Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Kisanto Saputra
"PT. Jaya Harflex Indonesia adalah perusahaan manufaktur yang memproduksi bahan-bahan bangunan dari asbes semen seperti pipa air minum, eternit dan atap rumah serta perlengkapan atap lainnya. Saat ini perusahaan sedang mengembangkan suatu produk baru yaitu Arcon Panel, yang akan merubah secara revolusioner cara tukang dalam membuat dinding. Walaupun turnover perusahaan saat ini cukup tinggi (+/- Rp.16 milyar setahun) namun perusahaan menghadapi persaingan yang sangat hebat dari perusahaan sejenis seperti Jabesman dan Semen Gresik. Dalam menghadapi persaingan tersebut, perusahaan berusaha mengevaluasi kekuatan dan kelemahannya. Pertumbuhan perusahaan mengakibatkan peningkatan dalam pengumpulin, pengolahan dan distribusi informasi. Manajemen semakin merasakan pentingnya peranan informasi untuk mengambil keputusan dalam perencanaan, operasional dan pengendalian perusahaan.
Pimpinan mengendalikan perusahaan dengan teknik management by exception and motivation. Dalam perusahaan diciptakan suatu keadaan dimana personal dikendalikan oleh peraturan, target dan motivasi dalam pencapaian tujuan perusahaan. Manajemen memperketat kendali perencanaan dalam usaha menciptakan kreativitas dan dinamika serta pengawasan yang wajar agar terdapat dialog secara vertical maupun horizontal dalam organisasi perusahaan.
Tujuan penulisan Karya Akhir ini adalah untuk mengevaluasi kegunaan sistem informasi manajemen sebagai fungsi pembantu dalam pengambilan keputusan perencanaan, operasional dan pengendal ian. Selain itu untuk mencoba mencari penyebab dari hambatan-hambatan yang dihadapi manajemen perusahaan dalam melaksanakan teknik management by exception and motivation serta menyarankan alternatif pemecahan untuk mengatasi hambatan-hambatan tersebut.
Metode analisa yang digunakan untuk membahas masalah sistem informasi dalam pengambilan keputusan untuk perencanaan, operasional dan pengendalian adalah dengan pendekatan menurut fungsi-fungsi yang ada dalam perusahaan (pemasaran, produksi, sumber daya manusia dan keuangan) dan pendekatan aktivitas manajemen (strategic planning, management control dan opera.sional control). Pendekatan masalah mengikuti framework for management information system yang dikemukakan oleh Anthony Garry dan Scott Morton.
Hasil temuan masalah mengungkapkan beberapa hal sebagai berikut :
- mengambil keputusan berarti memecahkan masalah
- ketidak terlibatan personal karena tidak ada pertukaran informasi
- kemampuan pengambilan keputusan tidak dikembangkan
- resiko yang diperhitungkan dalam pengambilan keputusan faktor lingkungan belum disiapkan untuk menerima akibat dari keputusan yang diambil.
Berdasarkan temuan masalah tersebut, penulis mengajukan alternatif pemecahan masalah informasi dengan sistem informasi manajemen disamping manajemen yang baik (SIM tidak menggantikan fungsi manajemen). Pendekatan yang dilakukan adalah pendekatan menurut fungsi-fungsi organisasi dan pendekatan menurut tingkatan manajernen."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1990
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Acep Saefudin
"Pemasaran dewasa ini merupakan pertempuran persepsi konsumen, bukan sekedar pertempuran produk. Beberapa produk dengan kualitas, modal, karakteristik tambahan dari produk serta kualitas yang relatif sama, dapat memiliki kinerja yang berbeda-beda di pasar karena perbedaan persepsi dari produk tersebut di benak konsumen. Suatu produk dengan ekuitas merek yang kuat dapat membentuk landasan merek yang kuat dan mampu mengembangkan keberadaan suatu merek dalam persaingan apapun dalam jangka waktu lama.
