Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 11 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Maya Natalia Manan
Abstrak :
Usaha Kesehatan Sekolah merupakan upaya membina dan mengembangkan hidup sehat masyarakat sekolah. Upaya dilakukan secara terpadu, terkoordinasi, dan terencana yang melibatkan unsur pemerintah, masyarakat sekolah, dan warga masyarakat sekitar sekolah, diharapkan akan merubah pola hidup sehat masyarakat melalui sekolah sehingga akhirnya akan mampu membentuk manusia yang berkualitas. Untuk melaksanakan tugas pembinaan dan pengembangan Usaha Kesehatan Sekolah secara terpadu dan terkoordinasi sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam Surat Keputusan Bersama Empat Menteri, dibentuk Tim Pembina Usaha Kesehatan Sekolah secara berjenjang mulai dari Tim Pembina Usaha Kesehatan Sekolah Pusat, Tim Pembina Usaha Kesehatan Sekolah Propinsi, Tim Pembina Usaha Kesehatan Sekolah Kabupaten, Tim Pembina Usaha Kesehatan Sekolah Kecamatan, dan Tim Pelaksana Usaha Kesehatan Sekolah di sekolah. Tim Pembina Usaha Kesehatan Sekolah Kabupaten Lampung Utara dalam melaksanakan kegiatan mempunyai beberapa masalah antara lain pelaksanaan kegiatan masih bersifat insidentil, kegiatan di lapangan masih berjalan sendiri-sendiri, cakupan program belum sesuai dengan target. Tujuan penelitian adalah untuk mendapatkan gambaran pelaksanaan kegiatan Tim Pembina Usaha Kesehatan Sekolah Kabupaten Lampung Utara tahun 2002. Penelitian ini merupakan studi kasus dengan pendekatan kualitatif dengan menggunakan data primer dan sekunder. Data diperoleh dengan melakukan wawancara mendalam, dan penelusuran data yang terdokumentasi. Informan penelitian adalah mereka yang tergabung dalam Tim Pembina Usaha Kesehatan Sekolah dan Sekretariat Tim Pembina Usaha Kesehatan Sekolah Kabupaten Lampung Utara, serta Tim Pembina Usaha Kesehatan Sekolah Kecamatan Kotabumi, jumlah informan adalah 14 orang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan kegiatan Tim Pembina Usaha Kesehatan Sekolah Kabupaten Lampung Utara belum berjalan dengan baik, karena belum semua komponen input yang dianalisis mendukung proses seperti : belum terperinci uraian tugas untuk anggota, sehingga belum semua anggota tim memahami tugas dan tanggung jawabnya, dan belum tersedianya anggaran rutin untuk pembinaan. Hal ini mengakibatkan proses koordinasi belum berjalan dengan baik, yang dapat dilihat dari rapat koordinasi yang belum rutin dilaksanakan, kehadiran anggota tim yang berwakil, perencanaan belum dilakukan secara terpadu, pembinaan dan evaluasi dilakukan hanya pada saat kegiatan lomba sekolah. Hasil pelaksanaan kegiatan belum terdokumentasi dengan baik, dokumen-dokumen yang ada di Sekretariat tidak lengkap. Agar kegiatan Tim Pembina Usaha Kesehatan Sekolah Kabupaten Lampung Utara dapat mencapai hasil yang lebih baik, disarankan untuk mengadakan rapat kerja yang dihadiri oleh Tim Pembina Usaha Kesehatan Sekolah Kecamatan dan Tim Pelaksana Sekolah, uraian tugas dibuat lebih terperinci, adanya komitmen dari ketua dan anggota tim untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya, perlu disosialisasikan program Usaha Kesehatan Sekolah ke jajaran instansi terkait, dan adanya bantuan dana dan sarana melalui Pemerintah Daerah. Selain itu pelaksanaan kegiatan perencanaan dilakukan bersama-sama anggota tim, pembinaan dan evaluasi ke Tim Pembina Usaha Kesehatan Sekolah Kecamatan serta Tim Pelaksana di sekolah dilakukan secara berkala dan terpadu minimal empat bulan sekali.
