Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 15 dokumen yang sesuai dengan query
cover
R Siswanto Sudaryo
Abstrak :
Hibiscus sabdariffa. Linn dikenal di Indonesia sebagnai tanaman ekonomi, karena dapat diambil serat dari kulit batangnya dan dipakai untuk bahan baku pembuatan karung goni. Data mengenai kandungan kimia yang lengkap dari biji tanaman ini sangat jarang. Ada dugaan bahwa biji tanaman ini mempunyai khasiat sebagai anti tumor. Dalam penelitian ini dilakukan pemeriksaan golongon senyawa kimia pada biji tanaman Hibiscus sabdariffa.L yang telah dideterminasi di Bogor dan Tawangmangu, sekaligus dibandingkan kandungan kimia dari beberapa varietas yang ada pulau Jawa. Penelitian ini diarahkan pada identifikasi golongan senyawa alkaloida, flavanoida, glikosida, tanin, seponin, minyak lemak, albuninoida dan HCN. Pemeriksaan dilakukan dengan cara umum seperti yang dilakukan pada pemeriksaan untuk golongan kimia tanaman dan juga dilaiukan pemeriksaan khromatografi lapisan tipis yang memakai berbagai pelarut dan penampak noda. Ternyata hasilnya bahwa biji tanaman ini mengandung senyawa alkaloida, glikoside, minyak lemak, albuminoid dan HCN . Dari hasil khromatografi lapisan tipis ternyata bercak yang paling besar diberikan oleh Hibiscus sabdariffa.L varietas Victor. Konsentrasi untuk keempat varietas adalah sama besar.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 1980
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Donna Adriani Kusumadewi Muhammad
Abstrak :
Latar Belakang: Berdasarkan data dari WHO, penderita penyakit kardiovaskular diduga akan terus meningkat. Salah satu proses patologis yang mendasari penyakit kardiovaskular adalah aterosklerosis. Disfungsi endotel yang mengawali aterosklerosis dimulai sejak anak-anak. Stres oksidatif dapat disebabkan oleh pertambahan usia. Salah satu herba yang memiliki efek antioksidan kuat dan dapat mencegah stres oksidatif adalah Hibiscus sabdariffa Linn. Metode: Penelitian eksperimental dilakukan pada 36 ekor tikus jantan galur Wistar usia 5 minggu selama 4 minggu, 8 minggu, dan 12 minggu. Hewan coba secara acak terbagi atas 12 kelompok, yaitu: kontrol (K4, K8, K12), latihan fisik aerobik (L4, L8, L12), pemberian H. sabdariffa Linn. 400 mg/kgBB/hari (H4, H8, H12) dan kombinasi latihan fisik aerobik dan pemberian H. sabdariffa Linn. 400 mg/kgBB/hari (HL4, HL8, HL12). Pengukuran kadar NO, ET-1, aktivitas spesifik SOD dan MDA menggunakan supernatan dari homogenat aorta abdominal. Hasil: Pola kadar NO kelompok K dan L menurun sesuai peningkatan usia. Terdapat perbedaan bermakna antara kadar NO kelompok K dan L, K dan H, dan K dan HL. Kadar ET-1 pada semua kelompok tidak bermakna secara statistik. Terdapat peningkatan aktivitas spesifik SOD pada kelompok L, H, dan HL dibandingkan K. Terdapat perbedaan bermakna Kadar MDA antara K dan H, L dan HL. Terdapat korelasi sedang antara NO dan aktivitas spesifik SOD. Kesimpulan: latihan fisik aerobik, pemberian H. sabdariffa Linn. 400 mg/kgBB/hari dan kombinasi latihan fisik aerobik dan pemberian H. sabdariffa Linn. 400 mg/kgBB/hari menurunkan kadar MDA dan ET-1, sebalikanya meningkatkan aktivitas spesifik SOD dan NO. Penurunan kadar MDA lebih jelas terlihat pada kelompok HL. Peningkatan aktivitas spesifik SOD meningkatkan produksi NO. Tidak terjadi disfungsi endotel dan stres oksidatif pada seluruh kelompok. ...... Background: Based on data from WHO, patients with suspected cardiovascular disease will continue to rise. One of the pathological processes underlying cardiovascular disease is atherosclerosis. Endothelial dysfunction which is the first sign of atherosclerosis begins in childhood. Increasing age is one of the cause of oxidative stress. A herb that has strong antioxidant effects and can prevent oxidative stress is Hibiscus sabdariffa Linn. Methods: Thirty six male Wistar rats aged 5 weeks were randomly divided into 12 groups consisting of control group (K4, K8, K12), aerobic exercise group (L4, L8, L12), administration of H. sabdariffa L. 