Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 14 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yustinus Kristyanto Nugroho
Abstrak :
Seiring dengan meningkatnya kebutuhan masyarakat terhadap komunikasi, maka alat-alat komunikasi mulai berkembang pesat yang sampai saat ini telah mengenal teknologi yang disebut mobile phone. Teknologi ini mendorong berkembangnya service provider dan produsen handset atau handphone untuk mulai memasarkan produknya. Beberapa produsen yang cukup dikenal luas diantaranya ialah Nokia, Sony Ericsson, Samsung, dan lain-lain. Karena hubungan antara service provider dan produsen handphone yang saling membutuhkan, maka langkah yang dilakukan service provider paralel dengan langkah yang dilakukan oleh produsen handphone. Di saat service provider menyuguhkan sebuah layanan baru, di saat itu jugalah produsen handphone meluncurkan produk yang mengoperasikan layanan tersebut. Bagi para produsen handphone, perkembangan teknologi yang ada dapat dengan mudah diterapkan pada produk-produk yang mereka hasilkan. Sehingga teknologi-teknologi yang paling baru dapat dengan mudah ditemukan pada berbagai merek handphone. Tetapi pada hasil penjualan yang diperoleh, terdapat perbecfuan yang cukup mencolok. Nokia misalnya, sudah beberapa tahun terakhir memperoleh pangsa pasar paling tinggi. Samsung juga menunjukkan perkembangan penjualan yang cukup baik dengan menempati peringkat tertinggi dalam hal peningkatan penjualan pada tahun 2002. Tetapi pada tahun yang sama, Sony Ericsson malah mengalami penurunan. Hal-hal apakah dari sisi produk yang mendorong perbedaan pada basil yang diperoleh. Tujuan penelitian ini ialah untuk mengetahui tingkat kepentingan dari masing-masing dimensi yang dibentuk dari atribut-atribut yang melekat dalam suatu produk handphone, mengetahui pemetaan antara tingkat kepentingan dengan penilaian yang diberikan oleh responden dalam sebuah kuadran untuk masing-masing merek, dan mengetahui perbedaan penilaian yang diberikan oleh responden terhadap dimensi yang ada tersebut. Penelitian ini dimulai dengan melakukan riset exploratory untuk melihat atribut-atribut apa saja yang diperhatikan oleh konsumen dalam memilih suatu jenis handphone. Atribut-atribut ini kemudian dikumpulkan ke dalam dimensi-dimensi yang sering digunakan oleh Majalah Selular dalam setiap ulasannya mengenai suatu produk handphone. Penelitian ini kemudian dilanjutkan dengan melakukan riset kuantitatif dengan menyebarkan kuesioner kepada para responden pemakai merek Sony Ericsson, Nokia, dan Samsung dengan cara non probability sampling dan memakai metode convenience sampling. Jumlah responden yang diambil adalah 150 orang dengan pembagian yang merata antara ketiga merek tersebut. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini antara lain menunujukkan bahwa para pemakai handphone cenderung untuk mengganti handphone pada saat mereka merasa ingin mengganti handphone yang mereka pakai tersebut atau pada saat handphone yang mereka pakai sudah rusak. Mereka juga cenderung untuk membeli produk handphone yang harganya berkisar antara Rp 1 juta sampai dengan Rp 2 juta. Dimensi yang sebelumnya didasarkan pada ulasan Majalah Selular kemudian diabaikan dan menggunakan dimensi yang diperoleh dari analisis faktor. Dimensi-dimensi ini kemudian diurutkan oleh responden berdasarkan tingkat kepentingan mereka dalam melihat suatu produk handphone yaitu berturut-turut kualitas, others, fitur, tampilan, dan yang terakhir varian. Dari analisis kuadran diperoleh hasil bahwa dimensi yang dianggap penting dan dinilai dengan baik oleh responden pada ketiga merek tersebut adalah kualitas. Pada kuadran ini, Sony Ericsson juga menempatkan dimensi fitur, Nokia juga menempatkan dimensi others dan fitur. Pada diagram yang dianggap kurang penting oleh responden namun dinilai baik, Sony Ericsson dan Nokia menempatkan tampilan, sedangkan Samsung tidak menempatkan dimensi apapun. Pada dimensi yang dianggap kurang penting dan dinilai kurang baik, Sony Ericsson dan Nokia menempatkan dimensi varian, sedangkan Samsung menempatkan dimensi varian dan tampilan. Pada dimensi yang dianggap penting tetapi dinilai kurang baik, Sony Ericsson menempatkan dimensi