School Health Program is an effort to build and develop the healthy life of school community. This program is done integrated, coordinated and planned involving government, school community and the community around the school and expected to change healthy life style of community through the school, finally will be able to create the qualified human. To implement duty of building and developing School Health Program integrated and coordinated, which is in line which Decision Letter of the Four Ministers, formed the School Health Program Advisory Team, from National of Advisory Team, Province, District, Sub district, and Implementer Team at school. In implementing their activities, Advisory Team of School Health program in The District of North Lampung has several problems such incidentally activities implementation, field activities still progress stand alone, program coverage not fulfilled the target. The effort of research is to find out description of the activities of Advisory Team of School Health Program in The District of North Lampung, 2002. The research is a case study with a qualitative approach using primary and secondary data. Data gained by in depth interview and tracking documented data. Informants of research are those who involved in Advisory Team of School Health Program, Secretariat of Advisory Team of North Lampung, and Sub district Kotabumi Advisory Team, number of informants is 14. Result of the research show the activities implementation of Advisory Team of School Health Program has not yet worked well because not all analyzed input components support the process like job description for members is not in detail, making all of them not understand their job and responsibilities, and routine budget is unavailable. It causes coordination process has not yet functioned well, this can be showed by that there is coordination meeting which executes routinely, member are surrogated by their representatives, planning is not performed integrally, building and evaluation are only when school contest carried out. Results of activities implementation are not well documented and documents in Secretariat are not comprehensive. For the activities of Advisory Team of School Health Program in North Lampung to get better results, it is suggested to hold work meeting attended by Sub district Advisory Team and Implementer Team of school, prepare job description in a more detail, make available commitment from the chairman and members of team to implementing their job and responsibilities, socialize school health program into the related instances, and get financial aids and facilities from local Government. Planning activity should be implemented collectivity by team members, and building and evaluation to Sub district Advisory Team and Implementer Team at school should be done periodically and integrally at least four times monthly.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2003
T11306
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
R. Giri Wurjandaru
Abstrak :
Strategi Peningkatan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (SP2HBS) adalah upaya untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan masyarakat secara terpadu untuk meningkatkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) masyarakat secara lebih berhasil guna dan berdaya guna dengan menggunakan tiga strategi umum, yaitu Advokasi kesehatan, Dukungan suasana, dan Pemberdayaan masyarakat. Program SP2HBS bukan saja ditujukan untuk sasaran primer tapi juga sasaran sekunder dan tersier yang dapat mendukung perubahan perilaku pada sasaran primer. Program ini telah dikembangkan oleh Direktorat Promosi Kesehatan sejak tahun 1996, dan mulai dilaksanakan pada tahun 1998. Sebagai daerah panduan ditunjuk 2 kabupaten, yaitu Tangerang dan Bekasi, namun sampai saat ini belum pernah dilakukan penelitian tentang efektifitas program SP2HBS. Oleh karena itu penulis tertarik melakukan penelitian ini. Tujuan penelitian adalah untuk menguji pengaruh intervensi program SP2HBS terhadap peningkatan klasifikasi PUBS rumah tangga di Kecamatan Curug Kabupaten Tangerang. Rancangan penelitian berupa pre-eksperimental dengan jenis static group comparisson. Sampel berjumlah 405 rumah tangga, yang terdiri dari 193 rumah tangga kelompok intervensi dan 212 rumah tangga kelompok kontrol. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara umum pengetahuan tentang PHBS lebih tinggi pada kelompok intervensi dibandingkan dengan kelompok kontrol. Namun pengetahuan tentang penyakit akibat rokok dan manfaat JPKM tidak ada perbedaan. Sikap terhadap PHBS lebih positif pada kelompok intervensi dibandingkan dengan kelompok kontrol. Demikian pula dengan praktik PHBS lebih baik pada kelompok intervensi dibandingkan dengan kelompok kontrol. Sebagian besar (60,1%) PHBS rumah tangga kelompok intervensi berada pada klasifikasi 3, sedangkan pada kelompok kontrol sebagian besar (53,3%) berada pada klasifikasi-2. Kesimpulan penelitian ini adalah bahwa intervensi program SP2HBS merupakan faktor yang paling berpengaruh terhadap praktik PHBS rumah tangga di Kecamatan Curug Kabupaten Tangerang. Intervensi program SP2HBS akan meningkatkan praktik PHBS sebesar kurang lebih 20 kali. Atas dasar hasil penelitian tersebut, bagi Puskesmas Curug disarankan agar frekuensi penyuluhan tentang rokok dan JPKM ditingkatkan, metode penyuluhan juga diperkaya, misalnya dengan menghadirkan contoh nyata orang yang berhasil berhenti merokok dan sudah merasakan manfaat JPKM. Disamping itu penyuluhan tidak hanya ditujukan kepada ibu-ibu, tetapi juga kepada para suami mereka. Bagi Direktorat Promosi Kesehatan disarankan untuk membuat pedoman-pedoman aplikatif tentang pelaksanaan SP2HBS. Untuk Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang, agar memberikan reward kepada aparat desa yang aktif membantu pelaksanaan program ini, dan rumah tangga yang ber-PHBS.