400 mg/kgBW/day group (H4, H8, H12) and combination of aerobic exercise and H. sabdariffa L. 400 mg/kgBW/day group (HL4, HL8, HL12). NO, ET-1, MDA level, and SOD activity was measured from abdominal aorta homogenate supernatant. Results: NO level pattern in the K and L groups tend to decline with age. NO level in L, H and HL groups were higher than K. The difference of ET-1 level in all groups were not statistically significant. Specific activity of SOD in L, H and HL groups were higher than control. The concentration of MDA of group K is significantly lower compare to groups H, L and HL. There is a moderate correlation between specific activity of SOD and NO. Conclutions: Aerobic exercie, administration of H. sabdariffa L. 400 mg/kgBW/day, and combination of both decreases MDA and ET-1 concentration. While, specific activity of SOD and NO are increased. The decrease at MDA concentration was more prominent in HL group. An increase in spesific activity of SOD, increases the NO level. No endothelial dysfunction nor oxidative stress were observed in all groups.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizkiani Juleshodia Wulandari
Abstrak :
Diabetes Mellitus DM merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia. Saat ini, sedang dikembangkan penanganan dengan menggunakan analog hormon GLP-1 yaitu hormon inkretin yang berperan meningkatkan sekresi insulin. Hibiscus sabdariffa Linn H.sabdariffa sudah sering digunakan untuk pengobatan DM, namun belum diketahui perannya terhadap peningkatan kadar GLP-1. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi H.sabdariffa terhadap kadar GLP-1. Penelitian ini studi eksperimental in-vivo menggunakan 36 ekor tikus jantan Sprague-Dawley usia 8-10 minggu yang dibagi menjadi 6 kelompok secara acak: Kontrol C , Kontrol H.sabdariffa 200 mg/kgBB/hari C-Hib 200 , Kontrol H.sabdariffa 500 mg/kgBB/hari C-Hib 500 , Kontrol DM C-DM , DM-H.sabdariffa 200 mg/kgBB/hari DM-Hib 200 , DM-H.sabdariffa 500 mg/kgBB/hari DM-Hib 500 . Pemberian H.sabdariffa menggunakan ekstrak metanol selama 5 minggu. Pengukuran gula darah sewaktu GDS menggunakan glucometer Accucheck sedangkan pengukuran insulin dan GLP-1 menggunakan ELISA. Uji statistik menggunakan one-way ANOVA. Kadar GLP-1 pada kelompok C-DM lebih rendah dibanding dengan kelompok C p
Diabetes mellitus DM is a metabolic disease characterized by hyperglycemia. Treatment with GLP 1 hormone analogue has been developed nowadays. GLP 1 is an incretin hormone that contribute on increasing insulin secretion. Hibiscus sabdariffa Linn H.sabdariffa already known to DM treatment, but there was no data about the role of H. sabdariffa on increasing GLP 1 level. Therefore, this study aimed to investigate potentiation of H. sabdariffa to GLP 1 level. This study was an in vivo experimental study which conducted in 5 weeks using 36 male Sprague Dawley rats aged 8 10 weeks that were randomly divided into 6 groups normal control group C , methanol extract H.sabdariffa treated control group 200 mg kgBW day C Hib 200 , methanol extract H.sabdariffa treated control group 500 mg kgBW day C Hib 500 , DM control group C DM DM H.sabdariffa treated group 200 mg kgBW day DM Hib 200 and DM H.sabdariffa treated group 500 mg kgBW day DM Hib 500 . Random blood glucose level were measured by glucometer Accucheck, insulin and GLP 1 plasma level were measured using ELISA method. Statistical analysis was using one way ANOVA. GLP 1 level in C DM rats were lower than control group p
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2018
T58584
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Yunita
Abstrak :