others, dan Samsung menempatkan dimensi others dan fitur, sedangkan Nokia tidak menempatkan dimensi apapun di kuadran ini. Penilai yang dilakukan responden terhadap ketiga merek tersebut berdasarkan dimensi yang ada menunjukkan bahwa hanya dimensi varian saja yang berbeda secara nyata, padahal dimensi ini berada pada peringkat paling akhir dari tingkat kepentingan yang diperhatikan oleh responden. Perbedaan penilaian ini terjadi pada penilaian yang diberikan responden terhadap Sony Ericsson dan Nokia, sedangkan untuk Samsung, tidak terdapat perbedaan secara nyata terhadap dua merek lainnya tersebut. Hal yang dapat dilakukan untuk dapat meningkatkan atau menjaga tingkat penjualan yang cukup baik ialah dengan meningkatkan brand equity dari merek yang bersangkutan dengan meningkatkan asosiasi merek dalam benak konsumen. Salah satunya ialah dengan menitikberatkan promosi pada pembentukan sikap dan meyakinkan konsumen bahwa merek yang mereka promosikan lebih baik daripada merek lainnya serta memberikan stimulus kepada calon konsumen agar mereka dapat terpengaruh sehingga dapat membangkitkan keinginan mereka untuk membeli produk yang dipromosikan. Cara lain yang dapat dilakukan ialah dengan memberikan varian-varian yang lebih banyak kepada konsumen. Selain itu, peningkatan kualitas juga sangat perlu untuk dapat disesuaikan dengan tingkat yang diharapkan oleh konsumen.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2003
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fitrajaya S. T.
Jakarta: Kriya Pustaka, 2010
621.384 56 FIT b
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Dian Endah Maharani
Abstrak :
(A) Dian Endah Maharani, 0604001257 (B) Manajemen Pemasaran (C) ix + 148 halaman; 52 tabel; 8 gambar; 43 halaman lampiran (D) Analisis Pengaruh Faktor Kegunaan , Kegunaan Kontekstual, Kendali, engorbanan dan Kepercayaan Terhadap Penerimaan Konsumen Akan Mobile Advertising berbasis SMS (E) Mobile telecommunication atau telekomunikasi bergerak seperti telepon seluler memiliki pertumbuhan penggunaan cukup pesat. Di Indonesia sendiri, jumlah pengguna telepon seluler nasional di akhir tahun 2007 telah mencapai angka 72 juta pelanggan. Ketergantungan masyarakat yang tinggi terhadap fungsi dari peralatan komunikasi seluler ini menjadikan alat komunikasi ini selalu dibawa dan berada dekat dengan pemiliknya. Fenomena ini kemudian dimanfaatkan perusahaan untuk dapat melakukan komunikasi secara one on one kepada konsumen dan menggunakannya sebagai media beriklan atau lebih dikenal dengan mobile advertising. Mobile advertising berbasis SMS sangat digemari para praktiksi pemasaran di Indonesia. Namun, penerimaan konsumen Indonesia terhadap SMS iklan masih perlu dipertanyakan sebab riset membuktikan bahwa 40% responden yang biasa menerima SMS iklan, tidak menerima SMS iklan tersebut. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi penerimaan seseorang akan mobile advertising berbasis SMS. Dengan dilatarbelakangi oleh permasalahan tersebut, maka riset ini bertujuan untuk mencari tahu lebih lanjut mengenai faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kesediaan konsumen Indonesia untuk menerima mobile advertising berbasis SMS, sehingga nantinya SMS iklan diharapkan dapat diterima dengan baik oleh konsumen.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2008
S6025
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Leokadia Retno Adriani
Abstrak :
Meskipun Indonesia dilanda resesi ekonomi dan kekacauan politik selama beberapa tahun ini, namun industri telepon seluler (ponsel) terus berkembang. Dalam industri telepon seluler di Indonesia terdapat 9 perusahaan operator ponsel, yaitu PT Mobisel NMT-450, PT Komselindo AMPSICDMA, PT Satelindo, PT Telkomsel, PT Excelcomindo (GSM-XL), Byru, Telkom Mobile, Indosat Multi Media Mobile (IM-3), dan satu pendatang barn yang akan masuk (Sugardo, 2001). PT Satelindo yang beroperasi sejak tahun 199311994, bersama dengan PT Telkomsel dan PT Excelcomindo menguasai 90 % pangsa pasar operator ponsel (Nilsson, 2001). Jumlah pelanggan operator ponsel mengalami pertumbuhan pesat, dari satu juta pelanggan di tahun 1998, meningkat menjadi 2,1 juta pelanggan di tahun 1999, dan pada tahun 