Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Endang Titi Amrihati
Abstrak :
Anemia Gizi Besi sampai saat ini masih termasuk salah satu dari empat masalah gizi utama di Indonesia, hal ini terlihat dari data Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 1995 dimana prevalensi anemia pada remaja putri usia 10 - 14 tahun sebesar 57,1 % dan pada Wanita Usia Subur (WUS) 39,5 % . Demikian juga dari hasil penelitian-penelitian lain seperti Lestari (1996) menemukan prevalensi anemia pada siswi SMU sebesar 41,54 %, Budiman (1997) menemukan 40,4 %, Mukhtar (2000) di Kuala Kapuas menemukan sebesar 66,7 %. Tujuan penelitian untuk mengetahui gambaran asupan zat gizi seperti energi, protein, vitamin C dan zat besi, juga faktor lain seperti bahan makanan peningkat dan penghambat penyerapan zat besi , pola hidup dan hubungannya dengan kejadian anemia. Penelitian dilakukan pada mahasiswi Poltekkes Jakarta II di Jl Hang Jebat III Jakarta Selatan pada bulan 7 Januari 2002 - 7 Februari 2002 menggunakan disain penelitian non experimental dengan pendekatan cross sectional. Populasi adalah mahasiswi tingkat I semester I berjumlah 155 orang. Besar sampel dihitung dengan rumus Uji Hipotesis populasi tunggal dan didapatkan sebanyak 140 orang. Uji yang digunakan adalah uji Chi Square untuk melihat perbedaan proporsi dan untuk melihat hubungan antara dua variabel yaitu variabel independen dan variabel dependen. Untuk mengetahui variabel mana yang paling dominan berhubungan dengan status anemia digunakan uji Regresi Logistik Ganda. Hasil penelitian menunjukkan prevalensi anemia pada mahasiswi adalah sebesar 14,3 % Terdapat hubungan yang bermakna antara asupan protein, asupan vitamin C dan asupan Fe dengan status anemia mahasiswi (p < 0,05). Sedangkan faktor lain seperti asupan energi, frekuensi konsumsi bahan makan peningkat dan penghambat penyerapan Fe pola haid tidak bermakna secara statistik walaupun demikian terlihat ada kecenderungan mahasiswi dengan asupan energi rendah, jarang mengkonsumsi bahan makanan peningkat penyerapan zat besi dan sering mengkonsumsi makanan penghambat penyerapan zat besi lebih banyak yang anemia. Hasil uji multivariat diperoleh asupan protein, asupan vitamin C dan asupan Fe berhubungan secara bermakna dengan status anemia setelah dikontrol oleh variabel jumlah uang jajan. Dari ketiga variabel tersebut asupan protein adalah yang paling dominan berhubungan dengan status anemia. Berdasarkan hasil penelitian maka saran yang diajukan adalah: Perlu adanya penyuluhan tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan anemia pada mahasiswi Poltekkes Jakarta II, bisa dilakukan dengan diskusi kelompok, Talk Show dengan mengundang nara sumber dari Depkes. Karena rata-rata asupan energi masih kurang dari AKG, untuk peneliti lain disarankan agar menanyakan apakah responden sedang menjalani diet atau tidak, karena remaja putri cenderung ingin tampil langsing sehingga mengurangi makanannya. Selain itu untuk peneliti selanjutnya agar membedakan analis zat besi antara yang hem dan non hem untuk lebih dapat menggambarkan hubungan antara frekuensi konsumsi bahan makanan peningkat penyerapan zat besi dengan status anemia.
