Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ali Sulaiman
Jakarta: Ikatan Dokter Indonesia , 1995
616.362 3 ALI v
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Abidin Widjanarko
"ABSTRAK
Hepatitis virus adalah lesi inflamasi hati yang difus,
hampir selalu disertai kelainan klinis dan biokimia, dan di
sebabkan oleh infeksi virus. Hepatitis virus akut di Indonesia merupakan penyakit
endemis, hampir sepanjang tahun di rumah-rumah sakit kita dapat menemukan penderita penyakit ini. Dari ketiga jenis hepatitis virus utama
tersebut diatas, hepatitis virus A tidak pernah menjadi kronis sedang-
kan hepatitis B dan NANB dapat menjadi kronis.
Tujuan penelitian ini adalah (1). memperoleh data persentase hepatitis virus A akut, B Akut, dan yang mungkin NANB di RS Persahabatan. (2). Memperoleh data gambaran klinis dan pola enzim hepatitis virus A,B, dan NANB akut.
(3). Memperoleh data banyaknya penderita hepatitis virus akut yang
dirawat di RS Persahabatan setiap bulan. (4). Memperoleh data kronisitas
dari masing-masing hepatitis virus akut tersebut.

"
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1986
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Soewignjo Soemohardjo
Jakarta : EGC, 1999
616.362 3 SOE h
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Dadang Makmun
"Hepatitis pasca transfusi (HPT) telah lama mendapat perhatian para ahli. Sampai saat ini masih tetap merupakan salah satu komplikasi tindakan transfusi yang sering terjadi dan sering berkembang menjadi kronis, walaupun telah dilakukan pemilahan HBsAg terhadap semua darah donor oleh PMI (1,2,3 ). Berbagai penelitian mengenai kekerapan hepatitis pasca transfusi pada penderita yang mendapat transfusi darah dan komponen-komponennya menunjukkan angka yang berbeda-beda. Angka kekerapan HPT di Amerika Serikat berkisar antara 10-20%, di - Eropa Utara berkisar antara 2-4% sedangkan di Eropa Selatan mungkin berkisar antara 15-20% (dikutip dari 4). Di Jakarta, Rahman (1988) pada penelitiannya terhadap 60 penderita dengan tindakan bedah yang mendapat transfusi darah melaporkan terjadinya 18 kasus (30%) hepatitis pasca transfusi, 3 diantaranya hepatitis virus B (5). Sedangkan Sutanto (1989) pada penelitiannya terhadap 80 penderita yang mendapatkan transfusi darah melaporkan terjadinya 13 kasus hepatitis pasca transfusi (16,25%), 1 diantaranya adalah hepatitis virus B (6). Pada kedua penelitian tersebut, penyebab hepatitis pasca transfusi belum dapat dideteksi, sehingga disebut hepatitis Non A Non B (5,6).

