Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Tyani Gita Cahyani
Abstrak :
Senyawa 1,7,7-trimetilbisiklo[2.2.1]-2-heptanon atau camphor merupakan salah satu senyawa yang terkandung dalam pohon kapur barus (Cinnamomum camphora). Derivat senyawa camphor memiliki potensi aktivitas biologis yang baik seperti sifat antivirus, antimikroba, antitusif, agen analgesik, dll. Pada penelitian ini telah dilakukan sintesis derivat senyawa camphor hidrazon menggunakan senyawa camphor, hidrazin hidrat, dan variasi aldehid aromatik sebagai prekursornya. Sintesis derivat senyawa camphor hidrazon dapat ditingkatkan efisiensi waktu pembentukan produknya dengan penambahan katalis cairan ionik trietilamonium hidrogen sulfat atau [Et3NH][HSO4]. Berdasarkan hasil optimasi reaksi diperoleh kondisi optimum dengan jumlah katalis sebesar 10% mol. Besar yield yang dihasilkan dari derivat senyawa 1 sebesar 84,1%, derivat senyawa 2 sebesar 86,7%, dan derivat senyawa 3 sebesar 45,7%. Keberhasilan pembentukan derivat senyawa camphor hidrazon dikarakterisasi dengan menggunakan, kromatografi lapis tipis (KLT), FTIR, UV-Visible, uji titik leleh dan GC-MS. Penelitian ini juga menguji potensi bioaktivitas derivat senyawa camphor hidrazon sebagai antioksidan menggunakan metode DPPH. Kekuatan aktivitas antioksidan yang diekspresikan sebagai nilai IC50 telah dievaluasi. Nilai IC50 dari derivat senyawa 1 sebesar 96,181 ppm, derivat senyawa 2 sebesar 102,247 ppm, dan derivat senyawa 3 sebesar 306,476 ppm. ......1,7,7-trimethylbicyclo[2.2.1]-heptan-2-one or camphor compound is one of the compounds contained in the camphor tree (Cinnamomum camphora). Camphor compound derivatives have the potential for good biological activity such as antiviral, antimicrobial, antitussive, analgesic agents, etc. In this research, the derivative of camphor hydrazone has been synthesized using camphor, hydrazine hydrate, and variations of aromatic aldehydes as precursors. The synthesis of camphor hydrazone compound derivatives can be increased the efficiency of its product formation time by adding a triethylammonium hydrogen sulfate or [Et3NH][HSO4] ionic liquid catalyst. Based on the results of reaction optimization, the optimum conditions were obtained with the amount of catalyst 10% mol. The yield obtained from derivative compound 1 was 84,1%, derivative compound 2 was 86,7%, and derivative compound 3 was 45,7%. The success of the formation of camphor hydrazone derivatives were characterized using thin-layer chromatography (TLC), FTIR, UV-Visible, melting point test, and GC-MS. This study also tested the potential bioactivity of the camphor hydrazone derivatives as antioxidants using the DPPH method. The strength of antioxidant activity expressed as IC50 values were evaluated. The IC50 values of derivative of compound 1 was 96,181 ppm, the derivative of compound 2 was 102,247 ppm, and the derivative of compound 3 was 306,476 ppm.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Devin Halim
Abstrak :
Kuinolin adalah senyawa heterosiklik yang derivatnya memiliki berbagai aktivitas biologis seperti antibakteri dan antioksidan. Struktur kuinolin telah dibentuk dari prekursor isatin dan etil asetoasetat melalui reaksi Pfitzinger pada suasana asam. Dari turunan kuinolin tersebut dibentuk struktur kuinolin benzimidazol melalui reaksi tanpa pelarut dengan o-fenilendiamin. Selain itu, dibentuk senyawa turunan kuinolin hidrazon melalui reaksi dengan hidrazin hidrat diikuti aldehid aromatik. Sebagai variasi digunakan tiga jenis aldehid aromatik yaitu: benzaldehid, 4-hidroksibenzaldehid, dan trans-sinamaldehid. Keempat senyawa yang terbentuk dikarakterisasi menggunakan kromatografi lapis tipis (KLT), uji titik leleh, FTIR, LC-MS, dan spektrofotometri UV-Vis. Uji aktivitas antioksidan dan antimikroba dilakukan untuk mengetahui bioaktivitas senyawa yang telah disintesis. Pengujian aktivitas antioksidan menggunakan metode DPPH sedangkan uji aktivitas antimikroba menggunakan metode difusi cakram. Hasil uji antioksidan menunjukkan aktivitas antioksidan yang lemah pada semua senyawa bila dibandingkan dengan asam askorbat. Senyawa 3, yang disintesis dari 4-hidroksibenzaldehid, memiliki aktivitas antioksidan paling baik dengan nilai IC50 sebesar 843,52 ppm. Nilai IC50 senyawa 1, 2, dan 4 berturut-turut adalah 4784,66; 4343,97; dan 3612,62 ppm. Uji antimikroba terhadap bakteri Escherichia coli dan Staphylococcus aureus menunjukkan bahwa semua senyawa yang disintesis tidak memiliki aktivitas antimikroba pada rentang konsentrasi uji 75–1000 ppm. ......Quinoline and its derivatives are known to possess various biological activities such as antibacterial and antioxidant activity. In this work, quinoline moiety was formed from isatin and ethyl acetoacetate by Pfitzinger reaction under acidic conditions. Quinoline