Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 128 dokumen yang sesuai dengan query
cover
London: Health Education Authority, 1994
362.162 1 GRO
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Cama, Rosalyn
Hoboken, New Jersey: John Wiley & Sons, 2009
725 CAM e
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
London: Sage Publications, 2001
R 362.109 ADV
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Dia Melisa Rafdi
Abstrak :
Infeksi COVID-19 pada tenaga kesehatan Puskesmas di Kabupaten Bekasi semakin meningkat. Infeksi COVID-19 pada tenaga kesehatan ini merupakan HAIs. HAIs dapat dicegah dengan penerapan PPI yang optimal. Kepatuhan Penerepan PPI COVID-19 dipengeruhi oleh berbagai faktor. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran dan faktor determinan yang berhubungan dengan kepatuhan pencegahan dan pengendalian infeksi (PPI) COVID-19 pada tenaga kesehatan di Puskesmas Kabupaten Bekasi Tahun 2020. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional study dengan metode self-reported dengan mengisi kuesioner melalui googleform. Populasi adalah tenaga kesehatan di seluruh Puskesmas Kabupaten Bekasi. Sample sebanyak 190 orang dihitung melalui rumus uji beda dua proporsi dengan teknik Quota sampling. Berdasarkan analisis univariat diperoleh rata-rata nilai kepatuhan PPI COVID-19 pada tenaga kesehatan adalah 93.17 dari skala 100, dengan indikator kepatuhan tertinggi adalah kepatuhan mencuci tangan 93.4 dan kepatuhan terendah adalah kepatuhan disinfeksi 86. Hasil uji regresi logistik berganda menunjukan bahwa variable persepsi risiko dan ketersediaan sarana mempunyai hubungan yang signifikan dengan kepatuhan PPI COVID-19. Variable persepsi risiko merupakan variable dominan yang berhubungan dengan kepatuhan PPI COVID-19 (p value <0.0001, OR= 5.314, CI 95%= 2.669 – 10.578). Intervensi yang perlu dilakukan untuk meningkatkan kepatuhan penerapan PPI COVID-19 adalah dengan meningkatkan persepsi risiko tenaga kesehatan melalui komunikasi risiko
COVID-19 infections among healthcare workers at Puskesmas in Bekasi Regency are increasing. This COVID-19 infection in healthcare workers is an HAIs. HAIs can be prevented by implementing optimal IPCs. Various factors affect the adoption of COVID-19 IPCs. This study aims to obtain an overview and determinants related to compliance with the prevention and control of infection (IPC) COVID-19 among health workers at the Bekasi District Health Center in 2020. This study used a cross-sectional study design with a self-reported method by filling out a questionnaire via googleform. The population is healthcare workers in all Puskesmas in Bekasi District. A sample of 190 people was calculated by means of a two-proportion difference test formula with the Quota sampling technique. Based on univariate analysis, it was obtained that the average COVID-19 IPC compliance value for healthcare workers was 93.17 from 100 scales, with the highest compliance indicator being hand washing compliance 93.4 and the lowest compliance being disinfection compliance 86. The results of multiple logistic regression tests showed that the variable risk perception and availability of facilities has a significant relationship with COVID-19 IPC compliance. The risk perception variable is the dominant variable associated with PPI COVID-19 compliance (p value <0.0001, OR = 5,314, 95% CI = 2,669 - 10,578). The intervention that needs to be done to improve compliance the implementation of COVID-19 IPC is to increase the risk perception of health workers through risk communication
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ratu Dini Nurasih
Abstrak :
ABSTRAK
Angka Kematian Ibu di Indonesia masih tinggi. Salah satu penyebabnya yaitu persalinan yang tidak dilakukan di fasilitas kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor yang berhubungan dengan persalinan pada non fasilitas kesehatan di Indonesia tahun 2013. Data yang digunakan yaitu data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013 pada 42.587 wanita usia subur yang melahirkan terakhir kali pada kurun waktu 3 tahun terakhir. Analisis data menggunakan uji Chi Square, Chi Square Mantel Haenzel dan regresi logistik. Hasil menunjukkan peningkatan risiko persalinan di non fasilitas kesehatan pada responden berumur muda, paritas tinggi, pendidikan rendah, status ekonomi terbawah, tinggal di perdesaan. Ada hubungan antara tempat persalinan dengan waktu tempuh, jaminan kesehatan, perencanaan kehamilan, tempat ANC, frekuensi ANC, trimester mulai ANC dan pelayanan ANC. Perlu peningkatan komunikasi, informasi, dan edukasi mengenai perencanaan persalinan yang aman di fasilitas kesehatan.