Influence of the Strategy of Increasing Healthy Behavior (SP2HBS) Program to Healthy Behavior (PHBS) of the Household in Curug Sub District, District of TangerangThe strategy to improve healthy life behavior is one effort to increase awareness, willingness, and ability of the community. It conducts to increase healthy life of community by using three general strategies those are advocacy, social support and empowerment. From all those strategies, SP2HBS program is not only directed to primary target but also secondary and tertiary target to support primary target behavioral change. This program has been improved by health promotion directory since 1996 and the beginning is on 1998. As pilot project district we have two districts, those are Tangerang and Bekasi District. Up to now the research about this program affectivity has not been conducted yet. It attracts us to conduct to research about this program effect to household healthy life style in Curug Sub District, Tangerang District. The aim of this research was to explore SP2HBS program intervention effects increase PHBS classification in household Curug Sub District, Tangerang District. It was pre-experiment with static group comparison. Outcome measurement is done to intervention group - they have got examination - and control group - they have not get examination. The number of samples was 405 households; insist of 193 households as intervention group and 212 households as control group. The result show that generally intervention group has higher knowledge that control group, but the knowledge about disease caused by smoking and benefit of manage care is the same. Intervention group have positive attitude than control group.PHBS practice is better in intervention groups. 60,1% PHBS practice intervention group is in classification 3, but in control group, 53,3% is in classification 2. Conclusion of this research that SP2HBS program influence PHBS practice. After controlled with education level and attitude, SP2HBS program intervention will increase PHBS practice about twenty times. Base on this result, Curug Public Health Center is suggest to increase the frequency of education conduct to benefit of manage care (JPKM) and disease caused by smoking using by mix communication. The target audience of this education trough their husband, not only to their wife. For Health District Office may give reward for the provider whom actively push for increasing the SP2HBS program, for example by traveling seminar to another village, and free in health care by Public Health Center for house hold which have a good healthy life. For Directorate of Health Promotion, Ministry of Health and Social Welfare suggest to supply the applicable guideline for SP2HBS program.
Depok: Universitas Indonesia, 2001
T9995
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Riris Diah Mailany
Abstrak :
Persaingan majalah terutama yang mengkhususkan diri pada masalah kesehatan telah membuat para produsen majalah tersebut harus selalu terus berusaha untuk menemukan berbagai strategi yang efektif dan efisien, terutama strategi yang berguna untuk mempertahankan tingkat loyalitas para pelanggannya. Pentingnya mempertahankan pelanggan dikarenakan pelanggan merupakan bagian inti dari perusahaan, tanpa pelanggan, dapat dipastikan perusahaan akan mengalami kemunduran. Tingkat kesetiaan seorang pelanggan dapat dilihat dari minat atau keinginannya untuk terus berlangganan atau justru memilih untuk berhenti berlangganan. Agar dapat mengetahui strategi komunikasi pemasaran apa saja yang tepat maka dilakukan analisis dengan menggunakan discriminant analysis, dimana analisa ini menunjukkan faktor-faktor pembeda diantara berbagai strategi komunikasi yang ada serta variabel bebas lainnya terhadap kelompok yang akan terus berlangganan atau berhenti berlangganan suatu produk majalah. Berdasarkan latar belakang di atas, maka penelitian ini dilakukan untuk menjawab beberapa permasalah sebagai berikut : 1. Dari berbagai variabel yang terdapat dalam strategi promosi, variabel manakah yang menjadi pembeda terhadap kelompok pelanggan yang akan terus berlangganan atau berhenti berlangganan sebuah produk majalah kesehatan? 2. Diantara semua variabel bebas yang ada, variabel manakah yang paling penting dan variabel manakah yang selanjutnya penting dalam membedakan tingkat loyalitas kelompok pelanggan yang akan terus berlangganan atau berhenti berlangganan sebuah produk majalah kesehatan? 