Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Schwarze, Tilman
"This Book develops a novel and innovative methodological framework for operationalising Henri Lefebvre’s work for empirical research on the U.S. city. Building on ethnographic research on Chicago’s South Side, Tilman Schwarze explores the current situation of urbanisation and urban life in the U.S. city through a critical reading and application of Lefebvre’s writings on space, everyday life, the urban, the state, and difference. Focusing on territorial stigmatisation, public housing transformation, and urban redevelopment, this book makes an important contribution to critical urban scholarship, foregrounding the relevance and applicability of Henri Lefebvre’s work for geographical and sociological research on urban politics and everyday life."
Switzerland: Palgrave Macmillan Cham, 2023
e20550417
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
Paulus Bagus Sugiyono
"Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menelusuri terjadinya politik pengelolaan pada ruang publik bernama Ruang Publik Terpadu Ramah Anak. Penelitian-penelitian yang dilakukan mengenai RPTRA sebelumnya mengemukakan bahwa secara umum RPTRA dapat memberikan fungsi sosial tertentu dalam masyarakat, misalnya membangun interaksi sosial, memberikan ruang relaksasi dan rekreasi, dan sebagainya. Penelitian ini mengambil sudut pandang yang berbeda. Alih-alih melihat dari paradigma fungsionalis, penelitian ini menggunakan paradigma konflik dalam memetakan politik pengelolaan RPTRA. Yang dimaksud dengan politik adalah tegangan kepentingan antara pihak-pihak yang terkait, antara lain pengelola RPTRA dan warga masyarakat. Kerangka konsep yang digunakan adalah produksi dan kontestasi ruang Henri Lefebvre. Konsep ini sendiri mengatakan bahwa di dalam produksi ruang, terjadi benturan antara ruang abstrak yang dibentuk oleh perencana kota dengan ruang sosial yang dijalani oleh masyarakat. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan mengambil studi kasus mengenai RPTRA Rusun Tanah Tinggi, Jakarta Pusat, sebab RPTRA ini terletak di permukiman padat penduduk dengan tingkat status ekonomi menengah ke bawah. Metode penelitian yang digunakan adalah observasi lapangan, mental-mapping, wawancara mendalam, dan partisipatori visual (elisitasi foto dan autofotografi). Penelitian ini menemukan tiga simpul analisis. Pertama, pola konstruksi ruang abstrak ditandai dengan pelayanan yang menempatkan warga Rustanti sebagai objek, pelarangan beberapa kegiatan seperti hajatan dan keagamaan, dan kecenderungan melihat warga Rustanti sebagai pihak yang memiliki sumber daya manusia (SDM) rendah. Kedua, warga Rustanti sendiri memaknai RPTRA Rustanti sebagai ruang sosial dalam beberapa kategorisasinya, antara lain ruang rekreasi, ruang edukasi, ruang ekspresi dan eksplorasi diri, serta ruang ekonomi. Ketiga, terjadi beberapa konflik oleh karena adanya perbedaan pemaknaan RPTRA sebagai ruang publik. Beberapa konflik tersebut adalah pengaturan waktu penggunaan lapangan RPTRA, pemberlakuan jam buka-tutup lapangan RPTRA, dan pelarangan perayaan keagamaan di RPTRA. Jarak antara ruang abstrak dan ruang sosial ini semakin diperpanjang dengan adanya beberapa isu, seperti keterwakilan warga sebagai pengelola, perilaku elitis pengelola, dan pelayanan yang birokratif. Di masa pandemi, prioritas pengelolaan juga masih menggunakan sudut pandang dari pengelola alih-alih melihat kebutuhan warga. Hal ini terlihat dari prioritas proyek tanaman hidroponik daripada upaya untuk secara kreatif mempromosikan protokol kesehatan di RPTRA Rustanti.