Latihan fisik bermanfaat menjaga kesehatan dan meningkatkan performa atlet. Ketika menghadapi kompetisi, atlet kadang meningkatkan beban latihan tanpa istirahat cukup sehingga terjadi overtraining syndrome (OTS). Pada OTS ditemukan berbagai gejala adaptasi patologis berbagai sistem organ tubuh, termasuk di jantung. Selain itu, terjadi peningkatan kadar IL-6 dan TNF-α sistemik. IL-6 akan berikatan dengan reseptornya dan mengaktivasi IL-6/MEK5/ERK5 sehingga terjadi hipertrofi jantung. Hibiscus sabdariffa Linn (HSL) diketahui memilki efek anti inflamasi. Penelitian ini ingin mengetahui pengaruh overtraining dan pemberian HSL pada overtraining terhadap status inflamasi jantung. Penelitian menggunakan jaringan jantung dari 25 ekor tikus Wistar berusia 8-10 minggu, berat badan 300-350 gram. Tikus dibagi menjadi 5 kelompok, yaitu kontrol (C), kontrol + Hibiscus (C+HSL), aerobik (A), Overtraining, dan Overtraining + HSL. Perlakuan dilakukan selama 11 minggu. Pada akhir penelitian, dilakukan pengukuran kadar IL-6, ERK5, dan TNF-α. Hasil penelitian menunjukkan kadar IL-6 dan ERK5 tidak berbeda bermakna antar kelompok. Kadar TNF-α pada kelompok latihan fisik overtraining (206,7±40,96 pg/mg), lebih tinggi secara bermakna jika dibandingkan dengan kontrol (93,03±20,23 pg/mg). Pada kelompok overtraining + HSL, kadar IL-6 (17,62±14,42 pg/mg) dan TNF-α (44,95±6,252 pg/mg) lebih rendah secara bermakna bila dibandingkan kelompok overtraining. Dari penelitian ini disimpulkan bahwa overtraining menyebabkan inflamasi di jantung dan pemberian HSL dapat menguranginya. ......Physical exercise is beneficial for maintaining health and increasing the performance of athletes. When facing a competition, athletes sometimes increase their training load without adequate rest so overtraining syndrome (OTS) occured. Various symptoms of pathological adaptation in various body organ systems are found in OTS, including in the heart. In addition, there was an increase in IL-6 and systemic TNF-α levels. IL-6 will bind to its receptors and activate IL-6/MEK5/ERK5 resulting in cardiac hypertrophy. Hibiscus sabdariffa Linn (HSL) is known to have anti-inflammatory effects. This study wanted to find out the effect of overtraining and administration of HSL in overtraining on the inflammatory status of the heart. The study used heart tissue from 25 Wistar rats aged 8-10 weeks, weighing 300-350 grams. Rats were divided into 5 groups, namely control (C), control + Hibiscus (C + HSL), aerobics (A), Overtraining, and Overtraining + HSL. The treatment was carried out for 11 weeks. At the end of the study, IL-6, ERK5, and TNF-α level were measured. The results showed that level of IL-6 and ERK5 did not differ significantly between groups. TNF-α level in the overtraining exercise group (206.7 ± 40.96 pg/mg) were significantly higher when compared to the controls (93.03 ± 20.23 pg/mg). In the overtraining + HSL group, IL-6 levels (17.62 ± 14.42 pg / mg) and TNF-α (44.95 ± 6.252 pg/mg) were significantly lower than the overtraining group. It was concluded from this study that overtraining causes inflammation in the heart and administration of HSL can reduce it.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
T59127
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nisa Kartika Komara
Abstrak :
ABSTRAK
Salah satu tanaman yang diduga dapat berperan dalam menurunkan berat badan pada tikus obese adalah Hibiscus sabdariffa Linn (H. sabdariffa). Peran tersebut dapat dilihat melalui potensi beberapa kandungan zat aktif dalam menurunkan resistensi FGF21, namun potensi kandungan zat aktif dari H. sabdariffa belum pernah dilakukan. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui peran ekstrak H. sabdariffa. terhadap ekspresi reseptor FGFR1, ko-reseptor β-Klotho di jaringan adiposa dan protein FGF21 di hati pada tikus obese. Pada penelitian ini digunakan dosis H. sabdariffa 200 mg/kg BB dan 400 mg/kg BB. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dosis 400 mg/kg BB memiliki potensi yang lebih baik untuk meningkatkan kadar FGF21, ekspresi gen FGFR1, dan ko-reseptor β-klotho dibandingkan dengan kelompok normal dan dosis 200 mg/kg BB. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pemberian H. sabdariffa pada tikus obese dengan dosis 400 mg/kg BB berpengaruh dalam meningkatkan ekspresi reseptor FGFR1, ko-reseptor β-klotho di jaringan adiposa, dan kadar protein FGF21 di hati.