3. Variabel-variabel apa saja diluar strategi komunikasi pemasaran yang dapat membedakan kelompok pelanggan yang terus berlangganan dan kelompok yang berhenti berlangganan Penelitian yang bersifat eksplanatif ini dilakukan dengan menggunakan bantuan kuesioner sebagai alat survey untuk mengumpulkan jawaban yang disebarkan kepada para respondennya. Populasi penelitian adalah seluruh pelanggan majalah Healthy Life yang dan kemudian dilakukan pemilihan responden untuk dijadikan sebagai sampel dengan menggunakan metode sistematik probability sampling. Dan jumlah total populasi sebesar rata-rata 200 pelanggan dari periode Januari 2004 hingga Mei 2004, peneliti mengambil responden sebanyak 51 orang. Variabel independen dari strategi komunikasi pemasaran dalam penelitian ini adalah iklan, promosi penjualan, sponsorship, pameran, point of purchase & merchandising, dan word of mouth. Sedangkan variabel independen lainnya diluar dari strategi komunikasi pemasaran adalah pengetahuan terhadap atribut produk, kepuasan pelanggan terhadap harga & insentif, materi, segi artistik dan kepuasan terhadap pelayanan produk. Hasil pengolahan data dengan menggunakan discriminant analysis menunjukkan bahwa dari kesebelas faktor tersebut, terdapat tiga faktor yang dapat membedakan kelompok yang memilih untuk akan terus berlangganan dan yang memilih untuk berhenti berlangganan. Ketiga faktor tersebut adalah kepuasan pelayanan, iklan dan kepuasan terhadap harga & insentif produk. Sedangkan yang paling membedakan adalah kepuasan terhadap pelayanan. Untuk variabel iklan, terdapat nilai minus atau negatif, yang artinya semakin banyak terpaan iklan yang diterima seorang pelanggan, maka keputusannya untuk memilih berhenti berlangganan akan semakin kuat. Rekomendasi praktis yang dapat diberikan berdasarkan hasil penelitian ini adalah pihak Healthy Life sebaiknya merancang suatu strategi komunikasi pemasaran yang efektif dan efisien dengan memperhatikan berbagai faktor yang mempengaruhinya sehingga pelanggan dapat menerima terpaan yang tepat yang pada akhirnya mampu mempengaruhi keputusannya untuk tetap terus berlangganan. Selain itu, sebaiknya juga dilakukan berbagai usaha yang mampu mempertahankan kepuasan pelanggan secara menyeluruh terhadap kinerja Healthy Life. Rekomendasi akademis dari penelitian ini berusaha untuk melengkapi dan memperkaya temuan-temuan pada penelitian sejenis mengenai strategi komunikasi pemasaran dan analisis diskriminan. Selanjutnya panting untuk diperhatikan bahwa masih perlu dilakukan pengembangan terhadap kuesioner yang digunakan sebagai dasar analisis diskriminan. Oleh karena itu disarankan, selain didasarkan pada kajian teoritis yang mendalam, perlu pula dilibatkan para praktisi yang benar-benar memahami produk yang akan diteliti. Untuk memperkaya hasil penelitian kuantitatif, perlu juga dilakukan wawancara mendalam dengan para pihak-pihak yang berhubungan baik langsung maupun tidak langsung dengan penelitian ini, Sehingga hasil yang didapat dapat menjadi masukan yang berharga dalam penelitian ini.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
T14304
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dede Kusmana
Abstrak :
Di alam jagat raya (angkasa/space) dikenal partikel elektron yang bergerak secara teratur yang dapat diamati, lebih tepat disebut Space Resonance (resonansi semesta, getaran jagat raya). Partikel elektron (positron) dapat digambarkan sebagai sepasang persimpangan dan pertemuan gelombang skalar sperikal (spherical scalar waves) pada pusatnya. Struktur dasar positron menjadi hukum-hukum dasar fisika yang asli, termasuk teori kuantum, teori relativitas, inertia, muatan dan elektromagnetis. Salah satu asumsi yang disepakati adalah teori Wave equation (persamaan gelombang), yang melukiskan struktur partikel elektron bermuatan berbentuk gelombang simetris dan speris (lonjong). Setiap partikel elektron mempunyai dua gelombang, satu yang masuk (In-going wave) dan satu yang keluar (Out-going waver (Gambar 1). Resonansi Semesta terus menerus menggetarkan alam semesta yang abadi, yang menyebar dan berinteraksi dengan gelombang-gelombang lainnya. Dengan perantaraan gelombang itu pula terjadi komunikasi antar partikel. Partikel yang lebih besar (atom) berkomunikasi, seperti atom C (karbon) dengan atom C atau dengan atom 0 (oksigen) atau dengan atom H (hidrogen). Atom C menjelma di arang (karbon tanah), tetapi juga di intan. Segala sesuatu di alam semesta selalu saling tergantung satu sama lain. Setiap partikel atau materi berkomunikasi dengan gelombang kuantum dari materi lainnya, sehingga pertukaran energi dan hokum-hukum fisika merupakan suatu simponi alat semesta. Terdapat dua dunia nyata dan paralel yang ambil bagian dalam perangai materi (Prinsip Mach). Dunia pertama yang telah kita kenal, dikuasai oleh hukum alam dan diobservasi menggunakan panca indera serta instrumen laboratorium. Dunia kedua berbentuk skalar gelombang partikel (elektron, proton, neutron dan ether) yang tidak terlihat oleh mata kita, dan hanya dikenal bila terjadi pertukaran energi (frekuensi). Dunia yang kita tempati bergerak secara teratur dan bentuknya tidak bulat penuh tetapi berbentuk lonjong, serta lintasannya berbentuk speris. Demikian juga partikel yang ada di jagat raya juga bergerak secara speris.
