Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nadia Rana Nabila
Abstrak :
Suplementasi Tablet Tambah Darah (TTD) sebanyak minimal satu kali per minggu merupakan suatu bentuk usaha pemerintah dalam penanggulangan anemia pada remaja putri. Meski demikian, konsumsi TTD pada remaja putri masih rendah. Terlebih pada kalangan mahasiswi karena mereka tidak lagi menerima TTD program seperti saat di bangku sekolah. Penelitian ini membahas faktor-faktor yang berhubungan dengan konsumsi TTD pada mahasiswi di Rumpun Ilmu Kesehatan UI tahun 2022. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain potong-lintang yang melibatkan 115 mahasiswi berusia 18-19 tahun yang aktif berkuliah pada tahun ajaran 2021/2022. Mahasiswi yang sedang hamil dan/atau tidak dapat mengonsumsi TTD karena kondisi kesehatan dikeluarkan dari penelitian. Responden dipilih melalui sampel acak sederhana. Hubungan antara sikap, pengetahuan, perceived threat, perceived benefit, perceived barrier, self-efficacy, dukungan keluarga, dukungan sebaya, dan pekerjaan orang tua dianalisis menggunakan analisis bivariat dan multivariat. Penelitian ini menemukan adanya hubungan yang signifikan antara perceived benefit (P-value=0,01; OR=2,72) dan dukungan keluarga (P-value=0,00; OR=4,19) dengan konsumsi TTD pada mahasiswi. Dukungan keluarga ditemukan paling berhubungan dengan konsumsi TTD pada mahasiswi RIK (P-value=0,00; OR=4,01). Hasil penelitian menyarankan perlu dilaksanakannya sosialisasi TTD kepada orang tua, pembentukan kelompok sebaya untuk saling mengingatkan konsumsi TTD, dan sosialisasi TTD kepada mahasiswi melalui organisasi mahasiswa di kampus. ......Supplementation of iron tablets (TTD) at least once per week is a form of government effort in overcoming anemia among adolescent girls in Indonesia. However, iron tablets consumption in adolescent girls is still low. Especially among female college students because they no longer receive the TTD program like when they were in high school. This study discusses the factors related to TTD consumption among female students at the University of Indonesia Health Sciences Cluster in 2022. This study is a quantitative study with a cross-sectional design involving 115 female students aged 18-19 years who are actively studying in the 2021/2022 academic year. Students who are pregnant and/or cannot consume TTD because of their health condition are excluded from the study. Respondents were chosen through simple random sampling. Relation between attitude, knowledge, perceived threat, perceived benefit, perceived barrier, self-efficacy, family support, peer support, parent’s occupation and TTD consumption were analyzed using bivariate and multivariate analysis. This study found that perceived benefit (P-value=0,01; OR=2,72) and family support (P-value=0,00; OR=4,19) were significantly related to TTD consumption in female students. Family support was found to be most associated with iron tablets consumption (P-value=0,00; OR=4,01). Study result suggests that it is necessary to socialize TTD to parents, form peer groups to remind each other to consume iron tablets, and socialize TTD to female students through student organizations in campus.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maulidia Ropiqotul Waridah
Abstrak :
Mahasiswa termasuk ke dalam kelompok usia remaja akhir, yang memiliki tanggung jawab pada masa perkembangannya dalam melewati masa transisi untuk memasuki masa dewasa. Tugas perkembangan mahasiswa pada masa ini adalah mempersiapkan karir melalui pendidikan. Dalam hal ini, mahasiswa sebagai populasi berisiko dihadapkan dengan berbagai sumber stres yang berkontribusi terhadap terganggunya status kesehatan mental, termasuk stres akademik. Stres akademik merupakan stres yang berasal dari kegiatan akademik. Keluarga sebagai sistem pendukung diasumsikan memengaruhi kejadian stres akademik pada mahasiswa. Keluarga sebagai sistem pendukung memiliki elemen berupa dukungan emosional, dukungan penghargaan, dukungan instrumental, dan dukungan informasional. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan antara dukungan keluarga secara umum beserta elemen-elemennya dengan stres akademik mahasiswa. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode desain cross-sectional. Sampel dalam penelitian ini adalah mahasiswa Rumpun Ilmu Kesehatan, Universitas Indonesia tahun angkatan 2021 sebanyak 102 responden dengan rentang usia 17-25 tahun yang dipilih dengan metode stratified random sampling. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Educational Stress Scale for Adolescents untuk mengukur stres akademik mahasiswa dan kuesioner dukungan keluarga Friedman untuk mengukur dukungan keluarga. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang tidak signifikan antara dukungan keluarga dengan stres akademik. Hal ini dibuktikan berdasarkan uji statistik korelasi Pearson dan didapatkan hasil p value sebesar 0.056 (α = 0.05). Namun, apabila dijabarkan per-elemen, terdapat hubungan signifikan antara dukungan penghargaan (p value = 0.009; α = 0.05) dan dukungan informasional (p value = 0.002; α = 0.05) dengan stres akademik. ......College students are included in the age group of late teens, who have responsibilities during their developmental period in going through the transition period to enter adulthood. The task of student development at this time is to prepare for a career through education. In this case, college students as a population at risk are faced with various sources of stress that contribute to the disruption of mental health status, including academic stress. Academic stress is stress that comes from academic activities. Family as a support system is assumed to influence the incidence of academic stress in college students. The family as a support system has elements in the form of emotional support, appraisal support, instrumental support, and informational support. The aims of this study are to identify the correlation between family support in general and its elements with student academic stress. This study is a quantitative study with a cross-sectional design method. The sample in this study were students of the Health Sciences Cluster, Universitas Indonesia, in the year 2021 as many as 102 respondents with an age range of 17-25 years who were selected by the stratified random sampling method. The instruments used in this study were the Educational Stress Scale for Adolescents to measure student academic stress and the Friedman family support questionnaire to measure family support. The results showed that there was an insignificant relationship between family support and academic stress. This is proved by the Pearson correlation statistical test and the p value is 0.056 (α = 0.05). However, if the elements are broken down, there is a significant correlation between appraisal support (p value = 0.009; = 0.05) and informational support (p value = 0.002; = 0.05) with academic stress.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library