benzimidazole derivative was synthesized from quinoline derivative and o-phenylenediamine via solvent-less reaction. In addition, quinoline hydrazone derivatives were formed by the reaction of quinoline derivative with hydrazine hydrate and aromatic aldehyde. Benzaldehyde, 4-hydroxybenzaldehyde, and trans-cinnamaldehyde were used separately as aromatic aldehyde in this experiment. The four compounds formed were characterized by thin-layer chromatography (TLC), melting point measurement, FTIR, LC-MS, and UV-Vis spectrophotometry. The synthesized compounds were evaluated for their antimicrobial and antioxidant activity. Antioxidant and Antimicrobial activity were evaluated by DPPH assay and disc diffusion method, respectively. All compounds showed weak antioxidant activity compared to ascorbic acid. Compound 3 showed the best antioxidant activity (IC50 = 843.52 ppm). The IC50 values ​​for compounds 1, 2, and 4 were 4784.66, 4343.97, and 3612.62 ppm, respectively. All synthesized compounds did not have any antimicrobial activity against Escherichia coli and Staphylococcus aureus in a concentration range of 75–1000 ppm.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Koba Leonard Arnold Paul
Abstrak :
Kacang polong (Pisum sativum L.) yang dikenal masyarakat sebagai salah satu bahan pangan yang bergizi, kini digunakan sebagai bahan baku kosmetik. Kacang polong berkhasiat sebagai anti aging, anti iritasi, body care, moisturizing care, elastifyng, dan pemutih kulit. Salah satu kandungan dalam kacang polong yaitu vitamin C memiliki kemampuan menghambat pembentukan melanin dan melindungi kulit dari sinar UV yang dapat menyebabkan kerusakan kulit. Penelitian ini dilakukan untuk menetapkan kadar vitamin C dalam kacang polong dan ekstrak kacang polong secara KLTKT Densitometri. Vitamin C dioksidasi terlebih dahulu menjadi asam dehidroaskorbat dan selanjutnya menjadi asam 2,3-diketogulonat dimana masing-masing akan bereaksi dengan 2,4-dinitrofenilhidrazin membentuk senyawa bis 2,4-dinitrofenilhidrazon. Kondisi analisis menggunakan lempeng KLTKT silika gel 60 F254 sebagai fase diam, campuran kloroform-etil asetat (1:1) sebagai fase gerak, dan dianalisis pada λ 505 nm. Hasil validasi metode analisis menunjukkan koefisien variasi kurang dari 2%; akurasi 95,42% +1,63. Kurva kalibrasi menghasilkan linearitas 0,9993; batas deteksi (LOD) 12,52 ng dan batas kuantitasi (LOQ) 41,72 ng. Kadar vitamin C pada kacang polong snap pea dan kacang polong snow pea masing-masing 35,79 mg/100 g dan 38,96 mg/100 g. Sedangkan konsentrasi vitamin C dalam ekstrak kacang polong yang diperoleh dari Cognis yaitu 7,23 μg/g.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2010
S32992
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sakti Hidayati Fikriya
Abstrak :
Pada penelitian ini, senyawa dengan kerangka quinoline dan camphor akan digabungkan melalui linker hidrazida-hidrazon. Senyawa asam quinoline-4-karboksilat menjadi struktur awal sebelum direaksikan dengan camphor. Senyawa ini disintesis melalui reaksi Pfitzinger dengan bantuan katalis nanopartikel La2O3. Penggunaan katalis La2O3 pada reaksi menunjukkan yield yang relatif baik. Katalis La2O3 disintesis melalui metode sol gel menggunakan polietilena glikol (PEG) sebagai capping agent sehingga diperoleh katalis berukuran 40–50 nm. Senyawa asam quinoline-4-karboksilat kemudian melalui tahapan esterifikasi dengan etanol, reaksi dengan hidrazin hidrat, dan reaksi dengan camphor sehingga terbentuk senyawa turunan camphor hidrazida-hidrazon. Selanjutnya, aktivitas antioksidan dari produk target diuji dengan metode DPPH, sedangkan aktivitas antibakteri diuji dengan metode difusi cakram terhadap bakteri Eschericia coli (bakteri gram negatif) dan Staphylococcus Aureus (bakteri gram positif). ......In this study, compounds with a quinoline and camphor framework will be combined through a hydrazide-hydrazone linker. Quinoline-4-carboxylic acid compounds become the key structure before being reacted with camphor. This compound was synthesized through the Pfitzinger reaction with a La2O­3 nanoparticle catalyst. The use of La2O­3 catalyst in the reaction showed a relatively good yield. La2O­3 catalyst was synthesized through the sol gel method using polyethylene glycol (PEG) as a capping agent to obtain a catalyst with a size of 40–50 nm. The quinoline-4-carboxylic acid compound then went through the stages of esterification with ethanol, reaction with hydrazine hydrate, and reaction with camphor to form a derivative compound of camphor hydrazide-hydrazone. Furthermore, the antioxidant activity of the target product was tested by the DPPH method, while the antibacterial activity was tested by the agar disc diffusion method against Eschericia coli (gram-negative bacteria) and Staphylococcus Aureus (gram-positive bacteria).