Iron deficiency anemia is the one of four nutritional problem in Indonesia, it shows from the Household Health Survey (SKRT) data in 1995 that prevalence of anemia among adolescent girl (10-14 years old) is 57,1 % and among women of reproductive age (15-44 years old) is 39,5 %. It also show from the study of Lestari (1996) that prevalence of anemia among high school adolescent girls is 41,54 %, in 13udiman study (1997) is 40,4 % and Mukhtar (2000) in his study in Kuala Kapuas found 66,7 % The objective of this study wants to determine what is a factor related to anemia among college girls in Politeknik Kesehatan Jakarta II. In specific the objective of this study is to determine nutrient intake namely energy, protein, vitamin C iron and factors that can enhancer or inhibitor the absorption of iron, menarche to relation to anemia among college girls. Research conduct from January 7 to February 7 2002 was using cross sectional study. Populations of this study are 155 college girls grade 1. Number of sample calculate using hypothesis for single population test. A total of 140 college girls participated as respondents of the study. Chi Square test and Multiple Logistic Regression used to determine the relationship between independent and dependent variables and also to determine which dominant factor related to anemia status. The results showed that prevalence of anemia among college girls is 14,3 %. There is significant correlation between protein intake, vitamin C intake, iron intake and anemia status among college girls (p < 0, 05). However there was no significant correlation between energy intake, frequency of enhancer and inhibitor food to iron absorption, menarche to anemia status of college girls (p > 0, 05). Multivariate test showed that there is significant correlation between protein intake, vitamin C intake, iron intake and anemia status if variable amount of money spend for food was control. Among three variables protein intake is the most dominant to anemia status. According to the study researcher suggest to provide nutrition education about anemia and their implication to college girls especially because sometimes they are on reducing diet. Also suggestion for the next research to differentiated the analysis of hem and non hem iron in relation to anemia status.
Depok: Universitas Indonesia, 2002
T603
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abdulah
Abstrak :
Telah dilakukan penelitian dengan proses High Energy Milling (HEM) SPEX 8000 selama 1,5 jam ; 4,5 jam ; 12 jam dan 20 jam terhadap serbuk Cobalt (Co) yang dicampurkan dengan serbuk Alumina (Al2O3). Perbandingan komposisi material tersebut adalah (36 : 64) (at%) sehingga terbentuk sistem komposit Co-Al2O3. Dihipotesakan bahwa sifat magnetoresistance (MR) dari bahan tergantung pada besarnya fasa Co-hcp dan fasa Co-fcc dari material tersebut. Konfirmasi dengan menggunakan peralatan four point probe, diperoleh harga MR 0,1 % ; 5,25% ; 5,3% dan 9,4% masing-masing untuk sistem komposit Co-Al2O3 pasca milling 1,5 jam ; 4,5 jam ; 12 jam dan 20 jam. Dimana sampel berbentuk pellet. Keberadaan fasa Co-hcp diketahui lebih dominan dibandingkan dengan fasa Co-fcc pada cuplikan awal bahan dasar cobalt. Diketahui pula dari pengukuran Vibrating Sample Magnetometer (VSM) harga saturasi magnetik bahan menunjukkan penurunan dari 116 emu/gram menjadi 36.1 emu/gram masing-masing untuk cuplikan pasca milling 1,5 jam sampai 20 jam. Hal ini menunjukkan bahwa proses milling membuat keberadaan fasa Co-hcp menurun dan fasa Co-fcc meningkat. Hasil-hasil di atas terlihat konsisten dengan hasil penelitian pada sistem Co-Al2O3 film tipis. ......There has been a study using High Energy Milling (HEM) SPEX 8000 for 1.5 hours, 4.5 hours, 12 hours and 20 hours to Cobalt (Co) dust mixed with Alumina (Al2O3) dust. Comparison of the composition material is (36 : 64) (at%), so at the end it will produce Co-Al2O3 composite system. It is assumed that magnetoresistance (MR) characteristic of the material depends on volume of Co-hcp phase and Co-fcc phase of the material. Confirmed by using four point probe device, it gains value of magneto resistance about 0.1 %, 5.25%, 5.3% and 9.4 % each for a basic material of Co-Al2O3 composite system after 1.5 hours, 4.5 hours, 12 hours and 20 hours milling process. The sample is in pellet shape. The existence of phases Co-hcp is known more dominant if we compare with Co-fcc phases on basic Cobalt. It is also defined that from magnetic saturation measurement Vibrating Sample Magnetometer (VSM) of the material, it shows a decline from 46.2 emu/ gram to 36.1 emu/gram of each basic material after 12 and 20 hours milling process. This shows that milling process makes Co-hcp phase decreases and Co-fcc increases. The statement above defines that there is a consistency with the research result on thin film Co-Al2O3 system.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2006
T20590
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library