Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yuli Amalia Husnil
Abstrak :
Tesis ini membahas pengaruh perlakuan paparan gelombang mikro dengan variasi daya dan waktu paparan gelombang mikro terhadap kandungan bambu yang larut dalam air, jumlah gula pereduksi, dan konsentrasi etanol. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan gelombang mikro mampu meningkatkan persentase kandungan larut air. Hal ini semakin diperkuat dengan hasil gula pereduksi dan etanol yang lebih tinggi pada substrat yang telah mengalami perlakuan gelombang mikro dibanding substrat yang tidak mengalami perlakuan.
This thesis explains the effect of microwave exposure with power and time variation on water soluble content of bamboo, reducing sugars and also yields of ethanol. Experimental data shows that microwave exposure could increase the water soluble content of bamboo. This result is emphasized with result of reducing sugars and ethanol yield that higher in substrate that had been exposed on microwave radiation.
2009
T25899
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nurul Hidayah
Abstrak :
Produk emulsifier lesitin merupakan agen penstabil yang baik digunakan untuk industri makanan, farmasi dan kosmetik. Dalam industri makanan, sebagain besar egen pengemulsi yang digunakan merupakan tipe emulsi minyak dalam air. Dalam penelitian ini, lesitin yang telah diekstrak dari kuning telur, dimodifikasi melalui reaksi hidrolisis enzimatik menggunakan enzim papain. Modifikasi ini akan merubah struktur molekulnya yang menjadikan lesitin lebih stabil dalam tipe emulsi minyak dalam air O/W. Penelitian ini dilakukan untuk menentukan kondisi reaksi hidrolisis yang optimum, meliputi waktu reaksi dan jumlah enzim papain yang digunakan. Penentuan hasil lesitin termodifikasi dilakukan dengan beberapa pengujian seperti uji stabilitas, bilangan saponifikasi, bilangan asam, tegangan permukaan dan zeta potensial. Dari hasil uji yang telah dilakukan, diperoleh yield lesitin tertinggi sebesar 10,42 melalui ekstraksi menggunakan pelerut etanol absolut. Stabilitas emulsi untuk jenis O/W dicapai pada lesitin dengan waktu reaksi selama 40 menit yang mampu stabil hingga 43 jam dan lesitin dengan pemakaian enzim papain sebanyak 4 yang stabil hingga 31 jam. Tegangan permukaan terendah dicapai pada lesitin hasil hidrolisis selama 40 menit dengan nilai sebesar 48,52 dyne/cm serta lesitin hasil hidrolisis dengan 2 enzim papain dengan nilai tegangan permukaan sebesar 48,68 dyne/cm. Nilai zeta potensial dari lesitin hasil hidrolisis selama 40 menit memiliki nilai 99,2 mV dan pada lesitin hasil hidrolisis dengan 2 enzim papain memiliki nilai 94,8 mV. Hasil tersebut diperoleh sebagai akibat dari putusnya rantai asam lemak tunggal pada struktur senyawa lesitin yang dapat ditunjukkan dengan instrumentasi FTIR.
The lecithin emulsifier product is a good stabilizer agent used for food, pharmaceutical and cosmetic industries. In the food industry, most of the emulsifying emulsifier used is a type of oil in water emulsion. In this study, lecithin extracted from egg yolk was modified by enzymatic hydrolysis reaction using papain enzyme. This modification will change the molecular structure which makes lecithin more stable in the type of oil in water emulsion O W. This study was conducted to determine the optimum hydrolysis reaction conditions, including reaction time and amount of papain enzyme used. Determination of modified lecithin yield was performed by several tests such as stability test, saponification number, acid number, surface tension and potential zeta. From the results of tests that have been done, obtained the highest lecithin yield of 10,42 through extraction using absolute ethanol solvent. Emulsion stability for the O W type was achieved in 40 minute hydrolyzed lecithin which stable up to 43 hours and hydrolyzed lecithin using 4 papain enzyme with stable up to 31 hours. The lowest surface tension was achieved in 40 minute hydrolyzed lecithin with value of 48,52 dyne cm and hydrolyzed lecithin using 4 papain enzyme with surface tension value 48,68 dyne cm. The potential zeta value of 40 minute hydrolyzed lecithin has a value of 99.2 mV and on hydrolyzed lecithin using 4 papain enzyme has a value of 94,8 mV. The results are obtained as a result of the breaking of a single fatty acid chain from the structure of lecithin which can be demonstrated by FTIR instrumentation.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S67876
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fita Sefriana
Abstrak :
Penelitian ini memanfaatkan onggok umbi kayu dan umbi garut sebagai medium perkembangbiakan S. cereviciae untuk produksi β-glukan. Onggok umbi dihidrolisis oleh enzim amiloglukosidase agar menjadi glukosa dan dilanjutkan dengan fermentasi oleh khamir pada medium bernitrogen. Dari penelitian yang dilakukan, konsentrasi glukosa hasil hidrolisis tertinggi untuk onggok singkong didapatkan dengan menambah enzim sebanyak 57,5 mg dengan konversi 95,93% dan untuk onggok garut sebanyak 55 mg enzim amiloglukosidase dengan konversi 64,70%. Produksi S. cereviciae tertinggi didapatkan dengan menambahkan jumlah pepton sebanyak 4,75 g untuk onggok singkong dan onggok garut dengan basis 10 gram onggok. Jumlah optimum sel yang didapat dari medium onggok garut adalah 1,61x 108 koloni di jam ke 48 dan dari medium 8,50 x 107 koloni di jam ke 48 untuk onggok singkong. Untuk analisa beta glukan menggunakan HPLC, jumlah tertinggi beta glukan didapatkan dengan menambahkan pepton sejumlah 3,99 g pada onggok singkong menghasilkan beta glukan sebanyak 1,20 % dan 4,75 g pepton pada onggok garut menghasilkan beta glukan sebanyak 1,23 %. Pellet beta glukan paling tinggi berhasil diekstrak dari medium onggok ubi kayu variasi ketiga sebesar 1,77 g/L (0,18 % b/v); dari medium umbi garut variasi ketiga sebesar 1,91 g/L (0,19% b/v); dari sel mutan dalam medium sebesar 6,56 g/L (0,66% b/v) dan dari sel liar dalam medium YPG sebesar 1,84 g/L (0,18% b/v). ......This research utilized Manihot utilissima and Maranta arundinacea waste as a medium of propagation S. cereviciae for the production of β-glucan. The waste was hydrolyzed by the amyloglucosidase enzyme to became a glucose then followed by fermentation in the nitrogenous medium by S.cereviciae. The highest concentration of glucose from hydrolysis was resulted by adding 57.5 mg enzyme for Maranta arundinacea with 95.93% conversion and 50 mg enzyme for Manihot utilissima with 64.70% conversion. For the production of S. cereviciae, the highest amount was obtained by adding 4.75 g peptone to all sample. The optimum number of cells was obtained in an amount of 1.61 x 108 colonies at t = 48 for Maranta arundinacea waste and 8.55 x 107 colonies at t = 48 hours for Manihot utilissima. For beta glucan?s production, the highest number was obtained by using 3.99 g peptone for Manihot utilissima with yield 1.20% and by using 4.75 g of peptone for Maranta arundinacea with yield 1.23%. For beta glucan pellet, the highest number was 1.77 g/L (0.18 % b/v) from Manihot utilisima medium and 1.91 g/L (0.19% b/v) from Maranta arundinacea. Mutant cell in YPG medium produced 6.56 g/L (0.66% b/v) beta glucan pellet and wild cell in YPG medium produced 1.84 g/L (0.18% b/v).
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S43658
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library