ABSTRACT
One of the plants that can be used to lose weight is Hibiscus sabdariffa Linn (H. sabdariffa). That role can be seen through the potential of several active substance in reducing FGF21 resistance, but the potential of active substance in H. sabdariffa to reduce FGF21 resistance has never been done. Therefore, this study aims to determine the effect of H. sabdariffa extract for expression of FGFR1 receptor, β-Klotho co-receptor mRNA in adipose tissues and FGF21 protein in the liver in the obese model groups. In this study used a dose of 200 mg/kg BB and 400 mg/kg BB H. sabdariffa. The results showed that a dose of 400 mg/kg BB had better potential for increasing FGF21 levels in the liver, expression of FGFR1, and β-Klotho co-receptor mRNA in adipose tissues compared to the normal group and a dose of 200 mg/kg BB. The results of the study is the dose of 400 mg/kg BB has an effect on increasing the levels of FGF21 protein in the liver and expression of FGFR1 and β-klotho co-reseptor mRNA in adipose tissue.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Susanto
Abstrak :
Iradiasi gamma banyak digunakan oleh beberapa industri obat herbal sebagai metode pengawetan yang efisien dalam mengurangi kontaminasi mikroorganisme. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi pengaruh iradiasi gamma (0; 5; 7.5; and 10 kGy) pada ekstrak etanol H. sabdariffa (EEHS) terhadap uji total mikroorganisme, total kandungan fenol dan flavonoid, aktivitas antioksidan, TLC profiling, total kuersetin dan bobot molekul, aktivitas penghambatan terhadap enzim α-glukosidase dan in-vitro analisis terhadap galur sel kanker manusia (A-549,HUT-78, dan MCF-7). Iradiasi dosis 5 kGy menunjukkan bahwa tidak adanya kapang yang tumbuh dan terjadi penurunan jumlah total bakteri, lebih lanjut iradiasi pada dosis 10 kGy tidak terjadi pertumbuhan bakteri. Analisis total fenol, dan flavonoid, serta aktivitas antioksidan menunjukkan adanya penurunan sebesar 5-11% setelah diiradiasi pada dosis 5 kGy. Analisis profil TLC dan HPLC menunjukkan bahwa salah satu senyawa dalam EEHS adalah kuersetin yang ditunjukan dengan adanya [M+H]+ pada m/z 303,04 dari hasil analisis LC-Ms/Ms. EEHS juga memiliki penghambatan terhadap aktivitas enzim α-glukosidase dengan nilai penghambatan 4,75-7,55%. Uji aktivitas anti kanker terhadap galur sel kanker manusia menunjukkan bahwa EEHS memiliki kemampuan menginhibisi sel kanker sangat kuat dengan nilai IC50 < 20 µg/mL. Lebih lanjut, khasiat anti kanker paling kuat terhadap HUT-78, dengan nilai IC50 10,51 µg/mL, diikuti terhadap MCF-7 (IC50 13,39 µg/mL), dan  A-549 (IC50 14,19 µg/mL). Diketahui pula bahwa iradiasi dosis 5-10 kGy mampu menurunkan aktivitas anti kanker, namun penurunan tersebut tidak menghilangkan aktivitasnya yang ditandai nilai IC50 < 20 µg/mL. Berdasarkan data yang diperoleh, dapat disimpulkan bahwa iradiasi gamma dapat digunakan sebagai pengawetan pada ekstrak etanol H. sabdariffa Linn. ......Gamma irradiation is widely used by many herbal medicine industries as an efficient preservative method in reducing microorganism contamination. The purpose of this study was to evaluate the effect of gamma irradiation (0; 5; 7.5; and 10 kGy) on the ethanol extract of H. sabdariffa (EEHS) toward the total microorganism test, total phenol and flavonoid contents, antioxidant activity, TLC profile, total quercetin and its molecular weight, inhibitory activity against α-glucosidase enzyme , as well as in-vitro bioassay against human cancer cell lines (A-549, HUT-78, and MCF-7). Irradiation at a dose of 5 kGy showed that no mold grew and there was a decrease in the total number of bacteria, moreover at a dose of 10 kGy there was no bacterial growth. Analysis of total phenols and flavonoids, as well as antioxidant activitiy showed a decrease of 5-11% after irradiation at a dose of 5 kGy. TLC and HPLC profile analysis showed that one of the compounds in the H. sabdariffa extract was quercetin which was indicated