Sebagai bagian dari perannya dalam menambahkan nilai untuk konsumen, ekuitas merek yang terdiri dari kesadaran merek, persepsi kualitas, loyalitas merek, asosiasi merek dan aset-aset hak milik merek lairinya memiliki potensi untuk menambah nilai bagi perusahaan.
Menganalisis ekuitas merek merupakan salah satu strategi pemasaran dalam upaya meningkatkan eksistensi merek yang selanjutnya dapat menaklukkan pasar. Semakin kuat ekuitas merek suatu produk, semakin kuat daya tariknya untuk menggiring konsumen mengkonsumsi produk tersebut yang selanjutnya mengantar perusahaan meraup keuntungan dari waktu ke waktu.
Metode penelitian ini menggunakan metode deskriptif dimana data diperoleh melalui survei. Karena penelitian ini adalah mengenai persepsi suatu produk sehingga statistik yang digunakan adalah statistik non parametrik di mana data yang digunakan adalah data yang berbentuk nominal dan ordinal. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebanyak 110 orang, yang menggunakan judgement sampling yang telah ditentukan dimana responden adalah para konsumen, dan penyalur fiber semen yang terjangkau oleh peneliti yaitu yang berada di wilayah Jakarta Selatan, Jakarta Timur, Jakarta Barat, Tangerang dan Bekasi.
P.T. Bakrie Building Industries merupakan salah satu anak perusahaan P.T. Bakrie Brothers Tbk. yang bergerak di bidang produk bahan-bahan bangunan. Produk unggulan yang menjadi kekuatan perusahaan dan memberikan keuntungan adalah produk dengan merek Harflex.
Untuk meningkatkan pangsa pasar Harflex di Indonesia dengan menambah kapasitas mesin, pada saat ini, bukanlah keputusan yang tepat karena berarti perusahaan memerlukan investasi Baru.
Mengingat keterbatasan dana untuk investasi dan adanya perjanjian dengan para kreditor, maka saiah satu cam agar tetap mempertahankan dan meningkatkan pemasaran produk adalah dengan memperluas jalur distribusi melalui peningkatan kekuatan merek Harflex.
Untuk mengetahui kekuatan merek Harflex di pasar, salah satu cara yang dilakukan adalah dengan menganalisis dimensi ekuitas merek yang terdiri dari kesadaran merek , persepsi kualitas, loyalitas merek, kesan mengenai merek dan aset ekuitas merek lainnya. Berdasarkan hasil penelitiart terhadap 55 konsumen dan 55 penyalur diketahui Harflex merupakan merek yang cukup dikenal di pasar walaupun bukanlah merek yang paling dominan. Di samping itu, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Harflex memiliki kesan kualitas tinggi. Baik konsumen dan penyalur mengenal produk Harflex, khususnya Genteng Harflex dan Mini Harflex dan kurang mengenal beberapa produk Harflex lainnya. Oleh karena itu, selanjutnya, langkah promosi produk Harflex ditokuskan pada pengenalan dan pemasaran produk-produk Harflex lainnya yang belum dikenal konsumen dan yang bisa memberikan margin keuntungan yang tinggi.
Dalam penelitian inipun diketahui bahwa persepsi responder terhadap Harflex baik, khususnya persepsi tentang kualitas produk dan kemudahan pemakaian produk. Kesan mengenai merek Harflex menurut konsumen menunjukkan bahwa Harflex merupakan produk berkualitas tinggi dan produknya mudah dipasang. Sedangkan kesan Harflex menurut penyalur menunjukan bahwa Harflex merupakan produk yang berkualitas tinggi, produk mudah dipasang, pelayanannya baik dan tahan lama.
Kualitas barang yang tinggi dan produk mudah dipasang mendorong bertambahnya jumlah penyalur yang akhirnya menjadi salah satu kekuatan BBI dalam memasarkan produk yang berkualitas dalam upaya meraih pangsa pasar yang lebih besar melalui penambahan jalur distribusi. Loyalitas konsumen dan penyalur terhadap merek Harflex cukup rendah, hal ini dapat terlihat dari jumlah sebagian besar responden yang menyatakan tidak pernah menyarankan orang lain untuk membeli produk yang dikonsumsinya dan sebagian besar responden menyatakan "tidak tentu" membeli Harflex. Namun demikian sebagian besar konsumen dan penyalur menyatakan puas dan suka akan produk merek Harflex.
