Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Samuel Bagas Wahyu Santoso
"Penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki dan mencegah potensi deposisi wax pada pipa transportasi minyak bumi PT. XYZ. Dalam konteks ini, dugaan panas yang hilang selama transportasi minyak bumi melalui pipa mendorong perlunya penerapan heat tracing dengan insulasi untuk mengkompensasi panas yang hilang. Simulasi dilakukan menggunakan perangkat lunak OLGA untuk memodelkan kondisi operasional dan memeriksa dampak penerapan sistem heat tracing pada perubahan temperatur minyak bumi. Penelitian ini mencakup analisis terhadap panas yang hilang yang dapat terjadi selama transportasi minyak bumi dan bagaimana penerapan heat tracing dapat memitigasi masalah tersebut. Pengaruh insulasi juga dievaluasi untuk menentukan sejauh mana dapat mempertahankan temperatur optimal dalam pipa dan mencegah deposisi wax. Studi ini memberikan kontribusi terhadap pemahaman praktis dan aplikatif dalam industri minyak dan gas terkait pencegahan deposisi wax pada pipa transportasi minyak bumi. Rekomendasi disajikan untuk memandu pengembangan sistem heat tracing yang lebih efisien dan efektif untuk mencegah deposit wax selama transportasi minyak bumi. Studi baseline (Case 1) menunjukkan profil temperatur yang konservatif dengan nilai konduktivitas termal (K) sebesar 0,575 W/m°C, titik WAT di KP 600, dan titik PPT di KP 5+500. Hasil simulasi menunjukkan selama proses transportasi crude oil melalui pipa sepanjang 10,751m ditemukan adanya heat loss sebesar 26,91 W/m berdasarkan perhitungan IEEE dan 24,88 W/m berdasarkan simulasi OLGA. Solusi terbaik untuk menjaga temperatur minyak di atas WAT dan PPT adalah penggunaan heat tracing tipe skin effect dengan daya pemanasan 15 W/m yang diinsulasi dengan aerogel setebal 2 inci (Case 2), yang mampu mempertahankan temperatur minyak di receiver sebesar 157,34°F (69,6°C).

This research aims to investigate and prevent the potential wax deposition on the crude oil transportation pipeline at PT. XYZ. In this context, the suspicion of heat loss during the crude oil transportation through the pipeline necessitates the installation of heat tracing with insulation to compensate for the lost heat. Simulations were conducted using the OLGA software to model operational conditions and examine the impact of implementing the heat tracing system on the changes in the crude oil temperature. The study includes an analysis of the potential heat loss during crude oil transportation and how the implementation of heat tracing can mitigate this issue. The influence of insulation is also evaluated to determine the extent to which it can maintain the optimal temperature within the pipeline and prevent wax deposition. This study contributes to practical and applicable knowledge in the oil and gas industry related to wax deposition prevention on crude oil transportation pipelines. Recommendations are presented to guide the development of more efficient and effective heat tracing systems for preventing wax deposition during crude oil transportation. Simulation results indicate that during the transportation process of crude oil through a 10,751m pipeline, a heat loss of 26.91 W/m was observed based on IEEE calculations and 24.88 W/m based on OLGA simulations. The best solution to maintain the oil temperature above the WAT and PPT is the use of skin effect heat tracing with a heating power of 15 W/m insulated with 2-inch thick aerogel (Case 2), which can maintain the oil temperature at the receiver at 157.34°F (69.6°C)."
Jakarta: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ganjar Ali Setiawan
"Kendala operasional transportasi minyak mentah melalui pipa yang dihadapi PT X adalah penyumbatan pipa akibat terbentuknya endapan minyak mentah (wax) di dalam pipa. Studi dilakukan pada kasus penyumbatan yang terjadi pada tahun 2022 dan salah satu usaha yang dilakukan untuk menghancurkan wax di dalam pipa tersebut adalah melalui kegiatan pigging. Karena wax terlampau banyak, pig yang diluncurkan tidak sanggup mendorong endapan tersebut, menyebabkan pipa tersumbat dan aliran minyak terhenti. Identifikasi masalah dilakukan dengan menggunakan metode Fault Tree Analysis dan menghasilkan 7 variabel yang menjadi akar penyebab masalah yaitu posisi pipa yang terendam air, minyak mentah kehilangan panas, interval kegiatan pigging, tidak adanya wax inhibitor, kemampuan pompa yang terbatas, tidak ada fasilitas untuk intervensi kondisi minyak mentah, dan karakteristik minyak mentah. Disimpulkan bahwa penyebab dominan terjadinya penyumbatan aliran minyak mentah pada pipa adalah karena temperatur minyak mentah yang turun menyentuh temperatur pour point menyebabkan munculnya wax yang mengendap dan menyumbat aliran minyak mentah. Mitigasi dapat dilakukan dengan kegiatan pigging rutin setiap 7 hari sekali, menambahkan bahan kimia sebanyak 500 ppm untuk memodifikasi karakteristik minyak mentah, serta memasang sistem pemanas elektrik pada pipa menggunakan teknologi heat tracing constant wattage sepanjang 3 km. Berdasarkan perhitungan keekonomian, pemasangan sistem pemanas elektrik pada pipa akan memberikan efisiensi 3 miliar Rupiah per tahun, dengan IRR 18,87% dan periode pengembalian investasi selama 7 tahun jika dibandingkan dengan melakukan pembelian bahan kimia selama 20 tahun operasional pipa. Sehingga solusi yang paling efektif dan efisien untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah dengan melakukan pemasangan sistem pemanas elektrik pada pipa tersebut.

The main operational obstacle to transportation of crude oil via pipeline faced by PT X is a wax depostion lead to pipe blockage. A case study was conducted on a blockage case that occurred in 2022 and one of the efforts made to destroy the wax in the pipe was through pigging activities. The pig that is launched is unable to push through the deposits and causes the pipe clogged and the oil flow to stop. Problem identification was carried out using the Fault Tree Analysis method and produced 7 variables which were the possible root cause of the problem, namely the position of the pipe submerged in water, crude oil heat loss, pigging activity interval, absence of wax inhibitor, limited pump capacity, no facilities for condition intervention, and characteristics of crude oil. So it was concluded that the root cause of pipe blockage was because the temperature of the crude oil dropped during transport process below the pour point temperature, causing the appearance of wax which settled inside the pipe and blocked the flow of crude oil. Mitigation can be done by carrying out routine pigging activities every 7 days, adding 500 ppm of chemicals to modify the characteristics of petroleum, and installing an electric heating system on the pipe using constant wattage heat tracing technology over a length of 3 km. Based on economic calculations, installing an electric heating system on pipes will provide savings of 3 billion Rupiah per year, with an IRR of 18.87% and a return on investment period of 7 years compared to purchasing chemicals during 20 years of pipe operation. So the most effective and efficient solution to overcome this problem is to install an electric heating system on the pipe."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library