Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Annisa Maulina G.
Abstrak :
Penelitian mengenai gejala Phallisisme di lereng barat gunung Lawu dilakukan karena keunikan data yang ditemukan di wilayah tersebut. Tujuan dilakukannya penelitian adalah untuk mengetahui bentuk gejala, latar belakang kepercayaan dan untuk mencari tahu apakah ada kemungkinan kepercayaan yang diwakili gejala-gejala tersebut merupakan corak keagamaan dari lereng barat gunung Lawu...
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2005
S11415
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Alzaid Ponka
Abstrak :
Sistem panas bumi Gunung Lawu merupakan salah satu prospek panas bumi yang terletak di antara Jawa Tengah dan Jawa Timur. Pada tahap eksplorasi, survei geokimia merupakan salah satu survei yang harus dilakukan. Survei tersebut mencakup studi hidrogeokimia. Studi hidrogeokimia penting untuk menentukan suhu reservoir, asal usul sistem panas bumi, dan mekanisme sirkulasi fluida. Tujuan penelitian adalah menentukan karakteristik hidrogeokimia lapangan panas bumi Gunung Lawu, Jawa Tengah. Metode penelitian terdiri dari beberapa tahapan, yaitu tahap pendahuluan meliputi studi literatur, pengumpulan data meliputi data geologi, citra satelit, dan geokimia. Selanjutnya, tahap analisis data mencakup analisis kation, anion, dan isotop pada tiap sampel air. Daerah penelitian merupakan sistem relief tinggi. Daerah penelitian mempunyai delapan manifestasi permukaan panas bumi dengan suhu manifestasi berkisar 40-58 ºC, pH 2 dan 6. Empat mata air dingin dengan suhu berkisar 15-25 ºC dan pH 7. Manifetasi permukaan panas bumi memiliki tipe air beragam, yaitu sulfat, klorida, bikarbonat, dan dilute klorida-bikarbonat. Selain itu, air dingin didominasi oleh tipe air bikarbonat. Berdasarkan analisis geoindikator, zona upflow berada di titik manifestasi LWU, sedangkan zona outflow berada di titik manifestasi PBL atau JNW. Sistem panas bumi daerah penelitian memiliki suhu reservoir sekitar 160-170 ºC dan termasuk ke dalam klasifikasi sistem entalpi tinggi. Sumber air panas bumi daerah penelitian berasal dari air meteorik (SGN 1 dan NGT) dan air campuran (PBL, BNA, dan LWU) melalui analisis isotop. Berdasarkan ciri atau aspek geologi dan geokimia, daerah penelitian termasuk ke dalam sistem geothermal play convection dominated tipe CV-1. Luaran akhir penelitian ini adalah model konseptual hidrogeokimia lapangan panas bumi Gunung Lawu. ...... Gunung Lawu geothermal system is one of a geothermal prospect where is located between Central and East Java. In the exploration stage, geochemistry survey must be conducted. The survey covers hydrogeochemistry study. Hydrogeochemistry study is important to determine reservoir temperature, origin of the geothermal system, and fluid recharge mechanism. The research aims to determine the hydrogeochemical characteristics of Gunung Lawu geothermal field, Central Java. The research method consists of several stages, the preliminary stage cover literature study, data collection covers geological data, satellite imagery, and geochemistry. Furthermore, data analysis covers the analysis of cations, anions, and isotope in each water sample. The research area is a high relief system. The research area has eight geothermal surface manifestations with temperatures 40-58 ºC, pH 2 and 6. Four cold water has a temperature from 15-25 ºC and pH 7. The surface manifestation has various water types are sulfate, chloride, bicarbonate, and dilute chloride-bicarbonate. Moreover, cold water is dominated by bicarbonate water types. Based on geoindicator analysis, the upflow zone is located in LWU, while the outflow zone is located in PBL or JNW. The geothermal system in the study area has a reservoir temperature of around 160-170ºC and is included in a high enthalpy system classification. The geothermal water in the study area is originated from meteoric water (SGN 1 and NGT) and mixed water (PBL, BNA, and LWU) through isotope analysis. Based on geology or geochemistry aspect, the research area include in convection dominated CV-1 type of geothermal play. The final output of this research is the hydrogeochemical model of the Gunung Lawu geothermal field.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