Jakarta: UI-Press, 2003
PGB 0149
UI - Pidato  Universitas Indonesia Library
cover
Noerzamanti Lies Karmawati
Abstrak :
Program Promosi Kesehatan merupakan salah satu program pokok pembangunan kesehatan, untuk penatalaksanaan promosi kesehatan tersebut oleh Departemen Kesehatan Republik Indonesia tahun 1996 disusun Strategi Peningkatan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (SP2HBS) yang ditujukan agar terjadi perubahan perilaku hidup yang bersih dan sehat. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) meliputi 5 tatanan yaitu tatanan di rumah tangga, institusi pendidikan, institusi kesehatan, tempat umum dan tempat kerja. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dan intervensi pelatihan PHBS terhadap pengetahuan, sikap dan perilaku dari petugas promosi kesehatan puskesmas di Kota Depok. Penelitian ini menggunakan rancangan quasi experimental, dengan jumlah sampel 26 orang petugas promosi kesehatan puskesmas dari 26 puskesmas di Kota Depok. Metode pelatihan yang dipilih adalah metode ceramah, tanya jawab dan dinamika kelompok. Hasil intervensi pelatihan PHBS secara umum menunjukkan bahwa pengetahuan, sikap, dan perilaku petugas berbeda yaitu meningkat secara bermakna ;.setelah pelatihan dibanding sebelum pelatihan, pada kemaknaan a < 0,05 dengan p.value 0,045.. Kesimpulan dari penilitian ini adalah bahwa intervensi pelatihan PHBS berpengaruh terhadap pengetahuan, sikap dan perilaku petugas promosi kesehatan Puskesmas se Kota Depok. Agar dapat mewujudkan peningkatan PHBS di tatanan institusi kesehatan maka disarankan kepada petugas promosi kesehatan puskesmas untuk melaksanakan pelatihan manajemen PHBS di tatanan institusi kesehatan dan membuat jadwal kegiatan program PHBS. Untuk puskesmas se Kota Depok disarankan membuat surat tugas untuk petugas promosi kesehatan puskesmas secara khusus (tidak tugas rangkap), deseminasi informasi program PHBS, melaksanakan manajemen promosi kesehatan melalui 4 fungsi tahapan manajemen promosi kesehatan puskesmas, membuat uraian tugas bagi petugas promosi kesehatan puskesmas, dan meningkatkan serta mempertahankan hasil penilaian klasifikasi PHBSnya. Untuk Dinas Kesehatan Kota Depok disarankan melembagakan pelatihan yang berkesinambungan bagi petugas promosi kesehatan puskesmas, menyediakan sarana yang diperlukan, melakukan bimbingan pelakasanaan pengkajian PHBS, monitoring evaluasi pelaksanaan PHBS, membantu proses penilaian, dan menindakianjuti hasil penilaian PHBS. Bagi peneliti lain diharapkan dapat melakukan penelitian secara bertingkat, studi kualitatif dan kuantitatif, atau melakukan eksperimental murni. Daftar bacaan: 35 (1979 - 2003)
Effect from Clean and Healthy Life Behavior Training toward Knowledge, Attitude, and Behavior of Health Promotion Staff at Health Center in Depok City, West Java, 2003Health promotion program is one of the main health development program an to manage its program the Ministry of Health (MOH) of Republic of Indonesia has prepared Strategy of Increasing Clean and Healthy Life Behavior in 1996. The program encompasses 5 issues as follows: education institution, health institution, public facility, and work place. As mentioned by Green (1980) that health promotion is combination of health education, health service, organization resource, and health environment effort that aims to generate the behavior that is valuable to the health. The objective of this study was to assess the effect of Clean and Healthy Life Behavior Training toward knowledge, attitude, and behavior of health promotion staff of health center in Depok City. This study used a quasi-experimental research design and took 26 health promotion staffs as samples out of 26 health centers in Depok City. The methods that used in this study were lecture, discussion, and group dynamic. The result of the study showed that generally there was a significant relationship between the staffs knowledge and Clean and Healthy Life Behavior with alpha <0.05 (p value--0.000) as well as between the staffs behavior and Clean and Healthy Life Behavior (p value=0,000). Nevertheless, the result showed that there was no significant relationship between the staff's attitude and Clean and Healthy Life Behavior. In addition, there was a negative attitude change toward the lecture using cassette radio and group education at health center. The study concluded that Clean and Healthy Life Behavior Training affected to the knowledge and behavior of health promotion staff at health center in Depok City. In order to accomplish the increase of Clean and Healthy Life Behavior surrounding health institution, it was recommended to conduct Clean and Healthy Life Behavior and to arrange the schedule of program. Besides, for all health centers in Depok City should conduct dissemination of information of the program, apply management of health promotion through 4 levels of function of health promotion in health center, set out the job description for health promotion staff in health center, and improve the evaluation result of the program as well. In addition, Health Office of Depok City should propose to publish regional regulation of health promotion, make the director regulation for health promotion staff of health center, provide the needed facilities, give technical assistance to the program, monitor and evaluate the program, facilitate the evaluation process, and follow up the evaluation result. References: 35 (1979-2003)
