Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 7 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Little, Ian M.D.
Oxford: At the Clarendon Press , 1953
338.527 66 LIT p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Devi Silvia
Abstrak :
Pada tahun 2022, Pemerintah menaikkan harga BBM jenis tertentu dan jenis khusus Penugasan. Keputusan ini membuat masyarakat turun kelapangan untuk melakukan demo yang artinya keputusan yang di ambil ini masih menuai kritik dari masyarakat. Penelitian ini di lakukan untuk menganalisa kesesuaian antara Keputusan Menteri ESDM mengenai penetapan harga jual eceran BBM dan peraturan perundang–undangan yang berlaku, manfaat dari dikeluarkannya keputusan tersebut, pendapat dan tindakan yang dilakukan masyarakat terhadap kenaikan BBM tersebut dengan menggunakan penelitian sosio legal, dengan bahan analisa yang terdiri dari bahan primer berupa wawancara dengan pengemudi ojek online, dan wawancara dengan pegawai Kementerian ESDM, serta bahan sekunder berupa peraturan perundang-undangan, buku, dan sumber sekunder lainnya. Hasil dari penelitian menyatakan bahwa keputusan terkait penetapan harga didasarkan 3 pertimbangan yakni pertama, harga minyak dunia yang melambung jauh dari perkiraan Kementerian ESDM yakni ICP Januari - Agustus USD$ 103,25 per barrel, kedua, pada realitanya BBM tertentu dan BBM jenis khusus penugasan sulit pengawasannya untuk tepat sasaran, dan ketiga, kenaikan harga BBM ini dilakukan untuk mendukung kemampuan daya beli masyarakat dengan cara Pemerintah mengalihkan dana APBN untuk Subsidi tersebut ke bantuan langsung tunai atau bantuan sosial. Serta, Surat keputusan ini tidak melanggar peraturan perundang-undangan. Namun, pengemudi ojek online merasa lebih banyak penderitaan akibat dampak kenaikan harga BBM ini, sehingga berdasarkan teori utilitarianism of rule, Keputusan ini tidak memenuhi ketentuan rule dalam utilitarianism of rule. Pendapat pengemudi ojol terkait keputusan ini adalah 5 dari 10 mereka berpendapat bahwa kebijakan ini tidak memiliki manfaat sama sekali dan 5 dari 10 lainnya berpendapat bahwa kebijakan ini hanya bermanfaat bagi sebahagian orang saja. Tindakan yang dilakukan pengemudi ojek online terbagi 2 yaitu ada yang melakukan demonstrasi dan ada juga yang tidak melakukan demonstrasi. Kedua tindakan yang dilakukan tersebut sesuai dengan teori utilitarianism of rule. ......In 2022, the Government will increase the price of certain types of fuel and special types of duty. This decision made the public hold demonstrations which mean that the decision taken is still receiving criticism from the public. This study was conducted to analyze the conformity between the Minister of Energy and Mineral Resources' Decree regarding the determination of retail fuel pricing and the applicable laws and regulations, the benefits of the issuance of the decision, opinions and actions taken by the community regarding the increase in fuel using socio-legal research. Moreover, analytical materials consisted of primary materials in the form of interviews with online motorcycle drivers, and interviews with employees of the Ministry of Energy and Mineral Resources, Meanwhile, secondary materials are in the form of statutory regulations, books and other secondary sources. The result shows that decisions regarding price setting are based on 3 considerations that are first, world oil prices which have soared far from the estimates of the Ministry of Energy and Mineral Resources, namely ICP January - August USD$ 103.25 per barrel; second, In fact, certain types of fuel and special types of fuel for assignments are difficult to monitor on target; and third, the increase in fuel prices is conducted to support people's purchasing power by diverting APBN funds for subsidies into direct cash assistance or social assistance. However, online motorcycle taxi drivers feel more suffering due to the impact of this increase in fuel prices, so based on the theory of utilitarianism of rule, this decision does not fulfill the provisions of the rule in utilitarianism of rule. The opinion of online motorbike taxi drivers regarding this decision is that 5 out of 10 of them believe that this policy has no benefits at all while other 5 out of 10 believe that this policy is only beneficial for some people. In addition, the actions taken by online motorcycle taxi drivers are divided into 2 that are those who demonstrate and those who do not demonstrate. Both actions taken are in accordance with the theory of utilitarianism of rule.
Jakarta: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ritonga, P. Kokoh P.