by the presence of [M+H]+ at m/z = 303.04 from the LC-MS/MS analysis. EEHS also had inhibitoty  activity against α-glucosidase enzyme with the inhibition value of 4.75-7.55%. Bioassay anticancer against human cancer cell lines showed that EEHS had a very strong ability to inhibit cancer cells with the IC50 value < 21 µg/mL. Furthermore, the anti-cancer properties were strongest against HUT-78 with the IC50 value of 10.51 µg/mL, followed by MCF-7 (IC50 13.39 µg/mL), and A-549 (IC50 14.19 µg/mL). It is also known that irradiation doses of 5-10 kGy could reduce anti-cancer activity, however the decrease did not eliminate its activity which was the IC50 values still lower than 20 µg/mL. Based on the data obtained, it can be concluded that gamma irradiation can be used as a preservative method for ethanol extract of H. sabdariffa Linn.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nikma Mawaddah
Abstrak :
Diabetes melitus (DM) berhubungan dengan disfungsi kognitif, kondisi inflamasi dan stres oksidatif yang memberikan efek seluler secara langsung terhadap neuron. GLP-1 berperan pada fungsi memori karena interaksi GLP-1/GLP-1R akan meningkatkan modulasi neurogenesis dan plastisitas sinaptik. Efek Hibiscus sabdariffa Linn. (HSL) pada ekspresi GLP-1R dan mRNA proglukagon yang merupakan prekursor GLP-1 di hipokampus masih belum jelas. Oleh karena itu, akan diselidiki pengaruh pemberian ekstrak etanol HSL pada fungsi memori melalui GLP-1/GLP-1R. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental menggunakan mencit DDY jantan usia 8-10 minggu, dibagi menjadi 5 kelompok: kontrol normal (K), kontrol DM (DM), DM dengan quercetin (DM-Que), DM dengan HSL 200 mg/kg BB (DM-Hib200), DM dengan HSL 400 mg/kg BB (DM-Hib400). Intervensi diberikan selama 28 hari. Semua mencit melakukan Object Location Test (OLT) untuk menilai fungsi memori spasial. Ekspresi mRNA proglukagon dan GLP-1R dianalisis dengan menggunakan RT-PCR. Dilakukan uji in silico terhadap zat aktif HSL terhadap GLP-1R. Ditemukan penurunan fungsi memori pada mencit DM disertai dengan penurunan ekspresi mRNA proglukagon dan GLP-1R. Pada uji in silico zat aktif HSL seperti Myricetin-3-arabinogalactoside, Tetra-O-methyljeediflavanone, dan Ethyl chlorogenate dapat dijadikan kandidat senyawa terbaik yang berikatan dengan GLP-1R. Temuan ini menunjukkan bahwa ekstrak HSL dapat meningkatkan fungsi memori dengan mempertahankan eskpresi mRNA proglukagon dan GLP-1R hipokampus dan terdapat juga kandidat zat aktif HSL yang dapat berikatan langsung dengan GLP-1R. ......Diabetes mellitus (DM) is connected to cognitive dysfunction, inflammatory conditions and oxidative stress that exert direct cellular effects on neurons. GLP-1 plays a role in memory function because the GLP-1/GLP-1R interaction will increase the modulation of neurogenesis and synaptic plasticity. The effects of Hibiscus sabdariffa Linn (HSL) on the expression of GLP-1R and proglucagon mRNA which is a precursor of GLP-1 in the hippocampus is still unclear. Therefore, we will investigate the effect of giving HSL ethanol extract on memory function via GLP-1/GLP-1R. This research is an experimental research, using male DDY mice aged 8-10 weeks, divided into 5 groups: normal control (K), DM control (DM), DM with quercetin (DM-Que), DM with HSL 200 mg/kg BW (DM-Hib200), DM with HSL 400 mg/kg BW (DM-Hib400). The intervention was given for 28 days. All mice performed the Object Location Test to assess spatial memory function. Proglucagon and GLP-1R mRNA expression was analyzed using RT-PCR. The in silico test was performed on the active substance of HSL against GLP-1R. It was found a decrease toward the memory function in DM mice, proglucagon and GLP-1R mRNA expression. In silico test, the active substances HSL Myricetin-3-arabinogalactoside, Tetra-O-methyljeediflavanone, and Ethyl chlorogenate can be used as the best candidate compounds to bind the GLP-1R. These findings indicate that HSL extract can improve memory function by maintaining hippocampal proglucagon and GLP-1R mRNA expression and there is also a candidate HSL active substance that can bind directly to GLP-1R.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agnita Putri Fadhilah