Depok: Universitas Indonesia, 2003
T12995
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Riyanti Abriyani
Abstrak :
Intervensi sosial dengan tema: "Pendidikan kesehatan untuk mengubah tingkahlaku hidup sehat" bertujuan untuk lebih memberdayakan para ibu di komunitas desa Tegalgede, Pameungpeuk, Ganit agar mereka dapat berpartisipasi aktif dalam peningkatan kesehatan keluarga. Kurangnya pengetahuan tentang hidup sehat rnenyebabkan mereka kurang mampu mencegah dan mengatasi masalah kesehatan yang ada. Situasi dan keadaan ini semakin memperlemah motivasi dan aktivitas mereka untuk melakukan kegiatan-kegiatan pencegahan masalah atau pemecahan masalah kesehatan yang ada di dalam keluarga dan komunitas mereka. Kondisi - merasa kurang berdaya - inilah yang akan diintervensi dan diubah sehingga muncul pengetahuan dan keyakinan bahwa mereka sebagai perempuan memiliki kemampuan dan dapat lebih berdaya memperbaiki kesejahteraan keluarga dan komunitas mereka. Perubahan tingkah laku ini akan diupayakan terjadi dalam diri mereka melalui intervensi pendidikan kesehatan untuk mengubah tingkahlaku hidup sehat berlandaskan pada teori Experiential Learning, Empowerment, dan teknik intervensi reedukasi berbasiskan pada pendidikan orang dewasa, pendekatan strength-building dan pemberdayaan komunitas yang berorientasi pada pengembangan komunitas. Intervensi pendidikan kesehatan untuk mengubah tingkahlaku hidup sehat yang diterapkan di komunitas desa Tegalgede ini telah menunjukkan hasil yang positif. Khususnya, ibu-ibu yang menjadi target intervensi ini mampu mencegah dan mengatasi masalah kesehatan keluarga mereka.
A social intervention with the theme: "Education of health for changing healthy-life behavior" was focused for empowering the women of Tegalgede village, Pameungpeuk, Garut. This program was also meant to enable them to participate actively in enhancing their family health. Their lack of knowledge for healthy Life had made them unable to make prevention and failures in handling their health problems. Such condition had also made their motivation and activities, in either preventing or handling the health problems, weakened - be it within their family environment or in the community. This condition - a perceived helplessness - was designated to be the object of this intervention program and meant to be changed by developing knowledge and beliefs that they, as women, possessed the capacity and empowered to improve the welfare of their family and the community. The behavior change was supposedly to materialize from within themselves by conducting an intervention program through education on health, in particular to change their health-life. The program was based upon some theories, among others: experiential learning, empowerment, re-educative intervention techniques for adults, strength-building approach, and development-oriented community empowerment. The implementation of this intervention program had brought up some positive results, particularly among the Tegalgede village women targeted for this intervention had shown some indications that they became capable to make prevention and solution of their family health problems.
Depok: Universitas Indonesia, 2006
T18539
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indah Puspitasari
Abstrak :
ABSTRAK
Penyakit Jantung Koroner adalah pembunuh nomor satu di dunia, sulit ditangani karena banyak faktor risiko yang berkontribusi. Penelitian bertujuan untuk mengidentifikasi perilaku hidup pekerja PT. BXX yang dibentuk oleh faktor predisposisi, faktor pemungkin, dan faktor pendorong, menggunakan sequential exploratory design, dimulai dengan pengambilan data kuantitatif untuk melihat gambaran faktor risiko perilaku hidup, diikuti kualitatif melalui Focus Group Discussion untuk memperdalam analisis faktor risiko yang teridentifikasi. Hasil telitian mend apatkan perilaku hidup sebagian besar pekerja PT. BXX tidak sehat, yaitu 57,89% responden kurang konsumsi sayur dan buah, 46,05% responden tidak berolahraga, 40,79% kurang olahraga, dan 93,42% responden mengalami kelebihan berat badan dan kegemukan.