Abstrak :
Bahan bakar pesawat terbang merupakan salah satu komponen biaya yang menyumbang bagian terbesar terhadap keseluruhan biaya operosi pada suatu maskapai penerbangan. PT Garuda Indonesia sebagai salah satu maskapai penerbangan yang bersifat internasional tidak terlepas dari hal tersebut. Aadapun besarnya bioya bahan bakar pesawat terbang dibandingkan bìaya operasi dalam satu tahun rata-rata mencapai 20%. Harga bahan bakar pesawat terbang sangat bergejolak tergantung dan kondisi pasar. Meskipun dihadapkan pada kondisi harga bahan bakar pesawat terbang yang selalu bergejolak seperti itu, PT Garuda indonesia sampai saat ini belum melakukan upaya pengamanan, sebagai antisipasi dan gejolak hongo bahan bakar pesawat terbang tersebut. Hal tersebut juga mengakibatkan tingginya tingkat ketidak-pastian (Uncertaìnty), dalam Arus Kas PT. Garuda Indonesia. Mengingat hal-hat tersebut maka sebagai Iangkah antisipasi gejolak fluktuasi harga bahan bakar pesawat udara maka PT Garuda indonesia perlu mengkaji kemungkinan melaksanakan upaya pengamanan (Hedging). Sebagai langkah awal dalam melakukan Upaya pengamanan, Hedging maka secara internal PT Garuda Indonesia harus dapat meramalkan harga bahan bakar pesawat udara dimasa mendatang. Penelitian ¡ni mencoba menyusun model peramalan barga bahan bakar pesawat udara serta mengkaji beberapa metode Upaya pengamanan (Hedging) yang umum terdapat di pasaran. Dalam menyusun model peramalan diambil stasiun HonoIulu dan Los AngeIes sebagai contoh kasus. Setelah mencoba beberapa model yaitu metode Exponential Smoothing, Moving Average serta Regresi Linier ternyata hasil terboik ialah dengan metode Moving Average dengan penode 2 (duo), yang setelah diuji tingkat akurasi diperoleh nilai RMSE 7,424 untuk stasiun Honolulu dan RMSE 4,852 untuk stasiun Los Angeles. Pada periode Januori-September 1996 harga bahan bakar pesawat udara ternyata menanjak tinggi diatas harga patokan yang diapakai dalam menyusun anggaran biaya bahan bakar pesawat udara. Hal ini terutama disebabkan oleh menaikknya ketegangan politik di kawasan Timur Tengah. Setelah mengamati gejolak harga bahan bakar pesawot udara serta pemikiran pemikiran yang melandasi adanya praktek Upaya pengamanan, Hedging di dunia penerbangan yang telah dilakukan sebagian besar maskapai penerbongan tingkat dunia, maka disarankan bahwa PT Garuda Indonesia juga melaksanakan Upaya pengamanan, Hedgïng. Tujuan utama utoma melokukan hal tersebut ialah mengurangi faktor resiko yang akan dihadapi sebagai okibat gejolak harga bahan bakar pesawat udara dan bukan sebagai upaya penghemotan biaya atau motif mencari keuntungan. Setelah mengkaji beberapa metode Upaya pengamanan, Hedging maka dipilih metode Cops and Floor sebagai alternatif terbaik, dengan tidak menutup kemungkinan adanya modifikasi metode tersebut agar benar-benar sesuai dengan kondisi PT Garuda Jndonesia.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1996
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Primadian Sari Dewi
Abstrak :
Studi ini menganalisis secara empiris mengenai pengaruh harga bahan bakar minyak terhadap tingkat inflasi di Indonesia periode 1990-2007. Tujuannya adalah untuk melihat apakah peningkatan harga bahan bakar minyak berpengaruh positif terhadap tingkat inflasi di Indonesia. Selain harga bahan bakar minyak penelitian ini juga mengkaji variabel-variabel lain seperti nilai uikar dan tingkat upah serta kebijakan BBM yang dikeluarkan oleh pemerintah apakah mempunyai pengaruh yang positif terhadap tingkat inflasi. Data penelitian diperoleh dari berbagai sumber yaitu : International Financial Statistic, Bank Indonesia, Badan Pusat Statistisk dan Pertamina. Pengujian dalam penelitian ini menggunakan model OLS. Untuk melakukan estimasi diawali dengan serangkaian prosedur diataranya adalah uji signifikansi dan uji asumsi klasik. Berdasarkan hasil penelitian dan sesuai dengan hipotesa dan teori-teori didapatkan bahwa harga bahan bakar minyak mempunyai pengaruh yang positif terhadap tingkat inflasi begitu juga dengan variabel-variabel lain seperti nilai tukar, tingkat upah, inflasi periode sebelumnya dan kebijakan BBM oleh pemerintah. ......This study empirically analyzes the effects of the oil price on inflation in Indonesia period of 1990-2007. The aim is to see whether the increasing of oil price has a positive control to inflation in Indonesia. Besides the oil price, different variables, such as: exchange rate, wage, and govemment policy in oil also discussed, whether they have a positive control on inflation or not. The data for this study obtained from different kind of source: International Financial statistic. Bank Indonesia, Badan Pusat statistik, and Pertamina. This study uses OLS model for the examination. The estimation is started by doing some procedurcs; some of them aie significant test and classical assumption test. Results of this study determine that oil price has a positive control on inflation, and it is relevant with the hypothesis and theories. Moreover, different variables such as, rate exchange, wage, previous period of inflation and govemment policy in oil also have positive control on inflation.