Abstrak :
Diabetes mellitus (DM) merupakan suatu penyakit metabolik ditandai dengan hiperglikemia. Penelitian terbaru mengaitkan patofisiologi DM dengan stres retikulum endoplasma yang menyebabkan perubahan ekspresi ATF4 yang dapat mempengaruhi glukoneogenesis. Hibiscus sabdariffa Linn. (HSL) merupakan tanaman herbal yang banyak digunakan dalam pengobatan tradisional dan dipercaya memiliki manfaat menurunkan kadar gula darah. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis pengaruh HSL yang difraksinasi berdasarkan kepolarannya terhadap sekresi ATF4 juga ekspresi FoxO1 dan G6Pase yang menggambarkan regulasi glukoneogenesis jaringan hati mencit DM tipe 2. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan menggunakan mencit galur DDY berusia 9-10 minggu yang dibagi menjadi empat kelompok: normal (N), kelompok DM tipe 2 yang diinduksi diet tinggi lemak dan penyuntikan streptozotocin yang diberikan HSL dengan fraksinasi heksan (S), etil asetat (T-EA), atau etanol (T-Et), dengan dosis 400 mg/kgBB selama 5 minggu. Penelitian ini menggunakan metode RT-PCR untuk mengukur ekspresi ATF4, FoxO1 dan G6Pase pada jaringan hati mencit. Pada penelitian ini didapatkan HSL dengan fraksinasi T-EA memiliki ekspresi ATF4 yang lebih tinggi dibandingkan kelompok lainnya. Tidak terdapat pengaruh HSL yang difraksinasi dengan pelarut apaun terhadap ekspresi FoxO1 dan G6Pase. Temuan ini menunjukkan potensi ATF4 dalam mempengaruhi ekspresi ATF4 tetapi belum didapatkan pengaruhnya terhadap glukoneogensis yang dilihat dari ekspresi FoxO1 dan G6Pase. ......Diabetes Mellitus (DM) is a metabolic disease indicated by hyperglycemia. Recent research tried to find a relation between DM pathophysiology and stress on endoplasmic reticulum which caused change on ATF4 which in turn affected gluconeogenesis. Hibiscus Sabdariffa Linn (HSL) is a herbal plant commonly used as medication and known to reduce blood glucose level. The aim of this research is to analyse the effects of fractionated HSL based on its polarity to ATF4 secretion and to analyse FoxO1 and G6Pase expression which can describe gluconeogenesis regulation on liver’s tissue of mice with type 2 DM. This research is experimental research conducted on breeds of DDY mice ages between 9 to 10 weeks classified into 4 groups: normal group (N), one induced with high fat diet and streptozotocin injection which contained HSL and fractionation of hexane (S), one induced with ethyl acetate (T-EA), and one given ethanol (T-Et). Each was given 400mg/kg per body weight for 5 weeks.  This research used RT-PCR to measure ATF-4, FoxO1, and G6Pase expression. The result showed that HSL with fractionation T-EA had the highest ATF4. This result indicated high potency of ATF4. However, the effect of ATF4 in gluconeogenesis is yet to be determined.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dhiya Surya Tarina
Abstrak :
Introduction: Dyslipidemia is condition where there is an imbalance of lipid levels in the body. This may result in increased levels of serum Total Cholesterol and Total Triglycerides, which may increase risks of metabolic diseases. Hibiscus sabdariffa Linn. is a plant known to comprise of several therapeutic properties. These properties include antihyperlipidemic, antioxidant, antihypertensive, etc. For years, this plant has been utilized as alternative treatment for several metabolic diseases, such as Obesity. Studies show how administration of this extract could decrease serum LDL and Triglyceride while increasing HDL, although the mechanisms are still unknown. This study aims to examine whether extracts of Hibiscus sabdariffa Linn. may decrease levels of serum Total cholesterol and Total Triglycerides in Male Sprague Dawley