ABSTRACT
Maternal mortality rate in Indonesia is still high. Non facility based delivery is known as one of the linked factor. This study aims to show factors associated with non facility based delivery in Indonesia 2013. The data used is from the Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013, there are 42.587 women age 15-49 who gave birth to her latest pregnancy in the 3 years preceding the survey. The data was analysed using Chi Square, Chi Square Mantel Haenzel and logistic regression model. Result shows higher risk of giving birth at non healthcare facilities when mother is younger, have higher parity, lower education, at the lowest quintile of economic status, lives in the rural area. There is association between the place of delivery with time needed to reach facilities, health insurance, pregnancy planning, place of antenatal care, frequency of antenatal care, trimester of first antenatal care visit and the antenatal care services. Communication, information and education about safer delivery planning in healthcare facilities are greatly needed.
2015
S60365
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Analistiana Dewi
Abstrak :
Kesehatan merupakan hal yang penting dalam kehidupan, dengan teknologi yang semakin canggih, salah satunya adalah teknologi Internet of Things (IoT). Internet of Things menyediakan layanan kesehatan karena berbagai fungsinya, seperti aksesibilitas dan keterjangkauan layanan kesehatan. Makalah ini menyajikan solusi untuk memudahkan pengguna dalam memantau kesehatan dengan menggunakan parameter tanda vital seperti tekanan darah, nadi, suhu tubuh, dan saturasi oksigen. Dengan berbasis Early Warning Score sehingga perawatan dan pemantauan kesehatan dapat dilakukan di rumah berdasarkan pemantauan real-time dan dicatat serta disimpan secara lokal. Sistem juga ditampilkan melalui situs web dan dapat dikirim melalui email untuk analisis lebih lanjut. Subyek dimonitor pada jam-jam tertentu, 1 jam, 2 jam dan 3 jam. Hasil tanda vital dari 15 subjek dengan rentang usia 18±63 menunjukkan rata-rata tekanan darah sistolic 125, tekanan darah diastolic 81, nadi 88,55, suhu tubuh 36,88, dan saturasi OK 97,53. Pengukuran tanda-tanda vital rata-rata pada pria menunjukkan tekanan darah sistolic 131, tekanan darah diastolic 84, detak jantung 93,3, suhu tubuh 36,9, dan saturasi oksigen 97,63. Sedangkan rata-rata pengukuran tanda vital pada wanita menunjukkan tekanan darah sistolic 119, tekanan darah diastolic 79, detak jantung 84,4, suhu tubuh 36,9, dan saturasi oksigen 97,44. Penelitian dari 15 subjek menunjukkan perhitungan skor total ews secara otomatis <4, hal ini menunjukkan bahwa risiko klinis rendah dari 15 subjek. ......Health is an important thing in life, with increasingly sophisticated technology, one of which is Internet of Things (IoT) technology. The Internet of Things provides health services because of its various functions, such as the accessibility and affordability of health services. This paper presents a solution to make it easier for users to monitor health by using parameters of vital signs such as blood pressure, pulse, body temperature, and oxygen saturation. With an Early Warning Score based so that health care and monitoring can be carried out at home based on real-time monitoring and recorded and stored locally. The system is also displayed via the website and can be emailed for further analysis. Subjects were monitored in certain hours, 1 hour, 2 hours and 3 hours. The results of the vital signs of 15 subjects with an age range of 18±63 showed an average of 125 systolic blood pressure, 81 diastolic blood pressure, 88.55 pulse, 36.88 body temperature, and 97.53 OK saturation. The average vital signs measurements in men showed a systolic blood pressure of 131, a diastolic blood pressure of 84, a pulse of 93.3, a body temperature of 36.9, and an oxygen saturation of 97.63. Meanwhile, the average measurement of vital signs in women showed systolic blood pressure of 119, diastolic blood pressure of 79, pulse of 84.4, body temperature of 36.9, and oxygen saturation of 97.44. Research from 15 subjects showed the calculation of the total ews score automatically <4, this indicates that the clinical risk is low from 15 subjects.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Stewart, Melissa N., 1965-
New York: McGraw-Hill, 2012
610.73 STE p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Buckle, Jane
Oxford: Elsevier, 2015
615.321 BUC c
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
London: Singing Dragon, 2010
615.854 BIO
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>