2000 telah melebihi empat juta pelanggan (Kompas, 25 Iuli 2001). Pelanggan operator ponsel didominasi (90%) oleh pelanggan prabayar. Perkembangan yang pesat pada industri ponsel. ini didorong oleh kemajuan yang pesat di bidang teknologi informasi. Ponsel yang pada awalnya berfungsi sebagai alat lalu, lintas pembicaraan, kini dapat menyediakan berbagai Iayanan selain suara, yaitu pengiriman data, akses data ke internet, dan lain-lain. Kecepatan peningkatan jumlah permintaan akan jasa operator ponsel, diduga tidak diimbangi oleh peningkatan pelayanan yang prima, sehingga timbul keluhan¬keluhan pelanggan. Demikian pula pada pelayanan purna jual, khususnya pelayanan dalam pengaduan-keluhan pelanggan, nampaknya perusahaan operator ponsel kurang memperhatikan, sehingga dikhawatirkan akan mempengaruhi ketidakpuasan pelanggan dan selanjutnya pelanggan meninggalkan perusahaan operator tersebut. Dalam penelitian ini, penulis menguji persepsi-keadilan (perceived justice) dari mahasiswa pengadu-keluhan kepada perusahaan operator ponsel, khususnya persepsi¬keadilan mereka mengenai penanganan-keluhan yang dialaminya. Selanjutnya, penulis menguji bagaimana persepsi-keadilan tersebut mempengaruhi kepercayaan dan komitmen mereka pada perusahaan operator ponsel yang dilanggannya. Untuk meneliti pengaruh dari variabel-variabel tersebut, penulis menggunakan dasar dari model penelitian Tax, Brown dan Chandrashekaran (1998), dengan menggabungkan variabel Sikap tentang pengaduan-keluhan sebagai anteseden dari persepsi-keadilan dari model Blodgett, Granbois dan Walters (1993). Persepsi-keadilan dan para pengadu-keluhan ini diukur dengan menggunakan 8 indikator. Sedangkan kepercayaan dan komitmen, masing-masing diukur dengan 2 indikator. Penelitian ini memasukkan variabel kepuasan pengadu atas penanganan¬keluhan, sebagai mediator antara persepsi keadilan dan kepercayaan serta komitmen para pengadu. Kepuasan diukur dengan menggunakan 2 indikator. Sedangkan Sikap tentang pengaduan keluhan sebagai anteseden dari persepsi-keadilan diukur dengan menggunakan 2 indikator. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metoda survei cross-sectional, dengan judgment sampling , dan personally administered questionnaires, kepada mahasiswa dari 5 perguruan tinggi di Bandung. Responden penelitian ini adalah 100 orang mahasiswa. Jumlah responden ini dianggap cukup, karena pengolahan data dilakukan dengan menggunakan metoda Structural Equation Modelling (Sal). Metoda SEM dapat menguji suatu rangkaian hubungan saling ketergantungan secara seketika, yang diperlukan untuk menganalisis model penelitian ini, dimana satu variabel terikat akan menjadi variabel babas pads hubungan saling ketergantungan berikutnya. Dari hasil analisis penelitian ini, ditemukan bahwa : 1. Terdapat hubungan yang signifikan antara Persepsi-keadilan dari mahasiswa pengadu-keluhan dan Kepuasan pengadu serta Kepercayaan mereka pada perusahaan. 2. Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara Sikap tentang pengaduan¬keluhan dan Persepsi-keadilan, antara Persepsi-keadilan dengan Kornitmen, antara Kepuasan pengadu dan Kepercayaan serta Kornitmen, antara Kepercayaan dan Kornitmen. Dan hasil penelitian ini, penulis mengusulkan untuk menggunakan variabel tera.mati yang lain untuk membentuk model persepsi-keadilan, sikap tentang pengaduan keluhan, kepuasan, kepercayaan dan komitmen. Penulis juga mengusulkan¬untuk menggunakan sampel penelitian, wilayah penelitian dab teknik sampling yang berbeda agar hasilnya dapat dibandingkan. Penulis mengusulkan untuk melakukan pengembangan model persepsi-keadilan dalam kaitannya dengan variabel pemasaran relasional, atau perilaku keluhan dengan mempertimbangkan adanya faktor interaksi antar variabel yang ada. Demikian pula dianjurkan kepada perusahaan operator ponsel agar menjaga konsistensi komunikasi dan informasi pada seluruh jajaran perusahaan beserta penyalurnya dengan pelanggan mereka, serta meningkatkan pelayanan kepada pelanggan, termasuk penanganan-keluhan, untuk menjaga agar pelanggan tidak pindah ke perusahaan lain. Bagi pihak pemberi ijin dan pengambil kebijakan dalam pembuatan peraturan¬peraturan agar mernperhatikan kepentingan konsumen.
