urethroplasty dengan teknik TIP, 13 pasien dengan jenis hipospadia yang mid dan sisanya dengan jenis hipospadia proksimal. Hasil operasi secara fungsional dan kosmetik cukup memuaskan. Delapan pasien dengan komplikasi fistel urethrokutan, 1 pasien diantaranya disertai dengan meatal stenosis. Komplikasi pada kelompok yang dilakukan diversi urin dengan sistostomi perkutan lebih rendah secara bermakna dibandingkan dengan kelompok yang memakai stent urethra (p = 0,046). KESIMPULAN Komplikasi urethroplasty dengan teknik TIP adalah 42,1 %. Kelompok dengan sistostomi perkutan mengalami komplikasi yang lebih rendah dibandingkan dengan kelompok yang memakai stent urethra."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2004
T58802
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Raden Hannie Dewi Hadyani Kartapradja
"ABSTRAK
Hipospadia merupakan salah satu kelainan genitalia paling umum yang ditemukan pada bayi lelaki baru lahir, yang ditandai adanya meatus uretra di ventral dan bentuk abnormal dari kulup penis. Etiologi hipospadia sebagian besar masih belum diketahui, tetapi dilaporkan dipengaruhi oleh faktor genetik dan lingkungan. Salah satu kelainan genetik adalah defek gen steroid 5 alpha-reductase type 2 (SRD5A2). Belum banyak laporan mengenai faktor genetik pada gen SRD5A2 yang melatarbelakangi hipospadia di Indonesia. Teknik PCR-sekuens dilakukan pada ekson 1-5 gen SRD5A2 pada 40 sampel DNA arsip penyandang hipospadia, dan PCR-RFLP pada ekson 1 dan 4 untuk mendeteksi mutasi p.Val89Leu dan p.Arg227Glu. Hasil penelitian mendapatkan 8 mutasi pada gen SRD5A2, yaitu mutasi p.Gly34Fs, p.Arg50His, p.Val89Leu 3 di ekson 1, p.Tyr128Cys di ekson 2, p.Asn193Ser dan p.Arg227Gln di ekson 4, p.Ile253Val di ekson 5, dan c.281+15T>C di intron 1. Studi in silico untuk memprediksi fungsi dan struktur protein adalah possibly dan/atau probably damaging untuk p.Gly34Fs, p.Arg50His, p.Tyr128Cys, p.Asn193Ser, dan p.Arg227Gln, dan benign untuk p.Val89Leu, Ile253Val, dan c.281+15T>C. Mutasi p.Arg50His dan p.Ile253Val merupakan mutasi baru yang belum pernah dilaporkan di populasi lain. Penelitian ini mendapatkan 8 mutasi pada penyandang hipospadia di Indonesia dan 2 diantaranya merupakan mutasi baru. Selain itu penelitian ini berhasil mengembangkan teknik PCR-RFLP untuk mendeteksi substitusi p.Val89Leu dan p.Arg227Glu. Teknik tersebut dapat diterapkan untuk

ABSTRACT
Hypospadias is one of the most common external genitalia congenital abnormalities found in newborn baby boys, which is characterized by urethral opening, penile curvature, and abnormal distribution of the penis foreskin. The etiology of hypospadia is mostly unknown, but it is believed that hypospadias are caused by genetic and environmental factors. There have not been many reports on variations of steroid 5 alpha-reductase type 2 (SRD5A2) gene underlying hypospadias in Indonesia. The PCR-sequencing technique on exon 1-5 SRD5A2 gene were performed on 40 archived DNA samples from hypospadias cases of aged 0-29 years, and PCR-RFLP on exon 1 and 4 to detect mutation p.Val89Leu and p.Arg227Glu. The sequencing result showed that there were eight different mutations identified in the SRD5A2 gene, p.Gly34Fs, p.Arg50His, p.Val89Leu 3 in exon 1, p.Tyr128Cys in exon 2, p.Asn193Ser dan p.Arg227Gln in exon 4, p.Val89Leu in exon 5, and c.281+15T>C in intron 1. In silico analysis showed 5 mutations predicted to be possibly and/or probably damaging (p.Gly34Fs, p.Arg50His, p.Tyr128Cys, p.Asn193Ser, and p.Arg227Gln) and 3 benign mutations (p.Val89Leu, Ile253Val, and c.281+15T>C). p.Arg50His and p.Ile253Val are new mutations that have never been reported before. This study found 8 mutations obtained from hypospadias patients and successfully developed the PCR-RFLP technique to detect p.Val89Leu and p.Arg227Gln mutations, which can be applied as a starting point for mutation detection in places where the mutations frequently detected and access to sequencing technique is limited.
"
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2018
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Erlis Kurniasari
"Hipospadia adalah salah satu penyakit kelainan kongenital yang sering terjadi pada laki- laki khususnya pada usia anak-anak. Hipospadia dapat disembuhkan dengan penatalaksanaan medis seperti pembedahan. Kondisi suhu kamar operasi yang dingin, peralatan medis yang bersuhu dingin, terbatasnya linen dan blanket warmer dapat berkontribusi terhadap kejadian hipotermia pada anak intraoperasi. Tujuan karya ilmiah akhir ini adalah menggambarkan analisis tindakan manajemen hipotermia dengan aktif dan pasif warming touch pada anak dengan hipospadia. Berdasarkan hasil evaluasi, teknik Manajemen hipotermia dengan active dan pasif warming touch mampu mengatasi hipotermia pada anak. Pernyataan tersebut dibuktikan dengan perbaikan suhu tubuh pasien kedalam rentang normal (36,5OC-37,5OC). Keberhasilan teknik ini juga didukung dengan tindakan caring perawat dalam memantau suhu tubuh pasien selama perioperative. Agar teknik manajemen hipotermia dengan active dan pasif warming touch ini lebih efektif untuk mengatasi hipotermia pada anak, pihak institusi pelayanan kesehatan perlu membuat kebijakan dalam bentuk Standar Prosedur Operasional atau instruksi kerja mengenai persiapan perioperative pada pasien anak dengan memprioritaskan waktu jadwal operasi, lama operasi, dan pemasangan blanket warmer yang mendorong adanya intervensi perioperative sesuai tumbuh kembang anak.

Hypospadias is one of the most common congenital abnormalities in boys, especially at the age of children. Hypospadias can be cured with media management such as surgery. Cold operating room temperature conditions, cold medical equipment, limited linen and warmer blankets can contribute to the incidence of hypothermia in intraoperative children. The purpose of this final scientific paper is to describe the analysis of hypothermia management actions with active and passive warming touch in children with
hypospadias. Based on the evaluation results, hypothermia management techniques with active and passive warming touch are able to overcome hypothermia in children. This statement is evidenced by the improvement of the patient's body temperature into the normal range (36.5OC-37.5OC). The success of this technique is also supported by the caring actions of nurses in monitoring the patient's body temperature during perioperative. In order for the hypothermia management technique with active and passive warming touch to be more effective in dealing with hypothermia in children, the health care institution needs to make policies in the form of Standart Operational Procedure or work instructions regarding perioperative preparation in pediatric patients by prioritizing the operating schedule, duration of surgery, and the installation of appropriate blanket warmers. Encourage perioperative intervention according to the child's growth and development.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2021
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library