Dapat disimpulkan bahwa hasil penelitian ini menunjukkan bahwa merek Halifax memiliki beberapa dimensi ekuitas merek yang kuat khususnya dimensi persepsi kualitas, kesadaran merek, kesan yang positif karena Harflex merupakan merek yang disukai oleh konsumen dan penyalur. Sebagian besar konsumen serta penyalur puas terhadap Harflex. Namun demikian, loyalitas terhadap Harflex cukup rendah. Hal ini ditunjukkan oleh masih besarnya jumlah konsumen danpenyalur yang menyatakan "tidak pernah" dan "kadang-kadang" dalam merekomendasikan kepada orang lain untuk membeli Harflex. Di samping itu, sebagian besar konsumen dan penyalur mengetahul produk Harflex khususnya Genteng Harflex dan Mini Harflex."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
T7654
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Usmanshah W. A. Hamzah
"ABSTRAK
Preferensi memegang peranan yang penting sebagai salah satu komponen dalam riset pemasaran, Karena dengan mengetahui apa yang menjadi preferensi konsumen suatu perusahaan dapat melakukan strategi pemasarannya dengan tepat. Untuk melihat bagaimana preferensi konsumen, terlebih dahulu harus diketahui bagaimana persepsi konsumen tersebut, karena persepsi merupakan suatu langkah awal di dalam pembentukan preferensi konsumen, walaupun akhirnya tetap preferensi konsumen yang dipakai untuk mengetahui selera konsumen. Faktor-faktor yang membentuk persepsi dibatasi hanya yang berasal dari produk tersebut (product attributes), sedangkan faktor lainnya tidak akan dibahas. Hal ini sesuai dengan apa yang menjadi tujuan penelitian skripsi, yaitu menggambarkan posisi produk genteng asbes Harflex kedalam pemetaan preferensi berdasarkan atribut-atribut yang dimilikinya. Untuk itulah atribut-atribut tersebut harus dilihat kembali apakah masih berpengaruh atau tidak berpengaruh terhadap persepsi konsumen, yaitu dengan pengujian kekuatan hubungan menggunakan tehnik Multiple Regression Analysis, setelah atribut-atribut tersebut dikelompokkan melalui perhitungan Factor Analysis. Genteng asbes adalah suatu produk genteng relatif merupakan suatu produk substitusi dari produk genteng dari bahan lainnya. Produk genteng asbes secara relatif pula lebih murah harganya dan sekarang banyak dipakai sebagai genteng untuk perumahan BTN. Sebagaimana diketahui pula perumahan BTN ini sekarang banyak diminati oleh konsumen, terutama untuk golongan menengah bawah. Sepanjang pengamatan penulis, belum terdapat suatu penelitian mengenai pasaran genteng asbes, dengan menggunakan konsep pemetaan produk (Product Positioning). Untuk itulah yang membuat daya tarik tersendiri untuk melakukan penelitian ters~but. Genteng asbes yang diteliti adalah yang dihasilkan oleh perusahaan industri besar saja, misalnya Harflex, Jabesmen, Atrisco dan Eternit Gresik, yang masuk pasaran genteng asbes di Jakarta. Sebagai unit analisis penulis mengambil genteng asbes Harflex untuk dibandingkan dengan genteng ashes lainnya, karena genteng asbes Harflex adalah genteng asbes pertama yang ada di pasaran. Genteng asbes Harflex ini pada tahun 1985 tidak lagi merupakan produk yang unggul dipasaran. Posisi produk terunggul di pasar diraih oleh genteng asbes Jabesmen. Namun berdasarkan penelitian didalam skripsi ini, yaitu pada bulan Oktober 1987 ternyata posis_i gent.eng ashes Harflex kembali menduduki peringkat pertama di pasar genteng asbes."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1988
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library