Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 7 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Riskyana Dewi Intan Puspitasari
Abstrak :
Perekaman gambaran Denyut Jantung Janin (DJJ) dan kontraksi uterus ibu merupakan salah satu pemeriksaan yang dilakukan untuk pemantauan kesehatan ibu dan janin. Pemantauan gambaran DJJ dan kontraksi uterus biasanya didukung dengan alat elektronik yang disebut Kardiotokografi (KTG). Tujuan dari pemantauan menggunakan KTG, terutama bagi kesehatan janin, adalah untuk mencegah terjadinya mobiditas dan mortalitas pada janin yang memiliki resiko mengalami hipoksia. Dalam penggunaannya, pergerakan ibu atau janin serta pergeseran sensor pada saat pengambilan data menyebabkan sinyal KTG bersifat non-stasioner dan memuat noise. Noise dan bentuk non-stasioner yang muncul menurunkan kualitas perekaman sinyal KTG sehingga dapat menimbulkan kesalahan interpretasi oleh dokter atau bidan. Deteksi otomatis dapat ditambahkan pada sistem KTG untuk memudahkan obgin dan bidan dalam melakukan interpretasi serta membantu mengurangi resiko kesalahan interpretasi gambaran DJJ. Penelitian ini bertujuan untuk menyelesaikan masalah deteksi otomatis terjadinya hipoksia pada janin mengunakan sinyal DJJ pada data KTG yang robust terhadap noise. Pada penelitian ini digunakan pendekatan metode Higher Order Spectral (HOS) Bispektrum. Hasil evaluasi menunjukkan dari penelitian ini diperoleh hasil akurasi, sensitivitas, spesifisitas, f1-score, dan AUC sebesar 60.02%, 60.91%, 57.75 %, 60.02 %, dan 60.23 %. ......Recording signal of Fetal Heart Rate (FHR) and maternal uterine contractions is one of the examinations conducted for monitoring maternal and fetal health. The monitoring of FHR and uterine contractions signal is usually supported by an electronic device called Cardiotocography (CTG). The purpose of monitoring using CTG is to prevent morbidity and mortality in the fetuses who are at risk of developing hypoxia. In the mechanism of the occurence of FHR, changes that occur at FHR are also effected by uterine contractions. In its use, the movement of the mother of fetus, and shifts of the sensor during data collection cause CTG signal to be non-stationary and noisy. Noise and non-stationary shape that appear in signal reduce the quality of CTG signal so that it can cause misinterpretastion by doctor and midwives. Automatic detection can be added to the CTG system to make easier for midwives to interpret and help reduce the risk of misinterpretation of FHR and uterine contractions signal. This study aims to solve the problem of automatic detection of hypoxia in the fetus using FHR and uterine contraction signal from CTG data. Besides, a detection process that is robust to noise is also carried out. Bispektrum cross-correlation wavelet approach was used in this study. Evaluation results show that the method proposed in this study obtained accuracy, sensitivity, specificity, f1-score, and AUC 60.02%, 60.91%, 57.75 %, 60.02 %, dan 60.23 %.
Depok: Fakultas Ilmu Kompter Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
The analysis of HOS (High Order Statistics) are expexted to provide a richer description about data in parametric features for the purpose of pattern recognition of the data of an object or event. The higher order analysis of HOS will give the more candidates of feature parameter that can be selected for utilization....
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Rachmadi Agus Triono
Abstrak :
Dalam proses penciptaan konsumsi brand tertentu, Komunikasi Pemasaran berperan dalam proses pembentukan awareness konsumen, pembujuk dan peniadaan fenomena post purchase dissonance dalam rangka membentuk afeksi, atau pembentuk longterm comprehension yang berpengaruh dalam proses pembelian ulang. Bagi brand yang telah dewasa, total penjualan yang diderivasikan dari proses pembelian ulang ini akan mencapai limit pada saat potensi pasar maksimal telah dikaver dan rate konsumsi perorang yang maksimal telah dicapai, sehingga upaya-upaya untuk meningkatkan penjualan harus dilakukan di luar penambahan konsumen baru dan di luar inducement atas pola konsumsi yang ada. Penciptaan Kegunaan Baru (New Usage), dengan demikian menjadi alternatif strategi yang mungkin digunakan. Yang menjadi pertanyaan adalah: pertama, apakah intensi untuk membeli brand bagi kegunaan barunya berhubungan dengan kepuasan konsumen akan fitur produk dan informasi; kedua, pemahaman atas fitur produk dan afeksi yang terbentuk pasca konsumsi kegunaan tradisional brand tersebut apakah berperan dalam perilaku konsumsi new usage ; dan ketiga, seberapa besarkah peran pengulangan informasi dari pemasar terhadap perilaku tersebut ? Untuk menjawab pertanyaan tersebut dilakukan penelitian terhadap 102 responden yang terdiri atas mahasiswa MM di Jakarta yang diambil melalui metode 'duster 2 tingkat untuk mengukur nilai variabel-variabel observasi dari sebuah model analisis jejak (path analysis) dengan variabel