ABSTRACT
Coronary Heart Disease is the number one killer in this world, it is difficult to be cured because there are many factors that contributing on it. This research aims to identify life behavior of PT. BXX workers which formed by pre-disposing factors, enabling factors, and reinforcing factors. Sequential exploratory design is used by collecting quantitative data at the beginning to describe the risk factors of life behavior, followed by the qualitative data which is collected by holding a Focus Group Discussion to analyze the identified risk factors further. This research result shows that the life behavior of majority of PT. BXX workers are unhealthy, which are explained more that 57.89% of the respondents are consuming less vegetable and fruit, 46,05% of the respondents are not working out, and 93,42% of the respondents are overweight and obese
2017
T48318
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Karina Arvianti
Abstrak :
Skripsi ini membahas mengenai hubungan pengetahuan dan sikap dengan gaya hidup sehat mahasiswa S1 Peminatan Promosi Kesehatan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia Tahun 2009. Karakteristik responden (jenis kelamin, umur, status pernikahan, pekerjaan, dan pendapatan), pengetahuan, dan sikap sebagai variabel bebas, dan gaya hidup sebagai variabel terikat. Dari ketujuh variabel bebas diatas, hanya status pernikahan yang memiliki hubungan bermakna dengan gaya hidup sehat dengan nilai P-value=0,047 dan nilai OR=4,143. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain cross-sectional. Hasil penelitian ini menyarankan agar pihak kampus dan Dinas Kesehatan Kota Depok mengeluarkan kebijakan yang berkaitan dengan gaya hidup sehat. ...... The topic of this research is relations of knowledge and atittude with healthy life style of bachelor degree students majoring health promotion at University Indonesia on 2009. Respondent characteristic (age, gender, marriage status, work, income), knowledge, and atittude as independent variables and healthy life style as dependent variable. From those independent variables only marriage status which has relation with healthy life style with P-value=0,047 and OR=4,413. This research is quantitative descriptitive with cross sectionals design. Result of this research suggest to university of Indonesia and Health Department Depok city, to make a policy involved of healthy life style.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2009
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Yayi Suryo Prabandari
Abstrak :
Di Indonesia, sejak lebih dari dua dekade, terjadi transisi epidemiologi. Prevalensi penyakit tidak menular (PTM) meningkat menggeser penyakit menular. Sejak tahun 2004, tiga perilaku hidup bersih sehat (PHBS) terkait PTM, yang meliputi tidak merokok, aktivitas fisik, konsumsi tinggi serat belum memenuhi target. Penelitian ini bertujuan mengetahui penggalian riwayat dan nasihat gaya hidup sehat yang dilaporkan oleh pasien dan dok- ter. Penelitian dilakukan dengan rancangan potong lintang pada 57 dokter dan 251 pasien puskesmas. Data dikumpulkan dengan kuesioner terstruk- tur dan wawancara di empat puskesmas di Kota Yogyakarta dan delapan puskesmas di Kabupaten Sleman mulai September 2011 sampai dengan Januari 2012. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lebih banyak dokter yang memberikan nasihat tentang gaya hidup sehat daripada menanyakan- nya. Dokter lebih sering melakukan penggalian riwayat dan nasihat tentang kebiasaan merokok daripada tentang olah raga dan pola makan. Penggalian riwayat dan nasihat yang dilaporkan oleh dokter dan pasien berbeda. Menurut pasien, dokter seharusnya bertanya dan memberi nasi- hat gaya hidup sehat. Karakteristik dokter tidak berhubungan dengan peng- galian riwayat dan nasihat gaya hidup sehat yang dilakukan. Penggalian riwayat tentang hidup sehat menjadi prediktor kuat dalam memberikan nasi- hat untuk melakukan gaya hidup sehat.

Epidemiological transition has been occurred in Indonesia in the last two decades. The increasing prevalence of non communicable disease (NCD) has shifted the communicable disease. This pattern has been predicted since the 2004. National health survey reported that the Indonesian? clean and healthy behavior (PHBS) related to NCD, namely, not smoking, exer- cise and high fiber diet were still far from the target. The role of physician, particularly primary health care is crucial to overcome those health prob- lems. This cross sectional study aimed to assess history taking and advice on healthy life style reported by patient and physician. Participants were 57 physicians and 251 patients of primary health care (Puskesmas). Data were collected by structured questionnaires and interviews at 4 Puskesmas in Yogyakarta City and at 8 Puskesmas in Sleman District, started between September 2011 and January 2012. The results showed that physicians more carried out health advice on healthy life style than ask about them. Patients and physicians reported differently in the history taking and advice on healthy life style. Physician was more asking and advice about smoking habits than exercise and high fiber diet. Characteristics of physicians did not correlate with history taking and advice of healthy lifestyle. History taking of healthy life style was a strong predictor to conduct advice on healthy life style.