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2009
T26443
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ariful Romadhon
Abstrak :
Penelitian ini menganalisis dampak kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) dan Kompensasi Bantuan Langsung Tunai (BLT) terhadap kemiskinan di Indonesia. menggunakan simulasi kemiskinan dengan metode Modifikasi Garis Kemiskinan dan Modifikasi Pengeluaran dengan memanfaatkan indikator-indikator pendahulu angka kemiskinan/leading indicators. Berdasarkan hasil simulasi, ditemukan bahwa pemberian kompensasi BLT BBM dapat menekan angka kemiskinan dibandingkan tanpa adanya kompensasi. Pada skema tanpa adanya kompensasi, angka kemiskinan yang akan terjadi pada September 2022 diprediksi sebesar 10,36 persen (mengalami kenaikan 0,82 persen dibandingkan Maret 2022). Pada skema yang dilakukan oleh pemerintah (kompensasi diberikan kepada penerima Program Keluarga Harapan (PKH) atau penerima program Bantuan Langsung Tunai (BPNT), maka kemiskinan diperkirakan sebesar 9,56 persen (mengalami kenaikan sebesar 0,02 persen dibandingkan Maret 2022). Pemberian kompensasi dapat menjadi solusi jangka pendek untuk mempertahankan daya beli masyarakat miskin dan masyarakat rentan miskin saat terjadinya shock ekonomi. Akan tetapi, ditemukan bahwa masih tingginya persentase rumah tangga yang berada pada kelompok dengan 10 persen pengeluaran per kapita terendah (desil 1) yang tidak tercakup ke dalam sasaran penerima manfaat (exclusion of error), yaitu sebesar 55,35 persen dan hanya 44,65 persen rumah tangga yang menerima manfaat program. Temuan utama dalam penelitian ini adalah bahwa pemberian program bantuan kepada rumah tangga yang lebih tepat sasaran akan jauh lebih efektif dan efisien dalam menekan angka kemiskinan dibandingkan dengan melakukan perluasan cakupan bantuan kepada rumah tangga penerima Program Indonesia Pintar (PIP) ataupun menambah nominal bantuan. Skema pemberian bantuan yang mengarah pada rumah tangga yang lebih tepat tidak hanya menghasilkan angka kemiskinan yang lebih rendah, tetapi juga menghasilkan indeks kedalaman kemiskinan, indeks keparahan kemiskinan, dan gini ratio yang lebih rendah dibandingkan skema lainnya. Exclusion error pada desil 1 dapat dikurangi dengan melakukan perbaikan, pembaruan, dan integrasi basis data terpadu dikombinasikan dengan data pendukung lainnya dengan melihat karakteristik kerawanan sosial yang dimiliki oleh rumah tangga miskin. Basis data penerima bantuan yang lebih akurat akan berperan sangat penting dalam tahap perencanaan program dan keberhasilan pengentasan kemiskinan. Berdasarkan hasil analisis inferensial menggunakan regresi logistik ordinal, kecenderungan rumah tangga yang menerima Kompensasi BLT BBM untuk berada dalam kemiskinan dibandingkan menjadi rentan miskin dan tidak miskin semakin besar seiring dilakukannya minimalisasi exclusion error menjadi 25 persen dan 15 persen. Ini menjadi pembahasan dan temuan yang menarik. Hal ini tidak berarti bahwa pemberian Kompensasi BLT BBM akan membuat rumah tangga menjadi jatuh ke dalam kemiskinan. Akan tetapi justru sebaliknya, kecenderungan yang semakin besar menandakan bahwa kompensasi BLT BBM semakin menjangkau kelompok rumah tangga miskin yang berada pada desil terendah. Adanya pemotongan besaran bantuan sosial juga dapat berdampak buruk bagi pemulihan daya beli masyarakat miskin dan rentan miskin yang membuat angka kemiskinan menjadi lebih tinggi. Terakhir namun tidak kalah penting adalah menjaga stabilitas harga barang dan jasa, khususnya kebutuhan pokok agar tidak terlalu tinggi sehingga daya beli masyarakat tidak semakin menurun. ......This study analyzes the impact of fuel price raising and Direct Cash Assistance (BLT BBM) compensation on poverty in Indonesia using poverty simulation with the Poverty Line Modification and Expenditure