Hasil Pencarian

Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dary Raihanah
"Bencana kabut asap yang terjadi pada tahun 2015 di sebagian wilayah Indonesia merupakan salah satu kejadian terparah setelah kejadian tahun 1997/98. Kota Palembang merupakan salah satu wilayah terkena dampak oleh kabut asap pada tahun 2015. Jumlah kasus ISPA pada bulan Oktober mencapai 20.000 jiwa. Analisis kebencanaan pada aspek sensitivitas dibutuhkan sebagai upaya pencegahan dan penanggulangan bencana kabut asap pada masa mendatang. Aspek kondisi fisik wilayah, kondisi sosial, dan kondisi ekonomi penduduk digunakan untuk menganalisis tingkat sensitivitas. Tingkat sensitivitas per kelurahan diperoleh dari analisis skoring dan overlay peta setiap aspek . Hasil yang diperoleh dari pengolahan data yakni semakin ke wilayah pusat kota, tingkat sensitivitas Kota Palembang terhadap kabut asap semakin meningkat. Hubungan antara tingkat sensitivitas wilayah terhadap bencana kabut asap dan persentase kasus ISPA di Kota Palembang menunjukkan hubungan kurang selaras (kategori berbeda) pada 65 persen dari seluruh kelurahan.
The 2015 Indonesia Haze became one of the worst haze event after 1997/98 haze. Palembang City was one of the affected areas by haze. The number of Acute Respiratory Tract Infection (ARI) cases reached 20.000 cases. Disaster and risk analysis are needed for future prevention and damage reduction of haze hazards. Analysis of sensitivity level analyzed physical region, social, and economic aspect. Sensitivity level per subdistrict is obtained from scoring and map overlay analysis on each aspect. The results of data processing showed that trend of higher sensitivity level in the downtown area of Palembang City. Crosstab Analysis used to compare and find the correlation between sensitivity level and percentage of ARI cases on each subdistricts in Palembang City from July until November 2015. The result of correlation test of both sensitivity level and percentage of ARI cases showed that the relationship is weakly correlated (within different category) at 65 percent of all subdistricts."
Lengkap +
Depok: Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2016
S64939
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adrianus Eryan Wisnu Wibowo
"Kabut asap telah menjadi momok yang sangat merugikan banyak pihak. Kerugian materiil maupun immateriil yang diderita begitu masif dan timbul dalam waktu yang cukup lama. Menariknya belum pernah ada gugatan terhadap kerugian akibat kabut asap di pengadilan Indonesia. Alasannya sederhana, karena kausalitas kabut asap dengan kerugian yang dialami korban sulit dibuktikan apabila merujuk pada ketentuan hukum yang berlaku di Indonesia saat ini, termasuk dengan teori kausalitas yang dianut. Skripsi ini hendak menjawab pertanyaan sederhana, dengan perkembangan teori kausalitas dalam ilmu hukum apakah kerugian akibat kabut asap dapat dibuktikan di pengadilan? Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian yuridis normatif dengan pendekatan konseptual dan pendekatan perbandingan. Penelitian ini menuai hasil yang cukup positif di mana terdapat doktrin market share liability yang dapat mengakomodir pembuktian kausalitas kabut asap, baik dari segi hukum materiil maupun segi hukum formil di Indonesia. Namun pada akhirnya tetap diperlukan keterbukaan dari hakim untuk membangun logika hukum berdasarkan nilai-nilai kebenaran dan keadilan, yang dalam pandangan penulis dapat diakomodir melalui penerapan doktrin market share liability untuk membuktikan kausalitas terhadap kerugian akibat kabut asap.

Haze has become very detrimental scourge to many parties. Both material dan immaterial losses suffered are massive and arise in a long period of time. Interestingly, there has never been a lawsuit against haze in Indonesian courts. The reason is simply because proof of causation based on losses suffered by the victim from haze is very difficult to prove if one refer to laws recognized in Indonesia, including the embraced theory of causation. This undergraduate thesis wants to answer a simple question, with the development of theory of causation in jurisprudence, is it possible to prove causation based on losses from haze in courts The research method used in this thesis is a normative juridical research with conceptual approach and comparative approach. This research reaping positive results in which theory of market share liability could accommodate the proof of causation of haze, both in terms of material law and procedural law aspects recognized in Indonesia. In the end it still takes the open minded judge to build legal logic based on the value of justice and fairness, which in my point of view could be accomodated by applying market share liability doctrine as a proof of causation of loss from haze.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2017
S69988
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Silaban, Marya Onny
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
S8175
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ratih Ummi Rosyadi
"Skripsi ini membahas tentang respon negara tetangga yang terkena dampak kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan yang terjadi di Indonesia pada tahun 1997-1998. Pada penelitian sebelumnya, banyaknya kasus kebakaran hutan dan lahan yang terjadi pada masa Orde Baru disebabkan oleh pengelolaan hutan yang mengedepankan pembangunan ekonomi. Untuk kebakaran hutan dan lahan yang terjadi pada tahun 1997-1998 hanya dijelaskan mengenai dampak berupa kerugian ekonomi dan ekologis. Sementara dalam penelitian ini, akan berfokus pada dampak kebakaran hutan dan lahan yang terjadi pada tahun 1997-1998 berupa pencemaran kabut asap lintas batas mengganggu aktivitas negara tetangga, yaitu Malaysia dan Singapura. Hasil dari penelitian ini didapat bahwa permasalahan kebakaran hutan dan lahan Indonesia tahun 1997-1998 menjadi satu bencana nasional yang sulit dituntaskan oleh Indonesia sendiri. Singapura dan Malaysia sebagai negara tetangga yang terkena dampak dari kabut asap memberikan respon agar masalah ini dapat ditangani dalam skala regional, sehingga kebakaran hutan dan lahan tahun 1997-1998 menjadi salah satu awal mula kesadaran Asia Tenggara untuk menetapkan regulasi baru atas satu permasalahan pencemaran lingkungan lintas batas, khususnya pada pencemaran udara. Pada penulisan artikel ini, penulis menggunakan metode sejarah. Artikel ini menggunakan data yang diperoleh melalui studi literatur berupa dokumen pemerintah, koran, buku, dan publikasi jurnal.