prediktor sebanyak 7 variabel dan variabel endogen sebanyak 6 variabel. Penggunaan variabel observasi untuk mengukur nilai variabel prediktor dan endogen membawa konsekuensi pada persoalan validitas dan reliabilitas, yang dalam penelitian ini masing-masing diukur dengan metode EFA (Exploratory Factor Analysis)- untuk mengukur validitas diskriminan, metode korelasi antar variabel observasi - untuk mengukur validitas konvergen, dan koefisien α / Brown - Spearman, untuk mengukur reliabilitas hasil pengukuran, yang sebagian besar hasilnya ternyata masuk ke dalam kontinum akseptabel. Dua langkah pengujian dilakukan dalam tahap analisis data, yang pertama adalah pengujian atas signifikansi koefisien-koefisien jejak, sebagai dasar untuk menentukan jejak-jejak yang perlu dihilangkan dan ditambahkan dalam model proses adopsi brand dewasa (Mc Donald dan Indomie) untuk kegunaan baru, dan kedua model trimming, untuk menguji bahwa model yang telah disesuaikan atas dasar signifikansi koefisien jejak secara statistik terbukti memberikan perbaikan bagi model dasar dalam menjelaskan peran relatif variabel-variabel anteseden dalam proses adopsi tersebut. Pada langkah pertama, atas dasar signifikansi koefisien jejak teridentifikasi 4 buah jejak yang harus dihilangkan dalam model dasar, dan pada langkah kedua, keempat jejak tersebut dihilangkan dari model dasar sambil menambahkan sebuah jejak yang menghubungkan afeksi berderajad tinggi (higher order affection) dengan intensi pembelian untuk kegunaan baru, dengan anggapan bahwa mendekati intensi membeli brand dewasa untuk kegunaan baru dengan perilaku pembelian ulangan untuk kegunaan tradisional adalah sah. Hasil trimming yang dilakukan ternyata memang menunjukkan bahwa model yang telah disesuaikan tersebut memberikan perbaikan dibanding dengan model dasar. Perhitungan atas efek total variabel-variabel prediktor atas variabel endogen menunjukkan bahwa variabel-variabel anteseden yang paling menentukan dalam proses adopsi brand dewasa untuk kegunaan baru, secara berurut dari yang paling berarti sampai yang paling kurang berarti, adalah: kepuasan menyeluruh terhadap brand, higher order affection, kepuasan atas informasi yang disediakan produsen, dan kepuasan akan atribut brand. Yang menarik, ternyata adalah bahwa pengulangan informasi tidak memiliki efek yang signifikan terhadap semua variabel endogen yang dipengaruhinya, namun keberadaannya tidak bisa dihilangkan karena akan membuat hubungan antara kepuasan menyeluruh dengan comprehension menjadi tidak signifikan, padahal variabel-variabel ini memiliki peran sangat menetukan dalam proses adopsi dimaksud.
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2000
T9457
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Talitha Ardelia Syifa Rabbani
Abstrak :
Program pendidikan dan pelatihan (diklat) memiliki peranan penting dalam meningkatkan kompetensi profesional dan pedagogis pembelajar bahasa. Oleh karena itu, kontribusi program diklat di dalam praktik pembelajaran sepatutnya mendapat perhatian lebih. Penelitian kualitatif berbentuk studi kasus ini mendeskripsikan praktik seorang pembelajar yang mengikuti Diklat Metodologi Pengajaran Bahasa berbasis Higher Order Thinking Skills (HOTS) dan mengidentifikasi tantangan yang dihadapinya ketika mengajar bahasa Jerman yang berorientasi HOTS. Lebih lanjut, ditelaah pula kontribusi diklat di atas serta persepsi pemelajar terhadap praktik pembelajaran tersebut. Data penelitian diperoleh dari observasi kelas dan wawancara, serta didukung dengan kuesioner pradiklat, kuesioner praobservasi, dan kuesioner persepsi pemelajar. Hasil observasi kelas dan wawancara menunjukkan bahwa walaupun keikutsertaan pembelajar dalam diklat berpengaruh terhadap perubahan persepsinya mengenai HOTS, pengaplikasiannya dalam praktik pembelajaran di dalam kelas belum maksimal. Persepsi pemelajar turut menguatkan simpulan tersebut. Empat tantangan yang melatarbelakanginya, yakni minimnya waktu persiapan yang dimiliki pembelajar, kemampuan bahasa pemelajar yang belum mumpuni, materi ajar yang tidak dapat memfasilitasi pembelajaran berorientasi HOTS, dan hambatan teknis dalam menyelenggarakan pembelajaran. Berdasarkan pembahasan hasil penelitian, diberikan saran pedagogis untuk pembelajaran bahasa Jerman berorientasi HOTS, saran bagi pengembangan program diklat, dan bagi penelitian berikutnya. ......A professional development programme plays an important role in enhancing the professional and pedagogic competence of language teachers. Thus, the contribution of professional development programme on the teaching practice should be paid more attention. This qualitative case study describes HOTS-oriented German language teaching practice of a teacher who had participated in the Training on HOTS-based Language Teaching Methodology and identifies the challenges faced in the practice. Further, the study elucidates the contribution of the aforementioned professional development programme and the students’ perception