Post-transfusion hepatitis (HPT) has long received the attention of experts. Until now, it is still a frequent complication of transfusion procedures and often develops into a chronic one, even though HBsAg has been screened for all donor blood by PMI (1,2,3). Various studies regarding the frequency of post-transfusion hepatitis in patients who received blood transfusions and its components show varying figures. The frequency of HPT in the United States ranges from 10-20%, in Northern Europe it ranges from 2-4%, while in Southern Europe it may range from 15-20% (quoted from 4). In Jakarta, Rahman (1988) in his research on 60 patients with surgical procedures who received blood transfusions reported the occurrence of 18 cases (30%) of post-transfusion hepatitis, 3 of which were viral hepatitis B (5). Meanwhile, Sutanto (1989), in his research on 80 patients who received blood transfusions, reported 13 cases of post-transfusion hepatitis (16.25%), 1 of which was hepatitis B virus (6). In both studies, the cause of post-transfusion hepatitis could not be detected, so it was called Non A Non B hepatitis (5,6).
"
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1995
T-pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Afudin
"Seperti negara-negara di dunia, di Indonesia penyakit infeksi hepatitis A Virus (HAY) hingga saat ini masih merupakan masalah kesehatan yang besar. Tingginya angka endemisitas dan maiden HAV mempunyai korelasi dengan tingkat higiene dan kondisi sanitasi, disamping perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) masyarakat itu sendiri. Secara umum penularan hepatitis A yang paling dominan adalah secara faecal/ oral melalui makanan dan minuman yang terkontaminasi oleh tinja manusia yang mengandung HAV. Di Kabupaten Kebumen, KLB infeksi HAV yang terjadi pada tahun 2001 menunjukkan kemungkinan masih rendahnya kondisi sanitasi dan PHBS dari masyarakat. Disamping itu masih rendahnya cakupan SAB sebesar 33.3% dan SAGA 16,7% merupakan kontribusi yang patut dipertimbangkan.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian infeksi HAV.
Rancangan penelitian menggunakan desain kasus kontrol tidak berpadanan, dengan jumlah sampel sebanyak 154 orang. Data sekunder berupa data kasus dan kontrol diperoleh dari hasil pemeriksaan serologic oleh Tim Terpadu (Subdit Surveilans, US NAMRU-2 dan DKK Kebumen) yang berasal dari 2 wilayah puskesmas tempat terjadinya KLB infeksi HAV. Sedangkan data primer dikumpulkan dengan mengunjungi responden untuk melakukan wawancara dan pengamatan menggunakan kuisioner disamping pengambilan sampel air, untuk selanjutnya dianalisis menggunakan program komputer di Laboratorium Komputer Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia.
Hasil analisis bivariat didapat bahwa terdapat hubungan bermakna antara beberapa faktor risiko yaitu: kualitas bakteriologis air, tempat/sarana b.a.b., cuci tangan setelah b.a.b. dan kebiasaan makan jajan (masing-masing mempunyai nilai pO,05). Hasil analisis multivariat (uji regresi logistik) menunjukkan bahwa faktor dominan yang berhubungan dengan kejadian infeksi HAV adalah: jenis sarana b.a.b., kebiasaan cuci tangan setelah b.a.b. dan makan jajan. Pada penelitian ini tidak ditemukan adanya interaksi antara ketiga variabel tersebut.
Kesimpulan dari penelitian iai adalah bahwa orang yang melakukan b.a.b. di JAGA yang tidak memenuhi syarat, mempunyai kebiasaan tidak mencuci tangan setelah b.a.b.(tidak higienis) dan sering makan jajan berisiko lebih besar terserang infeksi HAV. Disarankan kepada Dinas Kesehatan untuk lebih meningkatkan kegiatan inspeksi sanitasi SAS, secara jangka panjang meningkatkan cakupan SAB & JAGA, melakukan kaponisasi sumur penduduk setelah terjadinya KLB, pemberdayaan masyarakat dan penyuluhan khususnya PHBS dan lingkungan yang saniter. Kepada masyarakat termasuk pengelola usaha makanan jajanan untuk selalu menjaga higiene perorangan dan meningkatkan higiene sanitasi agar kasus serupa tidak terjadi di masa mendatang. Penelitian lanjutan perlu dilakukan untuk mengetahui kekuatan hubungan sebab akibat, disamping memperhatikan variabel-variabel lain yang terkait.
Daftar bacaan: 47 ( 1985-2001)

Related Factors With Infection Hepatitis A Virus (HAV) Occurence in Regency Kebumen, Year 2001 (Case Control Study of Outbreak Hepatitis)Like nations in the world in Indonesia infection hepatitis A virus (HAV) disease till in this time still represent big health problem. Number endemisitas incident HAV and height have correlation with level of hygiene sanitation and beside the clean life behavior and make healthy (PHBS) society itself In general most dominant infection HAV is by faecal oral of through food and beverage which contamination by faeces of human being containing HAV. That happened outbreak infection HAV in regency Kebumen the year 2001 showing the possibility of still lower sanitation and PHBS from society. Lower of coverage of water supply (SAB) equal to 33,3% and family latrine (SAGA) 16,7% representing proper contribution considered. Aims of this research to know epidemiological description and related factors with infection HAV occurrence.
Design of research use not matched case control, with amount of sample as much 154 people. Secondary data of case and control obtained from result inspection of serologic by Inwrought Team (Subdit Surveillance, US NAMRU-2 and DKK Kebumen) coming from 2 region of Public Health Service of place the happening of outbreak infection HAV. While of primary data collected visitedly is respondent to conduct interview and perception use questioner beside take of sample water to know quality of bacteriological Analysis to use computer program in Computer Laboratory of Public Health Faculty University of Indonesia.
Result of bivariate analysis got that there are relation have a meaning of between some risk factor that is quality of water bacteriological, place of excrement (b.a.b), clean hand habit after b.a.b, eat junk food habit and age (each having p value <0,05) with infection HAV occurrence. While other dissimilar risk factor that type of SAS, clean hand habit of before eating and the gender do not related significant (each having p value >0,05). Result of analysis multivariat (Logistic Regression test)) indicating that dominant factors which deal with infection HAV occurrence is: place of b.a.b. type, habit clean hand after b.a.b. and eat junk food habit. At this research is not found an interaction existence of among third the variable.
Conclusion from this research is that one who do b.a.b in JAGA of ineligible, having habit do not clean hand after b.a.b (is not hygienic) and often eat something of the home have risk more attacked by infection HAV. Suggested to Public Health Service to more improve early warning system (SKID), empowerment and the counseling especially of PHBS and healthy environment. To society include the junk food handler always take care of personal hygiene and sanitation in order the similar case is not happened in the future. Continuation research require to be conducted to know causality strength, while considered other variable that related.
Library list: 47 (1985-2001)
"
Depok: Universitas Indonesia, 2003
T13002
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library