Universitas Gadjah Mada, Fakultas Kedokteran, Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat, 2013
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
H. Djauhari Thalib
Abstrak :
Pembangunan Nasional bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui pembangunan di segala bidang. Pembangunan di bidang kesehatan merupakan salah satu upaya pembangunan nasional yang diarahkan untuk terciptanya kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang, sehingga terwujud visi Indonesia Sehat tahun 2010. Guna mencapai visi tersebut dibutuhkan strategi yang tepat, diantaranya Paradigma Sehat, Profesionalisme, Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat (JPKM) dan Desentralisasi. Kebijakan Pembangunan Kesehatan di Kabupaten Lampung Utara dilaksanakan secara terpadu, menyeluruh, merata dan terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat serta dilaksanakan secara berkesinambungan dan diperioritaskan untuk masyarakat berpenghasilan rendah dan daerah tertinggal yang berisiko tinggi terhadap kesehatan melalui program Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat (JPKM). JPKM merupakan upaya penyelenggaraan pemeliharaan kesehatan secara paripurna. terstruktur, terjamin kesinambungan dan mutunya serta pembiayaannya dilaksanakan secara pra-upaya. Program JPKM bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat sampai ketaraf optimal, meningkatkan kemampuan hidup sehat dan produktivitas keria yang tinggi melalui penyelenggaraan pemeliharaan kesehatan perorangan dan keluarga secara paripurna sesuai kebutuhan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor apa saja yang berhubungan dengan kesinambungan kepesertaan anggota JPKM di Kecamatan Bukit Kemuning Lampung Utara. Jenis penelitian adalah deskriptif dengan desain cross sectional, dimana data-data dikumpulkan dalam waktu yang bersamaan. Populasi penelitian ini adalah seluruh anggota JPKM yang terdaftar secara resmi di Kecamatan Bukit Kemuning Lampung Utara periode tahun 1998 dan jumlah sampel penelitian adalah 200 orang dihitung dengan menggunakan proportional / stratified random sampling. Pada hasil penelitian ditemukan bahwa anggota JPKM yang masih melanjutkan keanggotaannya pada tahun 1998/1999 hanya 60% dari 200 orang peserta, sedangkan yang 40% tidak bersedia lagi untuk memperpanjang kontrak kepesertaannya. Sebanyak 43,5% responden mengatakan bahwa prosedur berobat ke Puskesmas sulit karena harus membawa surat pengantar dari Kepala Desa, Lurah atau Pengurus LKMD dan pada analisis bivariat terlihat variabel ini berhubungan dengan kesinambungan kepesertaan JPKM. Demikian juga halnya dengan tarif premi yang harus dibayar anggota, dimana 75,5% mengatakan premi yang harus dibayar terasa mahal. Padahal dibandingkan dengan besarnya penghasilan responden pertahun jumlah premi ini terlihat kecil sekali, tetapi jika dibandingkan dengan tarif Puskesmas terlihat premi JPKM lebih mahal. Pada analisis bivariat variabel lain yang terlihat bermakna adalah pengetahuan anggota mengenai JPKM, sikap petugas Puskesmas dalam memberikan layanan kepada anggota JPKM dan sosialisasi peraturan mengenai program JPKM. Guna mempertahankan dan meningkatkan jumlah anggota JPKM, maka perlu lebih disempurnakan dan disesuaikan program yang sudah ada sesuai dengan kebutuhan masyarakat. ...... Analysis on Variables Related with Sustainability of Public Health Maintenance Guarantee Participates at Bukit Kemuning Sub district, North Lampung, Year 1998National Development's goal is to increase public health through all field of development. Health development is one of national development effort, which directed to create awareness, willingness, and abilities of healthy lives for everyone so that Indonesia Health Vision 2010 can be realized. In order to achieve that, good strategy, namely Health Paradigm, Professionalism, Public Health Maintenance Guarantee, and Decentralization are must. The policy of health development in North Lampung District performed in integrated ways, spread all over the places, evenly distributed and reachable by entire public and also sustainability performed. The priority of the goal is the poor, isolated people, which have high risk of health. The Public Health Maintenance Guarantee is a way to maintain health in structured, guaranteed sustainability, qualitative ways, and prepaid. Public Health Maintenance Guarantee program's goals are to improve the health of the public to an optimal level, to increase the ability to live healthy, and to increase the work productivity through proper health maintenance whether it is personally or family done. The goals of this research to obtain any variables that related to sustainability of Public Health Maintenance Guarantee participates in Bukit Kemuning Sub District, North Lampung. It is a descriptive research with cross sectional design where the data were gathered in same time. The population is all of the members of the Public Health Maintenance Guarantee Program in the Bukit Kemuning Sub District, North Lampung, year 1998. Samples are 200 people and counted with proportional / stratified random sampling. In results, members of the Public Health Maintenance Program whom continued their membership were 60% of those 200; the other 40% were not. 43.5% said that the procedures to the Puskesmas were complicated, because they had to bring a letter from the Head Village. In bivariat analysis, it was clear that this variables was related to the sustainability of Public Health Maintenance Guarantee participates. So was the insurance, which had to be paid by the members, 75.5% of them said it was too expensive. Although this insurance was very cheap comparing to the income of the members, but it was more expensive comparing to the Puskesmas' tariff. In another bivariat analysis, the knowledge on Public Health Maintenance Guarantee Program, the attitudes of the Puskesmas' attendants of giving services, and the socialization of the rules on public health maintenance are very meaningful. To maintain and increase the members of the Public Health Maintenance Guarantee program, the program should be improved and matched with the people's needs.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2000
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>