This research aims to analyze the politics of public space’s management, namely Child-friendly Integrated Public Space (RPTRA). Previous research related this public space assert that RPTRA has given certain social function to the life of city dwellers. They can do their various activities there, such as building social interaction, doing sports, and so on. This research itself uses different point of view. Instead of using functionalist paradigm, this research employs conflict paradigm in the process of analyzing the politics of public space’s management. The word “politics” refers to the tension between several related parties, for instance the staff of RPTRA and the local community. As a framework of analysis, this research uses the concept of the production of space from Henri Lefebvre. This concept explains that in the process of production of space, there are some frictions due to the existence of two different spaces, which are abstract space and social space. This research stands within qualitative approach by taking a case study of RPTRA Rusun Tanah Tinggi, Central Jakarta. The reason behind this choice is because this RPTRA exists in the midst of dense community. There are several methods employed within this research, such as field observation, mental-mapping, in-depth interview, and visual partisipatory (photo elicitation and autophotography). There are three main findings of this research. Firstly, the pattern of the construction of abstract space has been signaled by several characteristics, which are the services that position the local community as object, the restriction of activities related to hajatan and religious celebrations, and the tendency to see local community as people who are lack of skills. Secondly, the people of Rustanti see the RPTRA as a social space from several points of view, such as space of recreation, space of education, space of expression and self-exploration, and space of economy. Thirdly, there happen few conflicts due to the different interpretation of RPTRA as a public space. Those conflicts include time schedule of the field usage, the policy of opening and closing the field of RPTRA Rustanti, and the restriction of religious celebrations in RPTRA. The distance between abstract and social space is worsened by some issues, like the representativeness of local community as a staff of RPTRA, the attitude of the staff as certain elites, and the difficult bureaucracy. In the context of COVID-19 pandemic, this research found that the staff put the priority not based on the need of the local community. They chose to put certain efforts to the project of hydroponic plants instead of tirelessly find creative way in promoting the importance of health protocol to the users of RPTRA Rustanti."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pawwaz Ari Pratama
"Transformasi ruang pedesaan menjadi kebutuhan mendesak mengingat adanya kesenjangan signifikan dalam pembangunan antara kawasan perkotaan dan pedesaan, terutama terkait akses teknologi dan infrastruktur digital. Makalah ini bertujuan menganalisis permasalahan tata ruang dan transformasi pedesaan di Indonesia menuju desa modern di era digital melalui perspektif teori produksi ruang Henri Lefebvre. Ia melihat ruang sebagai produk sosial yang dihasilkan melalui interaksi antara praktik sosial, representasi ruang, dan makna simbolis yang melekat pada ruang itu sendiri. Penelitian ini memakai metode kualitatif dan fenomenologi sebagai upaya untuk memperoleh wawasan serta penafsiran dalam pemaknaan yang mendalam. Temuan analisis menunjukkan permasalahan tata ruang pedesaan di Indonesia disebabkan oleh kurangnya infrastruktur digital, kebijakan yang tidak inklusif, serta kesenjangan pembangunan antara perkotaan dan pedesaan. Minimnya partisipasi masyarakat dalam perencanaan ruang memperburuk situasi, sehingga diperlukan pendekatan berbasis keadilan spasial dan sinergi antar pihak. Teori produksi ruang Henri Lefebvre, dengan tiga dimensinya, menawarkan kerangka untuk menciptakan tata ruang pedesaan yang inklusif dan berkelanjutan, dengan memperhatikan identitas budaya lokal dan distribusi sumber daya yang adil. Transformasi ruang pedesaan di era digital membawa dampak sosial, ekonomi, dan budaya yang signifikan, baik peluang maupun risiko. Pendekatan Lefebvre dapat menjadi solusi strategis untuk mengantisipasi risiko ini melalui perencanaan ruang yang holistik, partisipatif, dan berorientasi pada keberlanjutan.

Transforming rural spaces is an urgent need considering the significant gap in development between urban and rural areas, especially regarding access to technology and digital infrastructure. This paper aims to analyze spatial planning problems and rural transformation in Indonesia towards modern villages in the digital era through the perspective of Henri Lefebvre's spatial productions theory. He sees space as a social product produced through interactions between social practices, representations of space, and symbolic meanings attached to space itself. This research uses qualitative and phenomenological methods as an effort to gain insight and interpretation of in-depth meaning. The analysis findings show that rural spatial problems in Indonesia are caused by a lack of digital infrastructure, noninclusive policies, and development gaps between urban and rural areas. The lack of community participation in spatial planning worsens the situation, so an approach based on spatial justice and synergy between parties is needed. Henri Lefebvre's theory of spatial production, with its three dimensions, offers a framework for creating inclusive and sustainable rural spatial planning, taking into account local cultural identity and equitable distribution of resources. The transformation of rural spaces in the digital era brings significant social, economic and cultural impacts, both opportunities and risks. Lefebvre's approach can be a strategic solution to anticipate this risk through holistic, participatory and sustainability-oriented spatial planning."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library