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2001
T18848
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2001
S9318
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Sopian
Abstrak :
Iklan adalah suatu investasi besar, sehingga investasi yang besar itu hams dapat dibuat sefektif mungkin Shimp (2000) efektifitas iklan dapat diukur dengan mengetahui apakah iklan tersebut dapat meningkatkan awareness, Cara penyampaian pesan tersebut dari iklan yang disampaikan, dapat mempengaruhi konsumen, menghasilkan respon emosi dan juga akan mempengaruhi keinginan untuk membeli produk atau jasa yang diildankan. Penggunaan iklan seksi perlu diperhitungkan dengan matang, hal ini . dikarenakan akan timbulnya respon yang beragam yang tidak mustahil akan menimbulkan respon yang negatif Tipe iklan seksi pada dasamya cukup menarik perhatian konsumen, dikarenakan unsur seksualitas dan sensualitas yang ada pada iklan tersebut. Pada penelitian ini terdapat kesimpulan bahwa ada hubungan yang kuat antara tipe iklan dan tipe produk yang diiklankan. Pemakaian iklan seksi untuk jenis produk yang tidak ada hubungan dengan seksualitas dan sensualitas tidak dapat meningkatkan sikap terhadap produk, sikap terhadap iklan dan keinginan untuk membeli, bahkan penggunaan iklan seksi untuk kategori produk ini dapat mengurangi kemmmpuan konsumen untuk mengingat pesan yang ada dalam iklan tersebut (copy point recall). Sedangkan untuk kategori produk yang berhubungan dengan keseksian dan sensualitas penggunaan iklan seksi cukup efektif untuk meningkatkan sikap terhadap produk, sikap terhadap iklan dan keinginan untuk membeli. Sehingga dapat dikatakan bahwa penggunaan iklan seksi sangat sesuai jika produk yang diiklankan ada hubangannya dengan keseksian dan sensualitas, sebagai contoh produk kecantikan dan perawatan kulit yang digunakan dalam penelitian ini.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2003
T20465
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Esti Nugraheni
Abstrak :
Iklan merupakan salah satu cara yang dilakukan oleh perusahaan untuk mempromosikan dan memasarkan produknya. lklan dan promosi telah digunakan oleh perusahaan sejak lama untuk menjual produk, jasa dan ide. ·I klan dan promosi juga merupakan cara yang baik untuk memperoleh konsumen dan menciptakan transaksi penjualan. Saat ini perusahaan perlu lebih efektif dan efisien dalam berkomunikasi ke konsumennya. Secara sederhana dampak yang ditimbulkan dari pesan akan menghasilkan tiga jenis dampak terhadap penerima pesan yaitu: Kognitif, Afektif dan Konatif (Sendjaja, 2003: 7.34) Pesan iklan mungkin saja sudah diproduksi se-optimal dan sebaik mungkin dengan memenuhi prasyarat yang telah ditentukan. Namun apakah pesan iklan tersebut sudah pasti dapat mampu mempengaruhi audiensnya untuk membeli atau bertindak sesuai dengan yang diinginkan ? Konsep keterlibatan (involvement) sangat berarti untuk mengerti dan menjelaskan perilaku konsumen. Sangatlah penting bagi pemasar secara jelas mengidentifikasikan fokus keterlibatan konsumennya. Pemasar perlu mengetahui secara tepat hal-hal apa yang menjadi konsiderasi konsumen dalam pengambilan keputusan secara individu, apakah produknya, mereknya, perilakunya, kegiatarinya, situasinya atau kombinasi dari hal-hal tersebut. Dalam komunikasi persuasi dikenal suatu model yang diperkenalkan oleh Petty & Cacioppo yang disebut Elaboration Likelihood Model (ELM), terdiri dari 2 cara yang dapat diterapkan ke dalam strategi komunikasi yaitu: Central Route dan Peripheral Route. Menurut Petty & Cacioppo, Central Route cenderung diaplikasi pada keadaan dimana diperlukan tingkat keterlibatan yang tinggi (High Involvement) dari konsumen dalam keputusannya memilih produk. Dapat dikatakan juga bahwa cara ini dapat diterapkan dalam strategi komunikasi untuk produk kategori High Involvement. Sedangkan Peripheral Route, lebih diaplikasikan pada tingkat keterlibatan yang rendah (Low Involvement) dan dapat diterapkan pada strategi komunikasi produk kategori Low Involvement. Dalam kesempatan ini peneliti mencoba menguji dan meneliti apakah hal tersebut di atas masih berlaku dan masih relevan untuk masa sekarang ini. Penelitian ini bertujuan: - Untuk mengetahui hubungan dan pengaruh antara tipe pesan iklan yang digunakan oleh produsen handphone dengan