Rodents. Method: This study is a secondary data research that is based on data collected in an experimental research using rodents as subjects. The rodents are 6-10 weeks of age and are then separated into groups of 6. The groups are Control, Obese, HSE200, and HSE400. The independent variable was the dosage of the extract administered of Hibiscus Sabdariffa (HSE) which are 200mg/kgBW/day and 400 mg/KgBW/day. The dependent variable was the concentration of Total Triglyceride and Total Cholesterol post HSE administration of the rats. Blood samples will be taken before and after administration of the extract, which will then be processed through a reagent sampling using CHOD-PAP for Cholesterol and GPO-PAP for Triglyceride. The concentration will then be calculated, and the results is statistically analyzed using SPSS20 software. The results of each group of pre-post HSE administration for both Total Cholesterol and Total Triglyceride will be tested using ttest, while the results of post HSE administration will be tested using One-Way Anova. Results: There is no significant difference in Total Cholesterol pre and post HSE administration using t-test or One Way Anova (P=0.892). There is a significant difference in the t-test results of Obese group (P=0.040) and HSE200 groups (P=0.010) of Total Triglyceride, but there was no significant difference in the One-Way Anova analysis of post HSE administration (P=0.159). Conclusion: The HSE potentially lowers serum LDL-c while at the same time increasing serum HDL-c. Meanwhile, HSE promotes beta oxidation and inhibit lipogenesis, thus the Total Triglyceride levels In the serum will decrease. ......Latar Belakang: Dislipidemia adalah kondisi di mana ada ketidakseimbangan kadar lipid dalam tubuh. Hal ini dapat mengakibatkan peningkatan kadar Kolesterol Total dan Trigliserida Total serum, yang dapat meningkatkan risiko penyakit metabolik. Hibiscus sabdariffa Linn. adalah tanaman yang diketahui terdiri dari beberapa sifat terapeutik. Sifat-sifat ini termasuk antihyperlipidemic, antioksidan, antihipertensi, dll. Selama bertahun-tahun, tanaman ini telah digunakan sebagai pengobatan alternatif untuk beberapa penyakit metabolisme, seperti Obesitas. Studi menunjukkan bagaimana pemberian ekstrak ini dapat menurunkan LDL dan serum trigliserida sambil meningkatkan HDL, meskipun mekanismenya masih belum diketahui. Penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah ekstrak Hibiscus sabdariffa Linn. dapat menurunkan kadar serum Total kolesterol dan Total trigliserida pada Tikus Pria Sprague Dawley. Metode: Penelitian ini adalah penelitian data sekunder yang didasarkan pada data yang dikumpulkan dalam penelitian eksperimental menggunakan tikus sebagai subyek. Hewan pengerat berusia 6-10 minggu dan kemudian dipisahkan menjadi kelompok 6. Kelompok tersebut adalah Kontrol, Obes, HSE200, dan HSE400. Variabel independen adalah dosis ekstrak yang diberikan Hibiscus Sabdariffa (HSE) yaitu 200mg/kgBB/hari dan 400mg/KgBW/hari. Variabel dependen adalah konsentrasi Total Trigliserida dan Kolesterol Total setelah pemberian HSE pada tikus. Sampel darah akan diambil sebelum dan setelah pemberian ekstrak, yang kemudian akan diproses melalui reagen sampling menggunakan CHOD-PAP untuk Kolesterol dan GPO-PAP untuk Trigliserida. Konsentrasi kemudian akan dihitung, dan hasilnya dianalisis secara statistik menggunakan perangkat lunak SPSS20. Hasil dari masing-masing kelompok pemberian HSE pra-post untuk Kolesterol Total dan Total Trigliserida akan diuji menggunakan ujit, sedangkan hasil administrasi post HSE akan diuji menggunakan One-Way Anova. Hasil: Tidak ada perbedaan signifikan dalam Total Kolesterol sebelum dan sesudah pemberian HSE menggunakan uji-t atau One Way Anova (P = 0,892). Ada perbedaan yang signifikan dalam hasil uji-t dari kelompok Obesitas (P = 0,040) dan kelompok HSE200 (P = 0,010) dari Total Trigliserida, tetapi tidak ada perbedaan yang signifikan dalam analisis One-Way Anova dari administrasi pasca HSE (P = 0,159). Kesimpulan: HSE berpotensi menurunkan serum LDL-c sementara pada saat yang sama meningkatkan serum HDL-c. Sementara itu, HSE mempromosikan oksidasi beta dan menghambat lipogenesis, sehingga kadar Trigliserida Total dalam serum akan menurun.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yuliana Suryati
