Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sonny Feisal Rinaldi
"Urutan penyalcit yang mempunyai rate teltinggi dalam laporan SKRT 95 adalah anemia. Untuk itu diperlukan bentuk pclayanan keschatan berupa pelayanan laboratodum agar dapat dilakukan deteksi dini dari anemia. Beberapa parameter yang mcrupakan penunjang untuk diagnosis anemia adalah Jumlah eritrosit, Hemoglobin, dan Hematokrit Dalam pcrkembangan laboratorimn dituntut untuk dapat meningkatkan kuantitas dan kualilas pelayanannya, tidak hanya harus baik dari sisi kualitas pemeriksaan tetapi dituntut pula untuk dapat mengeluarkan hasii pemeriksaan dengan oepat. Untuk memcnuhi kebutuhan tersebut salah sam cara yang dilalcukan adalah den gan menggunakan alat otomatis seperti haematology analyzer.
Sebagai bagian dari pelayanan kesehatan, laboratoxium wajib menjaga mutu dari hasil pemeriksaan yang dikelnarkannya. Salah satu upaya dalam menjaga mutu adalah dengan penggunaan bahan kontrol dalam melaknkan pemeriksaan.
Penggunaan balhan kontrol- komersial terhitung cukup mahal untuk digmmakan secara 111611. Untuk itu pcrlu diupayakan penggunaan bahan kontrol altematif Dalam hal ini adalah bahan kontrol dari spesimen pasien dan rata-rata harian. Dengan demikian perlu diuji bahan kontrol spesiemen pasien dan rata-rata harian pasien dari sisi akurasi yang terdiri dari validitas, reliabilitas dan presisi Serta dari sisi biaya yang digunakan dibandingkan dengan penggunaan bahan kontrol komersial sebagai gold Standar.
Peneiitian dilakukan dengan studi potong lintang, dilalcukan di laboratorium Rumah Sakit Umum Cbt Cmh Bandung selama bulan Juli 2001. Hasil penelitian menunjukkan bahwa validitas bahan kolrtrol spesimen pasien dan rata-rata harian adalah kurang baik jika dibandingkan dengan bahan kontrol komersial. Hal ini ditunjuldcan dengan nilai koefisien korelasi yang lebih kecil dari 0,5. Sedangkan untuk reliabiliias bahan kontrol spesimen pasien dan rata-rata harian adalah baik. Hal ini ditunjukkan dcngan uji Cochran yang memberikan nilai p lebih besar dari pada 0,05. Sedangkan prcsisi bahan kontrol spesimen pasien cukup baik dengan ditunjukkan olch selang pada kepercayaan 95% yang pendek. Presisi untuk kontroi rata-rata harian kurang baik, hal ini ditunjukkan dengan selang pada kepercayaan 95% yang cukup lebar j ika dibandingkan dengan bahan kontrol komersial.
Dengan hasil seperti di atas menunjukkan bahwa bahan kontrol dari spesimen pasien dan rata-rata harian dapat digunakan sebagai bahan kontrol, dengan beberapa catatan.. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa ke dna bahan kontrol altematif tersebut adalah eiisien, karena biaya pemekaiannya Iebih kecil dari pada biaya penggunaan bahan konuol kqmersial.

Anemia is the highest rate of disease in SKRT 95. To detect the Anemia, we needexamination using laboratory facility as one of health service. The parameter which is used to diagnose anemia are erytrocyt count, hemoglobin, and hematokrit. As one of health service, laboratory has to keep the quality of examination, one way to keep the quality is by using control specimen in the examination. To use the control comercial specimen is expensiveenoug there fore use the alternatif control specimen such as control specimen from patient (random duplicate sample) and mean daily specimen Before using the control specimen from patient (random duplicate sample) and mean daily specimen we must test the acuracy from validity, reliability, and precision also economically in price compare with control comercial specimen as blood standard.
The design study is crossectional which was conducted in the laboratori Cbt Cmh Hospital in July 2001.
