Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
Diani Rizki Inirakha
"Di dalam penelitian ini akan dibahas mengenai antropomorfisme yang ada di dalam film Porco Rosso karya Hayao Miyazaki. Teori yang digunakan adalah teori antropomorfisme kesusastraan menurut Carolyn L. Burke dan Joby G. Copenhaver. Melalui teori tersebut dapat terlihat bahwa Miyazaki menggunakan antropomorfisme sebagai gaya karya sastra dalam kesusastraan untuk menyampaikan gagasannnya yang mengkritik sifat manusia melalui ide-ide yang dikemukakan dan digambarkan oleh Porco. Fisher mengkategorikan antropomorfisme menjadi dua, yaitu antropomorfisme interpretatif dan antropomorfisme imajinatif. Dalam penelitian ini ditemukan bahwa antropomorfisme dalam Porco Rosso bersifat imajinatif bukan interpretatif, artinya objek atau hewan yang digunakan di dalam animasi diperlakukan seperti manusia yaitu memiliki kepribadian dan melakukan kegiatan.
In this research I will discuss anthropomorphism reflected in Hayao Miyazaki 39 s film, Porco Rosso. The theory used is the theory of antropomorphism literature according to Carolyn L. Burke and Joby G. Copenhaver. Through this theory we can perceive that Miyazaki used antropomorphism as a literature style that criticizes human characteristics through the ideas illustrated by Porco. Fisher categorized two types of antropomorphism, which include interpretative antropomorphism and imaginative antropomorphism. Through this research it is concluded that the antropomorphism reflected in the film Porco Rosso is imaginative and not interpretative, which means the objects or animals used in the animation is treated like human that have personality and activities."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2017
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library
Daniella Claudia
"Penelitian ini akan membahas ekokritisisme dalam film Spirited Away 2001 oleh Hayao Miyazaki. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori ekokritisisme menurut Buell, Heise, dan Thornber. Melalui teori tersebut, Hayao Miyazaki berusaha menyampaikan betapa pentingnya pelestarian lingkungan dan mengingatkan kerugian apa yang akan menimpa kami jika manusia memutuskan untuk menghiraukan kepentingan lingkungan. Hayao Miyazaki berusaha menyampaikan beberapa hal tersebut dengan menggunakan film animasi yang mengangkat tema isu lingkungan sebagai media kreatifnya. Dalam penelitian ini ditemukan bahwa ekokritisisme dalam film Spirited Away direpresentasikan melalui beberapa adegan dan karakter penting.
In this research, I will discuss ecocriticism in Hayao Miyazaki rsquo s Film, Spirited Away 2001 . Theory that will be used in this research is theory of ecocriticism according to Buell, Heise, and Thornber. Through this theory, Hayao Miyazaki was trying to deliver a message about the importance on conserving the environment and also reminding the audience about the disadvantages that the kami will bear when human decided to ignore the importance of the environment. Hayao Miyazaki was trying to deliver those messages by using film animation which brought up environmental issues as its main theme as the creative media. Through this research, it is concluded that ecocriticism in Spirited Away was representated through some scenes and important characters. "
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2017
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library
Nabila Almas
"Penelitian ini akan membahas mengenai ekokritisisme yang ada di dalam anime Gake no Ue no Ponyo karya Hayao Miyazaki dengan menggunakan teori ekokritisisme dari Greg Garrard. Melalui teori tersebut, dapat dilihat bahwa Hayao Miyazaki menggunakan isu-isu lingkungan di dalam karya sastranya sebagai bentuk kritik untuk para manusia yang seringkali melakukan aktifitas yang merugikan mereka yang bukan manusia (Hewan, Alam, dan Roh). Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan mengumpulkan data informasi dari jurnal artikel dan buku yang membahas ekokritisisme dan film-film karya Hayao Miyazaki lainnya. Anime Gake no Ue no Ponyo dianalisis menggunakan metode deskriptif dengan cara memaparkan unsur-unsur intrinsik dan adegan-adegan beserta beberapa cuplikan gambar yang menggambarkan isu-isu lingkungan. Dalam anime ini ditemukan bentuk ekokritisisme yang disampaikan oleh Hayao Miyazaki melalui gambaran habitat Ponyo yang memiliki masalah lingkungan berupa kegiatan overfishing, pencemaran air laut, dan perubahan iklim di Jepang, bencana berupa tsunami dan badai, serta penyelesaiannya oleh tokoh Gran Mamare yang merupakan sesosok Dewi Pengasih.
This study discusses about ecocriticism in Hayao Miyazaki's Gake no Ue no Ponyo anime using the ecocriticism theory of Greg Garrard. From this theory, it can be seen that Hayao Miyazaki uses environmental issues in his literary works as a form of criticism for humans who often do activities which are harmful to non-humans (Animals, Nature, and Spirits). Furthermore, this study used a qualitative method by collecting information data from journal articles and books regards to ecocriticism; besides, other films by Hayao Miyazaki. Gake no Ue no Ponyo anime was analyzed using a descriptive method by describing the intrinsic elements and scenes along with several snippets of images which depict environmental issues. Moreover, in this anime, it is found a form of ecocriticism which is delivered by Hayao Miyazaki through the description of Ponyo's habitat which has environmental problems; such as, overfishing activities, marine pollution, climate change in Japan, and disasters (tsunami and storm). In addition, it can be seen in the anime that these problems are overcome by the character of Gran Mamare who is a figure of the Goddess of Mercy."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library