respon konsumen yang melihat iklan tersebut - Untuk mengetahui tipe pesan iklan manakah, apakah Tipe Central Route atau Tipe Peripheral Route, yang paling sesuai dalam mengkomunikasikan produk-produk kategori High Involvement, dalam hal ini adalah produk handphone. Penelitian ini menggunakan metode pendekatan hypothetico-deductive yang bersifat eksplanatif dengan menguji hipotesis. Penelitian ini juga merupakan penelitian Cross Sectional Study dan menggunakan pendekatan kuantitatif. Metode pengumpulan data untuk penelitian ini adalah metode survei dengan menyebarkan kuesioner yang berisi pertanyaan tertutup kepada sampel responden sebanyak 220 orang dari populasi Mahasiswa/i FEUI yang berjumlah 2337 orang dan berada dalam range usia 17 - 25 tahun. Pengisian kuesioner ini dilakukan oleh responden dengan menggunakan panduan alat bantu visual, yaitu memperlihatkan contoh jenis iklan yang menggunakan metode Peripheral Route kemudian dilanjutkan dengan contoh iklan menggunakan metode Central Route. Untuk pengambilan sampel, peneliti menggunakan teknik Probability Sampling, dimana setiap unsur dalam populasi mendapatkan peluang yang sama terpilih menjadi sampel, yaitu dengan teknik Simple Random Sampling. Dalam penelitian ini menguji pengaruh antara persepsi terhadap tipe pesan iklan Central Route dan tipe pesan iklan Peripheral Route - sebagai variabel lndependen- dengan respon terhadap iklan-sebagai variabel Dependen- dari konsumen (responden) yang melihat iklan tersebut. Analisa yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisa multiple regression, sehingga dapat diketahui pengaruh antara persepsi terhadap tipe pesan iklan dengan respon terhadap iklan. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa persepsi terhadap iklan Peripheral Route dengan respon terhadap iklan produk high involvement memiliki pengaruh yang lebih besar dibandingkan persepsi terhadap iklan Central Route. Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam merancang strategi komunikasi untuk produk kategori high involvement baik bagi produsennya maupun praktisi komunikasi lainnya. Penelitian ini perlu dilanjutkan dengan berbagai variasi produk kategori high involvement dan juga variasi latar belakang demografis respondennya untuk memberi gambaran yang lebih komprehensif mengenai karakter target konsumen dalam menyusun strategi komunikasi yang lebih efektif.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2006
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yuni Amalia
Abstrak :
Prevalensi kegemukan pada anak usia sekolah di Jakarta Barat telah melebihi angka nasional yakni sebesar 34,1. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor dominan yang berhubungan dengan kegemukan pada siswa-siswi kelas 6 SD di Jakarta Barat. Desain studi yang digunakan adalah cross sectional yang melibatkan 193 sampel yang tersebar di 6 sekolah dasar di Jakarta Barat pada tanggal 23-27 April 2018. Pengambilan data dilakukan melalui pengukuran berat badan dan tinggi badan, pengisian kuesioner serta wawancara 24-hour food recall. Analisis data yang dilakukan yaitu analisis univariat, bivariat dan multivariat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa prevalensi kegemukan pada siswa-siswi kelas 6 SD di Jakarta Barat tahun 2018 sebesar 31,1. Hasil analisis multivariat menunjukkan bahwa durasi menggunakan handphone sebagai faktor dominan yang berhubungan dengan kegemukan pada siswa-siswi kelas 6 SD di Jakarta Barat tahaun 2018. Siswa-siswi yang menggunakan handphone lebih dari 2 jam per hari memiliki risiko 3,275 kali lebih besar mengalami kegemukan dibandingkan dengan siswa-siswi yang menggunakan handphone le; 2 jam per hari. Berdasarkan hasil penelitian, perlu dilakukan upaya edukasi mengenai gizi seimbang serta pencegahan kegemukan anak melalui pengukuran antropometri, penyuluhan, poster, buku cerita maupun pembentukan duta gizi. Selain itu perlu dilakukan pembatasan penggunaan handphone dalam kehidupan sehari ndash; hari dan menggantinya dengan kegiatan lain seperti beraktivitas fisik, senam pagi atau bermain aktif ketika di sekolah maupaun di luar rumah. ......Prevalence of overweight among elementary school aged children in West Jakarta was higher than Indonesia rsquo s national prevalence 34,1. The aim of this study is to