The result showed that the validity of control patient specimen and mean daily specimen are not good enough compared with comercial control specimen according to the value ofcorclation coeiiicient which lees than 0,5. But the reliability is as good as comercial control specimen which are showed from the p value of Cochran tes lees than 0,05_ And the precision of the patien contrrol specimen and daily specimen is good enough which is showed from the short range in 95% confident interval. By the study showed that patient control specrmen ana mean oauy spcuuucrr can be use as control specimen- lt means that both of thmalternatif control are efficien in cost compared with comercial control specimen.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2001
T6418
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Faishal Fahmy
"[ABSTRAK
Latar Belakang: Penghitungan Estimated Blood Loss (EBL) berdasarkan rumus Allowable Blood Loss (ABL) dengan target hemoglobin tertentu, kerap dijadikan panduan untuk memutuskan secara cepat transfusi intraoperatif. Penghitungan EBL mengandalkan penilaian visual sulit untuk distandardisasi. Seiring perkembangan teknologi, Point of Care Testing (POCT) makin memudahkan pemeriksaan hemoglobin. Penelitian ini bertujuan membandingkan akurasi penghitungan hemoglobin intraoperatif antara EBL dan POCT, dibandingkan dengan Hematology Analyzer yang merupakan pengukuran baku di laboratorium. Metode: Penelitian ini menggunakan Uji Bland-Altman pada pengukuran hemoglobin intraoperatif terhadap pasien yang menjalani operasi elektif yang diperkirakan mengalami banyak perdarahan dan memerlukan transfusi, di Instalasi Bedah Pusat (IBP) RSUPN Cipto Mangunkusumo, antara Desember 2014 hingga Maret 2015. Subjek penelitian dipilih dengan metode consecutive sampling. Saat penghitungan EBL mencapai ABL dengan target Hb 7 g/dL sebelum transfusi diberikan, sampel darah diambil untuk pengukuran hemoglobin dengan Sysmex XE-2100® sebagai Hematology Analyzer dan HemoCue® Hb 201+ sebagai POCT. Hasil: Sebanyak 43 subjek diikutsertakan dalam penelitian. Uji Bland-Altman Hb ABL (7 g/dL) terhadap Hb Sysmex. Interval yang dianggap akurat terhadap kadar Hb 7 g/dL adalah -1 hingga 1, diperoleh limits of agreement yang besar yaitu -2,267 hingga 2,467. Uji Bland-Altman Hb HemoCue terhadap Hb Sysmex, diperoleh limits of agreement yang kecil yaitu -0.418 hingga 0.372. Simpulan: Terdapat perbedaan bermakna dalam akurasi penghitungan hemoglobin intraoperatif antara EBL dengan Hematology Analyzer, sedangkan pengukuran dengan HemoCue® Hb 201+ sebagai perangkat POCT, mempunyai keakuratan yang baik. EBL berdasarkan rumus ABL dengan target Hb 7 g/dL tidak bisa digunakan untuk pengambilan keputusan transfusi intraoperatif karena tidak mempunyai keakuratan yang baik.

ABSTRACT
Background: Measurement of Estimated Blood Loss (EBL) based on the Allowable Blood Loss (ABL) formula with certain hemoglobin target is often used as a guidance to make a fast decision for intraoperative transfusion. Measurement of EBL relies on visual assessment is difficult to standardized and a new technique called Point of Care Testing (POCT) offered easier way to measure haemoglobin. This study aimed to compare the accuracy of the intraoperative hemoglobin measurement by EBL and POCT with Hematology Analyzer in the laboratory as a golden standard. Methods: This study used a Bland-Altman test on intraoperative hemoglobin measurement in patients undergoing elective surgery which was expected to experience a lot of bleeding and require blood transfusions in Center Operating Theater of Cipto Mangunkusumo Hospital from December 2014 until March 2015. Subjects were selected by consecutive sampling method. When EBL had reached ABL with a Hb level target 7 g / dL before transfusion was given, blood samples were taken for measurement of hemoglobin with Sysmex XE-2100® as Hematology Analyzer and HemoCue® Hb 201+ as POCT. Results: A total of 43 subjects were included in the study. Bland-Altman analysis of Hb EBL (7 g / dL) to Hb Hematology Analyzer with interval considered as accurate for Hb 7 g / dL was -1 to 1, revealed wide limits of agreement (-2.267 to 2.467). Bland-Altman analysis of Hb POCT to Hb Hematology Analyzer revealed narrow limits of agreement (-0418 to 0372). Conclusion: There was a significant difference in the accuracy of intraoperative hemoglobin measurement by EBL compared to Hematology Analyzer, while the measurement by POCT device had good accuracy. EBL based on the formula ABL with a Hb level target 7 g / dL could not be used for intraoperative transfusion decision making because it did not has good accuracy., Background: Measurement of Estimated Blood Loss (EBL) based on the formula
Allowable Blood Loss (ABL) with certain hemoglobin target, is often used as a
guidance to make a quick decision for intraoperative transfusion. Measurement of
EBL relies on visual assessment cannot be standardized. As developing
technology, Point of Care Testing (POCT) makes hemoglobin measurement
easier. This study aimed to compare the accuracy of the intraoperative
hemoglobin measurement by EBL and POCT with Hematology Analyzer in the
laboratory as a golden standard.
Methods: This study used a Bland-Altman test on intraoperative hemoglobin
measurement in patients undergoing elective surgery that was expected to
experience a lot of bleeding and need transfusion in Center Operating Theater of
Cipto Mangunkusumo Hospital from December 2014 until March 2015. Subjects
were selected by consecutive sampling method. When EBL had reached ABL
with a Hb level target 7 g / dL before transfusion was given, blood samples were
taken for measurement of hemoglobin with Sysmex XE-2100® as Hematology
Analyzer and HemoCue® Hb 201+ as POCT.
Results: A total of 43 subjects were included in the study. Bland-Altman analysis
of Hb EBL (7 g / dL) to Hb Hematology Analyzer with interval considered as
accurate for Hb 7 g / dL was -1 to 1, revealed wide limits of agreement (-2.267 to
2.467). Bland-Altman analysis of Hb POCT to Hb Hematology Analyzer revealed
narrow limits of agreement (-0418 to 0372).
Conclusion: There was a significant difference in the accuracy of intraoperative
hemoglobin measurement by EBL compared to Hematology Analyzer, while the
measurement by POCT device had good accuracy. EBL based on the formula
ABL with a Hb level target 7 g/dL could not be used for intraoperative transfusion decision making because it did not has good accuracy.]"
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
SP-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library