of the HOTS-oriented German language teaching practice. The research data was gathered from class observation and interview, supported by pre-training questionnaire, pre-observation questionnaire and students’ perception questionnaire. The result from the observation and interview showed that the professional development programme materials influenced teachers’ perception on HOTS, but yet, the application of the HOTS-oriented teaching practice was not maximal. The students’ perception strengthened the result as well. The four challenges behind it were the lack of preparation time for the teacher, students’ limited language skills, teaching material that could not facilitate HOTS and technical difficulties. Based on the discussion of the research results, pedagogical suggestions as well as suggestions for programme development and further research are provided.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
The book helps to answer the following questions: How far have the understanding and mesoscale modeling advanced in recent decades, what are the key open questions that require further research and what are the mathematical and physical requirements for a mesoscale model intended to provide either insight or a predictive engineering tool? It is addressed to young researchers including doctoral students, postdocs and early career faculty.
Switzerland: Springer Nature, 2019
e20509236
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
Ani Syahida
Abstrak :
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan kualitas soal Ujian Nasional (UN) Kimia SMA pada tahun 2011/2012 dan 2012/2013 ditinjau dari proporsi keterampilan berpikir tingkat tinggi yang ditanyakan pada masing-masing ujian. Kategori keterampilan berpikir tingkat tinggi pada penelitian ini didasarkan pada tiga jenjang dimensi proses kognitif teratas pada Taksonomi Bloom Revisi (menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis dokumen. Pemilihan sampel sumber data dilakukan melalui teknik purposive sampling. Sampel sumber data pada penelitian ini adalah dokumen soal UN Kimia SMA tahun ajaran 2011/2012 dan 2012/2013. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa mayoritas soal UN Kimia pada tahun ajaran 2011/2012 (92,5%) maupun 2012/2013 (85%) menuntut keterampilan berpikir tingkat rendah siswa. Keterampilan berpikir tingkat tinggi yang diujikan pada soal-soal tersebut hanya mewakili jenjang kognitif menganalisis. Sub kategori menganalisis yang dikembangkan pada soal UN Kimia tahun 2011/2012 dan 2012/2013 tersebut hanya meliputi proses kognitif membedakan dan mengorganisasi. Berdasarkan jenjang kognitif yang dikembangkan pada masing-masing ujian, kuantitas pertanyaan yang menuntut jenjang kognitif menganalisis lebih banyak terdapat pada soal yang ditanyakan dalam UN Kimia tahun ajaran 2012/2013 (15%) dibandingkan pada soal yang ditanyakan dalam UN Kimia tahun ajaran 2011/2012 (7,5%). Dengan demikian, ditinjau dari perbandingan kuantitas soal yang menuntut keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa pada masing-masing ujian, kualitas soal UN Kimia tahun ajaran 2012/2013 lebih baik dibandingkan soal UN Kimia tahun ajaran 2011/2012. Soal-soal yang menuntut tiga jenjang dimensi proses kognitif teratas pada Taksonomi Bloom Revisi sebaiknya lebih ditingkatkan lagi jumlahnya pada ujian-ujian, seperti Ujian Nasional Kimia. Hal itu dikarenakan ketiganya merupakan salah satu indikator untuk mengukur keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa.
Jakarta: Pusat Pendidikan Sains, UIN Syarif Hidayatullah, 2015
370 EDU 7:1 (2015)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Teguh Budi Prayitno
Abstrak :
ABSTRACT
This paper studies the effect of higher order derivative tensor in the Einstein field equations for vacuum condition on the planet perihelion precession. This tensor was initially proposed as the space-time curvature tensor by Deser and Tekin on discussions about the energy effects caused by this tensor. However, they include this tensor to Einstein field equations as a new model in general relativity theory. This is very interesting since there are some questions in cosmology and astrophysics that have no answers. Thus, they hoped this model could solve those problems by finding analytical or perturbative solution and interpreting it. In this case, the perturbative solution was used to find the Schwarzschild solution and it was also applied to consider the planetary motion in the solar gravitational field. Furthermore, it was proven that the tensor is divergence-free in order to keep the Einstein field equations remain valid.
[Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat UI;Universitas Negeri Jakarta. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam;Universitas Negeri Jakarta. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Jakarta. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam], 2011
J-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library