Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rafi Irzani
"ABSTRACT
Penanganan gas karbon dioksida CO2 buangan pembangkit listrik tenaga batubara dapat dilakukan dengan menggunakan teknologi Carbon Capture and Sequestration CCS melalui penangkapan CO2. CO2 yang telah ditangkap dari pembangkit dapat dikonversi menjadi produk kimia. Penelitian bertujuan mendapatkan kinerja teknis dan kelayakan ekonomi dari proses terintegrasi Carbon Capture dengan sintesis olefin menggunakan CO2 hasil penangkapan dan hidrogen terbarukan. Dilakukan simulasi terhadap 2 skema proses terintegrasi, yaitu produksi olefin dari CO2 hasil CCS dengan menggunakan hidrogen terbarukan dari elektrolisis air dan gasifikasi biomassa. Simulasi dilakukan dengan UniSim Design dan Aspen. Dari hasil simulasi tersebut dianalisis kinerja teknisnya dan secara ekonomi menggunakan metode levelized cost. Hasil penelitian ini diperoleh bahwa proses terintegrasi CCS dengan produksi olefin menggunakan hidrogen terbarukan dari elektrolisis air memiliki intensitas energi termal dan CO2 abatement yang paling baik 123.21 GJ/ton olefin dan 79.3 sedangkan proses terinetgrasi CCS dengan produksi olefin menggunakan hidrogen terbarukan dari gasifikasi biomassa memiliki intensitas energi listrik dan biaya produksi yang paling baik 32.29 MWh/ton olefin dan 3,064.43 /ton olefin.

ABSTRACT
Handling of exhaust gases from coal based power plant can be done using Carbon Capture and Sequestration CCS technology by installing additional equipment for the capture of CO2. CO2 that has been captured from the plant can be converted into a product. The goal of this research is to obtain the technical performance and economical feasibility of an integrated process of CCS with olefin synthesis using renewable hydrogen. In this research, simulations are done to 2 integrated process scheme, which is olefin production using captured CO2 through renewable hydrogen from water electrolysis and biomass gasification using UniSim Design and Aspen Plus simulators. These schemes rsquo technical performance will be analyzed which is its energy intensity, CO2 abatement, and whole energy usage. These schemes will also be analyzed economically using levelized cost analysis method. It is found that olefin production using captured CO2 through renewable hydrogen from water electrolysis has the best thermal energy intensity and CO2 abatement 123.21 GJ ton olefin 79.3 whereas olefin production using captured CO2 through renewable hydrogen from biomass gasification has the best electrical energy intensity and has the lowest levelized cost value 32.29 MWh ton olefin 3,064.43 ton olefin."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Difa Sevina Hanum Widanty
"Salah satu penyumbang emisi CO2 terbanyak pada kategori industri manufaktur adalah pabrik semen yang menghasilkan 8% dari total emisi global. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk melakukan analisis teknis dan ekonomi terkait dekarbonisasi pada pabrik semen. Terdapat 3 skenario yang dilakukan pada penelitian ini, yaitu skenario 0 yang meliputi proses produksi klinker, skenario 1 yang meliputi proses produksi klinker, calcium looping carbon capture, sintesis metanol, dan PV-elektrolisis, serta skenario 2 yang meliputi proses produksi klinker menggunakan bauran bahan bakar alternatif, calcium looping carbon capture, sintesis metanol, dan PV-elektrolisis. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa suhu optimum untuk sintesis metanol pada tekanan 50 bar adalah 230 oC dengan rasio umpan antara H2 dan CO2 sebesar 3. Efisiensi energi tertinggi didapatkan pada skenario 2B dengan nilai sebesar 56,42%, diikuti oleh skenario 2A dengan nilai sebesar 56,40%, dan terakhir skenario 1 dengan nilai sebesar 56,36%. Emisi CO2 pada skenario 0 didapatkan sebesar 108.125 kg CO2/jam, mengalami peningkatan pada skenario 1 sebesar 299.553 kgCO2/jam, menurun pada skenario 2A dengan emisi CO2 sebesar 252.586 kgCO2/jam, dan menurun kembali pada skenario 2B dengan emisi CO2 sebesar 250.061 kgCO2/jam. Nilai levelized cost of methanol untuk skenario 1 sebesar Rp8.660,84, skenario 2A sebesar Rp8.465,59, dan skenario 2B sebesar Rp8.388,50. 

One of the biggest contributors to CO2 emissions in the manufacturing industry category is cement industries which produce 8% of total global emissions. Therefore, this research was carried out to analyze technical and economic aspects related to decarbonization in cement factories. There are 3 scenarios carried out in this study, namely scenario 0 which includes the clinker production process, scenario 1 which includes the clinker production process, calcium looping carbon capture, methanol synthesis, and PV-electrolysis, and scenario 2 which includes the clinker production process using mixed alternative fuels, calcium looping carbon capture, methanol synthesis, and PV-electrolysis. The results from this research show that the optimum temperature for methanol synthesis at a pressure of 50 bar was 230oC with a feed ratio between H2 and CO2 of 3. The highest energy efficiency was obtained in scenario 2B with a value of 56.42%, followed by scenario 2A with a value of 56.40%, and finally scenario 1 with a value of 56.36%. CO2 emissions in scenario 0 are 108,125 kgCO2/hour, increased in scenario 1 of 299,553 kgCO2/hour, decreased in scenario 2A with CO2 emissions of 252,586 kgCO2/hour, and decreased again in scenario 2B with CO2 emissions of 250,061 kgCO2/hour. The levelized cost of methanol for scenario 1 is IDR 8,660.84, scenario 2A biomass is IDR 8,465.59, and scenario 2B is IDR 8,388.50."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library