This paper discusses the response of neighboring countries affected by haze due to forest and land fires that occurred Indonesia in 1997-1998. In previous studies, the number of cases of forest and land fires that occurred during the New Order was caused by forest management which prioritized economic development. For forest and land fires 1997-1998 only explained the impact of economic and ecological losses. While in this study will focus on the impact of forest and land fires 1997-1998 in the form of cross-border smoke pollution disrupting the activities of neighboring countries, such as Singapore and Malaysia. The results of this study found that the problems of Indonesian forest and land fires in 1997-1998 became a national disaster that was difficult to solve by Indonesia itself. Singapore and Malaysia as neighboring countries affected by the haze responded to this problem in a regional scale, so that forest and land fires in 1997-1998 became one of the beginnings of Southeast Asian awareness to establish new regulations on a cross-environmental pollution problem, especially on air pollution. This article uses historical methods and data obtained through literature studies from newspapers, books, and journal publications. "
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Elisa Moetiara
"Penelitian ini membahas efektivitas program PT. X dalam perlindungan kesehatan saluran pernapasan pegawainya akibat pajanan PM2,5 di ruangan kantor ketika periode kabut asap kebakaran hutan dan lahan (karhutla). Dengan pendekatan kuantitatif deskriptif, efektivitas program dievaluasi dengan membandingkan tingkat konsentrasi PM2,5 dalam gedung kantor, dan jumlah keluhan saluran pernapasan akut subyektif okupan ketika Periode Asap dan Periode Nonasap. Uji statistik menunjukkan terdapat perbedaan median konsentrasi PM2,5 di area kerja antara Periode Asap dan Nonasap. Disimpulkan program pengendalian area kerja yang mencakup isolasi dan penggunaan penjernih udara tidak efektif dalam mengendalikan PM2,5 di Kantor Z Riau ketika periode kabut asap. Tidak efektifnya pengendalian area kerja memberi risiko kesehatan atas pajanan PM2,5 terhadap pegawai di Kantor Z Riau. Hal ini terkonfirmasi dengan hasil uji statistik bahwa terdapat perbedaan keluhan pernapasan akut okupan yang signifikan antara ketika Periode Asap dan Nonasap. Disimpulkan bahwa program perlindungan kesehatan pegawai PT. X ketika kabut asap tidak berjalan efektif. Penelitian ini menyarankan PT. X menetapkan dan melakukan pemantauan target indikator keberhasilan program, dan fokus pada pembentukan perilaku selamat pegawai ketika periode asap. Penelitian ini juga menyarankan pemerintah mempertegas intervensi pencegahan dan tanggap karhutla, serta memutakhirkan BMUA PM2,5 agar selaras dengan Panduan Kualitas Udara dari WHO (2006).

The focus of this study is to evaluate effectiveness of PT. X’s employees health protection program during haze period due to PM2. Quantitative-descriptive approach is used to evaluate the program effectiveness by comparing each variable of PM concentration at work area, and office worker’s (occupant) acute respiratory complaints between aze and Nonhaze Periods. Statistic test result shows significant difference for PM2.5 median, and acute respiratory complaints between both periods. It concludes PT. X’s program to control PM2.5 indoor concentration through isolation and air purifier is ineffective. It impacts to occupant’s health risk for exposed with PM2.5 at office work area, which confirmed with statistic difference for acute respiratory complaints between Haze and Nonhaze Periods. It concludes PT. X’s Program in Z Office Riau is not effective to prevent acute respiratory complaints. This research suggests PT. X to set and monitor performance indicator target of each program. This research also suggest government to enforce forest fire prevention and response, and to update ambient air quality standard for PM2.5 to be aligned with WHO Air Quality Guideline (2006)."
Lengkap +
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Xu, Zhonglin
"This book discusses the development, types and application principles of portable air purifiers in China. It analyzes the theoretical characteristics of air purifiers under various operational conditions, and points out that the term “Clean Air Delivery Rate” cannot be used to precisely reflect the problems that occur under various operational conditions. By comparing theoretical and measured data, it highlights the mainfeatures of air purifiers and key points in the design process for different applications. Calculation methods for the indoor particle concentration and the self-purification time are also provided. The book describes the conditions for window opening in smog and for selecting air purifiers, and proposes a newmethod for improvingtheir measurement. In closing, it includes a new assessment index. "
Singapore: Springer Singapore, 2019
e20502576
eBooks  Universitas Indonesia Library