Modification methods by utilizing leading indicators. Based on the simulation results, it was found that the BLT BBM compensation program can reduce the poverty rate compared to without BBM compensation. In the no compensation scheme, the poverty rate in September 2022 is predicted to be 10.36 percent (an increase of 0.82 percent compared to March 2022). In the scheme implemented by the government (compensation is given to recipients of the Family Hope Program (PKH) or recipients of the Direct Cash Transfer (BPNT) program), poverty is estimated at 9.56 percent (an increase of 0.02 percent compared to March 2022). Compensation programs can be a short-term solution to restore the purchasing power of the poor and the vulnerable poor during an economic shock. However, it was found that a high percentage of households in the lowest 10 percent of per capita expenditure (decile 1) were not included in the target beneficiaries (exclusion of error) at 55.35 percent and only 44.65 percent of households received program benefits. The main finding in this study is that providing assistance programs to more targeted households will be much more effective and efficient in reducing poverty than expanding the coverage of assistance to households receiving the Indonesia Smart Program (PIP) or increasing the amount of assistance. Schemes that target more appropriate households not only result in lower poverty rates, but also lower poverty depth index, poverty severity index, and gini ratio compared to other schemes. Exclusion error in decile 1 can be reduced by improving, updating, and integrating the integrated database combined with other supporting data by looking at the social vulnerability characteristics of poor households. A more accurate database of beneficiaries will play a very important role in the program planning stage and the success of poverty alleviation. Based on the results of the inferential analysis using ordinal logistic regression, the tendency of households receiving BLT BBM Compensation to be in poverty compared to being vulnerable to poverty and not being poor increases as the exclusion error is minimized to 25 percent and 15 percent. This is an interesting discussion and finding. This does not mean that the BLT BBM compensation will make households fall into poverty. On the contrary, the increasing trend indicates that BLT BBM compensation is increasingly reaching poor households in the lowest decile. A cut in the amount of social assistance can also have an adverse impact on the recovery of the purchasing power of the poor and vulnerable poor, which makes the poverty rate higher. Last but not least, it is important to maintain the stability of the prices of goods and services, especially basic needs, so that the purchasing power of the community does not decline further.
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Elfraim Dunov Rumabutar
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menguji secara empiris seberapa besar Pengaruh Kenaikan Harga Bahan Bakar Minyak terhadap Ongkos Transportasi Darat serta seberapa besar Pengaruh moderasi Angkutan Bus Trans-Jakarta terhadap hubungan antara Kenaikan Harga Bahan Bakar Minyak dan Ongkos Transportasi Darat. Penelitian ini dalam pengujiannya juga mengukur keeratan hubungan yang terjadi antara Kenaikan Harga Bahan Bakar Minyak dan Ongkos Transportasi Darat serta keeratan hubungan yang terjadi antara Angkutan Bus Trans-Jakarta dan Ongkos Transportasi Darat. Data dalam penelitian ini diperoleh melalui survei intersep (intersept survey) terhadap pengguna alat transportasi umum yang dilakukan pada lima terminal di daerah DKI Jakarta yakni, Terminal Kampung Rambutan, Terminal Senen, Terminal Glodok, Terminal Lebak Bulus, dan Terminal Tanjung Priok dengan mengunakan instrumen pengukuran kuesioner melalui metode Purpose Sampling. Total kuesioner yang diberikan untuk diisi oleh para responden di lima terminal tersebut adalah sebanyak 204 kuesioner dan diisi dengan lengkap dan benar. data yang telah terkumpul tersebut dianalisis menggunakan Metode Analisis Regresi Sederhana dan Berganda yang dibantu dengan software SPSS 2.1. Hasil analisis dalam penelitian ini menunjukan bahwa Kenaikan Harga Bahan Bakar Minyak berpengaruh terhadap Ongkos Transportasi Darat dan Ongkos Transportasi Bus Trans-Jakarta. sedangkan Variabel Angkutan Bus Trans-Jakarta hanya sebagai variabel bebas saja dan tidak memoderasi Kenaikan Harga Bahan Bakar Minyak terhadap Ongkos Transportasi Darat.