determine the dominant factor associated with overweight among sixth grade students in West Jakarta 2018. A cross sectional study was used on 193 participants in 6 elementary schools in West Jakarta during April, 23rd ndash 27th 2018. Data were collected by measurement of body weight and height, self administered questionnaire and 24 hour food recall interview. The analysis used in this study are univariate, bivariate and multivariate. The result of this study showed that prevalence of overweight among sixth grade elementary school students at West Jakarta 2018 is 31,1. The result of multivariate analysis showed duration of using mobile phone as dominant factor associated sith overweight among sixth grade students in West Jakarta 2018. Students who use mobile phone more than 2 hours per day are 3,275 times more like to be overweight than students who use mobile phone le 2 hours per day. Based on the results of this study, the researcher suggests to provide health and nutrition education and prevention of overweight school aged children by antropometry measurements, councelling, poster, story book and nutrition ambassador. Besides that, duration of using mobile phone should be limited or changed by physical activity, aerobics and active playing when at school and their house.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2001
S9324
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ida Ayu Gede Jyotidiwy
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran postur yang berisiko penggunaan handphone pada lansia di PSTW Ria Pembangunan Tahun 2019 dengan melihat gambaran faktor individu dan faktor penggunaan untuk keluhan subjektif gejala gangguan tulang dan mata pada lansia mobile pengguna telepon. Desain penelitian ini adalah cross sectional. Penilaian postur berisiko dilakukan melalui observasi dan pengukuran lansia pengguna handphone (n=20) yang diukur dengan metode REBA. Deskripsi faktor individu, faktor penggunaan, keluhan subjektif gejala gangguan otot rangka, dan gejala gangguan mata diperoleh dari pengisian kuesioner pada responden lansia menggunakan handphone (n = 20). Hasil penelitian menunjukkan bahwa postur tubuh yang paling berisiko saat menggunakan ponsel adalah duduk dengan penyangga (skor REBA 9) dan berbaring (skor REBA 9). 55% responden menghabiskan waktu < 30 menit/hari menggunakan ponsel, 75% menggunakan ponsel < 5 kali/hari, dan 60% responden telah menggunakan ponsel selama > 6 tahun. Keluhan subjektif gangguan otot rangka dialami oleh 80% lansia pada bagian pinggang (30%), jari tangan kanan dan kiri (20%), serta pergelangan tangan kanan dan kiri, serta bahu kanan (15%). Keluhan subjektif gejala mata dialami 90% lansia dengan keluhan mata lelah (40%), mata sensitif terhadap cahaya (35%), dan mata berair setelah melihat layar (35%)
This study aims to obtain an overview of postures that are at risk of using mobile phones in the elderly at PSTW Ria Pembangunan in 2019 by looking at the description of individual factors and usage factors for subjective complaints of symptoms of bone and eye disorders in elderly mobile phone users. The design of this research is cross sectional. Assessment of risky posture was carried out through observation and measurement of elderly mobile phone users (n=20) as measured by the REBA method. Descriptions of individual factors, usage factors, subjective complaints of symptoms of skeletal muscle disorders, and symptoms of eye disorders were obtained from filling out questionnaires to elderly respondents using mobile phones (n = 20). The results showed that the most risky body postures when using mobile phones were sitting with a support (REBA score 9) and lying down (REBA score 9). 55% of respondents spend < 30 minutes/day using cell phones, 75% use cell phones < 5 times/day, and 60% of respondents have used cell phones for > 6 years. Subjective complaints of skeletal muscle disorders were experienced by 80% of the elderly in the waist (30%), right and left fingers (20%), and right and left wrists, and right shoulders (15%). Subjective complaints of eye symptoms experienced by 90% of the elderly with complaints of tired eyes (40%), sensitive eyes to light (35%), and watery eyes after looking at the screen (35%).
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>