PATRA 4(1-2) 2003
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Adi Harja
Abstrak :
Gunung Lawu merupakan salah satu daerah prospek panas bumi yang terdapat di Jawa Tengah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui litologi, struktur, persebaran mineral alterasi hidrotermal, dan keterkaitan antara pembentukan mineral alterasi dengan tipe fluida di daerah panas bumi Gunung Lawu. Metode yang digunakan dalam penelitian ini meliputi deskripsi batuan, petrografi, dan Powder X-Ray Diffraction (XRD). Berdasarkan hasil analisis, didapat litologi daerah penelitian berupa breksi piroklastik, andesit, dan tuf. Mineral alterasi hidrotermal yang ditemukan pada daerah penelitian berupa kaolinit, dickite, montmorillonit, klorit, dan serisit. Keberadaan mineral tersebut dipengaruhi oleh suhu 100-300°C dengan tipe fluida asam-netral. ......Gunung Lawu is one of the geothermal prospect areas in Central Java. This study aims to determine the lithology, structure, distribution of hydrothermal alteration minerals, and the relationship between the formation of alteration minerals and the type of fluid in the geothermal area of Mount Lawu. The methods used in this study include rock description, petrography, and Powder X-Ray Diffraction (XRD). Based on the results of the analysis, the lithology of the study area was obtained in the form of pyroclastic breccia, andesite, and tuff. Hydrothermal alteration minerals found in the study area are kaolinite, dickite, montmorillonite, chlorite, and sericite. The presence of these minerals is influenced by a temperature of 100-300°C with an acid-neutral fluid type.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tengku Muhamad Derizal
Abstrak :
Pembangunan berkelanjutan merupakan prinsip utama pembangunan pada masa ini. Dalam bidang energi, hal ini diterapkan dengan peningkatan pemanfaatan sumber energi terbarukan yang rendah dalam produksi gas karbon. Salah satu yang sedang banyak dikembangkan di Indonesia adalah sumber daya panas bumi. Sumber daya panas bumi banyak dikembangkan karena jumlah potensinya yang besar dan masih sedikit dimanfaatkan. Akan tetapi, banyak hambatan-hambatan yang dialami dalam pengelolaan panas bumi ini. Hambatan-hambatan yang berpengaruh besar terhadap pengelolaan panas bumi adalah hambatan-hambatan yang datang dari daerah penghasil panas bumi. Beberapa daerah penghasil yang akhir-akhir ini ramai diberitakan dan gencar melakukan penolakan pembangunan PLTP adalah daerah Gunung Leuser, Gunung, Sorik Marapi, Gunung Ciremai, dan Gunung Lawu. Hambatan-hambatan pada daerah tersebut terdiri dari aspek lingkungan, sosial, dan ekonomi. Hambatan-hambatan tersebut dapat dimitigasi dengan menggunakan Amdal sesuai prosedur dan bonus produksi untuk memberikan manfaat ekonomi kepada masyarakat setempat. ...... Sustainable development is the main principle for development at this time. In the energy sector, it is applied by increasing the utilzation of renewable energy sources that are low in carbon gas production. One that being much developed in Indonesia is geothermal resource. Geothermal resources are being developed for its many potential and utilization low rate. However, many obstacles experienced in the management of the geothermal resource. Obstacles which have great impact on the management of geothermal are obstacles that come from the geothermal producing areas. Some regions are lately much reported for their rejection of the power plant development are Mount Leuser, Mount Sorik Marapi, Mount Ciremai, and Mount Lawu area. Obstacles in those areas consist of environmental aspect, social aspect, and economic aspect. These barriers can be mitigated by using appropriate EIA procedures and production bonuses to provide economic benefits to local communities.
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2017
S66076
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library