Abstrak :

Diabetes Melitus (DM) adalah suatu sindrom metabolisme yang ditandai oleh peningkatan glukosa darah (hiperglikemia). Keadaan ini disebabkan oleh berkurangnya sekresi insulin atau penurunan sensitivitas sel target terhadap insulin. Mekanisme pengaturan kadar glukosa darah oleh insulin dipengaruhi oleh berbagai faktor salah satunya adalah Glucagon like peptide 1 (GLP-1) yang beraksi di pankreas sehingga meningkatkan sekresi insulin. Saat ini, ada beberapa penelitian yang menggunakan GLP-1 sebagai target terapi dalam pengobatan diabetes. Beberapa hasil penelitian menunjukkan tanaman herbal seperti H. sabdariffa dapat menurunkan kadar glukosa darah, tetapi mekanismenya melalui GLP-1 belum diketahui. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran H. sabdariffa terhadap sekresi GLP-1 si sel L ileum dan aksi GLP-1 di pankreas serta dampaknya pada kadar insulin dan glukosa darah tikus diabetes melitus. Penelitian ini menggunakan tikus Sprague-Dowley jantan, usia 8-10 minggu, berat 200-250g yang dibagi dalam 6 kelompok: (1) kelompok kontrol normal (C), (2) kelompok kontrol yang diberi H, sabdariffa 200 mg/kgBB/hari (C-Hib2), (3) kelompok kontrol yang diberi H. sabdariffa 500 mg/kgBB/hari (C-Hib5), (4) kelompok kontrol DM (C-DM), (5) kelompok DM yang diberi H. sabdariffa 200 mg/kgBB/hari (DM-Hib2), (6) kelompok DM yang diberi H. sabdariffa 500 mg/kgBB/hari (DM-Hib5). Hasil perediksi molecular docking menunjukkan terjadi imteraksi antara senyawa aktif H. sabdariffa dengan transporter SGLT1 dan senyawa aktif H. sabdariffa dengan reseptor GLP-1R, yang berperan sebagai activator. Pemberian H. sabdarifa pada tikus diabetes memiliki potensi untuk meningkatkan kadar GLP-1 yang memberi makna secara klinis dengan meningkatkan kadar insulin dan menurunkan kadar glukosa darah.


Diabetes Mellitus (DM) is a metabolic syndrome characterized by hyperglycemia. It is due to impairment of insulin secretion or decreased insulin sentivitity of insulin cell target. Insulin in regulating blood glucose level is influenced by various factors, such as Glucagon like peptide 1 (GLP-1), which have action in pancreas that can increase insulin secretion. Currently, there are several studies that use GLP-1 as the target of therapy in the treatment of diabetes. Several studies have shown that herbal plants such as Hibiscus sabdariffa Linn.. (H. sabdariffa) can lower blood glucose levels, but the mechanisms of GLP-1 have not yet been determined. This study aims to determine the potential of H. sabdariffa against secretion of GLP-1 in cell L ileum and action of GLP-1 in pancreas tissue and affect to insulin and blood glucose level in DM rats. This study was an experimental study in vivo using the male Sprague-Dowley rats, age 8-10 weeks, initial weight 200-250 g. Rats were randomly assigned to 6 groups: (1) normal control (C), (2) control group given H. sabdariffa 200mg/kgBW/day (C-Hib2), (3) control group given H. sabdariffa 500 mg/kgBW/day (DM-Hib2), (4) control DM (C-DM), (5) DM group given H. sabdariffa 200 mg, (6) DM group given H. sabdariffa 500mg/kgBW/day (DM-Hib5). Prediction of molecular docking showed that there is interaction of H. sabdariffa active compound against SGLT1 transporter and H. sabdariffa active compound against GLP-1R receptor and have function as activator. Administration of H. sabdarifa in diabetic rats can stimulate increased of GLP-1 level in pancreas, which gives clinical significance by increasing insulin levels and lowering blood glucose levels.

Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2018
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>