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anisa Ayuningdyas
Abstrak :
Senyawa hidrazon merupakan senyawa yang masuk ke dalam kelas basa Schiff. Hidrazon dan turunannya termasuk kedalam senyawa yang bersifat versatile dan memiliki sifat biologis yang beragam akibat adanya gugus C=N. Hidrazon menjadi salah satu potensial ligan untuk kompleks logam karena memiliki kemampuan koordinasi yang baik sebagai ligan. Pada penelitian ini dilakukan sintesis 5 macam hidrazon yang dikatalisis oleh asam asetat glasial dengan gugus aromatik aldehida yang berbeda, diantaranya 4-metoksibenzaldehida, benzaldehida, 4-hidroksibenzaldehida, sinamaldehida, dan vanilin dengan rendemen secara berturut-turut 94,3%, 70%, 85%, 74,5%, dan 89,4%. Selain itu, terdapat 3 macam hidrazon yang disintesis dengan menggunakan nanokatalis NiO, yaitu hidrazon berbasis 4-metoksibenzaldehida, hidrazon berbasis benzaldehida, dan hidrazon berbasis sinamaldehida dengan rendemen masing masing sebesar 97,24%, 59%, dan 75%. Selanjutnya, kedua ligan dilakukan karakterisasi dengan menggunakan KLT, UV-Vis, dan FTIR. Khusus untuk ligan yang dikatalisis asam asetat glasial dilakukan karakterisasi tambahan berupa LC-MS. Ligan yang telah disintesis direaksikan dengan Zn(CH3COO)2 untuk membentuk senyawa kompleks. Adapun, produk dari senyawa kompleks bejumlah 5 dengan masing masing ligan 4-metoksibenzaldehida, benzaldehida, 4-hidroksibenzaldehida, sinamaldehida, dan vanilin memiliki rendemen secara berturut-turut 52,9%, 33%, 40,9% 51,2%, 86,5%, dan 38%. Senyawa kompleks yang terbentuk dikarakterisasi UV-Vis, FTIR, dan AAS. Pada sintesis ligan dan kompleks dilakukan uji bioaktivitas berupa antioksidan untuk membandingkan potensi antioksidan antara ligan dan senyawa kompleks tersebut. ......Hydrazone is a compound from schiff base’s group whose versatile and has diverse biological properties due to the presence of C=N group. Hydrazone has a potential as a ligand of complex compound because they have a good coordination abilities as a ligand. In this research, there are 5 types of hydrazone with acetic acid as a catalyst whose been synthesized with different aromatic aldehyde group which include 4-methoxybenzaldehyde, benzaldehyde, 4-hydroxybenzaldehyde, cinnamaldehyde, and vanillin with yield respectively 94,3%, 70%, 85%, 74,5%, and 89,4%. Meanwhile, there are 3 types of aromatic aldehyde whose been synthesized with NiO nanocatalyst which include 4-methoxybenzaldehyde, benzaldehyde, and cinnamaldehyde with yield respectively 97,24%, 59%, and 75%. These ligand has been characterized with TLC, UV-Vis, FTIR, while there are addition LCMS characterization for ligand with acetic acid glacial as a catalyst. Furthermore, each ligand become a reagent for complexes synthesis and those complex have benn characterize with AAS, FTIR, and UV-Vis. For antioxidant bioactivity there are comparison between ligand and complex.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library