ABSTRAK
The purpose of this study is to test empirically how much the raise of fuel price affected the raise of land transportation fare and also how much the moderation of Trans-Jakarta Bus Transportation affected on the relation between the raise of fuel price and the raise of land transport fare. This study also designed to measure the close relation between the raise of fuel price and land transport fare and also to measure the close relation between Trans-Jakarta Bus Transportation and land transportation fare. The data in this study collected by using intercept survey to public transportation users at five terminals in Central Jakarta, Kampung Rambutan, Senen Terminal, Grogol Terminal, Lebak Bulus Terminal and Tanjung Priok Terminal with questionnaire as measurement instrument through purpose sampling. The total questionnaire provided for respondents at those five terminals are 204 questionnaire and the respondents should fill it correctly and completely. The data collected was analyzed by using simple and double regression analysis method which assisted by using SPSS 2.1 software. The result of analysis in this study showed that the raise of fuel price affected land transportation fare and Trans-Jakarta Bus Transportation fare while Trans-Jakarta Bus variable was only free variable and it did not moderate the raise of fuel price to land transportation fare.
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Imam Hidayat
Abstrak :
Penelitian ini menganalisa pengaruh harga bahan bakar minyak Eceran dan Industri (premium dan solar) terhadap indeks harga kelompok komoditi pembentuk indeks harga konsumen (IHK) dan pengaruh antar indeks harga tujuh kelompok komoditi tersebut. Dengan menggunakan Vector Autoregression - Vector Error Correction Model (VAR-VECM) untuk melihat pengaruh kejutan dan kontribusi tiap-tiap variabel terhadap respon dan variabilitas variabel lainnya pada periode bulan Januari 2004 sampai dengan Desember 2008. Berdasarkan analisa impulse respon, harga bahan bakar minyak berpengaruh terhadap indeks harga kelompok komoditi pembentuk indeks harga konsumen (IHK). Pengaruhnya positif terhadap IHK rata-rata sebesar 1,263%. Hal ini bermakna bahwa harga bahan bakar minyak premium eceran berpengaruh positif mendorong meningkatnya IHK rata-rata sebesar 1,263%. Pengaruh terbesar berasal dari kejutan harga bahan bakar minyak premium eceran yang mendapat respon indeks harga kelompok komoditi rata-rata sebesar 1,052%. Kejutan harga bahan bakar minyak industri secara kumulatif mendapat respon indeks harga kelompok komoditi rata-rata sebesar 0,370%. Hal ini bermakna bahwa harga bahan bakar minyak industri berpengaruh positif mendorong meningkatnya IHK rata-rata sebesar 0,370%. Pengaruh terbesar berasal dari kejutan harga bahan bakar minyak solar yang mendapat respon indeks harga kelompok komoditi rata-rata sebesar 0,297 %. Berdasarkan analisa Variance Decomposition, kontribusi harga bahan bakar minyak industri kepada varian indeks harga kelompok komoditi rata-rata sebesar 7,82%. Kontribusi variabel harga bahan bakar minyak eceran lebih berperan dalam varian indeks harga kelompok komoditi dibandingkan harga bahan bakar minyak industri yaitu rata-rata sebesar 23,55%.
This study analyzed the influence of retail and industrial fuel prices (gasoline and diesel fuel) to the commodity group price index of forming index consumer price index (CPI) and the effect of inter seven commodity groups price index. Using Vector Autoregression - Vector Error Correction Model (VARVECM to see the impact of shocks and the contribution of each variable to The response and variance of the other variables in the period January 2004 until December 2008. Based on Impulse Response Analysis, the result is fuel prices influence the price index of commodity groups to forming the consumer price index (CPI). The influence is positive averaged 1,263 on the CPI. This means that retail premium fuel prices encourage positive average increase of CPI 1,263% . The biggest influence comes from the premium oil price shock, which received responses the commodity groups price index average 1,052. Respond of commodities price index to industrial gasoline prices shocks average 0.370%. This means that industry fuel prices have encouraged positive CPI increased an average of 0.370%. The biggest influence comes from the premium oil price shock, which received responses the commodity groups price index average 0.297%. Based on Variance Decomposition Analysis, the contribution of industrial fuel prices to variance of commodity group price index average 7.82%. The contribution of retail fuel prices a greater role in changing the variance of the commodity group price index compared to the industry in fuel prices which averaged 23.55%.
Depok: Fakultas Eknonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2010
T 27630
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library